Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulang Tahun Nathalia
Hari ini adalah hari ulangtahun Nathalia.
Selama pengawasan yang dilakukan oleh Arumi dan ketiga muridnya, tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari Robert maupun Nathalia. Arumi merasa bersyukur karena Nathalia dalam keadaan baik-baik saja sampai hari ini. Rencananya, Arumi akan merayakan ulangtahun Nathalia bersama karyawan yang lain. Lalu esoknya, ia akan mulai bertugas ganda, satu sebagai Arumi dan ke-dua sebagai The Ghost untuk melatih Nathalia.
Di rumah, Nathalia dibangunkan oleh pembantunya karena sudah terlalu siang, sekitar pukul enam pagi. Hal itu tejadi karena sehari sebelumnya, Nathalia sedikit berlatih ulang sendirian. Ia teringat akan janji The Ghost yang akan melatihnya saat usia 20 tahun. Supaya tidak mengulang dari awal materi, Nathalia berlatih terus-menerus sampai tengah malam. Akibatnya, ia bangun kesiangan.
"Hmm... Iya. Aku dah bangun," kata Nathalia sembari duduk dengan mata yang terkantuk-kantuk.
Nathalia berjalan dengan malas-malasan menuju ke kamar mandi.
"Waa...!!"
Karena masih mengantuk, Nathalia tidak memperhatikan langkahnya. Alhasil, ia terjatuh berguling-guling menuruni tangga. Melihat itu, pembantunya segera membantu Nathalia berdiri.
"Bangun, Nona. Buka mata Anda," kata pembantunya seraya menjentikkan jarinya beberapa kali di depan wajah Nathalia.
"Iya. Aku sudah bangun, Bu. Ini hanya trik menuruni tangga dengan cepat," dalih Nathalia.
"Alasan saja. Mandi dulu, Nona. Lalu sarapan. Makanan Anda sudah siap di sana."
Nathalia bergegas mandi lalu bersiap-siap. Saat memakai jaketnya, Nathalia sedikit tersenyum senang. Ia mampu mengingat semua materi latihannya yang sudah ia jalani dulu. Dalam artian, saat nanti berlatih dengan The Ghost, ia hanya melanjutkannya saja.
"Nona Nathalia! Sarapan dulu, Nona!"
"Iya, Bu."
Nathalia bergegas turun ke bawah lalu sarapan, setelah itu berangkat kerja.
Selama perjalanan, hatinya sangat senang. Ia sudah membuat janji kepada Anne, bibinya untuk datang ke rumahnya saat sore hari setelah pulang kerja. Ia juga sudah meminta izin kepada Arumi untuk pulang sore hari.
Kok sepi??
Nathalia kebingungan karena tidak ada orang di dalam Rott Restaurant. Gelap sekali. Nathalia melihat jam tangannya, sudah waktunya buka. Nathalia mengintip ke dalam, tidak ada siapa-siapa. Ia mencoba membuka pintunya, ternyata tidak dikunci. Nathalia membukanya dengan perlahan-lahan.
Ia kebingungan karena tidak ada satupun orang di dalam. Kemudian, ia menutup pintu restorannya lalu menghidupkan lampu.
"Selamat Ulangtahun, Nathalia!"
Nathalia terkejut saat menghidupkan lampu, di depannya sudah ada Brandon, Kylo, Floryn, Arumi dan karyawan lainnya. Mereka merayakan hari ulangtahunnya. Nathalia tersenyum haru.
"Silakan tiup lilinnya," kata Floryn sembari menyodorkan sebuah kue yang terlihat enak.
"Ok." Nathalia meniup lilin tersebut. Dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada Nathalia.
Satu per satu, Nathalia menerima hadiah dari rekan-rekannya. Ada yang besar, ada yang kecil. Saat dibuka, ada berbagai macam isinya, diantaranya pakaian, sepatu, kacamata dan gelang.
"Aku harap ukurannya sesuai," kata Floryn sembari tersenyum.
"Ini pas, Flo," kata Nathalia sambil mengenakan gelang di tangannya.
Rekan-rekannya terlihat senang melihat Nathalia yang antusias terhadap hadiah pemberian mereka.
"Ok. Mari kita makan sebentar lalu kita akan membuka restorannya," kata Arumi dan disambut dengan semangat oleh karyawannya.
Nathalia mulai membagi-bagi kue kepada rekan-rekannya. Sementara itu, Kylo dan Brandon mempersiapkan segala hal untuk membuka restoran, sembari menunggu Nathalia selesai membagi-bagi kue.
Suasana di sana sangat mencerminkan kekeluargaan. Arumi sebagai pemimpin di Rott Restaurant Jalundra pandai mencairkan suasana.
Perayaan sudah selesai. Dilanjutkan dengan rutinitas karyawan yang melakukan pekerjaan. Brandon dan Floryn tetap di sana, padahal mereka sudah diminta untuk pulang terlebih dahulu untuk istirahat. Akan tetapi, mereka berdua menolak dengan sopan. Arumi tidak bisa memaksakan mereka.
"Jadi, sekarang umurmu 20 tahun ya, Nathalia??" Tanya Floryn. Nathalia mengangguk sambil tersenyum.
"Sudah bisa mengendarai Tron atau MM deh," kata Floryn. Nathalia mengernyitkan dahinya.
"MM??" Tanyanya keheranan.
"Itu sebutan mobil di sini. Mobil pribadi. Harus seseorang yang berumur minimal 20 tahun untuk mengendarai kendaraan itu," jelas Brandon.
"Begitu. Seperti apa mobilnya??" Tanya Nathalia penasaran. Ia melihat keluar restoran, mungkin saja ada kendaraan yang dimaksud.
"Nah, itu dia," kata Floryn sembari menunjuk sebuah kendaraan roda empat dengan fitur canggih di dalamnya.
Menurut penjelasan Brandon, fitur yang ditawarkan oleh kendaraan MM berupa layanan televisi, kabin yang luas di belakangnya sehingga dapat digunakan untuk makan dan minum. Terkadang, ada beberapa orang yang memodifikasinya supaya dapat dijadikan tempat tidur. Dilengkapi dengan fitur autopilot.
"Kalau mau lihat lebih jelasnya, MM milik ibu Arumi saja. Hanya saja, itu keluaran lama. Kalau yang tadi, keluaran baru. Beda di peningkatan kualitas saja," lanjut Brandon.
"Hmm, begitu. Tetapi, aku rasa berjalan kaki lebih enak dan menyehatkan tentunya," kata Nathalia.
"Pantaslah badan kau jadi begitu," kata Kylo mengomentari tubuh Nathalia.
"Tidak seperti Floryn," lanjutnya.
"Heh... Apa kamu bilang?? Hmm??!" Tanya Floryn sambil menatap Kylo dengan tajam.
"Tubuhmu itu sangat kurus. Sepertinya saat ulangtahunmu nanti, aku hadiahkan tiket makan gratis seumur hidup di sini," kata Kylo santai.
"Awas kamu ya, Kylo." Floryn mengepalkan tangannya lalu diarahkan ke hadapan wajah Kylo karena merasa gemas dengan tingkahnya. Kylo hanya diam saja tak bergeming. Brandon menenangkan Floryn sembari tersenyum geli.
"Nanti sore ada acara, Nathalia??" Tanya Kylo.
"Huh?? Iya, ada. Aku ingin ke Bogsan. Bertemu dengan bibiku," jawab Nathalia sambil mengamati perdebatan kecil antara Brandon dan Floryn.
Dari pendengaran Nathalia, mereka berdua sedang membicarakan Floryn yang tidak terima dibilang kurus oleh Kylo. Brandon bukan menghiburnya, justru ia menyuruh Floryn menerima kenyataannya saja. Sontak saja, pernyataan itu membuat Floryn menjadi kesal. Akan tetapi, Floryn tidak marah sama sekali, hanya kesal saja.
"Apa perlu aku antar??" Tanya Kylo menawarkan diri.
"Tidak usah. Aku ke sana naik Cyrus saja," jawab Nathalia.
"Cyrus?? Berarti kau harus berjalan sampai perbatasan kota??" Tanya Kylo.
"Ya." Kylo menatapnya sejenak. Tidak habis pikir dengan Nathalia yang memilih berjalan kaki sampai perbatasan kota dilanjutkan dengan menaiki Cyrus. Padahal, Kylo sudah menawarkan diri untuk mengantarnya. Akan tetapi, Nathalia menolak.
Nathalia menyadari Kylo yang sedari tadi mengamatinya.
"Hmm, itu sudah biasa, Kylo," kata Nathalia menyadarkan lamunan Kylo.
"Begitu."
Sore hari tiba. Nathalia tengah bersiap-siap untuk berangkat menuju Bogsan. Saat ini, ia sedang berada di dalam kamar mandi, membasuh wajahnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya supaya wangi. Nathalia menatap cermin. Teringat akan tulisan yang mengatakan bahwa takdir sesungguhnya dimulai saat ia berusia 20 tahun. Hari ini, usianya sudah 20 tahun. Antara siap dan tidak, Nathalia harus menghadapinya.
Setelah siap semua, Nathalia bergegas keluar.
"Nathalia. Kau dipanggil ibu Arumi di atas," kata Kylo.
"Baiklah."
Saat sampai di ruangan Arumi, Nathalia mengetuk pintunya lalu dipersilakan masuk oleh Arumi.
"Ibu, ada perlu apa memanggilku ke sini??" Tanya Nathalia sembari duduk.
"Tidak ada. Hanya ingin memberikan sebuah hadiah untukmu. Khusus dariku," kata Arumi sembari menyerahkan sebuah kado kecil kepada Nathalia.
Saat dibuka, Nathalia kebingungan karena isinya berupa sebuah alat kecil.
"Itu adalah kendaraan Tron. Kamu bisa mengendarainya kan??" Tanya Arumi.
"Ya, tentu bisa Bu," jawab Nathalia.
"Pakailah itu untuk keseharianmu. Kamu sudah berusia 20 tahun, jadi dipastikan akan aman ketika ada pemeriksaan nantinya," kata Arumi.
"Baiklah, Bu. Terimakasih, Bu."
Arumi melirik jam dinding, sudah sore. Ia mempersilakan Nathalia untuk segera berangkat ke kota Bogsan. Arumi tidak ingin Nathalia kemalaman.
"Hadiah yang berguna sekali, Sensei," kata H mengomentari.
"Sedikit. Padahal dia bisa parkour, ya kan?? Akan tetapi, tidak mungkin dia akan melakukan aksi itu terus-menerus," kata Arumi sembari tersenyum lalu melihat keluar melalui jendela.
Dari ruangannya, Arumi memperhatikan Nathalia yang berangkat menuju Bogsan mengendarai Tron.
Hmm, anak itu sungguh pandai mengendarainya.
"Apakah aman dia mengendarai kendaraan itu, Sensei??" Tanya Al.
"Tentu saja aman. Dia sudah ahli," jawab Arumi dengan santai.
Kemudian, Arumi mengajak Al untuk makan di bawah.
"Ibu Arumi. Ingin pergi kemana??" Tanya Floryn sembari membungkukkan badannya.
"Makan siang. Padahal ini dah sore ya," jawab Arumi sambil mengamati keadaan di luar.
Brandon segera menyiapkan pesanan Arumi.
Saat Arumi hendak duduk, ia melihat ada Kylo yang masih bekerja. Ia mengernyitkan dahinya. Seharusnya, Kylo sudah pulang, berbarengan dengan Nathalia. Arumi sempat berpikir bahwa Kylo kemungkinan lupa waktu.
"Kylo! Ini sudah sore. Tidak pulang??" Tanya Arumi kepada Kylo.
"Oh iya, Bu. Sebentar lagi. Ada pekerjaan yang hampir beres. Tidak enak jika ditinggalkan," jawab Kylo. Sedetik kemudian, Kylo terdiam sejenak. Rupanya, ia lupa hendak melakukan apa. Ia menggaruk-garuk kepalanya, berusaha mengingat-ingat. Arumi tersenyum geli melihatnya. Karena menjawab pertanyaannya, Kylo lupa dengan apa yang akan ia kerjakan.
"Silakan, Bu. Ini makanannya," kata Brandon sembari menyajikan makanan di meja Arumi.
"Terimakasih, Brandon."
Arumi dan Al menyantap makanan mereka sembari berbincang mengenai materi latihan untuk Nathalia yang akan dimulai besok. Al menyarankan Arumi untuk memakai identitas aslinya saja saat melatih Nathalia. Namun, Arumi menolak. Ia akan tetap memakai identitas The Ghost selama melatih Nathalia.
Satu jam kemudian, mereka berdua selesai makan lalu kembali ke ruangan Arumi untuk membahas mengenai latihan Nathalia lebih lanjut.
Brandon membersihkan meja yang dipakai oleh Arumi dan Al makan. Lalu pandangan Brandon teralihkan oleh sebuah mobil yang terparkir di depan Rott Restaurant. Kemudian, ada dua orang yang keluar dari mobil. Mereka adalah Caroline dan Robert.
Caroline berlari masuk ke dalam restoran. Saat di dalam, ia celingukan seperti mencari-cari seseorang. Floryn mengetahui siapa orang yang sedang dicari oleh Caroline.
"Mencari Nathalia??" Tanya Floryn.
"Iya. Kemanakah dia?? Apa tidak masuk hari ini??" Tanya balik Caroline sembari tetap mencari-cari keberadaan Nathalia.
"Dia sudah pulang," jawab Floryn. Terlihat wajah lesu dari Caroline.
"Kenapa cepat sekali?? Boleh aku minta alamat rumahnya??" Tanya Caroline.
"Dia pulang ke tempat asalnya. Di Bogsan," jawab Brandon. Lalu ada Robert yang masuk bersamaan dengan jawaban Brandon.
"Bogsan?? Naik apa??" Tanya Caroline.
"Naik Tron kayaknya. Benar kan, Kylo??" Tanya Floryn kepada Kylo.
"Ya. Dia sudah pandai mengendarainya. Benar-benar hebat," jawab Kylo.
Floryn mengamati Caroline yang tertunduk lesu wajahnya. Di sampingnya ada Robert yang mengamati interior restoran. Floryn melihat ada sebuah kado kecil yang sedang dipegang oleh Caroline. Ia menduga bahwa kedatangannya ke sini untuk memberikan hadiah tersebut.
"Apa itu hadiah untuknya??" Tanya Floryn sembari menunjuk kado.
"Iya, betul. Kenapa Nathalia harus cepat-cepat ke sana, sih?? Masih sore, menjelang malam lho," kata Caroline.
"Bisa dititipkan saja ke kami," kata Brandon memberi saran.
"Tidak mau. Aku ingin memberikan ini secara langsung. Walaupun sudah lewat dari hari ulangtahunnya, aku rasa tidak apa-apa, mungkin ya," kata Caroline.
"Iya. Pastinya Nathalia mengerti kondisinya," kata Brandon.
Lalu Arumi dan Al turun, hendak pulang, bersamaan dengan Robert dan Caroline yang ingin pulang ke rumah. Arumi terdiam sejenak, mengamati kehadiran Robert di sana. Begitu juga dengan Al.
"Pak Robert, mana hadiah Anda??" Tanya Caroline sembari menengadahkan tangannya ke depan, meminta hadiah dari Robert.
"Hadiahnya sudah termasuk hadiah Anda, Tuan Putri," jawab Robert.
"Hei! Ini hadiahku sendiri. Hadiah Anda, ya Anda yang belikan sendiri," tanggap Caroline sambil bertingkah seperti anak kecil.
"Bukankah itu hadiah kita berdua untuknya??" Ucap Robert.
"Huh, dasar. Ya sudah. Yuk pulang." Caroline berpamitan dengan karyawan Rott Restaurant lalu berjalan pulang.
"Semoga saja, Nathalia senang dengan hadiah yang aku berikan tadi siang," kata Robert lirih sembari tersenyum lalu pergi menyusul Caroline.
Arumi dan Al membelalakkan matanya saat mendengar perkataan Robert. Hadiah apa yang diberikannya kepada Nathalia? Arumi segera membaca pikiran Robert. Ada kekuatiran di wajahnya.
Saat Robert dan Caroline sudah pergi, Arumi langsung menarik Al untuk ikut dengannya. Al yang tidak siap menerima tarikan itu, jatuh berguling-guling menuruni tangga.
"Al! Jangan bercanda. Ayo cepat!" Perintah Arumi yang sudah berada di ambang pintu.
"Apanya yang bercanda?? Sensei yang bercanda," batin Al.
Arumi mengendarai Tron lalu menghubungi kedua muridnya. Para karyawan terlihat kebingungan dengan tingkah Arumi namun, mereka tidak menanyakannya kepada Arumi.
Al baru saja keluar saat Arumi sedang menghubungi X dan H, meminta supaya mereka bergegas menuju Bogsan.
"Al! Cepatlah!" Seru Arumi saat melihat Al hanya terdiam terpaku menatap langit.
"Sensei..."
Arumi mengernyitkan dahinya. Al terlihat menunjuk ke arah langit. Arumi melihat arah yang ditunjuk oleh Al.
Oh tidak! Sudah terlambat.