NovelToon NovelToon
Istri Pengganti

Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:314.5k
Nilai: 4.3
Nama Author: Cotton Candy Zue

Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.

Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.

"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera

"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.

Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.

Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 31 : Sulk

"Nggak mau." ucap Binar datar, ia bahkan tidak ingin melihat ke arah suaminya.

"Kenapa? Ini sama aja, sama-sama nasi, sayur, sama lauk yang tadi." ujar Dera, masih tak mengerti, kenapa istrinya merajuk karena hal sepele seperti ini.

Apa ini sisi lain Binar?

Walau bagaimanapun, istrinya itu terlahir sebagai anak bungsu, pasti manja.

Ya, meski tidak semanja Sierra dulu sih.

Eh?!

Kenapa jadi ingat, Sierra sih!

"Aku udah gak mood lagi, gak pengin makan apapun lagi." kata Binar, lalu kembali diam dan menyembunyikan wajahnya pada bantal, memunggungi Dera yang masih sulit memahami ini semua.

"Binar?"

"..." Hening, Binar kalau sedang kesal memang memilih banyak diam daripada ia nanti mengucapkan kata-kata yang menyakitkan orang lain.

"Nara? Binara? Aku suapi mau? Kamu belum makan sejak siang kan? Mama bilang kamu membantu mama menata taman sampai lupa makan, ayo makan." bujuk Dera dengan sabar, sedingin-dinginnya Dera dulu, sebenarnya pria ini adalah pria yang hangat jika itu pada orang yang ia sayangi.

"...."

Binara masih diam.

Dera jadi merasa bersalah.

"Aku gak sengaja lagian, Nara. Sienna? Al?"

Dera mendengus pelan, Binar masih tidak mau menyahut. Dera, keluar dari kamar mereka dengan membawa nampan berisi makanan yang masih utuh.

Istrinya benar-benar tidak mau menyentuhnya.

"Kok utuh? Nggak jadi makan?" tanya Anna yang lewat, lalu melihat anaknya membawa keluar makanan yang masih utuh.

Dera menggeleng lesu, "Binar gak mau." singkat Dera dengan nada lesu.

"Lho? Kenapa? Ini makanan kesukaan dia lho, tadi dia bilang ke mama kaya semangat banget, dia capek terus laper pengen makan ini tadi."

"Dia ngambek." singkat Dera lagi.

"Kamu apain istri kamu, hm?" Anna terkekeh geli melihat wajah lesu anaknya yang tak biasanya itu.

"Ya kan tadi aku gak sengaja menumpahkan makanannya, terus aku ganti tapi dia enggak mau. Padahal ini sama!" keluh Dera.

Anna melongo sebentar, "Cuma itu?" cicit perempuan setengah baya itu, ia heran kenapa masalahnya sepele sekali?

Anna tidak mengira kalau menantunya akan kesal hanya karena itu.

Aneh sekali.

"Iya!" sahut Dera tak santai.

Anna mengulum senyumnya, lalu langsung meninggalkan Dera tanpa memberi solusi.

Di dalam pikiran wanita itu ada bayangan menyenangkan yang hanya Nyonya Bagaskara itu sendiri yang tahu.

Di kamar.

Binar merasa tidak enak, ia tahu kebiasaannya yang satu ini tidak baik.

Ketika dirinya mengidamkan makanan dan menyiapkan dengan sepenuh hati lalu tiba-tiba jatuh atau di makan orang.

Mending dirinya tidak usah makan, meski masih ada makanan yang sama.

"Aku keterlaluan gak ya?" bisiknya pada dirinya sendiri.

Tadi itu, saat ia sedang mau makan mendadak dia ada urusan ke kamar kecil, lalu saat kembali dan mau makan, makanan yang ada di meja makan sudah pindah ke lantai dan di ruang makan cuma ada suaminya, Dera.

Tidak salah lagi, pria itu yang menumpahkannya.

Lalu dalam diam, ia membereskan semuanya dan kembali ke kamar.

Ternyata, Dera membawa makanan yang sama untuknya, karena mertuanya bilang ia belum makan.

Memang belum, ia sibuk sejak pagi dan ia lapar, lelah, dan bersemangat untuk mengisi mulutnya dengan kelezatan makanan yang sudah lama tidak ia santap.

Binar kembali menyembunyikan wajahnya semakin dalam saat mendengar suara pintu terbuka.

"Nara? Sayang? Kamu tidur?

'Hah? Sayang?' batin perempuan itu dengan jantung yang mulai berdetak tak normal, apalagi saat merasakan kasurnya bergerak menandakan ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Maaf, masa cuma begitu kamu kesal?" gumam Dera, lalu menyentuh rambut halus istrinya.

Hatinya menghangat mendengar penuturan suaminya, ia sungguh merasa bersalah apalagi Dera itu baru pulang bekerja, tapi ia masih kesal.

Namun, meski kesal Binar tetap berusaha berbalik lalu mengambil posisi duduk menatap datar suaminya, yang di tatap kebingungan sungguh baru ini selama pernikahan istrinya bersikap dingin cuma gara-gara makanan!

Dera memperhatikan langkah perempuan itu yang masuk ke kamar mandi, lalu kembali tak lama kemudian, menghampiri dirinya yang masih duduk terdiam di pinggir ranjang.

"Masih kesal?" tanya Dera.

Binar memilih tak menjawab dan melepas dasi suaminya yang masih terpasang tapi sudah tidak jelas tata letaknya, lalu membuka dua kancing atasnya.

"Mandi." singkat, Binar malas berbicara banyak intinya ia menyuruh suaminya mandi.

Kemudian, ia bergerak kembali untuk menyiapkan pakaian ganti suaminya.

Tapi, tangannya di cekal.

Matanya menatap protes ia masih malas bersuara, sungguh!

"Apa suaramu sudah habis?" tanya Dera yang mendapatkan tatapan bingung dari istrinya.

Binar menggeleng malas, lalu memilih untuk menjalankan niatnya tadi.

Tapi lagi-lagi, tangannya di cekal kali ini lebih kuat dan ia di tarik sampai jatuh ke pangkuan suaminya.

Lalu, tanpa di duga-duga bibir Dera kini sudah mendarat di bibir Binar, Binar membelalakkan matanya kaget, dari matanya ia bisa melihat mata suaminya yang terpejam, mulai memainkan bibir plum milik Binar yang kaku.

Tangan kekar, Dera mendekap erat punggung dan pinggang Binar.

Lama kelamaan, Binar juga terbawa permainan suaminya, kedua tangannya mencengkram kemeja Dera dan tangan pria itu kini menjalar ke atas menahan tengkuk Binar untuk memperdalam tautan bibir mereka.

Binar merasakan seperti ada banyak kupu-kupu di rongga perutnya saat ibu jari Dera menelusup di belakang telinganya.

"Eungh." lenguh Binar, saat tangan Dera meremat pinggangnya di tambah ia juga mulai kehabisan napas.

Tangan perempuan itu yang semula meremat dada suaminya, kini bergerak ribut memukul dan mendorong meronta ingin di lepaskan.

"Mas?! aku gak bisa napas!" pekik Binar begitu saja tepat saat tautan mereka terlepas.

Napas mereka tersengal-sengal, Dera tersenyum miring melihat wajah istrinya yang memerah.

"Bisa bicara, huh?" ucap Dera dengan suara seraknya, tangannya mengusap bibir basah sang istri dengan sensual.

Binar salah tingkah, ia langsung saja berdiri dari pangkuan Dera, tapi lagi-lagi ia gagal.

Dera menjatuhkan dirinya paksa ke atas pangkuan pria itu lagi.

Kali ini, posisinya membelakangi Dera.

Dera memeluk erat perut istrinya dari belakang.

"Kenapa harus marah untuk hal sepele? Kamu mau apa? Apapun yang kamu mau aku usahakan memberikan itu untuk kamu." kata Dera, lalu menjatuhkan dagunya pada bahu sempit sang istri.

Binar menatap asal setiap sudut kamar mereka, ia harus menjawab apa ya?

"Jawab!" ancam Dera, lalu memberikan kecupan dalam pada leher Binar yang membuat perempuan itu hampir kehilangan akal, rasa aneh menjalar di sekujur tubuhnya saat ini.

Sentuhan Dera, bisik suaranya, betapa dekatnya pria itu sekarang dengannya, itu membuat hampir hilang akal.

"Masih mau diam, huh?" lanjut Dera lagi yang kini kembali melakukan hal yang sama seperti tadi di tambah dengan gigitan kecil yang membuat Binar mendesah tertahan.

"Engh, a-aku cuma kesal." jawab Binar buru-buru.

Dera membalikkan posisinya menghadap pria itu, tangan besar itu menangkup wajah mungilnya.

"Kenapa kesal, aku sudah membawakan kamu makanan yang sama." ujar pria itu lembut dengan tatapan yang tak kalah lembut juga.

Binar takut menjawab, ia memilih menunduk.

"Jawab aku dan tatap aku, Sienna Albinnara!"

Tidak! Dera tidak membentak, ia cuma menekan kata-katanya menjadi lebih tegas tapi itu sudah membuat nyali istrinya menciut.

"Tapi, aku maunya yang itu, bukan yang lain." rengek Binar dengan suara kecil.

"Tapi yang aku bawa sama saja."

"Bedaaa..." rengek Binar ribut.

Gemas, Dera mencubit kedua pipi itu dan menyatukan hidungnya dengan hidung istrinya dan sedikit mengusaknya lembut.

"Manis sekali. Apa aku bisa memilikimu seutuhnya?" tanya Dera tiba-tiba yang membuat Binar berpikir keras.

"Ki-kita kan sudah menikah, ya aku memang milikmu lah." jawabnya terbata-bata, sebab aura dominan dari Dera benar-benar membuatnya merasa terintimidasi.

"Belum seutuhnya." sangkal Dera.

"Apa?"

"Aku ingin kamu jadi milikku seutuhnya!" tegas Dera dan mulai kembali menyatukan bibir mereka tanpa peduli kesiapan dari Binar.

1
Shifa Rizky
/Frown//Sob//Shy/
Wensy Gusno
Mau thor, terima kasih
Putra Ganteng
sangat bagus dan menarik
Putra Ganteng
Buruk
Shindy Yuliarti
binar adiknya dipta kah thor?
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Indah Rianti
bagus thor
Aghnia Raina
Luar biasa
Imam Firdaus
ceritanya bagus
Imam Firdaus
keren ceritanya
Salihah Azraai
mau thor. semangat ya!
Nyengsreng
lanjut dong
Sri Wahyuni
kurang greget
Hikam Sairi
mampir
dwisrilestari_cancer83
cerita nya simple n apik, alurnya ngga berat2 banget
Krystal Zu: terimakasih 🌹🤍
total 1 replies
Siti Saidah
lamaaaaaa
Zainab makky
bagus cerita x tor
Muh Nur
jujur lebih baik
Whi Tut
bodoh bodoh bodoh
Wiek Soen
menarik juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!