Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Yan Ling
"Ranah Tiga Daun? Sepasang sayap? Kenapa bisa seorang ranah tiga Daun memiliki sayap spiritual? Tidak, tidak, ini bukan sayap spiritual!"
Seorang laki-laki membuka lebar-lebar kedua matanya, sangat begitu terheran-heran.
Dia adalah Yan Ling— 18 tahun, murid Akademi Tujuh Warna. Seorang jenius yang telah mencapai tingkatan ranah Raja Tempur Bintang 4.
"Aww! Siapa yang begitu bodoh menabrak ku!" seru Xiao Chen, kesal.
Namun, betapa terkejutnya Xiao Chen, di saat ia melihat laki-laki di hadapannya yang ternyata seorang Praktisi Raja Tempur.
'Raja Tempur!' pikir Xiao Chen, kaget.
"Siapa kamu?" Xiao Chen bertanya dengan nadanya yang sangat begitu waspada.
Tetapi seekor ular merah berkepala dua, tiba-tiba datang hendak menelan Xiao Chen.
"Awas!" Yan Ling berteriak, memperingati Xiao Chen. Namun tubuhnya segera bergerak, mendorong Xiao Chen hingga terpental membentur tebing batu.
Namun, Yan Ling terkena serangan ular berkepala dua itu, bahkan saat ini, Yan Ling tengah dalam kesulitan yang serius. Tubuhnya di lilit oleh ekor ular merah yang besar. Membuat Yan Ling tidak bisa untuk tidak menggerai kesakitan, "Aahhh!"
Xiao Chen panik, namun ia pun segera mengeluarkan pedangnya. Satu pedang yang terdapat bercak api pada belah pedangnya.
"Dasar binatang sialan, matilah!" teriak Xiao Chen, tubuhnya segera melompat, pedang di tangannya mengeluarkan nyala api yang membara.
Slash!
Satu tebasan pedang mengenai pelipis mata salah satu kepala ular itu. Membuat ular itu pun mendesis, tetapi suaranya seperti raungan seekor naga. Namun, ekor ular yang melilit tubuh Yan Ling sontak terlepas setelah kepalanya terkena tebasan pedang Xiao Chen.
Buk!
Tubuh Yan Ling terjatuh cukup keras menghantam tanah. Segera Xiao Chen dengan cepat menolongnya, dan membawa pergi.
"Saudara! Terimakasih!" ucap Yan Ling, tetapi kondisinya sudah sangat lemah, di saat tubuhnya di bawa terbang oleh Xiao Chen untuk melarikan diri.
"Aishhh! Kau tidak perlu berterimakasih, lagi pula kau masih berhutang maaf karna telah menabrak aku." sahut Xiao Chen.
Yan Ling mendecih pelan, merasa lucu. Terbang menjauhi lembah di dasar tebing, terbang jauh dan semakin jauh lagi. Meninggalkan ular berkepala dua sehingga tak terlihat.
Hingga mereka pun keluar dari lembah, tiba di sebuah hutan yang tenang. Cahaya bulan menyelinap dari celah-celah pohon, menerangi wajah Xiao Chen dan juga Yan Ling yang tengah kelelahan.
"Akhirnya terbebas juga dari ular bajingan itu!" kata Xiao Chen, nafasnya sangat begitu cepat, duduk bersandar di pohon besar.
Tiba-tiba Yan Ling tertawa, "Ha haa!" tawanya pelan, perlahan keras, semakin keras. Xiao Chen sempat merasa aneh, tetapi melihat Yan Ling terus tertawa, Xiao Chen pun merasa sangat lucu, bahkan tanpa sadar Xiao Chen pun tertawa terbahak-bahak bersama Yan Ling.
Hingga keduanya pun berhenti tertawa, terdiam tanpa kata, pandangan mereka terangkat ke atas, menatap bulan yang terlihat dari sela-sela dedaunan.
"Ling Yan!" kata Xiao Chen.
"Namaku Yan Ling, bukan Ling Yan!" sahut Yan Ling, rendah.
"Oh, Yan Ling!" kata Xiao Chen.
Yan Ling menghela nafas panjangnya, melepas segala rasa lelahnya.
"Yan Ling, kenapa kamu tertawa?" tanya Xiao Chen dengan polos, tetapi pandangannya terus menatap langit, nafasnya perlahan tenang, melepas lelah atas pelariannya.
Segera Yan Ling pun memalingkan pandangannya, menoleh ke arah Xiao Chen yang duduk di sampingnya dalam jarak, lalu ia berbicara, "Siapa namamu, saudara?" tanya Yan Ling.
"Xiao Chen!" jawab Xiao Chen, singkat.
Namun Yan Ling kembali tertawa dengan lantang, "Ha haa!"
Membuat Xiao Chen bingung, tetapi ia pun kembali ikut tertawa. Membuat suasana aneh, tetapi nampak menyenangkan.
Hingga berlarut, waktu tak terasa sudah hampir pagi. Kondisi Yan Ling pun sudah semakin membaik.
"Saudara Xiao Chen! Terimakasih atas bantuanmu, kebaikan ini tidak akan aku lupakan," ujar Yan Ling, bangkit dari tempat duduknya, berdiri kemudian membungkukkan tubuhnya kepada Xiao Chen.
Xiao Chen tersenyum, "Ah, hanya bantuan kecil." sahut Xiao Chen, segaris senyum masih menggantung.
"Jika di masa depan saudara Xiao Chen membutuhkan bantuan, saudara Xiao Chen bisa datang ke Akademi Tujuh Warna, cari saja namaku!" kata Yan Ling, ramah.
"Baiklah, saudara Yan!" sahut Xiao Chen.
"Kalau begitu, aku pamit pergi!" kata Yan Ling.
Xiao Chen pun mengangguk tersenyum. Dan Yan Ling pun pergi, berpisah dengan Xiao Chen.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣