Seorang gadis yang memiliki kelainan jantung sejak lahir, harus bertahan hidup sendiri membesarkan kedua adiknya.
Kerja keras dan banting tulang sanggup dia lakukan demi masa depan adik adiknya. Bahkan masa depannya sendiri tak pernah dia pikirkan.
Hingga suatu ketika keadaan memaksanya untuk menggadaikan harga diri serta hidupnya.
Dan dengan terpaksa harus menikah dengan orang yang tak pernah mencintainya.
Nah, untuk mengetahui kisah selanjutnya? Simak saja di karyaku yang terbaru berjudul
" Harga Diri Yang Tergadaikan ".
Selamat membaca, jangan lupa subscribe, like, vote, dan semua dukungan. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Matahari mulai masuk lewat sela sela jendela di sebuah apartemen mewah.
Nabila menggeliat sambil mengangkat kedua tangannya dan membuka matanya perlahan.
Seketika dia pun terperanjat mendapatkan dirinya berada di balik selimut dalam keadaan polos tanpa sehelai benang, dan merasakan nyeri yang sangat hebat di bagian intinya.
" Hahhh, ach aduh sakit sekali, au au "
Nabila mencoba mengingat ingat apa yang terjadi semalam sambil menepuk nepuk kepalanya yang masih terasa berat.
" Ach kenapa bisa seperti ini ach " Gumamnya sendiri sambil memegangi selimutnya.
Nabila mencoba berdiri dan mencari cari bajunya yang berserakan di lantai, namun saat dia menunduk untuk mengambil bajunya tiba tiba sesosok laki laki sudah berdiri di depannya.
Nabila menatapnya perlahan dari bawah, dia pun mendongak dan terperangah begitu melihat siapa sosok yang berada di depan matanya dengan tubuh dan rambut masih basah serta dada tanpa penutup dengan bulu bulu halus menghiasinya yang menambah kesan seksi.
" Pak Erland ".
Erland tersenyum tipis sambil berkacak pinggang seolah sengaja memperlihatkan tubuhnya yang seksi kepada Nabila.
Nabila membalikkan badannya sambil terus memegangi selimut yang melilit tubuhnya.
" Bil"
Nabila menunduk menahan malu serta air mata yang sudah menumpuk di ujung netranya.
Erland hendak memegang pundak Nabila tapi diurungkannya " Nabila, maafkan aku ".
"Hiks hiks hiks, untuk apa minta maaf Pak Erland, semua sudah terjadi" Jawab Nabila lirih di sela sela isakannya karena akhirnya tangisannya pun pecah.
Erland mengusap wajahnya dengan kasar, karena semua sudah terjadi dan penyesalan juga sudah tiada arti.
" Nabila, aku tidak akan pernah menceraikanmu "
Deg
Deg
Nabila terperanjat dan memutar tubuhnya kemudian menatap lekat kedua netra yang berada tepat di depannya.
" Apa maksudmu pak Erland? Bukankah kita sudah sepakat untuk mengakhiri kontrak? "
Erland menarik nafasnya dalam dalam kemudian memegang kedua bahu Nabila
" Bagaimana aku bisa meninggalkanmu Bil setelah apa yang baru saja kita lakukan. Kalau kamu hamil anakku apa aku akan membiarkanku menanggungnya sendirian?Tidak Bil aku tidak akan pernah meninggalkanmu, percayalah padaku Nabila? Aku akan bertanggungjawab dan membantumu membiayai pengobatan Felisa".
Nabila terdiam sejenak, hatinya semakin bingung. Kalau sudah begini bagaimana dia akan menemui Erick nanti.
Nabila hanya diam mematung dengan semua pikirannya.
Erland mendekati Nabila dan memberikan selembar cek senilai 2 M.
Nabila menatap Erland kemudian menunduk dan mengambil cek tersebut dengan tangan gemetar " Pak Erland, setelah hari ini sebaiknya kita tidak bertemu lagi"
" Apa! Apa maksudmu Nabila! "
" Aku sudah menjual harga diriku, dengan melihatmu akan membuat luka tersendiri di dalam hatiku. Lebih baik kita lupakan semua yang sudah terjadi "Jawab Nabila lirih dengan suara terasa berat.
Erland menghela nafasnya dengan kasar kemudian mengedarkan pandangannya sambil berkacak pinggang " Hei gadis bodoh! Untung saja aku menemukanmu di Bar tadi malam, kalau kamu jatuh ke tangan laki laki lain bagaimana? Kita tidak melakukan dosa Nabila, kita ini masih sah sebagai suami istri. Hhhh dan aku tidak akan pernah menceraikanmu Nabila. Titik, sudah jangan banyak bicara! ".
Nabila menunduk dengan deraian air mata sambil terus memegangi selimutnya.
Erland menatapnya lekat " Sekarang aku bantu kamu membersihkan diri".
Nabila terperanjat dan menggeleng, namun rasa sakit di bagian intinya tidak bisa diajak berkompromi, dia pun meringis kesakitan hingga tak bisa untuk berjalan.
" Enggak enggak, au au ah sakit au"
Erland menghela nafasnya dengan kasar kemudian menggendong tubuh Nabila tanpa meminta persetujuan darinya dan membawanya ke kamar mandi.
Dengan perlahan Erland mendudukkan Nabila di atas kloset lalu mulai menyalakan shower.
Nabila hanya bisa pasrah ketika air mulai menyirami tubuhnya yang masih tertutup selimut.
Erland mendengus kesal kemudian menarik selimut yang dipakai Nabila, namun Nabila terperanjat dan menahannya " Kamu mau apa lagi! ".
" Kalau kamu tetap pakai selimut seperti ini bagaimana bisa kamu mandi? " Jawab Erland yang juga ikut basah terkena cipratan air dari shower.
" Ti-tidak lebih baik kamu keluar dari sini aku bisa mandi sendiri " Jawab Nabila dingin.
Erland pun terkekeh dan melepaskan pegangan tangannya pada selimut Nabila dan melangkah keluar dari kamar mandi.
" Oke, tapi kamu yakin bisa mandi sendiri ".
Nabila memalingkan wajahnya dan menunduk tanpa jawaban.
🌺
🌺
🌺
Byurrrr
" Hehh bangun! "
Rima mulai mendongak dan membuka matanya.