NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25. ROWAN

Leona memandang Rowan yang saat ini membuang muka dari sang gadis. Merasa kalau bocah itu tidak seperti biasanya. Entah apa yang membuat Rowan tampak gusar ketika orang tuanya ingin bicara dengannya.

"Rowan? Kenapa tidak bicara dengan mereka?" tanya Leona hati-hati, tidak ingin sampai salah bicara dan justru menyakiti perasaan Rowan maupun ibu dan kakak perempuan bocah itu.

"Aku takut. Nanti kalau aku bicara Mom dan Vio akan sedih lagi, aku tidak suka. Mereka selalu menangis dan sedih setiap kali mengingatku," jawab Rowan.

Ah, Leona paham sekarang. Bocah itu mungkin masih berada di dunia ini dan bukannya pergi ke tempat terang karena keluarganya belum mengikhlaskan kepergian sang bocah sama sekali. Kesedihan yang keluarganya rasakan menahan bocah itu untuk pergi ke tempat yang damai di alam selanjutnya.

"Ada apa? Kenapa Rowan tidak mau bicara?" tanay Raymond yang duduk di sofa satu dudukan.

"Rowan takut kalau dia bicara dengan kalian justru akan membuat kalian menangis dan bertambah sedih. Dia tidak suka melihat kalian seperti itu karena mengingatnya," jawab Leona dengan nada lembut kepada Keyla dan Violet. "Sepertinya Rowan masih tidak bisa pergi ke alam selanjutnya bukan karena Rowan tidak terima dengan kematiannya. Tapi karena kalian yang membuat dia tidak bisa pergi. Kesedihan kalian dan juga rasa tidak rela kalian membuatnya terjebak di dunia ini, dan jujur itu tidak bagus untuknya," sambung Leona.

Keyla yang mendengar hal itu mencoba untuk menahan emosi berlebihnya. Ia tidak tahu kalau kesedihan teramat mendalam atas kepergian putra bungsunya itu justru membuat Rowan yang ia sayangi terikat di dunia ini.

"Roh yang terlalu lama berada di dunia dan tidak menemukan jalan ke alam selanjutnya karena urusan yang belum selesai, lama-lama akan dikuasai oleh yang jahat. Dan ujungnya roh itu akan kehilangan semua ingatannya perlahan dan selamanya terjebak dalam kegelapan sebagai pion untuk mereka yang jahat," jelas Leona, memberitahu kalau rasa tidak ikhlas melepaskan mereka yang telah pergi justru akan membawa kesengsaraan untuk yang telah tiada tersebut.

"Maaf, maafkan aku, Rowan. Maafkan aku. Ibu hanya tidak percaya kalau kau sudah tidak ada. Putra kecil kesayanganku, maafkan ibu. Aku tidak tahu kalau kesedihanku justru mengikatmu di dunia ini. Sungguh maafkan aku," ucap Keyla, kembali menangis menyesali dirinya yang terlalu tenggelam dalam kesedihan tiada ujung. Ia menggenggam tangan Leona erat, berharap itu akan menghubungkan Keyla dengan sang anak. Setidaknya suaranya dan permintaan maaf wanita tersebut.

Tidak ada yang bicara untu beberapa saat. Violet terus memeluk sang ibu untuk menenangkannya. Karena tidak hanya Keyla saja yang terpuruk atas kepergian Rowan, tapi juga Violet.

"Mommy jangan menangis. Aku tidak suka lihat Mommy menangis," ucap Leona tiba-tiba dengan nada suara yang telah berubah layaknya cara bicara anak kecil.

Semua mata langsung memandang Leona, khususnya Keyla yang terkejut luar biasa hingga ia kehilangan kata-kata saat menatap gadis tersebut. Ia bisa melihat Leona tidak berkedip, dan melihat ke arah yang seolah tatapan orang melamun.

"Ro ... wan?" panggil Keyla ragu, tidak yakin apakah perasaannya benar atau tidak.

"Ya, Mommy," sahut Rowan lewat Leona.

"Oh, My Baby." Dengan cepat Keyla memeluk tubuh Leona erat, tidak menyangka kalau ia benar-benar akan dapat mendengar Rowan bicara lagi dengannya.

"Mommy jangan menangis. Rowan tidak suka. Mommy harus senang-senang bersama Vio, Isaac, dan Daddy. Rowan baik-baik saja. Rowan selau bersama kalian," ucap Rowan menggunakan Leona sebagai perantaranya.

"Iya. Iya, seharusnya Mommy senang-senang, ya. Mommy hanya merindukan Rowan. Mommy sayang Rowan. Maaf karena Mommy dan yang lain terlalu sedih ditinggal Rowan, jadi Rowan tidak bisa pergi ke tempat yang damai," ucap Keyla, mengusap punggung Leona, tahu kalau anaknya dapat merasakan sentuhan itu juga lewat tubuh Leona.

"Tidak. Mommy, Isaac, Vio, dan Daddy tidak salah. Rowan masih di sini karena Rowan ingin menjaga kalian. Rowan sayang kalian. Rowan tidak bisa pergi karena ada Luna. Rowan tidak mau dia jahat dengan kalian juga. Rowan coba beritahu kalian, tapi tidak ada yang dengar Rowan. Lalu Rowan coba bicara dengan 'merea' tapi tidak ada yang dengar Rowan juga. Dan Rowan melihat Leona malam itu, terang sekali. Rowan panggil Leona dan dia dengar. Rowan ajak pulang Leona sebelum Leona pergi ke tempat terang," kata Rowan dengan bicara terjeda-jeda, mengingat ia sosok tidak sempurna yang meminjam wadah sempurna, tentu ada cacat dalam komunikasi.

"Apa? Luna?" Kanna yang sejak tadi melihat dan memerhatikan terkejut mendengar nama itu disebut lagi.

"Rowan tidak jatuh ke kolam, tapi didorong oleh Luna, dan dipaksa tenggelam oleh Luna dengan menahan dan mendorong tubuh Rowan ke dalam air dengan tongkat pembersih kolam," kata Raymond yang sebelumnya telah mendengar penjelasan dari Leona ketika di rumah sakit.

Keyla, Violet, dan Kanna benar-benar tidak percaya atas apa yang di dengar.

"Jadi aku benar kalau Rowan itu tidak jatuh tapi didorong?" konfirmasi Keyla.

"Luna, jahat. Rowan melihat dia menusuk Bibi Martha di dapur waktu itu, dan justru bilang ke semua kalau Bibi Martha bunuh diri. Luna jahat. Aku tidak mau Mommy dan yang lain seperti Bibi Martha," kata Rowan.

"Perempuan itu gila!" seru Violet tidak percaya. Ia luar biasa marah sekarang. "Tidak hanya membunuh Martha tapi dia juga membunuh adikku!"

"Vio, tenang, Nak. Aku tahu kalau kau marah, tapi tenang dulu, oke," bujuk Keyla, mencoba untuk berpikir waras.

"Mommy? Rowan bicara lagi nanti, ya. Leona tidak kuat. Sudah terlalu lama," kata Rowan.

"Tapi Rowan masih di sini?" tanya Keyla, masih ingin bicara dengan putranya itu.

"Rowan selalu bersama kalian. Kalau mau bertanya tau bicara minta Leona sampaikan pada Rowan saja," jawabnya.

"Baik. Terima kasih karena mau bicara dengan Mommy," kata Keyla tersenyum untuk pertama kalinya setelah satu tahun senyum indah itu tidak lagi terlihat.

"Mommy jangan sedih lagi, ya. Kasihan adik bayinya. Bye, Mommy. Nanti bicara lagi," kata Rowan yang perlahan meninggalkan tubuh Leona.

"Aku tidak disapa juga, Rowan?" ucap Raymond jahil.

"Almond, diam," ucap Rowan yang terakhir.

Raymond hanya tertawa kecil. Rasanya seakan sepupu kecilnya itu kembali hidup dan tidak pernah pergi sama sekali.

"Hah!" Leona terkesiap dan mengambil napas panjang. Terbatuk-batuk karena sensasi kuat dari perpindahan sukmanya dengan Rowan.

"You okay, Baby?" tanya Kanna khawatir seraya mengusap punggung anak gadisnya itu.

Leona mengangguk, berusaha menetralkan lagi dirinya.

"Leona, terima kasih. Terima kasih karena berkatmu kami bisa bicara dengan Rowan dan tahu kalau yang kami lakukan salah," ucap Keyla tulus kepada Leona, tersenyum lembut.

Leona tersenyum dan berkata, "Selamat atas kehamilan Anda. Pantas Rowan sangat protektif dengan Anda."

"Key, kau hamil?" tanya Kanna terkejut.

"Iya, aku baru tahu beberapa hari ini, bahkan belum sempat memberitahu Kevin," jawab Keyla, tidak menyangka kalau Rowan tahu bahwa ibunya sedang mengandung adiknya.

"Mom? Aku akan punya adik lagi?" Violet merasa tidak percaya akan berita ini. Rasanya setelah setahun mereka hidup dalam rasa kelam, kini ada cahaya baru yang datang.

"Tapi, aku tidak menyangka kalau Luna sejahat itu," kata Keyla, tidak percaya kalau yang ia pikir keponakannya dulu, jadi sampai tega melakukan sekejam itu.

"Aku melihat ingatan Rowan dan menggali lebih dalam tadi. Rowan melihat perempuan paruh baya bernama Martha cekcok dengan Luna di dapur. Luna yang marah dan tidak terima, justru menusuk Martha dengan pisau dapur. Tapi dengan licik, Luna membuang pisau yang digunakan untuk menusuk dengan pisau baru tanpa menyentuhnya, dan membuat seolah Martha membunuh dirinya sendiri. Rowan melihat hal itu. Dan tak lama Rowan juga mendengar Luna menelepon seseorang ketika dia bermain di taman samping. Luna yang panik karena Rowan mendengar yang aku tidak tahu apa, lalu mendorong Rowan ke kolam, menenggelamkannya dengan menahan tubuh Rowan tetap di dalam air menggunakan tongkat jaring pembersih kolam," jelas Leona, yang rasanya ingin menangis kembali ketika mengingat bagaimana Luna membunuh Rowan.

"Tenang, jangan terlalu tenggelam dalam rasa itu. Atau kau akan menangis tanpa henti seperti di rumah sakit," Raymond mengingatkan Leona.

Leona mengangguk dan berusaha menenangkan dirinya. Raymond yang telah mengerti tentang dampak dari kemampuan Leona, sering membantu Leona untuk keluar dari setiap rasa yang ia serap entah itu dari sekitar, maupun ketika sang gadis menggunakan kemampuannya. Raymond telah melihat dan menyaksikan gadis itu selama beberapa hari ketika menjaga Leona di rumah sakit.

"Kita akan membicarakan ini dengan yang lain. Masalah yang Luna lakukan benar-benar serius, dan kita juga perlu melaporkan tentang pembunuhan Rowan serta Martha. Tapi kita juga perlu bukti atas pembunuhan itu agar polisi dan kejaksaan percaya," kata Kanna.

"Untuk Rowan buktinya tidak cukup meyakinkan, paling tongkat yang digunakan Luna saat itu. Dan kuyakin jika tongkat itu masih ada sekali pun, sudah banyak tangan yang memegangnya. Tapi kalau untuk Martha, aku tahu dimana Luna menyembunyikan pisaunya," kata Leona, karena rasanya seakan gadis itu berada di waktu kejadian saat masuk dalam ingatan Rowan.

"Kita akan membicarakan ini setelah acara makan malam," kata Kanna, mulai memikirkan segala kemungkinan dan bagaimana menjelaskan situasi ini. Terutama kemampuan Leona berkomunikasi dengan arwah.

Walau sepertinya, mereka tidak menyangka kalau kasus yang akan mereka ungkap ini justru akan mengarahkan mereka ke sesuatu yang lebih besar. Amat sangat besar sampai-sampai mereka tidak bisa walau untuk sekedar menyentuh sang kepala dari masalah ini.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!