Sekuel Paket cinta sang Embun.
Memiliki tiga anak laki-laki kembar tentu membuat keseharian Embuh dan Keanu jauh lebih berwarna. Tapi dari semua anaknya justru tak ada satu pun yang dekat dengan mereka melainkan sangat menempel pada kakek-kakeknya.
mau tahu keseruannya?
Like komen dan favorit ya 😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minum Air.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Sini aku bukain," kata Angkasa pada Bintang, gadis kecil berponi yang sudah di hak patenkan oleh si buaya cilik saat pertama kali mereka bertemu di taman waktu itu.
"Makasih Abang Asha," ucap Bintang yang malah cekikikan.
"Kok susah ya," gumam Angkasa masih berusaha membuka bungkus snack.
"Pakai dunting dong," timpal Lintang yang ada di antara sepasang bocah menggemaskan tersebut.
"Apa dunting?" tanya Bintang bingung.
"Itu, yang buat Potong-potong, potong tangan Abang, potong tuping Abang, potong kaki Abang yang suka Tabak-tabak telus," Kekeh Lintang yang membuat kedua mata Angkasa tajam menatapnya.
"Diem!"
"Apa?Abang talau malah nda bisa macupin Lilin Nelaka, tuncinya tan sama Lilin," sahutnya sambil bangun dan berlari jauh sebelum di lempar bantal oleh kakaknya.
Bintang tertawa saat melihat dua anak laki-laki berwajah sama itu bertengkar karna bukannya takut, ia rasanya justru ingin jadi team hore mereka berdua.
.
.
.
Cek lek
"Ayaaaaah," panggil Lintang saat masuk kamar orang-tuanya yang ada Fajar juga disana.
"Sini, Sayang."
Lintang yang mengangguk lalu menghampiri dan naik keatas ranjang, seperti biasa ia akan duduk di atas perut atau bagian inti Si kadal jantan.
"Aa bobo?"
"Iya, Lilin mau bobo juga gak?" tanya Keanu, ia tatap anak bungsunya itu yang sangat bawel dan menjengkelkan tapi justru menjadi kesayangan.
"Nda, lagi nda mahu mimpi," jawabnya yang langsung membuat Sang ayah tertawa.
Embun yang kedatangan Kara, ibunya Bintang tentu asik bergosip ria sambil mulai mengerahkan Jari-jarinnya untuk berbelanja online di toko-toko langganan Ratu Rahardian selama ini, tak ada yang berubah dari wanita itu meski kini ada tiga bocah hasil keringatnya bersama sang suami.
"Terus Lilin maunya apa? main sama Ayah ya," tawar Keanu, jarang-jarang rasanya ia bisa bermain dengan Lintang yang selalu ada di ketek Phiunya.
"Ntal Lilin angis loh, Phiu nda bica bantem bantem"
"Oh, ya, Abang Asha mana?" tanya pria itu yang baru sadar jika tak ada Si sulung.
"Lagi dua dua ama Bintang tapi nda tecil," jawabnya yang membuat Keanu tak bisa menahan tawanya sendiri.
"Besar dong?" goda ayahnya yang mulai merasa gemas.
"Nda, besal Lilin sama Abang."
Fajar yang tidur dengan pulasnya mulai mengerjap saat mendengar suara cekikikan Ayah dan adiknya yang cukup menggelitik di telinga, bagaiamana tidak karna Fajar berbaring di samping Keanu yang diatasnya ada Si bungsu.
"Nah, Lilin berisik nih, Aa bangun kan," kata Keanu saat melihat kearah anak keduanya.
"Lilin nda cium-cium Aa," protes Lintang.
Tentu, karna Mhiu dan Phiunya biasa melayangkan banyak ciuman saat membangunkan Lintang.
Fajar hanya tersenyum, keturunan Lee itu memang tak banyak bicara kecuali membenarkan apa yang salah dari ucapan sang adik. Ia pribadi yang cuek dan tak mau perduli dengan apapun selagi tak merugikannnya.
"Udah lama juga bobonya, gak apa-apa," sahut Fajar karna takut Lintang menangis.
"Lilin turun dulu, Ayah mau ambil minum buat Aa," titah Keanu yang lama kelamaan merasa berat juga di duduki Lintang.
"Emang Aa aus? Lilin nda dengel Aa minta minum tanyanya," ujar Lintang, kini ayahnya hanya bisa membuang napas kasar saat mendengar putranya itu berbicara.
"Aa gak haus, Yah." ucap Fajar menolak halus.
.
.
.
"Tuh taaaaaaaan, Ayah nih, Aa nda aus tuh, Aa tan butan itan yang banak banak halus minum papAy,"