NovelToon NovelToon
Connection Between Us

Connection Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Pembaca Pikiran
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Elena Prasetyo

Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.

Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.

Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Lusi sedang bersiap tidur ketika pintunya digedor oleh seseorang. Walau takut, dia memberanikan diri untuk membuka pintu. Tiba-tiba pria itu masuk ke dalam kamar Lusi dan langsung menuduhnya sembarangan.

Hamil?

Menikah?

Cara Lusi memperoleh pria kaya?

Tuduhan apa semua itu?

Kenapa pria itu melakukan hal ini setelah dua hari lalu menunjukkan perhatian padanya?

Selama tiga hari ini, Lusi tidak melakukan apapun kecuali bekerja. Dua hari lalu dia merasa tidak enak badan karena mengalami hari pertama datang bulan. Perutnya sakit dan keadaan hatinya sangat tidak normal. Untung saja dia ditinggal sendiri di ruangan. Membuatnya sedikit lebih tenang.

Mendadak, ada pengiriman makanan. Coklat, ayam goreng, mie pedas dan buah dikirimkan khusus untuknya. Dari pria yang sedang berada jauh di luar kota.

Bagaimana pria itu tahu tentang keinginan serta kebutuhannya? Saat itu hatinya menghangat. Sepertinya Lusi mulai jatuh hati pada pria itu.

Tapi sekarang, dia kecewa.

Bunga-bunga dalam hati yang terlanjur mekar seakan layu dengan cepat. Karena semua tuduhan itu.

"Tuan Muda West, saya sama sekali tidak pernah sekalipun mengaku hamil. Siapa juga yang mau mengaku hamil ketika usianya masih dua puluh dua tahun?" balas Lusi membela diri.

Akhirnya pria itu diam, sepertinya mencoba mencerna balasan Lusi.

"Kau tidak mengaku hamil?"

"Kenapa siapa? Tiga hari ini ruangan Anda kosong. Semua orang di perusahaan tahu kalau Anda sedang ada di luar kota. Tidak ada yang datang sama sekali. Hanya ada saya disana selama tiga hari."

"Ibuku, kau tidak bicara dengan ibuku?"

Nyonya West? Kapan Lusi bertemu dengan Nyonya West?

"Terakhir kali saya bertemu Nyonya West adalah saat Anda dengan tegas berkata tidak akan pernah menyukai saya! Apa Anda sudah lupa?"

Mendengar semua balasan Lusi, pria itu kembali terdiam.

Perlahan pria itu duduk dan tampak berpikir keras. Saat itu seseorang muncul di depan pintunya.

"Apa ada masalah, Lusi?" tanya Ari ingin mendekat ke dalam kamar Lusi.

Dia segera berlari ke arah pintu dan menghalangi pandangan Ari.

"Tidak ada masalah" jawabnya berharap Ari membatalkan niat mendekat ke kamarnya.

"Tapi aku dengar suara pria di dalam"

"Itu bukan urusanmu"

"Bukannya asrama perusahaan melarang tamu datang setelah jam sembilan malam?" tanya Ari.

Memang asrama melarang ada tamu datang setelah jam sembilan malam. Tapi bagaimana caranya Lusi melarang kedatangan pria yang merupakan putra pemilik perusahaan? Mungkin penjaga asrama yang ada di bawah juga tidak bisa menolak kedatangan Tuan Muda West di jam berapapun.

"Sudah kubilang itu bukan urusanmu" jawab Lusi lalu menutup pintu. Dan kembali berhadapan dengan pria yang kini hanya bisa menatapnya dengan tajam.

"Apa dia terbiasa mencampuri urusanmu?" tanya Tuan Muda West.

"Ari? Tidak."

"Kau bilang dia hanya teman satu asrama. Tapi kelihatannya lebih dari itu. Apa kalian sudah pernah masuk ke dalam kamar masing-masing?"

Lusi tidak mengerti dengan pria yang ada dihadapannya ini. Baru saja pria itu marah-marah. Memberikan tuduhan mendekati orang kaya dengan senjata kehamilan. Seakan menegaskan ketidak sukaan pria itu pada Lusi. Tapi sekarang, bertanya detail tentang hubungan Lusi dengan Ari. Bahkan terkesan, cemburu pada Ari. Sebenarnya, apa yang diinginkan Tuan Muda West?

"Tidak. Saya dan Ari tidak memiliki hubungan seperti itu. Kami hanya teman satu asrama. Dan lagi, Ari sudah membuat saya tertipu" jawab Lusi lalu merasakan firasat tidak enak.

"Tertipu?"

Oh tidak. Kenapa Lusi mengatakan hal itu.

"Maksud saya"

"Jadi pria itu yang sudah menipumu malam itu?"

"Bukan"

"Pria itu yang membuatmu terluka?"

"Tidak ... Bukan ... Iya"

Lusi sudah merasa bingung menjawab pertanyaan pria itu. Rasanya kepalanya penuh dengan banyak pertanyaan yang tak terjawab.

"Sial. Kalau begitu besok akan kukirim pria itu ke perusahaan lain. Dan produknya tidak akan pernah diluncurkan" jelas Tuan Muda West tidak sanggup lagi membuat Lusi bisa menahan diri. Dia harus memastikan sesuatu. Agar tidak terjebak pada perasaan yang seharusnya terlarang.

Tapi dia ragu untuk bertanya. Karena pria itu bukanlah orang biasa. Dan lagi, baru satu bulan Lusi mendapatkan gaji setelah bekerja di perusahaan ini. Apa dia sanggup mempertaruhkan gaji yang dia idam-idamkan selama ini hanya demi perasaannya yang bingung?

"Tidak. Ari bukan pria yang menipu saya. Juga bukan orang yang membuat saya terluka. Saya tidak mengenal pria yang membuat saya terluka. Bukan Ari" katanya mereset jawaban sebelumnya.

"Apa kau jujur?" tanya Tuan Muda West meragukan jawabannya.

Lusi menarik napas panjang dan mencoba untuk bicara dengan sangat jelas.

"Iya. Saya jujur"

Pria itu menatapnya untuk beberapa saat sebelum melepaskannya.

Lalu pria itu kembali ke masalah awal.

"Ibuku telah salah paham terlalu dalam terhadap hubungan kita. Aku akan mencoba menghentikan salah paham itu sekarang. Tapi ... Kalau pun aku gagal. Kau harus ikut bermain dalam kesalah pahaman itu" ucap Tuan Muda West seperti merancang sesuatu yang mudah.

"Saya hanya pegawai baru. Kenapa Anda melakukan ini pada saya?" tanyanya tidak sanggup menahan diri lagi.

"Apa?"

"Maksud saya. Ada banyak sekali wanita yang bisa menjadi pemain utama dalam kesalah pahaman ini. Tapi kenapa saya yang harus ada di dalamnya? Saya bukanlah siapa-siapa" terangnya.

"Itu harus kau"

"Apa?"

"Itu harus kau. Karena untuk beberapa waktu ke depan, kau harus terus berada di dekatku. Dalam keadaan baik dan tidak terluka. Sampai aku menemukan cara untuk mengeluarkan mu dari kesalah pahaman ini"

Kenapa pria itu selalu menekankan masalah tidak terluka? Apa ada hubungan Lusi yang terluka dengan pria itu?

"Tapi saya hanya ... "

"Jangan membantah! Sebagai pegawai Techno West, merupakan kewajiban bagimu menuruti semua ucapan atasan. Yaitu aku. Atau kau terpaksa didepak dari Techno West. Apa kau ingin dipecat?"

Lagi-lagi pria itu selalu mengancamnya dengan pemecatan. Bagaimana bisa dia menolak kalau seperti ini.

"Tidak"

"Besok, kau akan datang ke rumah West. Bersamaku dan menjelaskan kalau apa yang ibuku harapkan belum terjadi"

"Belum terjadi?"

Apa maksudnya itu? Jadi kehamilan itu bisa terjadi nanti?

"Katakan saja persis seperti yang aku ajarkan. Jangan membantah!"

"Baik"

"Dan apabila semua tidak berjalan lancar. Yang perlu kau lakukan hanya tersenyum dan mengangguk. Apa kau mengerti?"

Lusi diam dan mengangguk atas permintaan Tuan Muda West. Tidak tahu kalau kedatangannya ke kediaman West akan membuatnya mengetahui sesuatu yang mustahil namun benar-benar terjadi dalam dunia yang dia tinggali sekarang. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah dia tahu namun benar-benar nyata.

1
Selfi Azna
jodoh
Selfi Azna
thooorr,, novel yg satu lagi lanjutkan lah thooorr
Mom Yara
isinya berubah ya yg bab ini kak?
Ayu Kerti
lanjutt kakk
Muliati Sherina
bagus
Ayu Kerti
aku syuka karyamu kakk.. kereennnn...
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u
Ayu Kerti
ditunggu upnya kakkk
🌻🇲🇾Lili Suriani Shahari
fist plot menarik...next kita tunggu Thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!