Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kau Tidak Bosan?
Kembali ke siang hari, karena kita akan melihat apa yang dilakukan Venus sebelum kembali ke desa.
Setelah kemarin seharian bersama Viola, hari ini Venus mendatangi pameran desain grafis, serta bertemu teman perkumpulan. Sambil masih mencari pengkhianat yang sudah menipunya dulu. Yang terakhir belum menemukan titik terang, entah bersembunyi di mana dia sekarang.
Setelah banyak kegiatan, sebelum menuju tempat bus antar kota, Venus sedang menunggu seseorang di sebuah kafe, sambil dia makan nasi goreng dan juga minum segelas jus semangka segar.
Saat pintu kafe terbuka Venus langsung menoleh. Laki-laki yang dia tunggu datang.
"Maaf, aku terlambat," ujarnya sambil meletakan tas kertas di atas meja. Dan satu kardus di bawah. "Jadwal bus masih satu jam lagi kan?"
Hiii, walaupun sudah setahun mengenalnya, dan kami sudah memanggil dengan bahasa tidak formal, tapi kenapa aku tetap masih takut padanya ya. Aura apa ini!
Venus menggeleng, dan bilang dia juga baru datang.
"Hugo, kau mau makan? atau kopi?"
Rupanya yang ditunggu Venus adalah Hugo, sekretaris adik iparnya.
"Aku sudah makan, Tuan Bastian menitipkan ini, titip salam juga untuk ibumu. Katanya ini sedang populer sebagai oleh-oleh." Hugo menepuk tas di atas meja. "Dan ini untuk tetangga dan para pekerja mu."
"Haha, terimakasih banyak, para bibi dan paman juga pasti senang." Venus menunjuk kardus di dekat kursi. "Aku membeli banyak oleh-oleh juga. Dan sampaikan salam ku untuk Bas, terimakasih sudah mengizinkan Vio menemani ku kemarin."
Haha, aku malah senang tidak bertemu dengannya, bos ku sekaligus adik iparku itu, ahhh gimana menjelaskannya ya. Dia baik, ya baik, sebagai adik ipar. Tapi sebagai bosku kadang menyeramkan. Venus pernah dimaki-maki juga karena desainnya tidak sesuai dengan permintaan Bastian. Dia benar-benar profesional kapan menjadi adik ipar dan kapan menjadi bos.
"Kau benar-benar tidak mau kembali ke kota, tidak bosan hanya melihat nanas?" ujar Hugo, sambil meraih gelas kopi yang disodorkan pelayan. "Aku bisa menyiapkan rumah di daerah perumahan yang cukup sepi. Kompleks rumah Tuan Bastian sepertinya cocok."
"Haha, aku lebih mencintai nanas-nanas sialan itu, dari pada..." Venus tidak meneruskan kalimatnya. Karena yang mau dia maki adalah kompleks perumahan adik iparnya. "Ibu juga semakin sehat, pokoknya kami baik-baik saja."
Hugo mengangguk saja, nanas-nanas sialan itu apa kabar mereka ya? gumamnya.
"Sering-seringlah datang, Nona Viola pasti akan menyukainya."
Mendengar kata-kata Hugo, Venus jadi merasa terharu, walaupun menyeramkan, imagenya terlihat dingin dan sombong. Tapi Viola bilang, Hugo memperlakukannya dengan baik. Menghormatinya juga. Jadi aku pun berteman dengannya.
Sebenarnya lebih banyak Venus yang bicara, dari membicarakan nanas, sampai panas siang yang menyengat, kegiatan ibu sampai apa yang dia lakukan bersama Viola kemarin. Seperti pria polos yang sedang bercerita pada ibu mereka setelah pergi karya wisata.
"Haha, pasti seru sekali. Nona pasti senang sekali."
Venus semakin semangat bercerita kemana-mana, dan entah awalnya apa, tiba-tiba Venus bicara begini "Bastian juga pernah bertanya bagaimana ayahku meninggal."
Deg...
Gelas yang diletakan Hugo rasanya bergetar, sampai Venus melihatnya lagi. Hei, memang sedang gempa.
"Lalu? kau jawab apa?" tanya Hugo sekenanya.
"Sepertinya saat itu obrolan kami tidak berlanjut karena Vio datang, aku tidak pernah membahas meninggalnya ayah di depan Vio, karena Vio selalu sedih berkepanjangan setelah membicarakan kecelakaan itu."
Hugo mengangguk.
"Benar, lakukan seperti itu, kau tidak mau membuat nona Viola sedih kan, biarkan kenangan buruk itu terkubur di masa lalu."
"Aku juga berfikir begitu. Hah, aku hanya berharap ibu bisa sembuh total, aku juga bisa menikah. Wkwkw." Venus menutup wajahnya malu.
Obrolan mereka masih berlanjut, sampai jadwal keberangkatan bus, Hugo melambaikan tangan saat bus mulai bergerak, dan Venus menoleh padanya di kaca.
Venus pun ikut melambaikan tangan. Setelah bus melaju, dia menyandarkan kepala. Sepertinya Hugo benar-benar orang baik, aku saja yang berfikiran aneh. Ah, kapan-kapan aku bawakan dia oleh-oleh dari desa, nanas, haha.. dia kan benci sama nanas seperti ku. Akan aku bawakan satu dus nanas, biar dia muak.
Eh, tiba-tiba Venus tersenyum karena teringat kejadian tadi siang, saat dia berbelanja oleh-oleh. Dia bertabrakan dengan seorang gadis, cantik... ehmm ya cantik lah lumayan, walaupun tidak seimut Vio.
Ingatan Venus seperti ini. Sampai membuatnya senyum-senyum.
Venus membawa kereta belanjanya, mau membeli aneka makanan ringan yang cuma ada di kota, saat dia sedang mundur-mundur sambil memasukkan barang, keretanya menabrak seorang gadis, dua buah nanas menggelinding ke kaki Venus.
"Aaaa! gimana si, bisa dorong kereta dengan benar nggak! ahhh nanas ku! Nanas ku penyok kan!" Seorang gadis marah-marah sambil menunduk memungut nanasnya.
"Aduh cuma nanas ini, walaupun penyok dalemnya juga masih bagus, tinggal dikupas aja."
Gadis itu sudah mengeram kesal.
"Heh, seharusnya kau minta maaf dulu baru mengomel."
Venus tersentak, saat gadis itu mendongak dan mengibaskan rambutnya. Aura apa ini batinnya.
"Maaf, maaf, aku tidak sengaja." Venus ikut mengambil satu nanas, lalu memeluknya. "Lihat, nanas mu baik-baik saja, tinggal kamu kupas nanti. Dia ini kulitnya keras."
"Sok tahu! memang kamu petani nanas!" Gadis itu merebut nanas dalam pelukan Venus, lalu memasukkan dalam kereta belanjanya yang tadi terdorong jauh.
"Aku memang punya kebun nanas tahu, nanas-nanas di sini juga pasti berasal dari desaku. Apa? kau tidak percaya? Hah, tunggu ya."
Venus merogoh kantong bajunya, mengeluarkan hpnya. Walaupun sering memaki nanas-nanas sialan, tapi dia juga sering memfoto kebunnya. Buat pamer pada Viola.
"Lihat ini, ini kebunku yang dua bulan lagi panen."
Gadis itu memajukan kepala, melihat dengan seksama. Ya, itu kebun seperti yang muncul dalam mimpinya, walaupun mimpinya tidak terlalu jelas, tapi sepertinya begitu.
"Apa kita bisa berlari-lari diantara pohon nanas tanpa alas kaki?"
"Kau bodoh ya! kau bisa tertusuk duri pohonnya. Daunnya itu panjang-panjang, lari-lari apanya, memang kebun bunga. Haduh, orang kota ini tahunya cuma makan memang."
Gadis di depan Venus merengut kesal, lalu dia mendorong hp Venus sampai membentur dadanya.
"Apa sih! Aku kan tanya karena aku belum pernah melihat pohon nanas sungguhan, bibi bilang pohonnya tajam, aku juga tahu. Memang siapa yang mau main ke kebun mu. Dasar orang aneh!"
Sambil merengut gadis itu mendorong keretanya menjauhi Venus, dia masih menoleh dua kali sebelum menghilang di balik rak. Venus terpingkal setelah gadis itu pergi.
"Ya ampun sewot banget, dasar gadis kota."
Tapi anehnya ketika ingat kejadian itu, Venus malah senyum-senyum sendiri. Biasanya saat naik bus dia akan langsung jatuh tertidur, ini tumben pikirannya malah lari kemana-mana.
Lucu banget pasti kalau aku ketemu gadis itu di kebun nanas ku. Wkwkw, nanti aku ajak dia lari-lari tanpa alas kaki deh.. heh nanas-nanas ku jangan sampai kalian menusuk tuan putri lucu itu ya.
Pemandangan sore di luar bus semakin memudar, sepertinya Venus baru akan sampai malam di desa.
...🍓🍓🍓...
Kembali ke apartemen.
Viola sedang minum saat melihat kotak di atas kulkas terlihat aneh.
"Kak! Kakak meletakkan uang dia atas kulkas?"
"Hugo."
"Hugo? Kenapa?"
"Hugo yang akan mengurus uang itu kedepannya, kau tidak perlu mengisinya lagi."
Deg.. ke.. kenapa?
"Vio, kenapa kau membicarakan hal tidak penting begitu, cepat kemari."
"Ah, ia Kakak, aku sedang minum "
Viola menoleh sekali lagi pada kotak uang di atas kulkas, ah, sudahlah. Urus kakak dulu sebelum dia menggila.
"Vio!"
"Ia, ia. Aku datang."
Sudah terdengar suara manja Viola dan desahan manisnya di malam yang semakin larut ini.
Bersambung
udah berani ya venus 😂
Bastian tanpa sadar menikah dengan orang yg ayahnya telah merenggut kekasihnya hanya karena wajahnya yg mirip
kayaknya sih ini
ingat saat daniah kabir ke ruko malam itu...😁
beneran Celine 🤣🤣🤣
jodoh2,🤲🏻🤲🏻🤲🏻