CEO Cantik Dan Berondong Nakal

Setelah dari perusahaan, Agung kini menuju kampus. Agung ada jadwal ketemu pihak kampus yg bernama Bu Rosi. Agung sempat mengajukan beasiswa nya untuk dipindah di kampus ini. Bu Rosi mengiyakan dan disuruh menemuinya.

" Siang bu...!" Agung yg baru masuk mengucapkan selamat siang. Agung kaget dengan Bu Rosi yg ia temui saat ini. Kemarin janjian hanya melalui pesawat telpon dan tidak melihat wajahnya. Wajahnya cantik, rambut sebahu, masih singel. Bodi asik. Dan gunung kembarnya yg lumayan gede. Berusia 30 tahunan. Membuat orang suka ngiler melihatnya " tapi gedean punya istriku, bisa dipegang pegang. Walau lebih kecil dikit sih dari Bu Rossi. Tapi bisa buat neneeenn.." monolog Agung saat ini.

" Selamat pagi ganteng...!" jawab Bu Rosi mesra.

" Bagaimana, ada perlu apakah..?" lanjutnya.

" Saya mau menanyakan perihal beasiswa Bu. Bagaimana?, bisa..?" tanya Agung kepada Bu Rosi.

Tampak Bu Rosi menimbang nimbang, sambil mengerutkan pulpen di pipi.

" Bisa sih..!" jawabnya. Kemudian terdiam.

" Kalau kamu mau menemui ku di klub nanti malam. Bukankah kamu masih disana..?" lanjut kata Bu Rosi.

" Saya sudah tidak bekerja disana Bu.." jawab Agung.

" Bagus itu, berarti bisa menemuiku nanti disana.."

" Mau ngapain Bu...?" tanya agung polos.

" Hahaha, masa tidak tahu kamu. Bukankah sudah sering lihat di klub tempatmu bekerja. Kalau kamu kesana urusan bea siswa beres..." jawab Bu Rosi.

" Aku lagi butuh sentuhan lelaki, sepertinya punyamu sangat menantang..!" lanjut Bu Rosi berbisik ditelinga Agung. Agung tampak berfikir. Memang sering menemui Bu Rosi di klub tempatnya bekerja dahulu. Dan sering mengajak berondong bayaran disana.

" Baiklah, saya akan datang.." Sekalian cari orang yg bernama Berto, siapa tahu disana?" monolog Agung.

" Bagus itu. Saya tunggu jam 9 malam.." jawab Bu Rosi.

" Baiklah kalau begitu saya pamit undur diri.." kata agung kemudian berdiri.

" Nyicil dulu Gung, ciuman bibir juga boleh. saya sudah ngiler melihatmu..." kata Bu Rosi.

" Sepertinya begitu Bu. Tapi sayang. Saya habis makan jengkol. Ini juga sudah kebelet pingin kebelakang..." jawab Agung sopan kemudian menunduk dan pergi dari ruangan Bu Rosi . Bu Rosi tampak cemberut," Sialan malah makan jengkol, coba kalau kaga. tapi ntar malem, duh duh...ga sabar gw.." batin Bu Rosi, kemudian tersenyum.

Agung yg keluar dari ruangan Bu Rosi pun segera ke kantin. Sebelum pelajaran dimulai. Dan kini sudah mendapatkan bangku dan meja kosong.

" Gung, elu disini peak...!!" sapa teman geng nya dahulu di SMA. Geng balapan motor dan suka bolos.

" eh iya, Lu belum minum obat, kok jalannya miring miring begitu..?" jawab Agung yg melihat Angga jalan tertatih, karena dulu kecelakaan dan kini jalannya tidak sempurna.

" Sialan Lo..!!" jawab Angga.

" Ck, elu disini juga. Bukannya tidak diterima kuliah disini..?" kata Agung.

" Sialan, emang disini khusus orang bener doang. Nyatanya orang peak juga diterima disini...!" jawab Angga. Dan keduanya tertawa saling rangkul.

" Lihat Doni Gung...?!" tanya Angga.

" Paling lagi cari k*nd*m second. Biasa tuh bocah. Tidak bisa menaruh bibit pada tempatnya. Malah dikumpulin buat lukisan dinding..."

hahaha...

Agung Peak...!!" tawa Angga dan Agung.

" Sialan lu Gung, ngomongin gw!, eh bentar muka Lo kenapa..?" Doni baru datang dan menemui Agung dan Angga di kantin. Melihat muka Agung yg lebam.

" Emang Lo merasa diomongin..?" jawab Agung. Angga menelisik wajah Agung yg kata Doni lebam.

" Woy!!, muka Lo bengep begitu!, kenapa Lu...!!" teriak Angga yg baru menyadari.

" Biasa berantem...!" jawab Agung.

" Lu kalah?, tumben..?" kata Doni, yg biasa bersama berantem. Begitu juga dengan Angga.

" Kaga lah..!" jawab Agung.

" sama siapa?, Irvan..?" tanya Angga.

" Bukan!. Preman pinggir kali...!!" jawab Agung. Dan Agung cerita jika dirinya juga luka tergores. Tapi sudah diobati. Sementara lawannya engga tahu bagaimana. Karena keburu polisi datang.

" paling jeruji besi, besok juga keluar lagi.." jawab Doni, setelah mendengar keterangan dari Agung.

" Ngomongin Irvan!, kemana dia. Kaga pernah keliatan. Semenjak kalian berdua ketangkap..?" tanya Angga.

" Kan udah kerja lama dia. Kapok kali.." jawab Agung, yg memang berdua sepakat untuk berhenti. Kemudian mematik korek api dan menyulut sebatang rokoknya.

" Lu juga sekarang jarang nongol....!?" Angga.

" Dikurung sama nenek Intan dia. Mana neneknya galak lagi..!" Doni mengingat ketika main di rumah Agung, yg kemudian keduanya pun kabur.

" Mana ada..!" jawab Agung.

" Ck alesan...!" Doni.

sesaat ketiganya pun menikmati minuman yg mereka pesan.

" Tadi gw lihat lu keluar dari ruangan Bu Rosi!, ada apaan..?" tanya Angga, karena tadi melihat Agung keluar dari ruangan Bu Rosi.

" Bu Rosi yg semangkanya gede, sexy dan suka pakai rok segini..!?" penasaran Doni dengan perkataan Angga dengan lirih dan menunjukkan berbagai keterangan tentang Bu Rosi.

" Iya..."

" Mantep tuh..!" Doni

" Woy otak lu mesum mulu..!" teriak Agung.

" Mau Lo..?" bisik Agung.

" mau lah..!" jawab Doni sambil mengangguk anggukkan kepala. Alisnya naik turun.

" lu sering ketemu di klub ya Gung..?" lanjut Doni berbisik.

" Iya dulu, waktu masih di klub...." jawab Agung.

" Lha terus sekarang dimana kerja..?" tanya Angga., karena semenjak lulus baru ketemu hari ini.

" Jadi OB di perusahaan Wilson..."

" Yaaaahhh elaaaahhhh, turun derajat.." jawab Doni yg sebenarnya orang tuanya orang mampu. Berbeda dengan Agung yg hanya bersama neneknya. Sementara Angga juga anak orang berada, dan ayahnya seorang pengusaha mebel.

" Bukan begitu. Disana banyak godaannya. Emang elu?, srobot sana srobot sini.." jawab Agung, karena tahu jika Doni sering one night stand, dengan yg ia mau. Agung tidak mau mengikutinya.

" Udah bilang sama kak Hendri..?" tanya Doni kembali. memang Angga dan Doni kenal akrab dengan pemilik klub. Sehingga memang sering kesana. Karena agung bekerja di tempat Hendri.

" Udah, beberapa Minggu yg lalu gw keluar.." jawab Agung. Dan Doni serta Angga mengangguk angguk.

" Yg tadi bagaimana?, Bu Rosi?" tanya Doni berbisik ditelinga Agung, sambil mengedipkan matanya.

" Tar malam tunggu jam 8 di klub kak Hendri. Gw ogah!. entar gw yg bilang...!" bisik Agung, Angga juga mendengarnya.

Dan ketiganya sepakat jika nanti malam bertemu ditempat Hendri, klub malam di kota itu.

Bel pun berbunyi, sehingga jam ini waktunya mengikuti kuliah siang selama 2 jam. Setelah kuliah Agung pun ke perusahaan kembali. Ada beberapa tugas yg sudah menanti. Walau harus wira wiri. Agung tetap jalani. Demi sang pujaan hati.

****

Agung pulang ke tempat Catherine di apartemen, walau ia harus menaruh motornya di tempat bibi Nani. Sempat bertemu Maman yg mengucapkan banyak terima kasih karena sudah di belikan motor oleh Agung. Dan agung kemudian menuju apartemen. Dan Catherine sudah menunggunya.

" Baru pulang Yang, malem banget.." tanya Catherine sambil mendekap lengan Agung yg tidak terluka.

" Iya maaf, karena banyak pekerjaan di kantorku. Dan habis ini juga mau ke Club, untuk mencari Berto. Sepertinya mereka malam ini disana. Aku akan interogasi dia, siapa yg menyuruh mencelakai mu.." kata Agung sambil mencium kening Catherine.

" Awas kalau disana macam macam.." kata Catherine sambil menatap tajam Agung.

" Engga Yang, aku ga akan macam macam. Justru mau minta tolong kamu. Untuk mengawasi keadaan disana. Berto sama siapa yg mungkin kamu kenal. Dan satu lagi. Selain itu aku juga ketemu dengan Bu Rosi , salah satu pengurus kampusku. Dia biasa kesana. Dan aku pernah mengantarnya. Walau dia sering merayuku?, aku selalu menolak. Dengan alasan habis makan jengkol. Kalau dulu aku bilang jika aku gay. Jadi kamu ga usah khawatir..." jelas Agung.

" Tapi aku curiga Yang...!" Catherine.

" Kan kamu nanti nonton di rumah, pake suara deh biar nanti dengar aku ngomong apa. Dan aku sudah menyuruh Doni sahabatku untuk menggantikan aku. Jika dia menyeret ku ke kamar..." kata Agung.

" Doni..?"

" Iya Doni sahabatku sewaktu SMA, dia adik sepupu yg punya club. Jadi jangan khawatir. Tujuanku hanya Berto. Aku tahu karena tadi sudah di kasih informasi oleh anak buah om Hendra.."

" Beneran lho Yang.."

" Iya, ayo kita pakai laptopku, untuk lihat kondisi disana..," jawab Agung, kemudian mengeluarkan laptop dari tas miliknya. Ke.udian Agung menaruh di meja ruang tamu. Dan segera mengaktifkan pencarian lokasi. Kemudian membobol sistem keamanan club lewat cctv.

" Kalau begini ketahuan ga Yang..?" tanya Catherine.

" Paling kalau nyari, dia harus ke Zimbabwe dahulu.." jawab Agung terkikik. Catherine paham dengan perkataan Agung.

Dan agung mempersiapkan semuanya, agar bisa terkoneksi. Agung kemudian mandi terlebih dahulu sebelum menemui Doni dan Angga. setelah selesai, agung menemui Catherine yg masih setia mengawasi laptop. Disana ada lebih dari 6 cctv yg terlihat. Bahkan masih ada sudut sudut lain. Kemudian Catherine menatap Agung.

" ga jadi kuda kudaan Yang ah..." tanya Catherine sambil berpose mendesaaaahh.

Agung tersenyum melihat tingkah istrinya yg begini. Tapi tunggu dulu tugas satu ini. Agung mendekati Catherine yg berdiri kemudian mendekap perut pinggang Catherine.

" Tunggu sebentar sayang, Aku akan cepat kembali. Cup cup cup..." Agung pun mencium setiap sudut wajah Catherine. Namun bibir yg paling lama. Itu adalah kesukaannya.

" Padahal aku pingin makan es krim ah..." kata Catherine masih seperti tadi memancing.

" Hehe, sabar. Aak mau menuntaskan penghalang kita, untuk bahagia.."

.

.

.

BERSAMBUNG

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...