NovelToon NovelToon
Tergoda Tunangan Sahabat

Tergoda Tunangan Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nunna Zhy

"Gue tahu gue salah," lanjut Ares, suaranya dipenuhi penyesalan. "Gue nggak seharusnya mengkhianati Zahra... Tapi, Han, gue juga nggak bisa bohong."

Hana menggigit bibirnya, enggan menatap Ares. "Lo sadar ini salah, kan? Kita nggak bisa kayak gini."

Ares menghela napas panjang, keningnya bertumpu di bahu Hana. "Gue tahu. Tapi jujur, gue nggak bisa... Gue nggak bisa sedetik pun nggak khawatir sama lo."

****

Hana Priscilia yang mendedikasikan hidupnya untuk mencari pembunuh kekasihnya, malah terjebak oleh pesona dari polisi tampan—Ares yang kebetulan adalah tunangan sahabatnya sendiri.

Apakah Hana akan melanjutkan balas dendamnya, atau malah menjadi perusak hubungan pertunangan Zahra dan Ares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunna Zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Tumben lo nyariin gue? Kenapa kangen, hm?" Sudut bibir Aaron naik sebelah, ladies di pangkuannya ia usir dan mempersilahkan Hana gantian duduk disana.

Hana menatap lelaki menyebalkan itu dengan penuh amarah, "nggak sudi gue!" Katanya dalam hati, jika bukan demi misinya, ia enggan berhubungan dengan cowok sialan ini.

"Kemarilah," Aaron menarik Hana kedalam pangkuannya. "Kenapa? Cemburu lihat gue deket-deket sama ladies lain?"

Hana mendengus, mendorong wajah Aaron yang makin mendekat. "Lo mabok, sadar Aaron!"

"Gue masih sadar," Aaron mendekatkan wajahnya, hendak mencium Hana. Namun gadis itu reflek menghindar.

"Kenapa nggak mau sama gue? Mau nya sama Ares doang?" Aaron terkekeh, sambil mengusap lembut bibir Hana yang ranum.

Plak!

Tamparan Hana mendarat keras di pipi Aaron, membuat wajah pria itu sedikit menoleh ke samping. Ruangan yang tadi dipenuhi suara musik dan tawa para perempuan langsung senyap. Semua mata tertuju pada mereka.

Aaron mengangkat tangannya, menyentuh pipinya yang panas akibat tamparan itu. Namun alih-alih marah, pria itu malah terkekeh pelan.

"Galak banget, Sayang," ujarnya dengan suara rendah, matanya yang tajam kini memandang Hana dengan penuh ketertarikan. "Gue suka."

Hana menggeram, berusaha melepaskan diri dari pangkuan Aaron, tapi cengkeraman pria itu terlalu kuat.

"Lepasin, Aaron!"

Aaron tidak bergeming. Jarinya masih mengusap pelan pipi Hana, seolah meneliti setiap inci wajah gadis itu. "Kenapa nggak mau sama gue?" tanyanya lagi, kali ini dengan suara yang lebih dalam. "Mau-nya sama Ares doang?"

"Lo tahu jawabannya."

Aaron terkekeh lagi, lalu tiba-tiba mendekatkan bibirnya ke telinga Hana dan berbisik, "Cepat atau lambat, lo bakal ketahuan, Hana."

Hana langsung mendorong dada Aaron dengan kasar hingga akhirnya berhasil melepaskan diri. Nafasnya memburu, darahnya mendidih karena emosi.

Sedangkan pria menyebalkan itu, masih terkekeh sambil menyesap rokok di tangannya.

"Gue nggak yakin Zahra akan maafin kalian berdua jika tahu kenyataan sebenarnya."

"Gue nggak ada hubungan dengan tunangan Zahra, berhenti berspekulasi!"

"Lo yakin? Gue lihat bagaimana Ares ngelihat lo sebagai wanita, Hana."

"Dan gue juga lihat gimana lo menatap penuh cinta sama Zahra!" Balas Hana tak kalah beraninya.

Aaron terkekeh, "seandainya kita bisa atur hati seseorang."

Bugh!

Hana meninju dada Aaron, "berhenti ngehalu, bodoh!"

Aaron terkekeh, lalu melepaskan Hana dari pangkuannya. "Duduk disana, lo harus tahu sesuatu."

"Hah?"

"Cepetan, sebelum orang itu datang!" Aaron mendorong Hana ke sudut ruangan, dimana para anggota Red Dragon berkumpul.

Bertepatan saat Hana berjalan menghampiri meja anak-anak Red Dragon. Pintu berderit dan seorang pria berhoodie hitam itu masuk kedalam room.

Deg!

Hana dapat melihat mata pria misterius itu yang dingin, dan familiar. Entah dimana ia melihatnya.

Langkah Hana terhenti seketika.

Pria itu berjalan melewatinya tanpa ekspresi, tanpa menoleh sedikit pun. Tapi entah kenapa, keberadaannya seperti menghisap seluruh udara di ruangan. Aura gelapnya begitu kuat, membuat bulu kuduk Hana berdiri.

Siapa dia?

Hana berusaha mengingat, tetapi pikirannya berkabut. Ada sesuatu yang mengganggu di benaknya—perasaan aneh seperti déjà vu.

Sementara itu, Aaron yang masih duduk di sofa hanya menyeringai melihat pria berhoodie hitam itu masuk ke dalam ruangan. Dengan santai, ia menyesap rokoknya lagi sebelum berkata, “Akhirnya lo dateng juga.”

Pria misterius itu tidak langsung menjawab. Ia hanya berjalan pelan ke arah Aaron, lalu duduk di seberangnya dengan tenang.

“Lo masih berani main-main di sini?” suaranya datar, tapi mengandung tekanan yang membuat atmosfer ruangan semakin mencekam.

Hana menahan napas.

Aaron terkekeh, meniupkan asap rokok ke udara. “Kenapa? Lo takut gue bakal bikin kekacauan lagi?”

Pria itu menatap Aaron tajam. “Gue nggak takut. Gue cuma kasih peringatan.”

Aaron mengangkat sebelah alis, “Oh? Lo kasih peringatan? Kayak waktu lo peringatkan Rico sebelum dia mati?”

DEG!

Hana langsung tersentak. Dadanya berdebar kencang.

Apa yang baru saja dia katakan?

Tatapan pria berhoodie itu mengeras. Tangannya mengepal di atas meja, tapi ia tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

Hana menundukkan kepalanya, merasakan perutnya kembali diaduk-aduk oleh kecemasan yang tiba-tiba muncul.

Siapa pria ini? 

Tanpa sadar, matanya kembali meneliti wajah pria itu. Garis rahangnya, sorot matanya yang dingin, dan ekspresi datarnya.

Jantung Hana berdegup semakin kencang. Ada sesuatu yang familiar dari pria itu, sesuatu yang mengusik ingatannya.

Namun, sebelum pikirannya bisa menyusun jawaban, pria berhoodie itu berbicara lagi—suara beratnya terdengar seperti ancaman yang terselubung.

"Jangan main api, Aaron. Lo nggak akan siap buat terbakar."

Aaron hanya terkekeh sinis. "Gue justru menikmati panasnya."

Hana menggigit bibir. Situasi ini berbahaya. Terlalu berbahaya.

Dan semakin lama ia menatap pria misterius itu, semakin yakin ia bahwa ini bukan pertama kalinya mereka bertemu.

Tapi di mana?

Ingatan tentang Rico, tentang kejadian-kejadian yang mengubah hidupnya, tiba-tiba berkelebat di benaknya.

Lalu sesuatu menghantamnya—sebuah kesadaran yang begitu kuat hingga membuat napasnya tercekat.

Matanya…

***

"Sam, persiapan gimana?" Tanya Hana saat masuk kedalam markas Thunder Wolves.

"Masih sekitar lima puluh persen, lo yakin mau serang mereka secepat itu? Gila! Gue kumpulin anak-anak geng lainnya aja setengah mampus."

Hana menghela napas panjang, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. "Sam, kita nggak punya waktu banyak. Gue udah terlalu lama diem, dan semakin lama kita nunggu, semakin besar kemungkinan mereka ngehancurin semua bukti soal Rico."

Sammy menyisir rambutnya dengan frustrasi. "Gue tahu, Han. Tapi lo juga harus realistis. Red Dragon bukan geng kecil yang bisa kita tumbangin dalam semalam. Kita butuh strategi, bukan cuma nekat."

Hana menatapnya tajam. "Gue nggak nekat. Gue udah siapin rencana. Gue tahu siapa target utama kita."

Sammy menyipitkan mata. "Siapa?"

Hana menelan ludah, lalu mengucapkan satu nama dengan suara yang nyaris bergetar. **"Big Boss."**

Markas Thunder Wolves mendadak hening. Semua orang yang ada di ruangan itu saling bertukar pandang, menyadari betapa gilanya rencana yang Hana usulkan.

Sammy menatapnya lama sebelum akhirnya menghembuskan napas kasar. "Oke, kalau itu tujuan lo… kita bakal siapin yang terbaik. Tapi Hana, lo harus janji satu hal."

"Apa?"

"Jangan sampai lo kehilangan diri lo sendiri dalam balas dendam ini."

Hana terdiam. Matanya berkabut oleh emosi yang tak terucapkan.

"Gue nggak akan berhenti sampai Rico dapet keadilan."

Dan itu saja sudah cukup jadi jawabannya.

***

Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya.

Hana melangkah masuk ke dalam kastil dengan kepala tegak, menyembunyikan kegelisahannya di balik ekspresi datar. Aaron berjalan di sampingnya, tangan pria itu melingkar santai di pinggangnya seolah mereka sepasang kekasih.

“Kok lo tiba-tiba pengen balik ke sini lagi?” tanya Aaron tanpa menoleh.

Hana tersenyum tipis. "Gue penasaran aja. Lo kan bilang tempat ini istimewa buat lo.”

Aaron menyeringai. “Gue istimewa buat lo, nggak?”

“Ngimpi.”

Aaron hanya terkekeh.

Sementara itu, di luar kastil, Sammy dan anak-anak Thunder Wolves sudah siaga. Mereka bersembunyi di balik semak-semak, menunggu komando. Beberapa di antara mereka menyiapkan senjata seadanya—besi panjang, pisau lipat, dan beberapa senjata api ilegal yang didapat dengan susah payah.

Di dalam kastil, suasana semakin tegang.

Begitu mereka melewati lorong menuju ruang utama, Hana merasakan bulu kuduknya berdiri. Ia bisa mendengar suara langkah kaki di lantai atas, suara-suara samar orang berbicara dalam bahasa yang sulit ia pahami.

Lalu, pintu besar di ujung lorong terbuka.

Seseorang berdiri di sana.

Seorang pria berhoodie hitam dengan tatapan yang membuat Hana merasa tubuhnya membeku.

**Big Boss.**

Hana menelan ludah, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Inilah saatnya.

“Lo kelihatan gugup,” bisik Aaron, menyadari perubahan ekspresi Hana.

Hana menghela napas dan memaksakan senyum. “Nggak juga. Gue cuma nggak sabar.”

Sementara itu, di luar kastil, Sammy menatap jam tangannya. Waktunya hampir tiba.

Satu ledakan kecil di gerbang belakang akan jadi sinyal untuk memulai pertempuran.

Bersambung...

1
Rohani Belekokpret
tidur yah ko ga up up
Chalimah Kuchiki
ahhhh gemes
Chalimah Kuchiki
ah so suitttttttt mas polisi 🤗
Mas Sigit
nunggu lg deh UP nya
Chalimah Kuchiki
ayok mas ares tangkap penjahatnya
Mas Sigit
thor UP nya sehari 2x apa sprti kmrin"
Chalimah Kuchiki
siapa ya jadi penasaran aduh 🤭 lagi disekolah anak sempetin baca update terbaru
Mas Sigit
up nya yg bnyk dong thor
Mas Sigit
jgn" itu kkny hana
Chalimah Kuchiki
mas ares polisi idaman 😍
Mas Sigit
ga sabar nunggu kelanjutanny
Chalimah Kuchiki
duh siapa sih bikin penasaran...
Mas Sigit
episode ini sangat menegangkan dn buat penasaran
Chalimah Kuchiki
jangan jadi pelakor hana.. tapi mas ares idaman bgt sih secara kan polisi intel dewasa dan beribawah. cuma airon juga keren wkwk bad boy gitu sukakk
muna aprilia
lanjut
Chalimah Kuchiki
jangan di apa2in hanq nya ya
Mas Sigit
di tunggu UP nya kk thor
Chalimah Kuchiki
resiko orang cantik di rebutin dua cowo 🤭...
Chalimah Kuchiki
duh masa hana di jahatin gini
Chalimah Kuchiki
semangat hana.. jangan jatuh cinta ke siapa2 dulu, fokus cari tau penyebab meninggalnya pacar kamu siapa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!