NovelToon NovelToon
Si Rubah Licik

Si Rubah Licik

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ws. Glo

Dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar dan dikhianati suami tercinta. Hanya karena paras dan penampilannya yang tidak menawan.

Hidup ditengah-tengah manusia yang suka menghakimi sesama dan berbuat dusta. Rasa sakit mana lagi yang tidak dapat dia hindarkan?

Itulah mengapa dia memalsukan kematiannya dan menyamarkan identitasnya menjadi sesosok yang lain, demi membalaskan dendamnya!

Saking heroik setiap aksi yang ditunjukkannya lewat identitas barunya, dia sampai dijuluki si rubah licik! Mengapa bisa terjadi? Bagaimana kelanjutan kisahnya? Penasaran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ws. Glo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Aliansi

Keesokan harinya.

Di salah satu aula besar yang berada dalam rumahnya, terdapat sebuah meja panjang dijejeri kiri kanan oleh orang-orang kepercayaan Ayuma.

Dimana Ayuma ada ditengah-tengah mereka. Mengenakan stelan jas wanita pekerja berwarna hitam. Dengan kacamata bertengger sempurna di mata. Melipat tangan di atas meja seraya membusungkan dada, menunjukkan kuasa serta kedudukannya.

Kendati demikian, orang-orang yang berkumpul bersama Ayuma bukanlah orang sembarangan.

Melainkan sekumpulan manusia yang memiliki keahlian di berbagai bidang.

Dimulai dari sebelah kanannya Ayuma, terduduk lah orang-orang berpenampilan cupu yang berkemampuan meretas data-data dan dokumen rahasia seseorang atau instansi tertentu. Atau biasa di sebut hacker. Beberapa di antaranya ialah anggota lembaga kepolisian lebih tepatnya detektif. Yang tanpa dijelaskan, kita sudah tau apa tugas mereka.

Di sisi kiri, diduduki gerombolan mafia yang terkemuka serta berkuasa besar di kota. Selebihnya adalah jejeran ketua-ketua geng preman yang keseraman dan dominasinya terkenal di seluruh penjuru pasar serta pelosok-pelosok daerah.

Mereka semua adalah tangan kanan keluarga Alexander sejak zaman kakek dan ayah Ayuma berkuasa, pada dahulu kala.

Hanya saja mereka jarang di pertemukan bersama dalam satu moment dan tempat. Baru pertama kali inilah orang-orang itu disatukan demi visi-misi Ayuma yang masih belum di obrol'kannya.

Yang jelas Ayuma punya maksud tertentu, mengapa kembali memanggil mereka yang sedikit lagi menuju fase pensiun, ke kediaman untuk berkompromi dan beradu.

Suasana tampak mencekam. Mereka-mereka saling melempar pandangan, menelaah sesama.

Ayuma pun membuka sesi diskusi.

"Baik. Terima kasih atas kelapangan hati tuan-tuan sekalian, memenuhi undangan saya yang mendadak."

"Mungkin tanpa saya jelaskan, tuan-tuan pasti mengetahui siapa saya."

Ayuma melesukan wajah dan menurunkan sorot mata yang sedari awal menatap tegap ke depan. "Tetapi akan saya perjelas lagi siapa saya."

"Aku yakin jika yang tuan-tuan ketahui bahwa saya adalah Ayuma Alexa Xavier. Sepupu Adinda Alexander, yang secara dadakan mewarisi harta kekayaan bahkan perusahan Simsung Group. Ketika sesaat setelah berita kematian Adinda dipastikan." Ayuma menengah, "tetapi sekarang aku ingin memperjelas kenyataan jikalau sebenarnya....,"

"Aku adalah Adinda."

Deggg.

Semuanya tercengang.

"Aku sengaja memalsukan kematian sebab dijadikan target pembunuhan oleh mantan suamiku Bram."

"Aku kemudian melakukan operasi plastik dan menyamarkan identitas, menggunakan nama Ayuma."

Jelas Ayuma, mencengangkan orang-orang.

Tetapi tiba-tiba keadaan mencekam itupun berubah semakin menegangkan, kala seorang mafia memukul meja dan berdiri dari duduknya.

"Kurang ajar!!"

Bruaaak!!

"Candaan macam apa ini?!!"

"Tidak lucu!!"

Emosi kang mafia meluap-luap. Merasa dipermainkan.

"Hei nona!"

"Apa kau kira kami semua bodoh dan mudah ditipu?!"

"Jangan mentang-mentang karna kami adalah abdi mendiang tuan Alexander, kau bisa semena-mena dan bahkan mempermainkan kami semua!!"

"Ingat! Kau cuma sepupu keluarga Alexander!"

"Berbahagialah sebab kami masih menghargaimu!"

Mafia itu berpinggul tangan. "Nyonya Adinda telah lama meninggal! Berhentilah membual tentang hal yang tidak-tidak."

"Kau kira kami percaya? Hahh!!"

Semua yang ada disana seketima berbisik-bisik membicarakan mengenai Ayuma, sesudah kang mafia melontarkan celotehnya.

Hei, apa dia gila?

Atau jangan-jangan dia mengira kalau posisinya bakal terancam oleh keberadaan kita di kemudian hari, karena dia hanya seorang sepupu jauh? Makanya dia mengumpulkan kita disini.

Dia mau menyogok kita mungkin.

Hahaha lucu sekali.

Wanita ini terlalu banyak menonton drama!

Bagaimana mungkin kita bisa mempercayai jikalau dia adalah nyonya Adinda, yang oplas menjadi Ayuma? Astaga!! Memikirkannya saja aku pening kepala.

Ayuma menghela nafas. Ia sudah siap sedia menerima reaksi mereka yang sedemikian rupa. Ditambah pengakuannya itu kelihatan rancu, meragukan dan mengejutkan.

Tapi Ayuma tetap bersabar. Menunggu mereka menyelesaikan pendapatnya masing-masing.

Keributan itupun seketika surut disaat seorang yang lain berdehem lalu menyahut, "hei. Tidakkah kalian pikir bila nona Ayuma memiliki kemiripan yang amat kental dengan nyonya Adinda??" Tekan pria berkacamata itu, membuat semuanya memalingkan pandangan menelaah Ayuma.

Aku rasa dia benar. Buktinya sehari sesudah menjabat sebagai pemimpin Simsung Group, bukannya amburadul... keadaan perusahaan itu semakin membaik seiring berjalannya waktu. Padahal pas awal kemunculannya, dia tampak bergaya dan tidak tahu apa-apa.

Benar!! Seolah dia telah lama memahami serta menangani konsep dagang dan persaingan label perusahan-perusahaan elektronik lain yang saling bersaing, menduduki puncak pemasaran!

Buktinya sampai kini, Simsung berada di takhta teratas berkat kerja kerasnya selama sebulan menjabat.

Iya ya. Hmmm, kalau diperhatikan baik-baik sih...cara bicara serta berpakaiannya ada kemiripannya juga dengan nyonya Adinda.

Cuman yang versi ini lebih cantik dan berwibawa.

Mereka semakin kebingungan.

Kang mafia yang tadinya jadi biang kerok perdebatan pun memecah suasana, dengan mengatakan kepada Ayuma, "nona, coba kau jelaskan."

"Apa yang sebenarnya terjadi??" Lanjutnya, lirih.

"Supaya kami tidak lagi mencaci dan mengatai."

Ayuma melebarkan senyuman.

Akhirnya dia diberikan waktu jua untuk menjelaskan kebenaran yang sebenarnya.

Ia menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Selepasnya, ia menuturkan rangkaian cerita pahit yang telah dilaluinya hingga berlindung dibalik bayang-bayang nama seorang Ayuma dan menemukan arti hidup yang sesungguhnya.

Orang-orang mendengarkannya dengan serius dan fokus. Tidak sedikit pula yang terenyuh atas kesulitan yang Ayuma tempuh.

Ayuma menceritakan segalanya tanpa penambahan dan pengurangan.

"Begitulah ceritanya tuan-tuan." Akhirnya Ayuma menghembuskan nafas lega.

"Itulah alasan mengapa aku mengajak kalian ketemuan di gubukku yang sederhana."

"Semua bukan tanpa sebab."

Sreppp. Ayuma menyodorkan alat perekam mini yang ditemukan pak Ernando kemarin sore.

"Tetapi karena pemimpin keluarga Alexander satu-satunya, menjadi sasaran orang-orang jahat di luar sana." Ayuma, menekankan.

"Aku sangat mempercayai kalian semua. Dan aku amat berterimakasih atas pengabdian yang kalian kontribusikan di keluargaku selama tiga keturunan berturut-turut."

"Oleh sebabnya, aku selaku pemimpin keluarga Alexander memohon kesediaan kalian, dalam membantuku menyelidiki berbagai kasus yang menghujaniku serta mengatasi musuh-musuhku. Yang bisa menjadi ancaman keberlangsungan kehidupan anda semua serta aku sekalipun."

Ayuma membungkukkan kepala.

"Aku mohon."

Dan para tamunya dari berbagai kalangan tersebut saling beradu pandang, memikir-mikirkan tentang keputusan yang bakal mereka simpulkan.

"Kami bersedia, nona." Ungkap mereka bersamaan, menutup pertemuan. Ayuma langsung menyeringai puas.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Simsung Group.

Seluruh pejabat tinggi serta tak para pegawai perusahaan terlihat sibuk dan heboh, tatkala sebuah pengumuman mengalun lewat speaker di setiap ruangan.

"Selamat pagi semuanya. Kami dari pihak manajemen perusahaan, ingin menyampaikan bahwa pada tanggal sepuluh Mei mohon mempersiapkan diri masing-masing untuk menghadiri acara pestanya makan malam perusahaan, sekaligus perayaan ulang tahun pemimpin kita nona Ayuma Alexa Xavier. Demikian pengumuman ini kami sampaikan, atas perhatian anda sekalian di ucapkan terima kasih."

Apa aku tidak salah dengar? Nona Ayuma menggelar acara makan malam? Itu pasti mengeluarkan biaya yang sangat besar.

Whaaa! Bukankah ini kesempatan untuk menonjolkan kemampuan kita?

Benar di moment-moment itulah kita bisa memiliki kesempatan, menarik perhatian nona Ayuma.

Ditambah aku dengar-dengar dia akan mengumumkan sesuatu pada saat itu.

Hah? Masa? Kau dapat informasi itu dari siapa?

Ada deh. Yang jelas kalian tetap berhati-hati saja dalam bertindak.

Ruang CEO.

"Bagaimana tanggapan-tanggapan mereka setelah mendengar pengumuman itu?" Tanya Ayuma ke pak Ernando, serius.

"Seperti perkiraan anda nona. Ada sedikit bumbu-bumbu kecemasan dan perasaan was-was. Apalagi di jejeran petinggi perusahaan. Entah mengapa setiap mendengar anda bakal mengumumkan suatu perihal, mereka pasti ketar-ketir dan ketakutan. Nampak sekali kalau mereka ada kesalahan."

"Dan semua berkat rumor yang telah disebarkan melalui karyawan-karyawan kepercayaan kita." Tutur pak Ernando.

Ayuma smirk, "bagus!!"

"Memang itulah yang aku inginkan!"

"Selidiki lebih lanjut tentang korupsi dan penggelapan dana yang dilakukan Bram selama menjabat. Aku tunggu laporanmu dalam waktu seminggu sebelum acara itu." Tegas Ayuma yang tidak berselang lama dilanjutkan oleh senyum mematikan. "Aku tidak sabar mau memberi kejutan kepada Bram yang dengan berani-beraninya menyenggolku."

"Baik nona." Balas pak Ernando. "Ooh ya. Ngomong-ngomong, kami sudah menemukan titik terang tentang siapa pemilik alat perekam itu nona."

"Katakan." Ayuma mengernyit.

"Alat perekam tersebut merupakan prodak milik seorang pengusaha, yang biasa dipanggil Om Pur. Dia adalah sesosok yang ceplas-ceplos dan gila akan perempuan."

"Jadi aku yakin betul, jikalau dia berkaitan erat dengan penyelundupan alat perekam itu." Jelas pak Ernando.

Ayuma mendecih, "heh! Gila perempuan ya."

"Ckckck!! Menarik." Lanjutnya menopang dagu seraya melebarkan senyum liciknya.

1
Fitria Dewi
yeyyyyyy happy ending 🥳👍👍👍👍👍👍
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Huuu, makasih loh udah nemenin sampe akhir🤧 Terhuruuu akutu
total 1 replies
Fitria Dewi
Hendrik cpetan Dateng kasihan ayuma 🥺
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: 🥺🥺🥺🥺🥺😭
total 1 replies
Fitria Dewi
lanjut tor semangat 💪🥳
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Maacihhh
total 1 replies
Resi Maulana
Luar biasa
••} 𝒩𝑒𝓃𝑔 𝗪𝗲𝘀°𝐆𝐋𝐎☆: Makasih kak🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!