NovelToon NovelToon
Jodohku Duda Kaya

Jodohku Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Revan Fernando

HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cika fall in love

Setelah Axcel minum sampai tidak sadar akhirnya Alex dan kedua sahabatnya membawa Axcel pulang ke kediaman orang tuanya, sepanjang perjalanan Axcel terus merancau tidak jelas sampai membuat ketiga sahabatnya geram.

" Yang plis maafin mas." rancau Axcel gak jelas.

" yang jangan tinggalin mas yang." axcel terus merancau.

" makanya gak usah gede ambek lu bukan anak keci lagi cel." ucap Derren sambil menoyor kepala Axcel.

" coba lu noyor kepala Axcel pas dia lagi sadar Ren berani gak lo." ucap Hendra yang duduk di samping kemudi.

" Auto langsung di putus kontrak kerja sama firma hukum gue sih kayanya, belum siap jadi miskin gue." ujar Derren.

" udah siap lo ketemu sang belahan jiwa?" tanya Alex pada Hendra.

" Kapan dia balik?" tanya Hendra balik yang belum tahu kalau adek sahabatnya sedang pulang ke jakarta.

" Hari ini bareng gue ama Axcel kebetulan hari ini kita ada kunjungan ke proyek yang ada di bandung." jawab Alex, sedangkan Hendra hanya menganggukan kepalanya.

Perjalanan yang di penuhi rancauan Axcel yang menyesali perbuatanya kepada kekasihnya akhirnya sampai juga di halaman rumah keluarga Dewangga, Alex pun menghentikan laju mobilnya dan mematikan mesin mobil dan keluar diikuti kedua sahabatnya sambil memapah Axcel yang sudah mabuk berat.

Tok. . .tok . . .tok

pintu dibuka dari dalam nampaklah Cika yang menggunakan baju tidur motif hello Kitty, membuat Hendra terdiam sejenak sebelum Derren menyenggol bahunya dan berbisik.

" Biasa aja kali lihatnya." bisik Derren, membuat Hendra sadar dari lamunannya.

" Bang Axcel kenapa kak?" tanya Cika pada derren yang memapah abangnya.

" Kobam dia, ini kita di bolehin masuk gak sih berat soalnya Abang lo Cik?" ujarnya karena Cika justru berdiri di tengah pintu bukanya menyingkir.

" Eh iya he he he lupa masuk kak?" ujar Cika cengengesan.

" Astaghfirullah itu anak Tante kenapa Ren?" tanya mama Nina pada sahabat putranya.

" Galau gara-gara ditinggalin sama pacarnya pulang kampung Tan." jawab Hendra.

" Ya udah ren tolong kamu bawa Axcel ke kamarnya." ujar papa dewa.

" Baik om, Ndra bantuin gue ni anak rese banget sumpah kalau lagi mabok." ujar Derren.

" Lex coba kamu periksa cctv ruangan Axcel apa yang dilakukan perempuan itu diruangan Axcel." ujar papa dewa.

" Baik om." Alex pun lalu keluar untuk mengambil laptopnya di dalam mobil, setelah mengambil laptopnya ia pun kembali ke ruang keluarga untuk bergabung dengan yang lain.

Setelah meletakkan Axcel di kamarnya Derren dan Hendra pun turun kebawah untuk bergabung dengan yang lainya di ruang keluarga, saat mereka sampai di ruang keluarga terlihat Alex sedang mengutak-atik laptop di depannya dengan serius.

Hendra dan Derren bergabung dan mengambil duduk di samping Alex.

" ini rekaman cctv di ruangan Axcel om di jam dua saat Claudia baru datang memang di saat itu meja Ciara sedang kosong." ucap Alex memperlihatkan rekaman cctv yang ada di ruangan Axcel, terliha saat Claudia baru datang ia mengintip kearah ruangan Axcel dan saat dia menyakini tidak ada orang Claudia pun masuk dan langsung duduk di kursi kebesaran milik Axcel. Claudia melihat-lihat meja kerja Axcel dan saat melihat kerah diamana ponsel Axcel berada ia langsung mengambilnya, akan tetapi dia tidak dapat membukanya terlihat dari raut wajahnya yang menahan kesal lantaran tidak bisa membuka kunci di ponsel Axcel.

Setelah Claudia berusah membuka ponsel Axcel akan tetapi tidak bisa dia pun beranjak dari duduknya dan mengitari ruangan milik Axcel, dia terus berkeliling dan setelah berkeliling di ruangan Axcel lalu ia memasuki ruang pribadi Axcel. Setengah jam dia baru keluar dari ruang pribadi Axcel setelahnya dia duduk kembali di kursi kebesaran milik Axcel, selang beberapa menit terlihat ponsel Axcel berdering dan Claudia melihat layar ponsel Axcel dengan raut muka yang terlihat menahan emosi.

setelahnya ia mengangkat panggilan tersebut kata demi kata Claudia ucapkan, tidak lama dia memasuki ruang pribadi Axcel dengan telfon yang masih tersambung. Sampai setengah jam baru Claudia terlihat keluar dan kembali duduk di kursi kebesaran Axcel, sekitar sepuluh menit dia duduk kemudian munculah Ciara dengan wajah penuh emosi.

" Pah, mama gak bisa bayangin perasaan Tary bagaimana saat mendengar karangan cerita Claudia, apalagi saat dia masuk ruangan pribadi Axcel dengan sambungan telfon yang masih terhubung entah apa yang perempuan licik itu lakukan pantas saja Tary lebih milih mundur dan pulang kampung." ucap Bu Nina sambil terisak.

" Papa harus lakuin sesuatu untuk perempuan itu agar dia jera dan tidak mengganggu Axcel lagi." lanjut Bu Nina masih dengan tangisnya.

" Mah udah mama tenang dulu papa pasti bakalan lakuin sesuatu buat perempuan itu agar jera iya kan pah?" ucap Cika, menenangkan mamanya.

" Lex kamu udah tahu apa yang harus kamu lakukan agar perempuan itu jera." ucap papa dewa mengandung perintah.

" Siap om aku bakal lakuin sesuatu agar perempuan itu jera." jawab Alex.

" Baiklah karena ini sudah larut malam sebaiknya semuanya istirahat, kalian bertiga menginap saja di sini." ujar papa dewa.

" Baik om." Jawab ketiganya bersamaan.

Setelahnya mereka semua pun pergi kekamar masing-masing untuk beristirahat, termasuk ketiga sahabat Axcel yang lebih memilih untuk bermalam di kamar Axcel.

" Mau kemana lo." ucap Derren saat melihat Hendra yang beranjak dari sofa.

" Ambil minum haus." ujarnya lalu melangkah keluar dari kamar, sesampainya di dapur ia melihat adik sahabatnya yang sedang di dapur.

" Belum tidur?"

Asik dengan makanannya, Cika dibuat kaget tiba-tiba ada suara di belakangnya.

" Iiihh, kak Hendra ngagetin aja." Cika mengusap-usap dadanya. " Tadi sih mau tidur, tapi tiba-tiba laper jadi bikin mie deh kakak mau?" tunjuk Cika pada semangkuk mie instan yang ada dihadapannya.

Hendra ikut duduk di samping Cika, sesaat Cika dibuat salah fokus dengan penampilan Hendra.

" Kenapa aku baru sadar kalau kak Hendra ternyata ganteng apa lagi kalau pakai kaos kaya gini kelihatan lebih muda, gak kaya biasanya yang selalu pake kemeja." batin Cika terpesona.

" Nggak deh buat kamu aja, emang tadi sore gak makan jam segini laper gak takut gendut apalagi makan mie instan,?" tanya Hendra.

Cika memberengut kesal, " Iya lah yang seorang dokter jadi gak suka makan mie instan, gak sehat takut gendut nanti ototnya bisa ilang." jawab Cika menyindir.

" Nggak juga kakak kadang kalau lagi kepepet laper makan mie instan juga kok, lah kamu sendiri kan juga calon dokter" ujarnya.

" He . .he . .he iya juga sih lupa kalau aku juga calon dokter." ucapnya sambil cengengesan.

" Kamu ini ada-ada saja bisa-bisanya lupa sama jurusan yang kamu ambil." Ucap Hendra tersenyum sambil mengusap rambut Cika dengan gemes, melihat senyum Hendra justru membuat Cika terpana untuk sesaat.

" Kak ih rambut aku nanti berantakan." ucapnya cemberut, rambutnya yang di usap tapi hatinya yang berantakan kan anjir.

Hendra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak lagi membuka suara hanya memperhatikan Cika melanjutkan makannya.

" Lah kak Hendra kedapur mau ngapain?" tanya Cika, pasalnya sahabat abangnya malah ikut duduk di meja makan.

" Tadinya haus mau ambil air minum tapi liat kamu duduk di meja makan sendirian jadi ya kakak samperin deh." ujar Hendra, sedangkan yang diajak bicara mengangguk-anggukkan kepalanya sambil terus makan.

Lima belas menit kemudian, mie yang ada di mangkok sudah habis Cika membawa mangkok kotornya untuk dicuci, setelah mencuci mangkok ia pun kekulkas untuk mengambil air minum ia mengambil dua botol air minum.

" Nie kakak tadi katanya mau ambil air minum sekalian aku ambilin." sambil mengulurkan satu botol air dingin ke arah Hendra.

" Makasih." ucap Hendra mengambil air minum yang Cika berikan.

" Kalau gitu aku balik ke kamar dulu yah kak, good night." ucap Cika melangkah meninggalkan dapur untuk kembali kekamarnya.

" Hmm, good night sweetie." gumam Hendra pelan tanpa bisa Cika dengar, setelahnya ia pun beranjak dari duduknya untuk kembali ke kamar sahabatnya.

Dikamar Cika ia menutup pintu lalu menyender ke daun pintu sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang.

" Kenapa aku jadi gugup gini yah kalau deket kak Hendra biasanya juga gak kaya gini." batinya dalam hati sedikit salah tingkah.

" Gak bisa, masa gue suka sama kak Hendra sih, umur aku aja sama kak Hendra terpaut jauh." batinya lagi.

" Arrrrghh, gila! Bisa apa, bisa gila gue kalau kaya gini."

" kenapa kebayang-bayang terus sih." omel Cika merasa lemah, tapi emang kak Hendra ganteng banget sih. " Masa gue terpesona sama kak Hendra sih?" jerit Cika dalam hati sambil menggigit kuku-kuku jari telunjuknya.

Kembalinya Hendra dari dapur ia duduk di sofa merebahkan badannya, teringat percakapannya dengan Cika di dapur perlahan sudut bibirnya terangkat membentuk senyum.

Derren yang melihat kelakuan Hendra pun menyenggol bahu Alex. "Temen lo kenapa balik-balik dari dapur udah kaya pasien RSJ senyum-senyum sendiri.

" Temen lo juga kalau lo lupa." ujarnya lanjut memainkan ponselnya.

" Gak yang ini gak yang ono kalau lagi fall in love, sama-sama kaya pasie RSJ sumpah suka senyum-senyum gak jelas ngeri sendiri gue ngeliatnya." ujar Derren, yang langsung dapat lemparan bantal sofa dari Hendra, karena gak siap jadi lemparan itu mengenai wajahnya.

" Lo bilang gue apa? pasien RSJ Lo tuh yang pasien RSJ." omel Hendra yang dari tadi masih denger pembicaraan kedua sahabatnya.

" Bangsat ! muka ganteng gue lo lempar bantal sakit anjir." Ucap Derren mengambil bantal sofa yang barusan digunakan Hendra untuk melempar mukanya.

" Lagian lo kenapa coba balik dari dapur kaya orang kesambet senyum-senyum sendiri?" tanya Derren, dan menjadikan bantal yang tadi dilempar buat ia peluk.

" Kepo." ujar Hendra lalu telungkup di atas sofa untuk tidur.

" Yeh si bangsat di tanya juga malah molor." ujar Derren melempar balik dengan bantal sofa, lalu beranjak dari duduknya menuju ranjang untuk tidur sedangkan Hendra yang dilempar bantal sofa tetap tidak bergerak.

1
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut...
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Riabunda Nai
thor kok lama banget siih thor selesainya 😭 gak sabaraan nee 🤭🤣😅😂
Riabunda Nai
ayok lah thor .. kok cm 1 aja siih .. 2 aja dikit setidaknya 5 episode gitu 😭
Riabunda Nai
jangan lama2 lanjutannya ya thor 😭😭
Evi Lusiana
suka karakter si tary tegas gk lemah
Ratu Lilys S
authooor ini cerita apakah sudah Tamat? kok cerita y cuma begitu mana kelanjutan y
mentary: tunggu yah kak soalnya aku Nyambi kerja
total 1 replies
Riabunda Nai
lanjut dong thor ..
mentary: ok ditunggu yah kak
total 1 replies
Ratu Lilys S
seru nich cerita y authooor 👍👍
mentary: terimakasih udah baca cerita aku terus pantengin cerita aku yah kak🙏🙏
total 1 replies
Mưa buồn
Hebat deh penulisnya!
mentary: terima kasih
total 1 replies
Nurqaireen Zayani
Menyentuh jiwaku
ciara_UwU
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!