NovelToon NovelToon
Tergoda Tunangan Sahabat

Tergoda Tunangan Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nunna Zhy

"Gue tahu gue salah," lanjut Ares, suaranya dipenuhi penyesalan. "Gue nggak seharusnya mengkhianati Zahra... Tapi, Han, gue juga nggak bisa bohong."

Hana menggigit bibirnya, enggan menatap Ares. "Lo sadar ini salah, kan? Kita nggak bisa kayak gini."

Ares menghela napas panjang, keningnya bertumpu di bahu Hana. "Gue tahu. Tapi jujur, gue nggak bisa... Gue nggak bisa sedetik pun nggak khawatir sama lo."

****

Hana Priscilia yang mendedikasikan hidupnya untuk mencari pembunuh kekasihnya, malah terjebak oleh pesona dari polisi tampan—Ares yang kebetulan adalah tunangan sahabatnya sendiri.

Apakah Hana akan melanjutkan balas dendamnya, atau malah menjadi perusak hubungan pertunangan Zahra dan Ares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunna Zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Tubuh Hana bergetar hebat. Dalam sekejap, pandangannya tertaut pada sosok pria berhoodie yang berdiri di sudut ruangan. Tanpa mengalihkan mata, Hana berbisik dengan suara gemetar, "Siapa dia?"

Aaron, yang berada di sampingnya, mengikuti arah tatapan Hana. Wajahnya seketika berubah serius. "Dia... Big Boss," jawabnya dengan nada berat.

Hana langsung menegang. Big Boss? Pemimpin Red Dragon? Sosok yang selama ini ia cari, kini berdiri hanya beberapa langkah darinya.

Perutnya seolah diaduk-aduk, rasa mual naik ke tenggorokan. Hana tak bisa menahannya lagi. Tanpa permisi, ia berbalik dan berlari ke kamar mandi di sudut ruangan, meninggalkan Aaron.

Begitu pintu tertutup, ia langsung berjongkok di depan wastafel, memuntahkan isi perutnya. Tubuhnya gemetar hebat, napasnya tersengal-sengal. Ia tak tahu apa yang terjadi padanya, tapi melihat pria itu—Big Boss—seolah membuka kembali luka lama yang selama ini ia coba tutupi.

Bayangan-bayangan itu kembali menghantamnya. Malam itu. Jeritan. Darah.

Tangannya mencengkeram pinggiran wastafel erat-erat, berusaha mencari pegangan di tengah pusaran emosi yang menyeretnya ke dalam lubang gelap. "Tidak. Ini bukan waktunya untuk runtuh."

“Hana?” Suara Aaron terdengar dari balik pintu, disusul ketukan pelan.

Hana memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia tak boleh terlihat lemah di hadapan mereka. Dengan tangan gemetar, ia membuka keran, membasuh wajahnya dengan air dingin, lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya pucat, matanya merah, tapi ia harus kuat.

Menyeka sisa air di wajahnya, Hana meraih pegangan pintu dan membukanya perlahan. Aaron berdiri di sana dengan ekspresi khawatir, "lo kenapa?"

Hana menelan ludah, lalu mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi. Ia tak tahu apakah ia bisa mempercayai Aaron sepenuhnya, tapi satu hal yang pasti—ia tak boleh menunjukkan ketakutan.

Tidak di tempat ini. Tidak di depan mereka.

***

Nada dering menggema di dalam mobil, memecah keheningan yang menggantung di antara mereka. Nama 'Detektif Bondan' terpampang jelas di layar dashboard.

"Udah angkat aja, Mas. Siapa tahu penting."

Ares tanpa ragu mengangkat panggilan itu. "Halo?"

“Res, gue punya informasi baru soal Red Dragon.” Suara Detektif Bondan terdengar serius dari seberang. “Ada sesuatu yang harus lo tahu.”

Ares melirik sekilas ke arah Zahra, lalu kembali fokus ke percakapan. "Gue dengerin."

“Gue pikir kita udah dapat petunjuk soal siapa pelakunya.”

Jantung Ares berdegup lebih kencang. Sedangkan Zahra di kursi sebelahnya hanya menyimak dalam diam, namun sorot matanya penuh rasa ingin tahu.

“Apa lo yakin?”

“Bukan cuma yakin. Gue punya bukti.”

Ares mengeratkan genggaman di setir. Ia harus berhati-hati. Zahra ada di sini.

“Siapa?” tanyanya pelan.

Hening sejenak di seberang sana, sebelum akhirnya Detektif Bondan berkata dengan nada berat, “Seseorang yang dekat sama lo, Res.”

Dada Ares terasa sesak. "Maksud lo apa?"

“Ini lebih besar dari yang lo kira. Kita nggak bisa ngomong di telepon. Kita harus ketemu.”

Ares terdiam sejenak, pikirannya berputar cepat. Jika Bondan sampai bilang seperti ini, artinya masalah ini jauh lebih dalam dari yang ia bayangkan.

"Oke. Kirim lokasi."

Panggilan terputus.

Zahra menatap Ares curiga. “Detektif Bondan? Red Dragon? Ada apa, Mas, kayaknya penting banget. Apa ini berhubungan dengan khasus Rico, pacar Hana?”

Ares mengangguk.

"Bukannya pembunuhnya udah tertangkap? Kenapa masih terus diselidiki?"

Ares menoleh ke arah tunangannya, senyum kecil terbit di wajahnya—senyum yang Zahra tahu, tidak sepenuhnya tulus.

“Ini rahasia penyidikan, Mas nggak bisa kasih tahu lebih.”

Zahra masih menatapnya curiga. Tapi untuk saat ini, ia memilih diam. Yang tidak ia tahu, dalam kepala tunangannya, hanya ada satu nama yang berkecamuk, yaitu Hana.

***

"Gue beneran nggak enak badan, bisa anterin gue balik?" Pinta Hana memelas.

Aaron melipat tangan di dadanya, menatap Hana dengan sinis. "Tadi lo berapi-api mau nyari tahu soal Red Dragon. Sekarang malah kayak ubur-ubur nggak bertulang. Lo maunya apa, sih?"

"Gue serius, gue beneran nggak enak badan." Hana menggigit bibirnya, menahan rasa mual yang masih menguasai tubuhnya. "Gue cuma butuh waktu buat nyerap semua ini," katanya lemah. "Anterin gue balik. Please."

Aaron menghela napas kasar. Ia bukan tipe orang yang peduli dengan kelemahan, apalagi saat ada hal besar yang sedang mereka hadapi. Tapi melihat Hana yang tampak benar-benar pucat, ia akhirnya mengalah.

"Fine. Tapi jangan nyesel kalau nanti lo ketinggalan informasi penting," gerutunya sambil menarik jaketnya kembali dari punggung Hana.

Hana hanya mengangguk lemah. Namun jauh di dalam hatinya, bukan hanya rasa mual yang membuatnya ingin pergi dari tempat ini.

Melainkan sesuatu yang lebih besar.

Sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Sesuatu yang ada di dalam ruangan itu—sosok pria berhoodie yang dipanggil Big Boss.

Dan yang lebih mengerikan…

Tatapan pria itu seakan mengenalnya.

***

Motor yang dikendarai Aaron berhenti di depan rumah Hana. Gadis itu segera turun, dan melapas helm nya.

"Makasih," ujarnya, lalu memberikan helm tersebut kepada Hana.

Aaron hanya mengangguk, dan menerima helm tersebut. Tanpa sepatah katapun, pria tengil itu menyalakan motornya dan berlalu meninggalkan pekarangan rumah Hana.

Hana menghempaskan napas kasar saat motor Aaron menghilang di tikungan. "Dasar nyebelin!" batinnya. Aaron memang selalu menyebalkan, selalu membuatnya kesal—Pria itu selalu punya cara untuk membuat Hana mengikuti permainannya.

Tanpa membuang waktu, ia berjalan keluar dari pekarangan rumah dan mengangkat tangan, menyetop taksi yang kebetulan lewat.

"Jalan Akasia Raya, Pak," ucapnya sambil memasuki mobil.

Sopir taksi mengangguk dan segera melajukan kendaraan. Hana menyandarkan kepalanya di jendela, menatap bayangan kota yang berlalu.

Jalan Akasia Raya…

Hana melangkah masuk ke dalam markas Thunder Wolves, disambut oleh aroma asap rokok dan suara musik rock yang menggelegar. Namun, suasana segera berubah ketika Sammy, pemimpin Thunder Wolves, berdiri dari kursinya dan menatap Hana dengan tatapan penuh arti.

Tanpa banyak bicara, Hana mengeluarkan ponselnya, membuka galeri, lalu menunjukkan foto dan video yang berhasil ia ambil diam-diam di kastil Red Dragon.

"Ini," katanya dengan suara tegas.

Sammy menyipitkan mata, mengambil ponsel Hana dan memperbesar gambar. Wajahnya menegang saat melihat sosok-sosok yang tertangkap kamera.

"Lo tahu lokasinya?" tanyanya tanpa basa-basi.

Hana menyilangkan tangan di dada. "Udah gue sharelok, bukan?"

Sammy mengangguk pelan, lalu melirik beberapa anak buahnya yang langsung bergerak cepat mendekat, ikut dalam diskusi.

"Lo sadar kan, Han? Jika kita maju, tak ada kesempatan untuk mundur kembali." kata Sammy tiba-tiba, menatap gadis itu tajam.

Hana mengepalkan tangannya. Ia tahu risikonya. Tapi jika ini satu-satunya cara untuk menemukan pembunuh Rico dan menghancurkan Red Dragon…

Maka ia akan melakukannya.

"Gue siap."

Sammy tersenyum puas, lalu mulai menerangkan misinya.

***

"Lo yakin?" Ares menatap Bondan dengan curiga.

"Iya, Sammy yang hubungi gue sendiri tentang rencananya."

"Hana?"

"Dia ikut, dia yang memimpin penyerangan itu nantinya." Sambung Bondan menerangkan detailnya.

Tangan Ares mengepal, gadis itu memang tak punya rasa takut. "Laporkan apapun yang mereka kerjakan. Jangan sampai mereka bertindak gegabah dan membahayakan nyawa Hana," tegas Ares, suaranya mengandung ancaman tersembunyi.

Bondan menghela napas. "Gue ngerti kekhawatiran lo, Res. Tapi lo juga harus ngerti, Hana bukan cewek lemah yang bisa lo tahan di balik tembok pengaman. Dia punya tekad sendiri."

Ares menatap tajam. "Tekad nggak akan ada artinya kalau ujungnya dia mati."

"Kita bakal jaga dia, Adek gue mungkin keras kepala, tapi dia nggak bakal ngebiarin Hana kenapa-kenapa. Gue juga bakal ngawasin dari jauh."

Ares tak langsung menjawab. Rahangnya mengeras, matanya gelap oleh emosi yang ia tahan.

"Kasih gue semua detailnya, kalau sesuatu terjadi, gue nggak bakal tinggal diam."

Bondan tersenyum tipis. "Siap bos."

Ares tahu pertempuran ini bukan hanya milik Hana. Tapi jika sesuatu menimpanya… Maka neraka akan terbuka bagi siapa pun yang berani menyentuh gadisnya.

Bersambung...

1
Rohani Belekokpret
tidur yah ko ga up up
Chalimah Kuchiki
ahhhh gemes
Chalimah Kuchiki
ah so suitttttttt mas polisi 🤗
Mas Sigit
nunggu lg deh UP nya
Chalimah Kuchiki
ayok mas ares tangkap penjahatnya
Mas Sigit
thor UP nya sehari 2x apa sprti kmrin"
Chalimah Kuchiki
siapa ya jadi penasaran aduh 🤭 lagi disekolah anak sempetin baca update terbaru
Mas Sigit
up nya yg bnyk dong thor
Mas Sigit
jgn" itu kkny hana
Chalimah Kuchiki
mas ares polisi idaman 😍
Mas Sigit
ga sabar nunggu kelanjutanny
Chalimah Kuchiki
duh siapa sih bikin penasaran...
Mas Sigit
episode ini sangat menegangkan dn buat penasaran
Chalimah Kuchiki
jangan jadi pelakor hana.. tapi mas ares idaman bgt sih secara kan polisi intel dewasa dan beribawah. cuma airon juga keren wkwk bad boy gitu sukakk
muna aprilia
lanjut
Chalimah Kuchiki
jangan di apa2in hanq nya ya
Mas Sigit
di tunggu UP nya kk thor
Chalimah Kuchiki
resiko orang cantik di rebutin dua cowo 🤭...
Chalimah Kuchiki
duh masa hana di jahatin gini
Chalimah Kuchiki
semangat hana.. jangan jatuh cinta ke siapa2 dulu, fokus cari tau penyebab meninggalnya pacar kamu siapa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!