NovelToon NovelToon
Alice Celestia Dalian

Alice Celestia Dalian

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat / Cinta Beda Dunia / Teen School/College / Identitas Tersembunyi / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Satu lagi karya dari Miu Sensei 🌻

It's just a Sweet Romance Novel. Dipadu dengan fantasi dan nuansa magis.

Kaya, Pria tampan bernama lengkap Pandita Wakaya dari dunia magis dikutuk menjadi seekor Kucing menyeramkan guna mencari Gadis yang memiliki kekuatan Istimewa untuk dijadikan tumbal demi menyelamatkan kekasihnya.

Gadis itu, Alice Celestia Dalian. Panggil dia, Dalian. Kekuatan misterius apa yang dimiliki gadis berambut hitam panjang dengan wajah super jutek ini?

Yuk, ikutin kisah pertengkaran mereka berdua 🤗

🌻🌻🌻
"Selamat datang, gadis berambut hitam."
"Panggil aku, Kaya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Tidak Suka

Chelsey berdiri sedikit menjauh, menatap Dalian dan Karel yang terus bersitegang. Pertengkaran kecil itu terlihat penuh keakraban, seolah menciptakan dunia kecil di mana hanya ada mereka berdua. Di mata Chelsey, pemandangan itu seperti menusuk hatinya...

...perlahan.

Dia mencoba menahan rasa sedih yang mendesak naik ke tenggorokannya. "Kenapa harus mereka? Kenapa enggak gue aja, Karel?" pikir Chelsey sambil menghela napas pelan.

Dia berusaha memasang senyum palsu, meski matanya sedikit berair. Namun, tidak ada yang menyadari ekspresinya karena fokus mereka tertuju pada Dalian dan Karel.

Rio tiba-tiba melempar bola ke arah Karel dan Dalian untuk menghentikan tingkah mereka berdua itu. Namun, alangkah terkejutnya dia, reflek Karel sungguh cepat. Bahkan dia bisa menangkap dan memegang bola itu hanya dengan satu tangan.

"Bahaya sekali," ucap Karel serius. Matanya melirik tajam penuh peringatan ke tempat Rio berada. "Jika sampe Dalian kena, elo bakalan habis Rio," batinnya.

Dalian pun sadar dan berseru, "Rio! Apaan sih elo?! Bahaya kalo lempar bola sembarangan. Untung nggak kena kepala gue."

Rio sempat terkejut hebat tapi langsung bersikap santai, "Ah, sorry. Lagian kalian asik sendiri dari tadi. Kapan kita mulai latihannya?" tanyanya.

"Oh ya, gue sampe lupa." Jawab Dalian. "Ini semua gara-gara lo, Karel songong."

"Dalian..." sahut Karel sedikit kecewa.

"Udah. Elo duduk aja sana sama Chelsey," perintah Dalian tanpa perlawanan.

Sementara itu, Karel justru menatap Rio dengan pandangan tajam yang sulit diartikan. Lalu, berjalan menjauh.

Chelsey yang berdiri tak jauh dari sana, langsung gelagapan melihat Karel mendekat. Ia melangkah mundur perlahan, mencoba menjauh tanpa menarik perhatian.

“Gue nggak punya tempat di antara mereka,” bisik Chelsey dalam hati, memutuskan untuk pergi tanpa memberi tahu siapa pun.

Latihan pun dimulai, tapi sebelum itu Dalian sedikit menunjukkan kemampuannya. Ia memantulkan bola di lantai lapangan dengan irama yang mantap. Crossover cepat, spin move tajam, dan gerakan fake yang membuat anak-anak di sekitar berseru kagum.

Gerakannya lincah, penuh percaya diri, dan mengalir alami. Rambutnya yang tergerai tetap tertata rapi, namun pergerakan energiknya membuatnya tampak lebih dinamis dan bersemangat.

Keahliannya bermain basket memukau para penonton yang berdiri di sekeliling lapangan. "Wow, Dalian hebat banget!" seru salah satu anak basket sambil mengamati setiap gerakan Dalian.

Isana tak mau kalah, "Ayo Kak kita mulai latihannya!!" serunya.

"Oke!" seru Dalian lantang setelah menyelesaikan sebuah lay-up sempurna.

Para anggota tim Isana pun berkumpul, terinspirasi oleh semangat dan kemampuan Dalian.

Rio mendekat, "Gue akan jadi lawan lo, Dalian." Ucap Rio serius. Tapi, sorot matanya meleset dari kesan sportif. Tatapannya berputar dari wajah Dalian ke tubuhnya, dan kembali lagi.

Tatapan Rio selalu aneh saat menatap Dalian dan itu membuat Karel tak nyaman. Bahkan menjengkelkan. Ingin sekali dia kembali mendekat.

"Oke." Dalian merasa tak masalah.

Dalian melemparkan bola ke rekan setimnya, dan gerakan passing-nya begitu mulus dan cepat, membuat tim lawan, yang dipimpin oleh Rio, tertegun. Tiap kali dia melompat untuk melakukan lay up atau melepaskan tembakan tiga angka, dia seperti membakar semangat timnya, menciptakan suasana yang penuh energi di lapangan.

Namun, meski Dalian tampil begitu cemerlang, Karel yang berdiri di pinggir lapangan mulai merasakan ketegangan yang aneh di dadanya. Pandangannya tertuju pada Rio, yang meskipun tampak tenang dan santai, terlihat memberikan perhatian khusus pada Dalian.

Canda tawa Rio dengan timnya semakin sering terdengar, seolah dia menikmati setiap momen yang berhubungan dengan Dalian. Terlalu sering melirik dan terlalu sering berkomentar.

"Lu liat gak tadi waktu dia lompat?" bisik Rio. "Gila, Dalian makin hari makin... bentuknya tuh, aduh."

Temannya menoleh, mengangkat alis, "Bukan cuma jago main, tapi juga... proporsinya tuh pas banget. Gue aja susah fokus kalau dia udah dribble ke arah kita."

Karel tidak suka perasaan itu.

Lalu, dengan gerakan impulsif, Karel melangkah maju menuju lapangan dan tanpa peringatan, merebut bola yang sedang dibawa oleh seorang pemain tim lawan.

"Hei, Karel!" teriak Dalian, seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Karel tidak menjawab, hanya tersenyum sinis saat bola itu dia operkan ke rekan setim Isana dan berlari untuk memposisikan diri.

"Lo main basket, kan? Kenapa gue nggak boleh?" serunya sambil memotong jalur Rio yang ingin merebut bola Dalian.

Rio, yang awalnya terkejut, segera menanggapi tantangan itu dengan senyum lebar. "Ternyata lo pengen ikut main, ya? Baiklah, gue siap bikin lo kehabisan tenaga."

Dengan itu, persaingan pun dimulai. Tim Isana dan tim lawan kini menjadi dua kekuatan yang saling bersaing sengit. Karel dan Rio, masing-masing memiliki gaya permainan yang agresif dan penuh tekad.

Dalian terjebak di tengah-tengahnya, berusaha untuk fokus pada permainan, meski matanya sesekali melirik ke arah keduanya yang saling beradu sengit di lapangan. Karel bermain dengan intensitas yang luar biasa, setiap gerakannya tajam dan penuh strategi.

"Gila. Kenapa Karel jadi keren begitu," gumam Dalian tak percaya.

Permainan pun memanas. Karel dan Rio saling berhadapan seperti dua raksasa yang siap bertarung, penuh tensi dan ego.

Berbeda dari sebelumnya, Karel kini tidak memberi celah pada Dalian untuk kembali menyentuh bola. Setiap kali rekan setim ingin mengoper padanya, Karel dengan cepat memotong arah atau mengambil alih, membuat Dalian hanya bisa berlari tanpa bola. Keputusannya itu bukan tanpa alasan, dia ingin fokus penuh pada Rio, ingin menunjukkan siapa yang lebih tangguh di lapangan.

Dalian hanya bisa menatap kosong ke arah permainan yang semakin kacau. Setiap kali dia mencoba membuka ruang, Karel justru bergerak menjauh atau mengambil rute lain, seolah mengabaikan keberadaannya sepenuhnya.

Kemenangan seolah bukan hanya soal bola, tetapi juga tentang siapa yang bisa lebih mendekati Dalian di lapangan, dan itu membuat Rio semakin kesal. Setiap kali bola meluncur ke Dalian, Karel selalu berusaha mengambil alih.

Ini bukan hanya pertandingan basket, tapi juga sebuah kompetisi diam-diam antara Karel dan Rio, yang sama-sama berusaha menjadi pusat perhatian Dalian.

"Gue akan bikin elo sibuk, Rio." batin Karel.

Suasana semakin memanas, para penonton yang menyaksikan dari pinggir lapangan semakin bersorak, mendukung masing-masing tim dengan semangat tinggi.

Namun, bagi Dalian, permainan ini mulai terasa lebih rumit dari yang seharusnya. Dia ingin menang, tentu saja, tapi dia juga merasa terjebak di antara dua orang yang, dengan cara mereka masing-masing, sedang berusaha sibuk sendiri.

Ketegangan di lapangan semakin terasa seiring berjalannya waktu, dan Dalian hanya bisa berusaha tetap fokus. Namun, dengan setiap detik yang berlalu, semakin jelas bahwa permainan ini lebih dari sekedar kompetisi olahraga.

"Astaga, dua cowok itu," geram Dalian. "Gue ingin banget lempar mereka berdua ke lauutt!!" Teriaknya.

1
Alen's Vy
Waduh siapa ini Pak Pandita.. /Gosh/
Alen's Vy
Kadang mendadak dingin ga sih thorr, ngetiknya? /Sob/
Miu Nih.: lebih ke gemeter sih, tapi seru. bikin jari gk mau berenti ngetik takut imajinasi ini segera ilang 🙄 ,, beda lagi kalo bikin yg hot gitu,, ya ampun kepalaku sampe ngehenk,, ngefreze parah smpe nggak kelar2
total 1 replies
Alen's Vy
/Scare//Gosh/
Alen's Vy
Aku subs soalnya seru/Determined/ tulisannya bener² baguss banget 😭 👍🏻👍🏻👍🏻
Alen's Vy
Aaaa.. Suka banget penulisannya, puitis tapi ringan jadi enak di baca ada sensasi tersendiri gitu thorr.. /Kiss/
Miu Nih.
"Belajar dari yang gue lihat." Itu dalam banget hlo,, sifat respect dan peka akan terbentuk 👌
Elisabeth Ratna Susanti
ini juga unik namanya
Elisabeth Ratna Susanti
namanya unik
Elisabeth Ratna Susanti
iya ya berasa mimpi tapi kok berasa nyata juga
Miu Nih.
Jebreeett!! Pembaca kecewaaaa 😱 gak ya? Hmm... 🤔🤔🤔 ,,

Kita pulang ke dunia manusia dulu ya. Biar Dalian tenang 😌
Elisabeth Ratna Susanti
mimpi buruk itu benar2 menyebalkan
Miu Nih.
🥺💤😱🤗😢
🐱✨💨
🌸🧚‍♀️🌙💫
😳💥😂😤
😠🌪️🚶‍♀️🌼
🍎🌳🌌🤯
🌀❓🌬️
😶‍🌫️🌠🕯️
👭🫂💬💔
🛡️🎭🌈
⏳🪄🔮
Miu Nih.
🌲🌫️🌌🌙😟😢👤🔥💭🕊️🦠💀😭👀🕳️🌀🎭
Miu Nih.
😱🌑✨🔮🖤🌌
Miu Nih.
😱👻💥🔥😵‍💫😭
Miu Nih.
😱🌕🦇👀👻💀👣🌬️
Miu Nih.
🤔🌌🚗🎶🍃🌙😨👻
Miu Nih.
😲☁️🌟😂
Miu Nih.
😱👻💨🎭🦸‍♀️🦋💔😣🌙✨🎶
Miu Nih.
😱🐱✨🌑💨🦇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!