NovelToon NovelToon
The Secret Of Fernshine Lighthouse

The Secret Of Fernshine Lighthouse

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Keluarga / Persahabatan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Floricia Li

Cosetta Elwood tak pernah tahu rasanya memiliki tetangga seumur hidupnya. Ia bersama keluarganya tinggal di kompleks mercusuar di tepi pantai hutan Fernglove yang jauh dari pemukiman penduduk. Suatu hari, sebuah perahu datang terombang-ambing dari laut, yang membawa seorang anak laki-laki bernama Cairo Argoyle.

Awalnya, Cosetta merasa skeptis dengan anak laki-laki yang lusuh dan bau itu. Cairo mengaku bahwa ia tak ingat tentang masa lalunya. Namun, lambat laun Cairo menjadi teman baru yang menyenangkan baginya.

Hanya saja, kenapa ya, kadang-kadang seperti ada yang aneh dari diri bocah laki-laki itu? Semoga saja, sih, apa yang ia takutkan tidak terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Floricia Li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rockside Letter

“Aku? Oh, tapi aku tidak punya pengalaman soal melukis,” kata Cosetta.

“Kurasa itu tidak benar,” kata Miss Waters. “Aku pernah melihat lukisan-lukisanmu di jurnalmu? Apa judulnya? Ah, The Nature Journal.”

Pipi Cosetta memerah. Benar juga. Ia memang pernah menunjukkannya pada Miss Waters. Saat ini ia lebih senang menyimpan halaman-halaman itu untuknya sendiri. Cosetta merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya.

“Ah, benar. Tapi lukisanku sangat buruk,” katanya.

“Kamu boleh menganggapnya buruk, tapi serahkan penilaiannya pada orang yang menikmati. Setidaknya kamu sudah berpengalaman dalam bidang seni. Tenang saja, kamu hanya salah satu juri, kok. Mr. Crawford adalah juri utama. Jadi kamu tidak perlu terlalu khawatir. Pikirkan saja hal-hal menyenangkan yang bisa kamu lakukan!” kata Miss Waters dengan kerlingan mata.

Cosetta berpikir sejenak, lalu menyanggupi. Ia selalu senang ketika murid-murid Maid Serene datang ke pantainya dan berbicara dengannya. Menghabiskan waktu bersama mereka pasti menyenangkan.

“Oh iya, karena kamu mengoleksi banyak sekali daun dan bunga, ibu ingin memberikan ini untukmu,” kata Miss Ellington seraya memberikan selembar pamflet pada Cosetta. “Ini adalah lomba esai tentang tumbuhan langka yang diadakan oleh Menteri Pendidikan. Pemenangnya akan mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di High Elia. Ibu pikir kamu akan tertarik.”

Cosetta menerimanya. Pamflet itu terdapat bekas-bekas lipatan. Ia menghaluskannya sebelum membacanya.

Announcing ‘Into The Woods’ Competition

Bagi murid-murid SMP dan SMA di seluruh negeri Irelia, dengan senang hati kami mengumumkan sebuah lomba bertajuk Into The Woods yang akan menyenangkan hati para pecinta alam. Buatlah esai mengenai tumbuhan unik yang ada di sekitarmu sepanjang tiga halaman. Kalian bisa mengirimkannya pada Kementerian Pendidikan, HIGH ELIA, HE12 5HF, IRELIA. Hadiah utama dibagi menjadi dua kategori. Kategori SMP, hadiah utama adalah beasiswa selama tiga tahun di SMA terkemuka di High Elia yang terdapat pada daftar di bawah. Kategori SMA, hadiah utama adalah beasiswa selama empat tahun di universitas atau institut mana pun yang berhasil kalian masuki. Selamat menulis!

“Bagaimana? Bukankah menarik?” tanya Ruth dengan mata berbinar. “Aku dan beberapa teman lain berencana untuk ikut!”

“Menurutku sangat menarik. Tapi bukankah kita terlalu muda, ya, untuk ikut? Kita ‘kan masih kelas satu,” kata Cosetta.

“Oh, tidak apa-apa. Tahun lalu juga ada anak kelas satu SMP yang memenangkan lombanya. Kalau pun kita tidak lolos seleksi, biar saja. Hitung-hitung untuk pengalaman.”

Cosetta memeriksa lembar pamflet itu tadi. Matanya melebar tatkala melihat baris tulisan di area bawah. “Dari seluruh anak yang mendaftar di Irelia, hanya empat anak yang akan dipilih setiap kategori? Irelia sangat luas! Sepertinya ini tak mungkin. Aku juga belum diajari cara membuat esai di sekolah.”

“Jangan putus asa dulu. Kamu bisa melihat contohnya di perpustakaan sekolah. Guru-guru pasti akan dengan senang hati membantumu,” ucap Ruth.

Hanya saja, Cosetta tak yakin akan hal itu. Guru-guru SMP Hartlefirth terlalu sibuk untuk memperhatikan keperluan setiap anak. Sekolah itu memang sekolah yang dibiayai oleh charity, sehingga kualitasnya tak begitu bagus. Berbeda dengan sekolah berasrama Maid Serene School of Girls yang dimiliki oleh keluarga terhormat yang selalu mengadakan rapat setiap bulan untuk memperbaiki kualitas.

“Kamu benar-benar beruntung, Cosetta. Rumahmu sangat indah. Aku bisa mengorbankan apa pun untuk tinggal di mercusuar sepertimu. Rasanya pasti seperti hidup di dalam dongeng,” kata Delilah seraya menjulurkan kedua kakinya yang pegal. Ia mendongak menatap langit. “Bintang-bintangnya terlihat begitu jelas dari sini.”

Cosetta tertawa. Sungguh ironis bahwasanya manusia selalu menginginkan apa yang dimiliki oleh manusia lain. Ia sendiri bermimpi untuk hidup di tengah-tengah orang banyak. Meskipun kepribadiannya sedikit pemalu, tetapi ia menyukai manusia. “Tentunya tidak! Sangat sangat tidak. Aku tidak bia bermain dengan siapa-siapa kalau aku ada di rumah. Kadang-kadang, hutan juga agak menyeramkan kalau malam.”

“Oh,” Delilah berucap dengan wajah yang berubah muram. Ia menyikut Ruth. “Aku tak akan bisa masuk ke kamarmu lewat jendela saat tengah malam karena aku tidak bisa tidur.”

“Dia selalu melakukannya. Paling tidak seminggu dua kali. Kalau aku tak menjawab, dia akan mengetuk-ngetuk jendelaku sampai aku bangun. Rumah kita memang berdekatan,” kata Ruth.

“Meskipun tidak jadi naik perahu, tapi aku sudah senang,” kata Joyce. “Kita jarang sekali bisa keluar dari desa kalau tidak ada acara ini.”

Karena penyebutan Joyce mengenai perahu itu, api unggun itu mulai ramai. Terlebih ketika Miss Waters dan Miss Ellington yang pergi ke tenda mereka dengan alasan mengantuk untuk memberi para gadis itu ruang untuk mengobrol.

“Kudengar, itu temanmu, ya, yang membawa pergi perahu itu?”

“Ceritakan padaku, Cosetta, aku ingin mendengarnya!”

Karena itulah, Cosetta dan para gadis itu baru tidur ketika malam sudah larut. Tetapi hatinya terasa senang. Kudapan-kudapan dan marshmallow juga telah habis dan mengenyangkan perutnya untuk tidur dengan lelap.

Ia menutup pintu tenda dengan senyum di bibirnya. Alangkah senangnya kalau ia punya teman di Hutan Foxglove alih-alih daun dan lumut dan tupai! Ia bergelung dalam selimutnya, lalu terlelap tak lama kemudian.

✮⋆˙

Lomba dimulai ketika jam menunjukkan sekitar pukul sepuluh. Cuaca amat cerah. Langit berbaik hati memberikan warna biru terbaiknya untuk para gadis yang sedang berlarian dengan bertelanjang kaki di pantai. Seruan ceria terdengar sahut-menyahut.

“Aku menemukan kuas! Hahaha, kebetulan sekali, kuasku serabutnya sudah sangat kasar.”

“AAA!!! Tolong singkirkan kepiting itu dari kotak harta karun! Duh, tapi ini punyaku, ya!”

“Aku sudah menemukan lima kerang, hahahaha.”

“Aku menemukan sepeda! Hahaha. Aku sangat beruntung. Eh, apakah sepeda termasuk dalam hadiah?”

Cosetta hampir-hampir mengira kalau sepeda yang ditemukan gadis itu adalah miliknya, ketika ia ingat bahwa ayahnya lah yang mengantarnya ke pantai dengan mobil. Karena sepeda itu adalah benda yang paling berharga, maka banyak gadis yang berkerumun. Cosetta juga penasaran. Sepeda siapa yang ada di balik batu itu?

Saat Cosetta mendekat, tahulah dia.

“Sepeda itu bukan harta karun,” ucapnya dengan nada muram. “Ini milik temanku,” sambungnya.

Karena kebanyakan anak telah mendengar tentang Mabel, dan diam-diam mengutuk gadis nakal itu karena telah merusak kesempatan mereka untuk menaiki perahu, mereka mulai berkasak-kusuk. Untungnya, teriakan Miss Waters yang mengingatkan bahwa waktu berburu kerang hampir habis membuat mereka bubar.

Cosetta menyentuh sepeda itu. Benar. Mabel pasti mengayuhnya untuk mencapai pantai sebelum dia kabur dengan perahu. Sepeda itu bahkan tak memiliki lampu yang memadai. Gadis itu sangatlah penuh tekad.

Saat ia mencoba menegakkan sepeda yang diletakkan sembarangan, matanya tertuju pada sepucuk kertas yang tertutup pasir. Cosetta merunduk untuk mengambilnya.

Tulisan tangan Mabel.

1
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭
ya Tuhan, sopo kelinci 🐰😭🤣🤣
ᏋℓƑ⃝⛁̸᮫☤𝙰υяαᘛ⁠⁐̤⁠ᕐ⁠ᐷẸˢ𝐭: kasian kelincinya 😔
Floricia Li: enak kan sop kelinci? 😂
total 3 replies
Alexander
Suka dengan gaya penulisnya
Maria Fernanda Gutierrez Zafra
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!