Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27. Si kembar Bersedih
Ketika sedang serius berunding dan Zavier yang terbaring dengan mata sendunya sedangkan Zayn yang sedang berdiri di kaca ruang kerjanya mengedarkan pandangan nya kearah luar sambil termenung, tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk dan terbuka terlihat seorang pria paruh baya masuk dengan senyum smirk nya membuat semua yang ada diruangan tersebut terkejut siapa lagi kalau bukan Aryo sang Kakek yang tidak seperti Kakek sendiri.
Zavier yang tadinya terbaring seketika menjadi setengah duduk begitu pula sang asistennya mereka terkejut bukan karena Aryo masuk tapi mereka takut sikembar di ketahui kebaradaanya, dengan pandangan cemas tengok kanan dan kiri mencari sosok Zayn terlihat tempat yang sebelumnya ada Zayn yang tengah berdiri sudah kosong dalam hati merasa lega.
"Huft..pasti Dia sudah sembunyi." Kata Akbar dalam hati nya dengan nafas berat.
"Tidak usah terkejut seperti itu, hehehe...Aku kesini untuk memberitahukan bahwa kekuasaan Kamu sudah tidak berpengaruh diperusahaan pusat yang Aku pimpin, jadi...jangan berharap perusaahan pusat akan jatuh ditanganmu." Ucap Aryo dengan sinis dan senyum smirk sambil menyandarkan bokongnya ke sofa.
"Hehehehe...saham yang kau ambil dengan cara licik itukah yang membuatmu bangga, saham itu milik Nenek harta nya semasa hidupnya yang dialihkan menjadi milik Kakek Buyut sepeninggal Nenek lewat sebuah pesan singkat yang dikirim kepadanya sebelum kecelakaan itu terjadi, Kau tahu kan kenapa bisa terjadi?! Dan juga nantinya saham itu akan diberikan kepada Ayah, em... nikmati sajalah sana selagi Kau masih bisa menikmatinya Aku juga masih berbaik hati untukmu." Ucap Zavier sambil membenarkan duduknya Ia berkata dengan tegas dan sorot mata yang tajam."
"Hahaha...Ia menandatanginya dengan sukarela Kau juga tahu bahwa Aku beberapa Hari tidak berkunjung kerumah jadi...bagaimana Kau bisa bilang bahwa Aku merebut nya dengan cara yang licik." Aryo berkata sambil tertawa puas.
"Kau tahu orang didalam foto ini Aryo?! Dan juga ini." Menyodorkan tiga lembar foto ke hadapan Aryo.
Aryo yang melihat ketiga foto itu sontak menjadi terkejut namun masih terlihat tenang.
"Sialan! Ini bukannya foto orang itu padahal saat itu sepi tidak ada orang satu pun, dan ini kenapa ada yang bisa mengambil foto mobilku padahal di desa terpencil dan sepi itu mustahil ada cctv nya, hah! Ini." Geram Aryo dalam hatinya sorot matanya tajam saat memandangi foto tersebut tangannya tampak meremas sedikit foto tersebut.
"Hahaha...nggak usah terkejut seperti itu... Nenek dengan Ibu tak rela karena ketamakanmu, sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai suatu saat akan tercium juga Aryo! dan foto itu juga salah satu bisnis haram mu kan!" Berkata dengan mulut menyeringai dengan nada yang sedikit mengejek telunjukkan menunjuk salah satu foto.
"Kurang ajar! Dari mana Kamu tahu semua ini." Umpat Aryo sambil meremas foto itu.
"Nikmati saja selagi Kau masih bisa menikmati masa jayamu sampai Kau terlena, jangan dikira Aku tidak bisa mengungkap kejahatanmu, saat saksi yang ku inginkan ketemu saat itu juga Kau kujatuhkan sedalam-dalamnya sampai Kau merasa terpuruk!" Zavier berkata dengan suara yang menggelegar memenuhi seluruh ruangan Ia tersenyum puas.
"Bedebah Kau Zavier!! harus nya memang saat itu Kau ku lenyapkan, Kau sama seperti mereka menghancurkan rencanaku." Geram Aryo sambil beranjak keluar ruangan.
Setelah Aryo keluar dari ruang kerja Zavier, Zayn yang bersembunyi muncul dengan amarahnya.
"Brak!!!! Kau harus mati Aryo, Kau membuat orang yang kusayangi mati secara mengenaskan, akan kubuat Kamu jatuh sejatuhnya hugh-hughs!" Zayn yang bersembunyi di bawah meja kerja seketika berdiri dan menggebrak meja untuk melampiaskan kekesalannya Ia kembali teringat sang Ibu dan Om Raihan yang mati secara mengenaskan Zayn terisak.
Zavier yang duduk menatap saudaranya dengan sendu dan seketika bulir bening nya perlahan jatuh membasahi pipinya begitu juga dengan Akbar Ia diam menunduk.
"Zayn.... begitu besar penderitaanmu selama ini karena Aryo." Ucap Zavier dalam hatinya.
"Tuan...sudah, Kita jangan berlarut-larut dalam kesedihan, bagaimana kalau salah satu lahan ganja milik Aryo yang ada di sebuah Desa mati yang berada di pedalaman sana Kita bakar?!" Celetuk Akbar dengan tiba-tiba.
"Ya!" Zavier mengangguk.
"Ide bagus." Seringai Zayn.
Mereka berucap hampir bersamaan seketika kesedihannya hilang.
Lalu...
Akbar segera menghubungi seseorang seorang mata-mata yang memang ditugaskan untuk memantau pergerakan Aryo, Ia yang menyamar sebagai penjual dawet di Desa sebelum Desa mati dan disanalah ada banyak Anak buah Aryo yang menyamar sebagai warga tentu saja kepala Desa tersebut juga terlibat Ia Anak buah dari Aryo juga yang mengamankan.
"Bakar...pesan dari sibos! malam ini Kita bergerak." Penjual dawet mengirim pesan di sebuah grub dengan memandang penjual yang lain di sekitar nya dan dibalas anggukan.
Anak buah Zavier segera menghapus pesan tersebut dan bersikap biasa saja kemudian melanjutkan melayani pelanggan yang datang membeli es dawetnya begitupun dengan penjual yang lain.
"Mereka akan bergerak malam ini Tuan." Ucap Akbar setelah melihat isi pesan balasan dari Anak buahnya.
"Bagus." Zayn berjalan lalu duduk disamping Zavier.
"Nih, usap air matamu." Zayn menyodorkan sebuah tisu.
"Kamu juga." Zavier menimpali ucapan Zayn.
Akbar tersenyum melihat saudara kembar ini dalam hatinya merasa sangat beruntung karena kedua Tuannya sangat baik memperlakukan nya seperti saudara sendiri juga walau kadang kala merasa jengkel karena tugas yang mereka berikan tiada habisnya, sampai-sampai Ia tidak mengenal dengan yang namanya jatuh cinta.
"Melihat Mereka begini Aku jadi bahagia...boleh tidak ya malam ini Aku bebas kebetulan kan malam Minggu dan besok hari Minggu, hehe." Ucap Akbar dalam hati kecilnya sambil sedikit tersenyum.
Ucapan Akbar dalam hatinya disambut dengan sorotan tajam dari keduanya Karen Mereka mendengar apa yang Akbar katakan meskipun didalam hati kecilnya, Akbar yang melihat tatapan keduanya Tuanya jadi mengurungkan niatnya untuk bermalam mingguan Akbar seketika mengerucutkan bibirnya.
"Oke-oke, nanti malam tak tidur saja di apartemen mu." Ucap Akbar dengan mulut yang dilipat.
"Maksud Kami.... egois sekali kalau Kamu mau senang-senang sendiri bukannya Kamu bilang nggak usah berlarut dalam kesedihan." Zayn berkata dengan nada sedikit menyindir.
"He'emb." Zavier juga menyahut.
"Jadi! Boleh nih malam ini keluar jalan-jalan." Akbar berucap sembari mendekati sikembar lalu duduk ditengah-tengah mereka dengan kedua tangan merangkul leher keduanya dengan senyum lebar.
"He'emb."
"Iya."
Sikembar menjawab hampir bersamaan.
Zayn dan Zavier ini mengakui kehebatan asistennya ini tidak pernah sekalipun lalai dan ceroboh, dan juga nasipnya yang hampir mirip dengan Zayn membuat keduanya Iba.
Terimakasih sudah menikmati cerita yang othor buat, terimakasih like dan suportnya doakan othor ya agar lebih semangat membuat cerita nya. Terus like dan suport othor ya? Bab selanjutnya akan lebih seru.