Perjalanan kisah seorang wanita, jatuh bangun dalam membangun karir dalam hidupnya, hingga akhirnya menjadi sosok wanita kuat dengan dukungan dari seorang laki-laki yang sangat berkuasanya.
Kehidupan yang penuh dengan luka, bahkan kepingan layar hidupnya ada yang hilang dari ingatan.
Sebuah Rahasia yang tak terduga akan ditemukan, bersama dengan sosok anggota keluarga Klan Nugraha yang tak lain adalah Aftan Brian Nugraha.
Misteri apa apa yang akan terkuak pada akhirnya?, yuk ikuti semua kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampir Saja
Tentu saja murka di sajikan oleh Aftan kepada Leon yang tak tau situasi dan kondisi sama sekali, namun kabar gembira yang di sampaikan sedikit menetralisir suasana hati Tuannya.
"Jadi sudah kau urus?"
"Hari ini, aku akan ke perusahaan dan melayangkan gugatan, kebetulan sekali dia bekerja dengan salah satu milik keluarga Nugraha, hanya saja, sepertinya Tuan Hari Prasaja tidak menyadarinya"
"Hem, perusahaan itu akan segera kembali ke pemiliknya, dan otomatis, akan membawa pengaruh pada perusahaan laki-laki Breng-sek itu juga"
"Maksud mu Erga?"
"Hem, aku ingin menikmati kecemasan yang ada dalam wajahnya, buat dia merasakan secara perlahan, tau maksud ku?"
"Tentu saja Af, tenang saja, serahkan padaku"
Leon kini telah bisa membuat atasan sekaligus sahabatnya itu merasa puas akan kerjanya.
Waktu sudah tidak memungkinkan untuk adegan ranjang seperti tadi, hingga Aftan memilih segera masuk ke kamar mandi saat di dapati Andin sudah tidak di temukan dalam kamarnya.
Sementara wanita yang dicari kini justru sibuk melebur bersama dengan para pelayan yang sedang menyiapkan makan pagi bersama.
"Apa kesukaan Aftan?"
"Maaf Nyonya, apa anda tidak salah menyebut nama Tuan Aftan?" Tanya Seorang pelayan disan yang merasa aneh.
"Oh iya, maaf, maksud saya kesukaan suami saya, iya, suami saya" Andin mengulangi untuk memastikan tak salah lagi memanggil Aftan di depan banyak orang.
Beberapa pelayan menyebutkan, lumayan cukup sulit mengerjakan dengan tangannya sendiri saat Andin akhirnya membuat coklat hangat saja.
"Hem , harum sekali baunya"
Andin memuji Coklat hangat buatannya sendiri, kemudian mencicipi nya, tidak terlalu manis dan juga pahit, takaran sesuai insting nya saja.
"Lumayan" ucap Andin, lalu segera menyambar beberapa roti dan minuman itu untuk di bawa keatas.
Daun pintu terbuka atas permintaan Andin, lalu dirinya berjalan masuk, dan sungguh pemandangan yang luar biasa, membuat Andin membeku di tempatnya.
Bagaimana tidak, saat ini ada sosok gagah dan tegap keluar dari pintu kamar mandi, dengan hanya membelitkan handuk di pinggangnya dan dada bagaikan Roti Sobek yang berjajar begitu sempurna.
Begitu juga Aftan yang awalnya juga terkejut, dan hanya saling pandang sekejap, keduanya salah tingkah.
"Kanapa tidak ganti di dalam?" Gerutu Andin yang kini ber susah payah mengatur detak jantungnya.
Begitu juga Aftan yang awalnya terkejut, ada senyum tipis menyeringai disana, lalu menuju sofa dan duduk dengan santai sambil membuka laptop untuk mengecek email yang masuk.
Andin terdiam, lalu melanjutkan langkah dengan menghindari tatapan mata dan meletakkan secangkir coklat hangat buatnya dan juga roti di atas meja.
"Apa yang kau lakukan?"
Andin mengerutkan kening, sejenak mencerna pertanyaan Aftan.
"Aku menyiapkan sarapan"
"Untuk ku?"
"Juga untuk diriku sendiri"
"Jadi kau bisa melakukan pekerjaan rumah tangga?" Tanya Aftan kini sudah menatap Andin kembali.
"Aku wanita, bagaimana pun takdirku nanti adalah menjadi seorang istri yang harus mengurusi anak dan suami" jawaban sederhana dan biasa saja, namun tidak bagi Aftan yang kini terpaku dengan jawaban yang didengarnya.
Ada hati yang menghangat, teringat akan bagaimana seorang wanita yang berjuang untuk dirinya dan juga saudaranya, siapa lagi kalau bukan sosok wanita tangguh bernama Reyna Khaira Kusuma ya tak lain adalah sang Mommy tercinta.
Andin bergegas pergi, ingin rasanya segera menghilang dari tempat itu, dan Aftan tiba-tiba saja berdiri dan mengikis jarak dengan cepat.
"Tunggu!" Andin berteriak dan satu tangannya maju memberi jarak.
Namun percuma, Aftan justru menarik tangan itu hingga Andin terjatuh ke dalam dada tegap yang polos tanpa busana.
"Aftan jangan seperti ini!" Teriak Andin lagi, merasa ingin pingsan jika hal itu di teruskan.
"Aku hanya ingin kau membantuku berpakaian, apa kau keberatan?"
"Apa?!" Andin terkejut, lebih tepatnya merasa sangat malu.
Lalu dengan canggung, Andin mengambil baju yang akan di pakai Aftan bekerja dan memakaikannya perlahan, tangannya kini menempel sempurna di dada yang begitu sek-si dengan roti sobeknya.
Tak dibayangkan bagaimana jantung Andin kini bekerja Ekstra, apalagi tadi, setelah mendapat pelukan dari sang suami.
Aftan tersenyum saat Andin mulai memasangkan dasinya dengan sempurna,
"Ada apa dengan mu?" Tanya Aftan melihat wajah Andin seolah tidak ikhlas melakukannya.
"Tidak ada"
"Jangan bilang kamu tidak bisa melakukan hal semudah ini, apalagi kabar yang beredar kamu pawai dalam hal pelayanan" Aftan santai berucap.
Andin terdiam sesaat, rupanya memang masih banyak keraguan dalam hati Aftan.
"Baiklah, aku akan melakukannya dengan senang hati, ini hal yang tidak sulit sama sekali"
Andin tersenyum miring, tak peduli lagi dengan detak jantungnya yang berpacu tadi, kini lebih pada menahan emosi karena perkataan Aftan yang tentu saja menyinggungnya.
Tangan Andin bergerak, memakaikan pakaian dan merapikan, telapak tangannya menyentuh halus dada bidang itu, dari atas hingga ke bawah untuk memastikan pekerjaannya.
Dan apa yang terjadi selanjut, Aftan terdiam bukannya tak peduli, namun berusaha menahan diri, miliknya di bawah sana kini mulai melakukan aksi protes nya.
"Shiit!"
Andin tertawa dalam hatinya, merasa menang kali ini dari seorang Aftan.
"Rasakan, siapa suruh aku membantumu berpakaian" dalam hati tertawa senang.
Namun yang terjadi berikutnya tak disangkanya sama sekali, Aftan menyambar tangan Andin yang sengaja terus bermain-main, lalu mendorongnya hingga tubuh wanitanya tertahan tembok.
"Emmh" Andin berusaha menghindari, namun percuma.
Aftan dengan rakus kini telah melu-mat bibirnya, bahkan tangannya sengaja mengamankan aksinya dengan menggenggam tangan Andin di atas kepalanya.
Andin kini pasrah, sensasi nikmat membuatnya menyerah, lalu perlahan dengan lembut membalasnya, rupanya Andin menjadi wanita yang mudah belajar cara menikmati.
Sementara Aftan merasa tak bisa mengendalikan diri, reflek kelakiannya mendominasi, tubuhnya menekan Andin yang semakin larut dalam permainannya.
"Akh!"
Andin memekik, bukan kesakitan tapi merasakan sensasi nikmat yang tak terbantah, saat tangan Aftan sudah menyentuh asetnya yang sangat berharga.
Melihat suara merdu Andin di telinganya, Aftan semakin yakin, jika wanitanya juga sangat menginginkan.
"Aftan, Akh!"
Teriak lirih Andin lagi saat merasakan sesuatu yang aneh, keras dan menusuk perut bawahnya, bagai batang kayu menggesek tanpa ragu di bagian tubuhnya.
Aftan tak peduli, luma-tan itu kian dalam membius has-rat nya, tangannya kini masuk dan membelai kulit lembut pa-ha atas wanitanya, kain pun tersingkap, pemandangan indah menambah suasana semakin memanas.
Andin terkejut saat tubuhnya terangkat dengan cepat, lalu dirinya sudah berada diatas kasur dengan Aftan yang sudah menindihnya, baju atasnya pun tanpa disadari tidak beraturan bentuknya, dengan bukit kembarnya yang mul-us sebagian berada di luar gaunnya.
Andin memejamkan mata, pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya, merelakan miliknya paling berharga yang selama ini di jaga dengan nyawanya akan di miliki oleh orang yang paling berhak atas dirinya.
Aftan semakin memanas, meraba dan membuang baju sang istri yang dirasa menganggu kegiatannya, matanya memandang takjub puncak ranum kedua bukit kembar yang ada didepannya, dan menciumnya perlahan dengan lembut sambil melihat reaksi Andin yang begitu menggoda.
"Aku tak bisa menahan lagi" ucapnya lirih, dan Andin mengangguk tanda menyetujui, namun yang terjadi_
"Sial!"
Teriak Aftan mendengar deringan ponselnya kembali.
Aftan langsung menyambar dan akan mengultimatum siapapun yang menghubunginya disaat yang tidak tepat, namun betapa terkejutnya saat layar ponsel menampilkan sebuah nama disana.
Bersambung.
Yang makin penasaran, yuk jangan lupa KOMENnya ditunggu ya, juga VOTE, LIKE dan hadiahnya UNTUK memenangkan uang Tunai di Akhir Episode 40 dan 80 pada 3 KOMENTAR POPULER dan 3 TOP FANS teratas.