Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Bagai Pinang Dibelah Dua
Bastian menuruni tangga, dia mengibaskan rambutnya. Menjumpai ibu dan Celine yang sedang ada di dapur.
"Kenapa ibu masak sebanyak ini hanya untuk sarapan?" ujar Bastian sambil menerima gelas air dari ibunya.
"Hei.. sudah sana, ini urusan perempuan. Pergilah ke ruang kerjamu. Ayahmu menunggu di sana."
Raut wajah Bastian langsung masam. Dia berbalik, tapi ibu meraih tangannya. Menahannya.
Padahal ibu yang menyuruh pergi, tapi ngomong-ngomong dimana Hugo? Pandangan mata Bastian berkeliling sesaat, lalu melihat ibunya lagi.
"Bas, jangan bertengkar dengan ayahmu, ibu mohon."
Bastian hanya tersenyum tipis lalu menepuk punggung tangan ibu.
"Aku tidak pernah mengajak ayah bertengkar, dia saja yang selalu marah."
"Bas..."
"Baiklah... baiklah... aku pergi dulu."
Ibu menarik tangan Celine untuk mendekat kepadanya, karena sedari tadi Bastian sama sekali tidak melihat istrinya. Dan Bastian hanya melirik sekilas, tanpa memberikan reaksi apapun.
Ibu sampai mengelus dadanya, Lalu menepuk punggung Celine.
"Ibu minta maaf Cel, karena melahirkan anak seperti Bastian."
"Sudahlah Bu, ini bukan pertama kalinya ibu melihat sikapnya kan, apalagi semalam kami bertengkar, dia juga pasti masih kesal."
Celine yang harus selalu bersandiwara kalau dia baik-baik saja. Kalau memang hanya dia yang jatuh cinta sendirian.
"Sabar ya Cel, kalau kamu segera hamil pasti Bastian akan berubah. Sama seperti ayahnya dulu."
Deg..
Celine hanya bisa mencengkram sendok dengan kuat, setelah menenangkan hati dia mulai terlihat bersemangat lagi.
"Ibu, apa ibu pernah menanam pohon buah? ibu tahu pohon nanas itu seperti apa? aku bermimpi punya kebun nanas?"
"Hah? kenapa tiba-tiba nanas? ah, pasti karena Bastian sangat suka dengan nanas ya? kamu sampai ingin berkebun nanas. Bagaimana pohon nanas itu? ibu belum pernah melihatnya."
Sambil menyelesaikan masakan, mereka malah jadi membicarakan tentang kebun nanas. Karena keduanya belum pernah melihat pohon nanas secara langsung, para pelayan yang antusias menjelaskan.
Dan bergerak menuju ruang kerja Bastian. Saat laki-laki itu menyentuh handle pintu, terdengar suara dari dalam.
Gedebug.. suara benturan.
Dan saat Bastian mendorong pintu, dia melihat ayahnya sedang mencengkeram lengan baju Hugo, laki-laki itu menubruk meja kerja Bastian memegangi pipinya yang memerah.
Sialan! Apalagi sekarang!
"Kenapa ayah membuat keributan pagi-pagi begini?"
Bastian bersikap sewajarnya saat melirik Hugo, lalu dia berjalan dan duduk di sofa dengan tenang.
Apalagi yang membuatnya kesal? dasar orangtua kolot.
Ayah Bastian melepaskan tangannya, sambil mendorong Hugo dan bergumam "Dasar tidak berguna." Setelahnya dia ikut duduk di sofa. Duduk dengan bersandar, sambil satu lengannya terangkat ke pinggiran kursi. Menatap Bastian dengan dingin.
Kalau bukan Bastian, pasti sudah mengalihkan pandangan karena gentar, sorot mata tajam ayahnya yang bisa menebak apa yang dipikirkan orang di depannya.
Bastian mengangkat tangannya, lalu Hugo mendekat.
"Pergilah, bawa pelayan ke apartemen ku. Antar Vio pergi bertemu kakaknya hari ini," ujar Bastian sambil mendongak.
"Dia tidak akan kemana-mana," potong ayah Bastian.
Cih, benar-benar orangtua ini. Bastian hanya ingin mengirim Hugo keluar dari ruang kerjanya.
Karena ayahnya sudah memberi perintah begitu, Hugo pun tetap berdiri di tempatnya. Tapi, Bastian menyodorkan hpnya.
"Kirim Linda untuk menemani Vio, keluarlah."
"Baik Tuan."
Hugo menunduk pada ayah Bastian, tanpa menunggu reaksi laki-laki itu, Hugo langsung keluar. Dan setelah pintu tertutup, tertinggal ayah dan anak, yang setiap kali bertemu tidak pernah bisa membuat tenang orang disekitarnya.
"Kenapa? karena tidak bisa memukul ku, ayah melampiaskan kemarahan ayah pada bawahanku?"
Lihat, dia sama sekali tidak hendak menutupi kalau kata-kata ku benar.
"Kenapa? gara-gara aku bertengkar dengan Celine, apa bibi tidak mengadu pada ayah, Celine membuatku kesal setelah kami selesai berhubungan, jadi aku keluar. Toh kalau dia memang mau hamil, mau tidur disampingnya atau tidak setelah kami bercinta, tidak jadi masalah kan?"
Ayah Bastian semakin tajam menatap anaknya, tapi kemudian, dia mengetuk lututnya tidak memberi tanggapan. Malah kemudian bicara tentang pekerjaan.
"Penjualan kopi meningkat tajam, adikmu bisa memilih bintang iklan yang tepat, karena promosi iklan itu peningkatan pendapatan naik 50% kan, kau sudah memberi selamat padanya."
Dia mengalihkan pembicaraan, dasar orangtua nggak jelas!
"Itu memang pekerjaannya, kenapa aku perlu memberinya selamat."
Sejak kapan aku menganggapnya adik, cuih, dia memang anakmu tapi dia bukan adikku.
Ayah Bastian tersenyum tipis.
Sejak kecil, Bastian tumbuh sebagai putra mahkota Hexana Group tanpa pesaing, tanpa perlu melakukan apapun, dia sudah berada dipuncak. Dan dia selalu melakukan semua hal dengan sempurna seperti selayaknya penerus keluarga.
Tapi... hidupnya berantakan karena dia ditinggal wanita yang dia cintai. Padahal aku sudah menasehatinya untuk jangan hanya memberikan cinta pada satu wanita, ayah Bastian mengepalkan tangan geram. Karena saat ini dia pun tidak berdaya, ketika seorang gadis biasa muncul dalam hidup Bastian, datang sebagai obat untuk putranya.
"Sampai kapan kau akan bersikap kekanak-kanakan, segera miliki penerus, sering-sering pulang dan lakukan hubungan dengan Celine. Ckck kalau saja kau mendengarkan aku untuk menikahi adiknya yang lebih cantik, walaupun kau tidak mencintainya, setidaknya kau bisa menikmati setiap kali bercinta dengannya."
Random banget omongan bapak satu ini.
"Aku lapar, ibu pasti sudah selesai memasak, apa Ayah tidak lapar?"
Anaknya ikut random seperti bapaknya.
"Bastian!"
Bastian menghela nafas kesal.
"Kalau ayah tidak membuat perjanjian konyol dengan guru ayah, aku juga tidak akan menikahi Celine. Kalau mau menyalahkan orang, salahkan saja Ayah."
"Kau ini!"
"Apa?"
"Aku sudah membiarkan mu menikahi gadis miskin dari desa nanas itu! Seharusnya kau tahu batasan mu Bas."
Bastian bangun dari duduk, dengan menghentakkan kaki.
"Aku kembali waras setelah aku bertemu Vio, jadi jangan menggangunya, kalau ayah tidak mau melihatku menggila lagi."
Deg.. deg...
"Anak kurang ajar ini! Kau pikir aku akan memberikan posisi Presdir..."
Brak... pintu terbuka, ibu berdiri di depan pintu dengan wajah tegang, tapi kemudian dia pura-pura tertawa. Seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
"Kalian belum selesai bicara? Sarapan keburu dingin, ayo makan dulu setelah itu lanjutkan bicara tentang pekerjaan."
Suara ibu bergetar, Bastian melengos saat mau beranjak pergi, dia menarik tangan ibu untuk mengikutinya, bukan menunggu ayah.
"Kenapa kau bertengkar dengan ayahmu? ibu kan sudah memohon. Bagaimana kalau ayahmu benar-benar marah, dan menggangu posisimu di perusahaan. Bas... posisi Presdir itukan segalanya buatmu. Perusahaan itu milikmu."
Ibu yang selalu mengkhawatirkan banyak hal perihal anaknya.
"Dia memukul Hugo tanpa alasan, aku hanya kesal karena ayah memukul bawahan ku. Hugo bawahan ku Bu, kalau dia salah, aku yang boleh menghukumnya. Ayah tidak punya hak."
Bastian memang sangat sensitif kalau itu menyangkut Hugo dan Viola, ahhh, ibu tahu, tapi bisakah kau tidak menantang ayahmu Nak.
Ibu yang harus menghadapi ayah dan anak, yang wataknya seperti pinang di belah dua.
...🍓🍓🍓...
Kamar Bastian.
"Vio.."
"Nona sudah bertemu dengan Tuan Venus di mall, dan Linda bersama mereka sekarang."
"Cih, kenapa ayah dan ibu betah sekali di rumah ini. Nggak sekalian pindah saja mereka."
"Apa perlu saya sampaikan pada tuan besar."
"Kau mau mati!"
Hugo tergelak, sambil mengusap pipinya.
"Kenapa ayah memukulmu tadi?"
Deg.. raut wajah Hugo berubah sesaat. Tapi kemudian dia tetap tenang, dan mengusap pipinya yang memerah lagi.
"Anda tahu kan, beliau sering marah tanpa alasan, kalau sudah melampiaskan amarah, semua kan mereda sendiri, Anda jangan khawatir."
"Maaf..."
"Anda tidak perlu minta maaf, Tuan."
Tangan Hugo di belakang punggungnya dia tekan kuat-kuat, pertanda kalau laki-laki itu sedang berbohong. Saya yang harusnya minta maaf, karena menyembunyikan masalah ini dari Anda.
Bersambung
udah berani ya venus 😂
Bastian tanpa sadar menikah dengan orang yg ayahnya telah merenggut kekasihnya hanya karena wajahnya yg mirip
kayaknya sih ini
ingat saat daniah kabir ke ruko malam itu...😁
beneran Celine 🤣🤣🤣
jodoh2,🤲🏻🤲🏻🤲🏻
ide bagus,oleh2 se dus🍍
ini yg di sembunyikan dr Bastian