NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:84.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Clue Baru Yang Nyata

Talia terkejut ketika dia membuka mata ada Rafandra tidur di sampingnya. Tak lantas dia beranjak atau menjauh karena dia masih ingat betul jika semalam mati listrik dan Rafandra menemaninya.

Dilihatnya dengan seksama wajah tampan yang tengah terpejam. Begitu sempurna makhluk ciptaan Tuhan. Lengkungan senyum mulai terangkat. Bukannya menjauh, Talia malah semakin bergeser mendekat ke tubuh Rafandra. Di mana tubuh lelaki itu refleks semakin mendekat ke arah Talia.

"Kenapa begitu nyaman?"

Ketika pagi datang, Rafandra mulai mengerjapkan mata karena Talia sudah tidak ada di sampingnya. Dia segera beranjak dari tempat tidur dan mencari perempuan itu.

"Talia!!"

Tak ada jawaban dari sang pemilik nama. hingga panggilan kedua dijawab oleh perempuan itu. P

"Saya di kamar mandi, Pak."

Hembusan napas lega keluar dari bibirnya. Rafandra segera membuka pintu rumah sederhana itu dan berjalan menghampiri mobil yang sedari semalam terparkir di depan rumah. Mengambil pakaian yang selalu dia bawa di dalam mobil.

"Pak!" Suara Talia membuatnya menoleh.

"Kenapa?"

"Saya kira Bapak pergi," balasnya sedikit berhati-hati. Rafandra menunjukkan kemeja serta celana panjang yang sudah dia pegang.

"Saya boleh pakai kamar mandinya?" Talia mengangguk.

Padahal dia yang menyewakan rumah untuk Talia. Tapi dia juga yang meminta ijin ketika hendak melakukan apapun di rumah itu. Sikap Rafandra seperti itulah yang membuat Talia semakin kagum dan semakin nyaman jika bersama Rafandra.

Selesai mandi dan sudah rapi. Talia memberikan air putih kepada Rafandra. "Hanya ini yang ada di sini."

"Nanti kita belanja keperluan rumah." Begitu santai Rafandra berkata.

"Kita berangkat sekarang, ya. Saya sedang ingin sarapan bubur ayam."

Tak menyangka jika sang atasan yang kaya raya mengajaknya makan bubur pinggir jalan. Dia menatap Rafandra dengan begitu heran.

"Kenapa?"

"Enggak nyangka aja kalau Bapak makan di sini." Rafandra malah tertawa sambil menyantap sate jeroan yang sudah disediakan.

"Semua keluarga besar saya sudah terbiasa dengan makanan pinggir jalan."

"Ini Mas Andra buburnya."

Talia terkejut mendengar penjual bubur ayam mengenal Rafandra. Sungguh tak ada yang kurang dari sosok Rafandra Ardana Wiguna. Definisi orang kaya sesungguhnya yang tak sombong dan tak anti kalangan bawah.

Setelah mengantar Talia, dia melajukan mobil menuju perusahaan sang ayah. Di mana dia sudah membuat janji dengan pria yang sangat dia hormati.

"Ada apa, Boy?" sapaan sang ayah pada sang putra tunggal yang baru saja membuka pintu ruangannya.

Belum ada jawaban. Dia malah mendudukkan tubuh di sofa. Hembusan napas kasar pun keluar dari bibirnya. Usapan lembut di pundak membuatnya menatap sang ayah.

"Beban apa yang tengah kamu pikul?" Lembutnya suara papi Rangga membuat mulut Rafandra mulai terbuka.

"Apa sikap care untuk menjaga seseorang bisa langsung dinyatakan sayang?" Sebuah tanya yang menanti jawab.

Papi Rangga tersenyum teduh ke arah sang putra yang masih ragu dengan apa yang dia rasa.

"Tergantung," jawab sang papi. "Care-nya seperti apa dulu?" lanjutnya sembari menatap Rafandra.

"Kalau hanya sebatas care, kamu tak akan melakukan hal lebih dari sekedar peduli dan menemani. Tapi, kalau kamu pedulinya sudah dititik di mana kamu ingin memberikan yang terbaik untuknya. Cobalah gali isi hati. Benarkah hanya peduli atau mulai menyayangi."

Rafandra semakin terdiam. Kalimat ayahnya seperti tengah memukulnya dengan lembut.

"Terkadang kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan karena itu terjadi dari dorongan hati."

Papi Rangga tersenyum melihat sang putra yang tengah berdialog dengan hatinya sendiri. Keraguan akan perasaan yang terlalu cepat move on itulah yang sebenarnya Rafandra rasakan. Maka dari itu, dia bertanya kepada orang lain selain Gyan. Dan inti jawaban dari dua orang itu sama.

"Coba deh sekarang Papi tanya. Ketika Abang bersama Lily apa Abang memberikan pengawal untuknya?" Gelengan menjadi jawaban.

"Apakah Abang rela bolak-balik ganti mobil untuk mengantarkannya?" Kembali dia menggeleng.

"Hal kecil itu harusnya menjadi clue nyata jikalau emang rasa sayang itu mulai ada."

Rafandra mulai menatap papinya dengan begitu dalam. "Kenapa Papi seakan tak keberatan jika Abang menyayangi Talia?"

"Papi melihat sebuah ketulusan dari sosok Talia," jawabnya dengan sangat tegas. "Melihat sorot mata Talia sama seperti melihat sorot mata Mami kamu, Boy."

Ternyata sang ayah merasakan hal yang sama dengan apa yang dia rasakan. Ada keteduhan juga kenyamanan yang tak bisa diungkapkan jika melihat manik indah itu. Ponsel di saku bergetar. Dahi Rafandra mulai mengkerut ketika melihat nama salah satu orang yang menjaga Talia. Wajahnya sudah sangat berubah ketika mendengar penjelasan orang itu.

"Pi, Abang harus kembali ke kantor." Sang papi tersenyum karena dia tahu apa yang tengah terjadi.

"Kalau kamu merasa tidak suka dan tidak nyaman sama orang di masa lalu Talia, itu tandanya kamu mulai cemburu, Boy."

Rafandra menghentikan langkahnya sebentar setelah mendengar kalimat sang ayah. Namun, kembali dia melanjutkan langkahnya pergi dari sana.

Tibanya di lobi kantor, Yudha sudah duduk di sana dengan tenang. Dia nampak terkejut dengan kehadiran Rafandra. Namun, Rafandra tak menghiraukan dan semakin melangkah lebar.

"Ke ruangan saya."

Baru juga sampai kantor, Rafandra sudah memanggil Talia dengan suara yang begitu berbeda.

"Untuk meeting hari ini kamu enggak usah ikut."

Sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Rafandra. Namun, dia juga harus patuh tak mau membantah. Tak berniat menanyakan karena wajah Rafandra sangat menyeramkan.

"Materi yang sudah kamu siapkan tolong bawa ke sini."

Apa yang Rafandra minta sudah Talia beri. Diceknya dengan seksama dan serius. Hingga sebuah tanya mengalihkan pandangan.

"Apa saya melakukan kesalahan sehingga membuat Bapak tak nyaman?"

Rafandra mulai menatap Talia yang tengah menanti jawaban darinya.

"Kamu tak melakukan kesalahan apapun."

"Lalu, kenapa wajah Bapak seperti itu? Kalau saya salah tegur saya."

Rafandra mulai berdiri. Menghampiri Talia yang sedari tadi berdiri di depan meja kerja. Rafandra menggeleng dan tangannya mulai menyentuh ujung kepala perempuan di depannya.

"Ada mantan kamu di bawah." Kalimat lembut, tapi membuat Talia terkejut.

"Pak--"

"Jangan keluar area divisi ini sebelum saya kembali. Paham?" Anggukan menjadi jawaban.

"Hubungi saya jika ada yang membuat kamu tak nyaman. Ponsel saya akan selalu on di meeting hari ini."

Rafandra sudah hendak pergi, tapi lengannya dicekal. Langkahnya pun terhenti dan ditatapnya Talia dengan penuh tanya.

"Apa boleh saya peluk Bapak?"

Tanpa ada raut terkejut, Rafandra segera menarik tangan Talia masuk ke dalam dekapannya. Tangan keduanya kompak melingkar di pinggang satu sama lain.

"Apa kamu takut?" Sebuah tanya dengan nada lembut di dalam dekapan dijawab anggukan.

Rafandra mulai mengendurkan pelukan. Menatap lamat wajah Talia. Tidak tahu mendapat dorongan dari mana, kini bibirnya sudah mendarat di kening Talia. Sehingga menjalarkan kehangatan pada tubuh perempuan yang awalnya menegang sekarang malah melengkungkan sebuah senyuman.

"Apa masih takut?" Talia menggeleng dan Rafandra pun tersenyum.

Perempuan itu kembali ditarik ke dalam pelukan lelaki yang tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.

"Clue baru yang Abang dapatkan. Memeluknya ternyata senyaman ini ya, Pi."

...*** BERSAMBUNG ***...

Setelah membaca budayakan tinggalkan komentar ya. Supaya authornya semangat up-nya. 🙏

1
Wiwin Winarsih
klo makin seru bingung mau komen apa kak fie... pokok'y lanjut....💪💪
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Wow, kalo d penjara bisa seumur hidup nih
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Jadi selama ini mereka hidup bahagia dan bergelimang harta dalam penderitaan orang lain..
Nurhartiningsih
jahatnya ardito
N I A 🌺🌻🌹
ternyata keluarga maling dan pembunuh si yudha, beneran iblis si ortu yudha
Salim S
tebakan ku benerkan kalau ortu nya thalia punya sesuatu yg sangat berharga...dan itu sebuah perusahaan besar...enak banget nyuri perusahaan hingga puluhan tahun...jangan kasih ampun thalia...tuan christian masih manggilnya Tuan sama s jambul ya....
Ltfh
ternyata para mantu dan calon mantu keluarga wiguna dan adhitama orang berada,meskipun awalnya tidak tahu dan akhirnya kebongkar kelicikannya ditangan keluarga wiguna dan adhitama....lanjutyt
N I A 🌺🌻🌹
tapi kemaren kan mobil yg di pake ranfandra mobil nya mami nya berarti niat awalnya pengen nyelakain mami nya, salah pilih lawan kalian
AZLAN Hidayat
wah bener2 y keluarga si Yuda, kasihan Talia dan adiknx ,,,,,
Rahmawati Abdillah
saya juga curiga kecelakaan itu adalah sabotase ardito
Madi Virgo
ya allah kok tambah seru ya kak... kan aq jadi kepengen kakak up date trus😘😘
Ida Farida
kebongkar kan kamu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kie Riezky
tuh kan ternyata Talia anak orang kaya,jahat dan kejam banget orangtua nya Yudha ..
Rahmawati Abdillah
jangan varsha dan Talia penasaran,kami pembaca gin kepo berat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Riris
akhirnya talia dan varsha tau kebenaran nya
Saadah Rangkuti
benar2 keluarga jahannam itu 😡😡😡
nonaleutik
Mak bapak Yudha bener2 yee syaitonnirojim
Ida Lestari
trnyata jahat bnget ya keluarganya si Yudha tu....emang yg mau jdi anggota kluarga Wiguna tu trnyata GK main2,mereka smua tu mutiara yg trpendam.....
lanjut trus Thor
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!