Ini adalah kisah seorang pria kaya dingin yang memiliki misophobia. Yang terkena sebuah jebakan dari seorang wanita yang sangat dibencinya.
Tapi, apa jadinya bila jebakan ini berakhir menjadi sebuah berkah?
Kehidupan mereka berubah, mulai dari rasa benci yang kini menjadi cinta.
Albert Robert Nero, akankah pria kaya dingin ini mampu meluluhkan hati seorang Sena Laurenchia si wanita nakal?
Baca kisah mereka di BOS DINGIN MENGEJAR ISTRI NAKAL.
***
Sikap dingin seorang Antonio Lefrand tidak membuat Aurelie Daneliya berhenti mengejarnya. Karena Aurelie tahu, di balik sikap dinginnya terdapat hati yang sangat lembut.
SEASON 2 (MENCURI HATI BOS DINGIN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Su Hwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDMIN 33
Setelah selesai makan siang, Albert langsung mengantar Sena dan Alnorld pulang ke apartemen.
Sesampainya di apartemen,
"Masuklah, aku tidak mampir ya." kata Albert kepada Sena.
"Daddy langsung pergi?" tanya Alnorld.
"Iya, son. Daddy masih ada pekerjaan yang belum selesai. Besok daddy akan menemuimu lagi." kata Albert sembari mengelus kepala Alnorld.
"Oke, daddy. Hati-hati."
"Terima kasih, hati-hati di jalan." kata Sena yang di balas senyuman oleh Albert.
"Son, naiklah dulu. Ada sesuatu yang harus daddy bicarakan dengan mommy." perintah Albert pada Alnorld.
"Emm, baiklah. Bye daddy." kata Alnorld menurut.
Setelah dirasa Alnorld hilang dari pandangan, Sena membuka suaranya.
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Sena.
Albert tidak menjawab pertanyaan Sena. Ia menunduk sembari tersenyum dan membuang nafasnya kasar kemudian berjalan mendekati Sena.
Cup
"Maafkan aku soal yang tadi. Ku harap kau tidak akan membenciku." kata Albert setelah mendaratkan ciuman di kening Sena.
Karena tidak mendapat jawaban dari Sena, Albert memberanikan diri untuk memeluk ibu satu anak itu. Kemudian berbisik,
"Tadi aku benar-benar hilang kendali. Aku takut dan tidak bisa membayangkan bila nanti kau dimiliki oleh orang lain. Aku mencintaimu, sungguh-sungguh mencintaimu." bisik Albert pada Sena yang masih dalam pelukannya.
Sena tidak menimpali kata-kata Albert, membuat Albert mendesah pelan. Hingga beberapa detik kemudian terdengar isakan tangis dari Sena.
Albert melepaskan pelukannya. Ia tatap dalam-dalam wajah Sena yang mulai basah karena air mata.
"Hei, jangan menangis." kata Albert sembari menyeka air mata Sena.
"Aku memang pria brengsek, maukah kau memaafkanku? Aku mencintaimu." kata Albert yang kembali memeluk Sena.
"Hiks, a aku juga." kata Sena di tengah-tengah isakannya.
Albert melepaskan pelukannya dan menatap Sena tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Sena.
"Ka kau juga apa?" tanya Albert yang tiba-tiba merasa gugup.
"A aku harus masuk sekarang. Alnorld pasti sudah menunggu lama." kata Sena mengalihkan pembicaraan kemudian berlari masuk ke dalam gedung apartemen meninggalkan Albert yang masih berdiri mematung.
---------------------------------
cekrek
cekrek
cekrek
Tanpa Sena dan Albert sadari, interaksi keduanya di foto oleh seseorang.
"Bos, aku sudah mendapatkan fotonya." kata pria yang diam-diam memfoto Albert dan Sena melalui telepon.
"Cetaklah, kemudian serahkan padaku sore ini." perintah seseorang.
--------------------------------------
Malam harinya di sebuah BAR.
"Ada urusan apa kau memintaku kemari?" tanya William pada seorang wanita yang duduk di depan meja bar.
"Duduklah, aku ingin menawarkan kerjasama denganmu." jawab wanita itu.
William menarik kursi kosong di sebelah wanita itu kemudian duduk menghadap meja bar di depannya.
"Mari bekerjasama, will." kata wanita itu.
Will tidak menjawab dan hanya menatap ke arah gelas berisikan minuman yang ia pesan.
"Aku tahu kau mencintai Sena, dan kau juga tahu aku sangat mencintai Albert. Kenapa kita tidak bekerjasama saja untuk mendapatkan orang yang kita cintai."
"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud." kata William berpura-pura bodoh.
Ya, tidak mungkin seorang William tidak tahu maksud dari ajakan kerjasama yang di tawarkan oleh seorang Renata. Wanita itu begitu ambisius dan sedikit keji. Sedikit gila bila William boleh menyebutnya.
"Lihatlah ini." kata Renata memberikan amplop coklat yang berisi foto Albert dan Sena yang sedang berpelukan.
William mengeram menatap foto yang ada di tangannya. Hatinya ngilu melihat wanita yang begitu ia cintai sejak lama berpelukan dengan seorang pria yang tak lain adalah Albert, sepupunya.
"Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah kau bersedia bekerjasama denganku untuk memisahkan mereka?" tanya Renata dengan senyum smirknya.
"Apa rencanamu?" tanya William menatap tajam ke arah Renata.
Renata memberi isyarat kepada William untuk mendekatkan telinganya kemudian menjelaskan rencana apa yang sudah ia susun untuk menjauhkan Albert dan Sena.
##############
HOLLA, readers?
Sampai disini apakah ceritanya sudah mulai membosankan?
Kalau iya, sungguh author minta maaf.
Karena akhir-akhir ini author dalam keadaan mood yang jelek jadi kurang inspirasi.
Boleh sekali jika readers mau memberi masukan, author pasti akan sangat senang.
So,
terima kasih karena masih setia dengan Albert, Sena dan Alnorld.
love you 😘
bikin baper