Panglima perang Lei Guiying menyusun rencana menyusup menjadi pengantin wanita agar dapat melumpuhkan musuhnya. Namun siapa sangka aliansi pernikahan yang seharusnya menuju negara Menghua. Justru tertukar dan harus menikah di negara Dingxi sebagai Nona Muda pertama dari kediaman Menteri yang ada di negara Menghua.
Lei Guiying menikah menjadi selir pangeran kesembilan. Begitu banyak intrik dan sekema besar terus terikat. Membuat gadis itu harus terus bertahan menjadi seorang pengantin aliansi dari negara lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jebakan besar yang telah tersusun dengan rapi
Puluhan penyergap telah menghadang mengelilingi mereka berdua.
Srreeenggg...
Pedang di tangan Lei Guiying di keluarkan dari sarungnya. Langsung menghadang memberikan pertahanan juga perlawanan. Gadis itu berdiri tepat di depan suaminya. "Pangeran kesembilan, bisa sedikit mundur kebelakang."
"Kamu bisa mengatasinya sendiri?"
Gadis muda itu melirik untuk beberapa saat kearah suaminya. Dengan santainya dia menjawab, "Tidak."
Shui Long Yin hanya tersenyum mendengar jawaban istrinya. "Tetap berdekatan. Agar perlawanan lebih sempurna."
"Baik."
"Bunuh," teriak salah satu penyergap yang langsung berlari menebaskan pedang di tangannya. Di ikuti semua penyergap yang ada di bawah kendalinya.
Tteeenggg...
Dentuman kuat terdengar semakin menggema di tengah kota sepi.
Ssreeeettt...
Pedang di tangan Lei Guiying menyayat titik fatal di kaki, tangan, juga bagian leher setiap penyergap. Darah menyembur kesegala arah menjadikan jalur itu ternoda warna merah.
Sellppp...
"Aaa..."
Ujung tajam pedang menembus kuat masuk kedalam dada para penyergap. Gerakan Shui Long Yin semakin ganas di saat pedang yang berhasil ia rebut dari tangan musuh dapat menjadi benda pencabut nyawa.
Dua orang yang berada di antara puluhan penyergapan berhasil melumpuhkan semua musuh dalam waktu kurang dari satu jam. Lei Guiying mengusap keringatnya yang sudah berjatuhan dari keningnya. Meksipun nafasnya masih terlihat sangat tenang. Namun hawa panas dari cuaca di kota itu terasa cukup menyesakkan. Di tambah kabut tebal dari asap pembakaran yang terus bertambah setiap saat.
Krekkkk...
Lei Guiying merobek lapisan luar gaun yang ia kenakan. Agar bisa menjadi penutup hidung dan mulutnya dari asap tebal. Shui Long Yin juga melakukan hal yang sama seperti istrinya. "Ikuti aku." Pria muda itu melangkah pelan melewati setiap jasad dari pembunuh. Dia melihat gadis kecil berlari menghindar.
Lei Guiying mengikuti setiap langkah suaminya menuju ke sebuah gang kecil. Di sana ada gadis kecil berusia sekitar tujuh tahunan meringkuk ketakutan. Lei Guiying berjongkok agar dapat menyetarakan tingginya. Baru saja ingin menanyakan tentang tempat tinggal atau orangtua dari gadis kecil itu. Dia di tarik suaminya sedikit menjauh.
"Kita terjebak." Melihat kearah prajurit pengawal kota yang sudah memenuhi setiap jalur. Mengunci mereka di satu tempat tanpa bisa bergerak lagi.
Gadis kecil yang tengah meringkuk itu bangkit lalu berlari menjauh.
Seorang pria dengan jubah resmi pemerintah berjalan dari belakang barisan maju ke barisan paling depan. "Pangeran kesembilan, jika anda masih melawan keadaan akan menjadi semakin buruk."
Shui Long Yin menatap dingin. "Ibu Ratu membuat ku merasa terhormat. Beliau harus dengan susah payah membuat jebakan sebesar ini."
"Pangeran kesembilan, silakan." Pria dengan jubah resmi mempersilahkan. Barisan pasukan membelah membukakan jalan.
Pangeran kesembilan menggandeng tangan istrinya. Mengikuti langkah barisan pasukan yang akan menunjukkan jalan. Mereka di giring menuju ke penjara yang telah di jaga sangat ketat. Pria berjubah resmi itu berdiri di depan pintu salah satu ruangan penjara. "Pangeran kesembilan, maaf karena telah mengejutkan anda. Saya hanya mendapatkan perintah pengurungan bukan pembunuhan. Jadi setelah waktunya tiba tentu saja anda juga selir Li akan saya keluarkan." Pria berjubah resmi itu keluar dari ruangan penjaga.
"Tempat ini terlihat cukup nyaman. Bahkan di tata sangat rapi tanpa debu." Menarik nafas pelan lalu menghembuskannya. "Udaranya bahkan seperti telah tersaring dengan sangat baik. Tidak terlalu buruk," ujar Lei Guiying duduk di kursi yang ada di ruangan. Buah-buahan tertata rapi di meja. Dia mengambil satu buah apel berwarna merah.
Kresss...
Suara gigitan menggema di ruangan itu.
Shui Long Yin juga duduk santai ikut menikmati waktunya. Dia menuangkan teh panas ke dalam dua cangkir kosong. Kepulan asap menyebar dan menghilang. "Kamu terlihat cukup nyaman ada di sini."
"Lagi pula untuk beberapa saat kita tidak bisa keluar dari penjaga ini. Ratu Chu Hua bahkan harus menyegel satu kota untuk mengurung mu." Senyuman terlihat di wajah Lei Guiying. "Pangeran kesembilan, kamu sangat hebat." Memperlihatkan kedua jempolnya. Dia sandarkan tubuhnya pada pembatas kursi.
Bibir samping Shui Long Yin menggembang tipis. Dia letakkan teko di atas meja lalu mengambil cangkir yang sudah penuh dengan teh panas. Tiupan pelan di lakukan untuk mendinginkannya. Setelah di rasa cukup dia meminum pada bagian atas cangkir. Rasa sepat lebih terasa kuat di ikuti sedikit rasa manis di saat teh masuk ke dalam tenggorokan.
Kesunyian terasa semakin tidak nyaman membuat Lei Guiying bangkit dari tempat duduknya. Meletakkan sisa buah apel di atas meja. "Aku akan mencari jalan keluar. Kamu ingin ikut?" Melihat kearah suaminya. Namun dia hanya mendapati senyuman dan gelenggan kepala ringan dari pria muda di depannya. "Kalau begitu kamu bisa menunggu di sini. Aku tidak akan lama. Ambil ini." Memberikan satu butir obat berwarna hitam pekat. "Cepat, tidak ada waktu lagi."
Shui Long Yin mengambil obat dari genggaman tangan istrinya dan langsung menelannya.
Lei Guiying juga menelan satu butir pil. Dia melangkah mendekat kearah jeruji besi.
Tengg...
Tengg...
Ketukan dua kali itu di dengar penjaga yang ada di dalam ruangan penjara. Membuat salah satu dari penjaga mendekat. "Nyonya, anda butuh sesuatu?"
"Kami hanya tahanan. Tapi kalian lumayan sopan," ujar Lei Guiying santai.
Menteri Han telah memberikan instruksi jika kami harus menjaga kalian dengan baik.
"Tawanan dengan kekuasaan benar-benar sangat menguntungkan." Lei Guiying melirik kearah suaminya. Sindiran itu tentu saja ia tujukan langsung kearah pria muda yang masih berdiam tenang tanpa gangguan. Tepat di saat dia melihat kembali kearah penjaga,
Wuusshhh...
Satu gerakan tangan telah membuat penjaga diam tidak bergerak kembali. Tatapan matanya bahkan kosong seperti patung. Bubuk putih tanpa bau telah terhirup dengan cepat.
"Tetap di sini. Jangan bergerak," ujar Lei Guiying memberikan perintah.
Penjaga itu mengangguk mengerti.
Shui Long Yin bangkit dari tempat duduknya terkejut dengan yang di lakukan istrinya. "Apa yang kamu lakukan?"
"Bubuk racun ini akan membuatnya menuruti semua perintah yang aku berikan. Tidak melukai jiwanya atau pikirannya. Hanya sedikit mengganggu ingatannya agar bisa di manipulasi dengan baik. Aku akan segera kembali." Lei Guiying mengambil kunci yang tergantung di sabuk penjaga di depannya.
Ckellkk...
Jeruji besi berhasil di buka.
Gadis itu melangkah keluar dari ruangan penjara. Dia juga melakukan hal yang sama kepada semua penjaga.
Pria muda yang ada di jeruji besi masih merasakan keanehan. Dia mendekat melihat tidak ada hal aneh dari penjaga itu. Yang berbeda hanya tatapan matanya juga tubuhnya seperti kaku. Hela nafas dalam terdengar, "Apa aku sudah menikahi siluman? Dia bahkan bisa memiliki racun yang dapat mengubah tindakan manusia seperti keinginannya. Melangkah masuk kembali, "Aku sudah terlalu meremehkannya."
Di luar penjara Lei Guiying sudah bisa terbebas dari belenggu para penjaga. Gadis itu langsung pergi menuju kediaman Walikota. Dia masih harus memastikan pemimpin kota Huyin ikut terlibat di dalam skema besar ini atau tidak. Karena setiap langkah yang ia ambil tidak boleh ada kesalahan.