Gadis Rental Ceo Arogan

Bima dan Serena yang sedang asyik menyampaikan perasaan rindu dan cinta mereka tersentak kaget. Dengan sangat tak rela, Bima langsung melepaskan tautan bibirnya pada bibir Serena.

"Mama?" ucapnya dengan wajah tak percaya.

Mayang tak menjawab tetapi malah bertolak pinggang dengan tatapan marah pada sang putra.

"Mama kok bisa ada disini?" tanya Bima lagi seraya menghampiri sang mama yang sepertinya sedang marah itu. Serena sendiri hanya bisa menundukkan wajahnya malu dan juga takut. Ia merasa seperti gadis murahan yang mau saja disentuh tanpa ikatan halal.

"Kamu berani menyentuh anak gadis orang padahal belum halal Bim. Mama kecewa sama kamu!" ucap Mayang masih dengan ekspresi marahnya.

Bima langsung tersenyum meringis.

"Kamu tahu gak kalau itu dosa Bim. Itu gak baik."

"Maafkan aku ma. Tapi aku akan bertanggung jawab kok."

"Tanggung jawab bagaimana? Trus sama anaknya om Baim, kamu mau tanggung jawab juga?!" sarkas Mayang.

"Mau poligami dong kamu!" Tatap wanita cantik itu dengan tajam. Bima jadi sangat tak nyaman mendengarnya.

"Ma? Dengerin dulu penjelasan aku," pinta Bima saat Mayang malah meninggalkannya dan menghampiri Serena.

"Enak saja jadi laki-laki. Kalau udah greepee greepee sama cewek baru bilang mau tanggung jawab. Tahu gak kalau yang kamu lakukan ini sudah mendekati yang namanya zina!" ucap wanita cantik itu tegas. Serena semakin tertunduk dengan perasaan yang sangat bersalah. Hatinya kini jadi terasa campur aduk. Antara malu dan juga takut.

"Sini sayang, ikut tante. Mulai hari ini kamu jangan mau dirayu sama anak cowok yang seperti ini, rayuannya bisa mematikan seluruh urat syaraf!" ucap Mayang seraya meraih tangan Serena.

Serena pun mengangkat wajahnya dengan lelehan cairan bening dari pelupuk matanya.

"Maafkan saya tante, hiks."

Mayang tersenyum kemudian memeluk tubuh mungil Serena.

"Gak apa-apa. Lain kali jangan mau disentuh oleh laki-laki yang belum halal untukmu ya sayang. Meskipun ia sudah berjanji akan bertanggung jawab tapi itu tidak menjamin kalau ijab kabul belum keluar dari mulutnya."

"Iya tante, saya yang salah, hiks," tangis Serena semakin pecah. Perasaan bersalahnya semakin menyeruak keluar dari dalam hatinya. Dosa zina pun sudah terbayang di pelupuk matanya.

Ibunya juga seringkali memberinya nasehat untuk tidak boleh berhubungan dekat dan berpacaran sebelum menikah. Ia semakin memeluk erat tubuh Mayang seperti sedang memeluk ibunya sendiri.

"Maafkan saya tante, hiks. Saya murahan." Bima jadi ikutan menyesal karena perbuatannya.

"Ma, aku yang salah karena gak sabar, untuk itu aku akan menikahinya sekarang juga," ucap Bima seraya menghampiri kedua wanita beda usia itu.

"Cih! Alasan gak sabar. Kalau mau nikah ya kamu harus lapor dulu sama mama dan papa. Jangan seperti dulu. Gak sabaran!" sarkas Mayang dengan berusaha menahan senyum nya.

Serena semakin terpukul, ia semakin terisak di dalam pelukan Mayang. Sedangkan Bima semakin stress. Ia khawatir kalau Serena jadi berubah pikiran lagi untuk menerima lamarannya.

"Baiklah, aku temui papa sekarang ma." ucap Bima tegas dan segera keluar dari ruangan privat itu. Akan tetapi, sebelum sampai di depan pintu ia sudah bertemu dengan sang papa.

"Pa, aku ingin menikahi Serena Ibrahim sekarang juga," ucap Bima melapor. Arjuna langsung terkekeh kecil.

"Bawa berkas kamu Ke KUA dan siapkan segalanya agar pernikahan kamu kali ini sah tercatat dimata negara!"

"Iya pa. Aku titip Rena ya. Jangan dimarahi juga. Aku yang salah."

"Baguslah udah sadar," jawab Arjuna menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Bima hanya mengangkat alisnya sebelah kemudian langsung berangkat untuk menyelesaikan semuanya.

"Nana sayang, udah dong nangisnya," ucap Mayang seraya melepaskan pelukan Serena dan mendudukkannya di sebuah kursi. Gadis itu pun menyusut airmatanya yang masih saja mengalir deras di pipinya.

"Bima akan segera bertanggungjawab padamu Na, jadi jangan lagi bersedih ya, cinta kalian akan bersatu kembali," ucap Mayang seraya mengelus lembut rambut sang calon menantu.

Serena langsung mengangkat wajahnya dan menatap Arjuna dan Mayang bergantian. Ada banyak pertanyaan yang tiba-tiba saja muncul dibenaknya.

Salah satunya adalah, kenapa wanita cantik itu tahu kalau nama panggilannya adalah Nana. Dan satu hal lagi, ia juga baru tahu kalau Bima adalah putra dari Arjuna, sahabat almarhum ayahnya.

"Sekarang mari kita pulang ke rumah. Kita siapkan pernikahan kalian sesegera mungkin, tante takut kalau Bima masih ingin melakukan hal yang sama jika urusan baik ini ditunda-tunda," senyum Mayang.

Serena tertunduk kembali. Ia jadi malu plus bahagia. Apalagi saat Arjuna menceritakan hubungan pria itu dengan ayahnya sendiri. Ia jadi paham kenapa pria itu memberikannya pekerjaan pada waktu itu dan membawanya kembali ke perusahaan setelah Bima memecatnya.

"Kami doakan kalian bisa saling memberikan cinta dan perhatian yang tulus," ucap Arjuna dengan ekspresi tenangnya.

"Iya Om," lirih Serena.

"Dan, kami juga memohon, agar kamu memaafkan Bima yang terkadang memang sangat menyebalkan," lanjut Mayang tersenyum.

"Iya tante," balas Serena tersenyum. Hatinya berdebar bahagia mengingat bagaimana Tuhan mengatur jodohnya dengan sangat baik.

"Nah, katakan mau konsep pernikahan seperti apa yang kamu inginkan, insyaallah kami akan mengabulkannya," ucap Mayang bersiap untuk mencatat.

"Yang sederhana saja tante, yang terpenting 'kan ijab kabulnya," balas Serena.

"Baiklah, terserah padamu saja. Tapi kalau boleh, mulai sekarang, kamu panggilnya gak usah pake tante deh, rasanya gak enak banget deh."

"Jadi saya manggilnya apa?"

"Panggil saya mama saja, seperti Bima dan Ayu manggilnya."

"Iya ma," ucap Serena tersenyum setuju.

Setelah mereka selesai berbincang-bincang tentang konsep pernikahan yang akan diusung oleh mereka, ketiga orang itu pun segera meninggalkan ruangan itu.

🌺🌹🌺

Waktu yang dinanti-nanti pun tiba, setelah urusan dokumen pernikahan selesai, Bima dengan lantang mengucapkan ijab kabul untuk yang kedua kalinya atas nama Serena di depan penghulu dan para saksi.

"Sah!"

"Sah!"

Kedua saksi yang ditunjuk langsung mengesahkan pernikahan itu yang diamini oleh penghulu.

"Alhamdulillah!" teriak Bima keras dan langsung membuat semua orang kaget dan tertawa. Mereka tak menyangka kalau Bima yang introvert dan arogan itu bisa langsung berteriak impulsif seperti itu.

"Mas, malu ih," lirih Serena seraya mencubit tangan Bima.

"Aku senang sayang, aku udah gak sabar malam pertama sama kamu," bisik Bima dengan senyum mesumnya.

"Oh ya ampun mas Bima! Aku denger lho!" teriak Ayu yang ternyata berdiri dibelakang mereka berdua.

Serena langsung merasakan pipinya menghangat semakin malu sedangkan Bima tak perduli. Ia malah langsung meraih tubuh istrinya dan mengecup keningnya kemudian membaca sebuah doa keberkahan yang baru saja ia hafal.

"Aku udah gak sabar Rena sayangku," bisik Bima.

🌺🌹🌺

*Tobe Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?