Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Cemburu
Pagi harinya Lova sudah siap untuk pulang bersama dengan Kenzo, namun meski begitu perasaan nya masih belum lega, ada yang mengganjal dan ingin dia ketahui. Kepalanya menggeleng pelan. Sudah cukup ia mencari tahu ataupun mencoba memisahkan Jeriko dan Serina. Mereka pasangan suami istri yang sudah menikah selama 2 tahun, sementara dirinya hanya orang baru yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah tangga mereka, itu juga karena paksaan dari Lova sendiri. Maka terima saja resikonya sekarang, atau biarkan semua berjalan secara perlahan, Lova tidak perlu buru-buru, masih ada banyak waktu yang membuat Jeriko berpihak padanya.
"Bebe, udah siap?"
Lova menoleh ke arah pintu. Melangkah dan membukanya. Ia menampilkan senyum terbaiknya kepada Kenzo yang sudah rapih dan siap untuk menjadi sopir mereka pulang nanti.
"Sebantar, gue ambil tas dulu."
Kenzo mengangguk dengan senyum. Menatap punggung Lova yang sedang berjalan mengambil tasnya di kamar.
'Ah, sial, seksi banget sih pacar gue' batin Kenzo menatap gerak-gerik Lova dari mulai berjalan hingga kini sudah berdiri tepat di depan nya.
"Ayo," ajak Lova.
Bukan nya menjawab, Kenzo justru malah mencondongkan kepalanya. Menghirup dalam-dalam aroma wangi dari pacarnya.
"Parfum lo wangi banget. Bikin gue pengen," ujar Kenzo seketika membuat Lova terkekeh.
"Apa sih pagi-pagi udah nggak beres aja," balas Lova.
Namun detik berikutnya Lova langsung menarik Kenzo dan menciumnya secara brutal.
Tadi, setelah berucap, Lova melihat Jeriko yang sepertinya akan berjalan ke arahnya. Dan entah kenapa nalurinya langsung menginginkan dirinya yang sedang bercumbu dengan Kenzo.
"Emh." Kenzo memejamkan matanya saat lidah mereka mulai beradu, saling menyapu di dalam sana memberi kenikmatan.
Namun sudah cukup lama mereka beradu, tidak ada tanda-tanda Jeriko akan muncul dan melewati mereka. Sontak Lova langsung menyudahi permainan lidah mereka.
"Bebe," heran Kenzo pada sikap Lova yang aneh menurutnya.
"Kita harus pulang sekarang Ken, perjalanan nya cukup jauh."
Tidak ada bantahan dari Kenzo, cowok itu membenarkan apa yang dikatakan oleh Lova.
"Lo bener, ayo! Lagian kita bisa melanjutkan nanti di apart gue," goda Kenzo membuat Lova mencubit gemas lengan cowok itu.
"Cukup ya! jangan minta aneh-aneh," ancam Lova mendapat kekehan Kenzo.
"Kalian udah mau pulang?" tanya Serina melihat keduanya sudah rapih.
"Iya tan, nanti siang Lova ada kuliah," balas Kenzo diangguki Serina.
"Sarapan dulu yuk," ajak Serina, namun segera Lova tolak dengan cepat.
"Makasih tan, kita mau sarapan di jalan aja nanti, tempat favorit kita, iya kan bebe?"
Pada akhir kalimatnya, Lova melihat Jeriko yang sedang berjalan ke arah mereka.
"Tentu bebe." Kenzo memegang dagu Lova dengan gemas.
Melihat kemesraan keduanya Serina tertawa. Ia mengangguk tidak mempermasalahkan jika mereka akan sarapan ketika perjalanan pulang nanti.
"Ya sudah hati-hati ya kalian."
"Siap tante, salam buat om, bilang suruh cepet tanda tangani proposal yang aku ajuin kemarin," ujar Kenzo diangguki Serina.
Keduanya langsung keluar dari villa besar dan mewah itu, namun hanya memberi rasa kesal untuk Lova malah ketika mendatanginya, Lova pikir ia bisa melakukan hal-hal yang sudah ia rancang bersama dengan Jeriko, justru sebaliknya, Lova seperti orang bodoh yang mengikuti pacarnya untuk bertemu dengan om dan tantenya yang sedang berbulan madu. Menyedihkan.
"Sialan," gumam Lova tanpa sadar.
Kenzo menoleh. Menatap Lova yang kini sedang mengumpati dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol.
"Apa tadi lo bilang?"
"Ngga ada, salah denger Ken."
"Sekali lagi gue denger lo ngomong kasar, gue bikin bibir lo bengkak beneran ya?" ancam Kenzo dibalas anggukan oleh Lova. Lalu tangan nya melingkar ke arah lengan Kenzo yang sudah bersiap menjankan mobilnya.
"Galak banget sih pacar gue," goda Lova dibalas gelengan kepala oleh Kenzo.
Sekitar pukul setengah 11 siang, Lova sudah sampai di rumahnya. Kenzo mengantarnya ke rumah dan langsung pamit karena ia sendiri merasa butuh istirahat setelah perjalanan sekitar 2 jam lebih.
Lova masuk dan tante Gina sudah menunggunya. Ia langsung menyambut Lova dengan serius.
"Lov," panggil beliau membuat Lova menoleh.
"Sorry ya tan, kemarin aku nemenin Kenzo."
"Duduk bentar ya? Tante mau ngomong sama kamu."
Lova dan tante Gina duduk di meja makan. Beliau sedari tadi menatap Lova seakan mencari tahu sesuatu yang sedang gadis itu sembunyikan.
"Belvi udah cerita sama tante," ujar beliau seketika membuat Lova terdiam.
Dalam hati Lova merutuki Belvi yang tidak bisa menjaga rahasia.
"Tapi lain kali kamu nggak boleh gini lagi Lov, mama kamu nggak lebih penting dari Kenzo?"
Seketika Lova bernapas dengan lega. Ternyata bukan tentang pernikahan rahasianya dengan Jeriko yang Belvi ceritakan.
"Iya tan, aku juga salah banget lebih milih temenin Kenzo dari pada jenguk mama."
'Tapi ada misi yang tidak tante tahu, dan misi itu tetap gagal'
Lova menunduk, sebenarnya ia memang sedih karena tidak menengok mamanya kemarin, tetapi ia juga sedih dan menyesal karena sudah membuang-buang waktu dan tidak melakukan pergerakan apa-apa untuk mengacau bulan madu mereka kemarin.
Sialan, mengingat itu lagi membuat emosi Lova kembali naik.
"Nggak papa, tante ngerti kok."
"Masalahnya, kemarin dokter Rendi bilang. Kalau ada yang datang ke sana buat ketemu mama kamu."
Seketika Lova menatap tante Gina dengan terkejut. "Tante tanya siapa orang yang coba temui mama?"
"Tante udah tanya, dan kata dokter Rendi, kerabat jauh dari kita, sayangnya pas orang itu dateng dokter Rendi sendiri sedang tidak ada di sana Lov, perawat yang tahu semua."
Pikiran Lova semakin berkecamuk. Ia menatap tantenya dengan bingung. "Tapi mama nggak apa-apa kan tan?"
"Mba Zema baik-baik aja kok Lov, cuma kemarin mba Zema tanyain kamu karena nggak datang."
Lova mendesah panjang. Ia sendiri menyesali kebodohan nya yang sudah rela menukar waktunya untuk datang ke villa dan melihat kemesraan Jeriko dan Serina.
"Maaf ma," lirih Lova yang langsung digenggam tangan nya oleh tante Gina untuk menguatkan.
Sementara di tempat lain. Jeriko baru saja tiba di rumah bersama dengan Serina. Bulan madu yang harusnya berlangsung selama 3 hari kini berubah total menjadi hanya sehari saja. Namun meski begitu Serina tidak mempermasalahkan apa lagi protes.
"Saya akan ke kantor," pamit Jeriko kembali masuk ke mobilnya setelah tadi menaruh barang-barangnya di rumah.
"Lho Serin, kalian sudah pulang?" heran eyang Sema melihat kedatangan menantunya.
"Iya ma, Jeriko tiba-tiba di telp dari kantor makanya kita buru-buru pulang tadi."
Terdengar helaan napas dari beliau. "Tapi sukses kan semalam?"
Serina tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis sebelum pamit ke kamarnya.
"Selalu begitu Jeriko," gumam eyang Sema tidak habis pikir dengan jalan pikir Jeriko yang lebih mementingkan pekerjaan dibanding bulan madu yang beliau rencanakan.
Jeriko melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia merogoh ponselnya dan menghubungi Egar.
"Egar, suruh Lova ke apartemen sekarang."
Setelahnya Jeriko mematikan sambungan telepon secara sepihak. Menyisakan Egar yang kini tengah menatap bingung ponselnya setelah mendengar perintah Jeriko baru saja.
"Kenapa harus aku? Kenapa tidak telepon sendiri saja? Benar-benar merepotkan kamu Riko."
Egar bingung sendiri, ia tidak mempunyai nomor telepon Lova. Tetapi bukan Egar namanya kalau tidak bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Jeriko.
lebih panjangin lagi ka ceritanya😂