Hito diperlakukan secara tidak adil oleh keluarga istrinya. Segala hal buruk ia dapatkan, tetapi pria itu tetap setia demi cintanya.
Namun, seiring berjalannya waktu. Hito semakin tidak dianggap. Secara terang-terangan sang istri berselingkuh dengan pria lain.
Hito direndahkan, dan dianggap pria sampah yang hanya menumpang. Namun, mereka semua tidak menyadari jika Hito, adalah seorang penguasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resmi
Para pencari berita telah berkumpul di satu ruangan ballroom sebuah hotel bintang lima. Pagi ini tepatnya pukul sepuluh pagi, pemilik dari perusahaan Astavi Corp akan mengadakan konferensi pers.
Puluhan mic dan kamera siap membidik sang pemeran utama kali ini. Stasiun TV secara langsung menyiarkan acara pegumuman yang sebentar lagi akan dimulai.
Deretan pengawal bersetelan jas hitam dengan dasi di leher mereka, berjejer untuk mengamankan acara yang akan berlangsung. Desas-desus di antara para pencari berita mengatakan jika pemilik dari perusahaan, yaitu Hito akan memperkenalkan istrinya.
Berita tersebut memang sengaja diembuskan agar semua mengenal siapa wanita yang berhasil merebut hari dari pria terkaya itu.
Beberapa langkah terdengar. Dua orang pria masuk, lalu mempersilakan seorang pria yang didampingi oleh asistennya, berjalan menuju podiom.
Kilatan kamera berebut mengabadikan datangnya pria yang membuat semua orang kaget melihatnya. Tampilan mewah yang melekat pada diri pria itu sudah biasa. Pasalnya Hito tidak memakai topeng, dan wajahnya baik-baik saja. Tidak ada satu goresan apa pun. Yang publik tahu, adalah Hito mengalami cacat di wajahnya akibat kecelakaan.
James memberi instruksi agar wartawam menahan segala pertanyaan mereka. Segala pertanyaan yang disampaikan, akan diatur oleh moderator.
"Silakan untuk memperkenalkan diri dan beri pertanyaan secara bergantian sesuai nomor yang ada di meja kalian masing-masing," ucap moderator kepada pencari berita yang terdiri dari pria dan wanita. Kurang lebih ada dua puluh wartawan dari stasiun TV, majalah ternama yang datang.
Seorang wanita mengangkat papan nomor. Moderator pria yang memakai kacamata mempersilakan wanita dengan nomor tiga belas memberi pertanyaan.
"Saya dari stasiun TV News. Apa Anda mengadakan konferensi ini untuk mengumumkan kalau wajah Anda sudah kembali seperti semula? Pasti Anda melakukan operasi plastik. Apa Anda tidak percaya diri?"
Hito tersenyum mendengarnya. "Pertanyaanmu seperti memojokkanku sekaligus mencemoohku saja."
"Maaf Tuan. Kami yang di sini sudah sangat penasaran," ucap wanita itu dengan meneguk saliva karena tidak bisa mengerem mulutnya.
"Aku memakai topeng karena wajahku dalam pengobatan. Aku tidak melakukan operasi plastik seperti yang kalian duga. Untuk masalah percaya diri, tentu aku sangat percaya diri dengan penampilanku. Mau tampan atau biasa saja, aku bersyukur," tutur Hito.
Satu orang pria mengangkat papan nomor yang bertuliskan angka tujuh. Moderator mempersilakan pria itu bertanya.
"Tuan ... kami dengar jika Anda telah menikah dan konferensi ini di lakukan untuk memperkenalkan istri Anda. Lalu ... di mana beliau?" tanya pria itu yang memperkenal diri dari majalah Life.
"Ya ... saya memang ingin mengenalkan menantu dari keluarga Hutomo." Hito memberi kode lewat tangan kepada James, dan pria itu mengangguk kepada dua orang pria untuk menjemput Xavera.
Tirai berwarna merah dibuka. Wanita cantik yang memakai gaun berwarna merah muda muncul dengan didampingi oleh dua orang pengawal.
Bidikan kamera menangkap sosok wanita yang tersenyum manis ke hadapan para wartawan. Xavera melambaikan tangan kepada semua dan sedikit membungkukkan tubuh.
Hito menyambut kedatangan wanitanya kemudian membawa Xavera untuk duduk di kursi sebelahnya.
"Wanita di samping saya ini, adalah Xavera Wiliam Hutomo. Dia istri saya. Menantu keluarga Hutomo," kata Hito.
Pencari berita masing-masing mengangkat papan nomor mereka. Moderator meminta mereka semua untuk tenang karena semua pertanyaan akan dijawab.
"Kapan kalian berdua menikah?" Seorang pria dari stasiun CCB bertanya.
"Xavera, adalah teman lamaku. Kami menikah karena saling mencintai, dan sudah hampir dua bulan kami menjalani biduk rumah tangga," kata Hito.
Pertanyaan lain pun berdatangan mengenai latar belakang Xavera. Moderator menghentikan pertanyaan yang mengarah kepada hal-hal yang tidak penting untuk ditanyakan.
Hito sudah memberitahu jika Xavera, adalah istri sah, dan sudah menjadi bagian dari keluarga Hutomo. Konferensi dibubarkan setelah kurang lebih satu jam.
"James ... cegah semua berita yang mengungkit latar belakang Xavera," kata Hito.
"Siap, Tuan," sahut sang asisten.
"Kenapa kamu tidak mau mereka tahu tentang latar belakangku?" tanya Xavera.
Hito mengusap puncak kepala istrinya. "Bukan tidak mau. Maksudnya ... berita mengenai dirimu akan beredar, tetapi hal yang baik saja. Para pencari berita itu akan mengetahui asal usulmu secepatnya. Mereka bisa saja membuat berita untuk menjatuhkanmu. James akan menyuruh bawahannya untuk mencegah hal itu."
Keluarga Xavera telah jatuh bangkrut. Hito tidak mau hal itu menyebabkan orang-orang memandang istrinya menikah hanya karena harta.
Xavera mengangguk, "Aku mengerti maksudmu. Terima kasih sudah mau menerimaku yang bukan apa-apa ini."
"Pria baik akan mendapatkan wanita baik pula. Aku menikahimu karena sifatmu yang tidak memandang orang lain sebelah mata. Aku beruntung telah mendapatkan wanita seperti dirimu," ucap Hito.
...****************...
Seperti yang sudah diduga oleh Hito. Latar belakang Xavera mulai terkuak. Dalam sekejap berita bangkrutnya perusahaan keluarga Xavera menjadi bulan-bulanan kerabat Hutomo.
Ya ... selepas mengadakan konferensi pers, malamnya Hito mengadakan pesta perkenalan Xava di rumah besar. Kerabat Hito dari pihak ayah dan ibu berdatangan. Tidak ketinggalan ayah mertua, kakak serta kakak ipar Hito.
"Oh, ya ampun, Hito! Apa kamu tidak salah pilih istri? Wanita ini hanya menginginkan hartamu saja," ucap seorang pria kerabat dari Hutomo. Pihak yang selalu usil memang dari pihak ayah Hito sendiri. Meski sudah diberi pelajaran karena mengkhianati klan, tetap saja mereka punya hubungan kerabat.
"Aku tidak salah pilih istri, tetapi salah pilih keluarga. Kenapa aku punya kerabat seperti kalian?" ucap Hito.
"Hito!" bentak seorang pria yang merupakan paman jauh Hito. "Hutomo! Dengar apa yang putramu katakan."
"Putraku mengatakan apa yang benar. Kalian selalu saja usil dengan urusan orang. Lebih kalian nikmati pestanya saja," ucap Hutomo.
Di sisi perkumpulan wanita, Xavera menjadi bahan gunjingan. Sepupu Hito yang tidak suka padanya, mulai mencari gara-gara.
"Apa, sih, yang menarik dari wanita sepertimu? Pasti kamu menjebak Hito dengan tidur bersama," ucap seorang wanita.
Xavera menyunggingkan sebelah sudut bibirnya. Yang dikatakan Hito memang benar. Kerabat dari pihak ayahnya memang suka memfitnah.
"Aku memang sudah tidur dengan Hito. Dia, kan, suamiku," jawab Xava.
"Kamu!" ucap wanita itu kesal.
"Kenapa? Kalian iri kepadaku?" kata Xava.
"Dasar! Kamu itu hanya wanita miskin!" seru yang lain.
"Miskin? Aku sangat kaya. Suamiku sangat kaya dan penguasa," jawab Xava yang semakin membuat para wanita menjadi kesal karena ucapannya.
Salah satu tangan melayang ke wajah Xava, tetapi tidak sampai kena karena Hito sudah meraih tangan yang akan menampar wajah istrinya.
"Apa yang ingin kamu lakukan, hah?!"
Wanita itu menelan saliva. "Dia dulu yang kurang ajar, Hito! Kami ini saudara yang akan melindungimu."
"Kamu kira telingaku tidak mendengar apa yang kalian tuduhkan pada istriku. Apa kamu mau tangan ini kupatahkan?"
Wanita itu mengeleng, "Jangan, Hito!"
Hito melepas tangan wanita itu secara kasar, lalu membawa Xavera menuju area tengah aula. "Dengar kalian semua! Xavera, adalah istriku. Jika kalian tidak terima, maka kalian berurusan denganku."
Bersambung.