Berawal dari kesalahan Mike dan Sandra yang menyebabkan Sandra harus hamil di luar nikah. Mike pun di usir dari rumah. Lalu Mike membawa Sandra kabur dari rumah orang tua Sandra dan menikah tanpa restu orangtua. Lalu papa Mike berusaha membuat hidup mereka menderita agar Mike meninggalkan Sandra dan balik padanya.
Suatu saat Sandra kontraksi. Tak satu pun warga mau menolong mereka. Mike hanya menemukan gerobak dan membawa Sandra dalam kondisi hujan ke rumah sakit. Mike meminta tolong pada pihak rumah sakit untuk menolong Sandra dengan kekuatan terakhirnya lalu Mike pun pingsan. Lalu keduanya langsung di tangani. Mike pun meninggal. Sandra melahirkan bayi laki-laki yang lucu.
Mengetahui anaknya meninggal, Pak Anwar pun mengambil mayatnya Mike beserta anak mereka. Sandra yang masih lemah tidak dapat mengejar Pak Anwar dan terjatuh.
“Jangan Ambil Anakku” Ucap Sandra saat dia terjatuh .
Bagaimanakah nasib Sandra dan anaknya? Apakah Sandra masih bisa bertemu dengan anaknya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Jenius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Rencana Mike.
“Trus gimana rencana kamu selanjutnya Mike? Kapan kamu akan ke sini lagi dan meminta izin pada papa untuk menikahi aku Mike?” Tanya Sandra di sela-sela obrolan mereka.
“Hmm untuk itu aku kayaknya besok deh San. Soalnya kan Minggu aku akan ke Bandung dan mempersiapkan semuanya. Aku akan bekerja hari Senin. Kalau papa kamu setuju aku akan menikahi kamu minggu depan di depan kedua orangtua kamu. Tapi kalau papa kamu nggak setuju aku akan membawa kamu kabur dari rumah itu Minggu ini. Kita sama-sama akan pergi ke Bandung dan kita menikah di sana. Kamu siapkan saja surat-surat yang dibutuhkan untuk menikah. Dan bawa itu di tas kamu agar nanti saat menikah kita nggak perlu kelabakan karena nggak adanya surat tersebut.” Titah Mike.
“O gitu. Baiklah Mike aku akan mulai menyusun pakaianku di tas dan memasukkan surat-surat yang kita butuhkan untuk menikah nanti. Kayaknya kita hanya akan menikah di catatan sipil dulu tanpa ada pesta sama sekali. Nanti kalau aku udah punya uang dan anak kita sudah lahir, aku akan membuat pesta pernikahan yang meriah buat kita. Kamu nggak apa-apakan?”Tanya Mike.
“Iya nggak apa-apa Mike yang penting anak kita ini punya status.”
“Bagus kalau kamu setuju Sandra. Tapi aku ada permintaan Sandra. Boleh nggak mulai sekarang kamu jangan panggil aku dengan sebutan nama saja? Kamu panggil saya mas dong Sandra. Kan bentar lagi aku kan jadi suami kamu. Nggak sopan kalau kamu panggil nama saja” Pinta Mike.
“Hah??? Mas? Kok kayak aneh gitu ya?” Ucap Sandra.
“Nggak aneh kok. Nanti juga kamu pasti terbiasa Sandra.” Ucap Mike.
“Ya sudah deh mas Mike.” Walau lidah Sandra agak kaku mengucapkan kata mas untuk memanggil Mike namun dia berusaha mencobanya.
“Nah gitu dong sayang. Mas kan jadi senang.” Puji Mike dengan senyuman merekah di bibirnya.
“Baiklah..!!” Sandra menjawab dengan nada cuek.
“Oke Sandra. Besok pagi atau siang, mas akan datang ke rumah kamu dan mencoba bicara lagi sama om Riko untuk melamar kamu lagi.”
“Baiklah mas. Aku akan menunggu mas di sini. Tapi mas akan datang sendiri? Nggak sama orangtua mas?.” Kata Sandra.
“Hmm.. kan kamu tahu papa nya mas nggak merestui hubungan kita bahkan mengusir mas dari rumah. Mana mungkin dia mau mas bawa ke rumah kamu Sandra.”Ucap Mike.
“Trus gimana? Papa sudah pasti nggak setuju dong kalau gitu.” Sandra langsung bisa menebak hasil akhirnya.
“Iya sih. Baiklah kalau nggak besok mas bawa Pak Budi saja ya. Nanti mas bilang kalau Pak Budi itu adalah om ku saja. Boleh nggak Sandra?” Tanya Mike pada Sandra.
“Siapa Pak Budi?”
“Itu loh Sandra, driver gojek yang mau menampung mas di rumahnya sekarang. Bahkan dia yang mencarikan pekerjaan sekarang ini untuk mas. Jadi sedikit banyak, Pak Budi sudah berjasa pada hidupku Sandra.”
“Ooo.. Masih ada ya orang baik seperti itu di dunia ini?”
“Ya ada dong. Itu buktinya Pak Budi.” Ucap Mike.
“Tapi kan orang seperti itu hanya ada satu diantara seribu mas. Dan mas beruntung bisa bertemu dengan Pak Budi itu.”
“Iya benar Sandra.” Mike mengakuinya.
“Ya sudah kalau mas mau bawa Pak Budi sebagai pengganti orangtuanya mas nggak apa-apa. Mudah-mudahan Pak Budi mau membantu mas dan papa mau menyetujui kita.” Ucap Sandra.
“Amin Sandra. Ya sudah ya sayang. Itu Pak Budi sudah selesai mandi. Biar mas ngomong dulu sama Pak Budi.”
“Baiklah Mas.”
Sandra pun menurut dan menutup telponnya seperti apa yang dikatakan Mike tersebut. Sandra berdoa supaya semua yang mereka rencanakan oleh Mike dan Sandra tersebut berjalan dengan baik.
*****
Pak Budi yang baru selesai mandi pun mendatangi Mike yang sedang duduk di depan rumah tersebut.
“Eh.. Pak Budi. Udah selesai mandi?”
“Udah Mike. Sekarang kamu mandi lah Mike.” Suruh Pak Budi.
“Hmm…!!” Mike diam sebentar.
“Kenapa Mike.” Pak Budi melihat gelagat Mike yang aneh.
“Hmm.. saya boleh nggak minta tolong lagi sama Pak Budi. Saya sebenarnya malu sih tapi Mike nggak tahu mau minta tolong sama siapa lagi.” Kata Mike dengan jujur.
“Mau minta tolong apa Mike? Mana tahu saya bisa bantu kamu lagi.” Pak Budi pun duduk berhadapan dengan Mike untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan Mike.
“Begini Pak. Saya berencana mau ke rumah Sandra besok Pak.”
“Terus??” Tanya pak Budi.
“Saya ingin mengatakan niat saya lagi untuk menikahi Sandra Pak. Tapi kan orangtuaku kan nggak setuju jika aku menikah dengan Sandra. Jadi aku ingin mengajak Pak Budi sebagai wakil orangtuaku untuk pergi ke rumahnya Sandra. Apakah bapak mau menemani saya?” Mike mengatakan dengan penuh harap pada Pak Budi.
Pak Budi melihat wajah Mike yang sangat berharap padanya, Pak Budi pun menjadi nggak tega karena Mike berekspresi seperti itu.
“Gimana Pak? Apa bapak bersedia menemani saya besok ke rumah Sandra?’ Tanya Mike penuh harap pada Pak Budi.
“Hmm.. apa bapak pantas mewakili orangtua kamu Mike?”
“Loh memangnya kenapa Pak?”
“Bapak tahu diri loh Mike. Bapak ini nggak ada apa-apanya di banding dengan orangtua kamu.” Ucap Pak Budi rendah diri.
“Kenapa bapak bilang kayak gitu? Saat ini hanya bapak yang peduli dan care sama Mike Pak. Nggak ada lagi Pak. Bahkan orangtua Mike nggak menganggap Mike anak lagi dan mengusir Mike dari rumah.” Kata Mike dengan jujur.
“Tapi Mike bapak merasa nggak enak melangkahi orangtua kamu.”
“Kenapa nggak enak Pak? Kan mereka yang nggak mau menemani Mike di saat seperti ini. Jadi cuek saja Pak. Toh mereka juga nggak bakalan tahu kok.” Mike mencoba meyakinkan Pak Budi.
“Trus misalnya bapak mau dan kita pergi ke sana tapi orangtuanya Sandra tetap nggak menerima kamu gimana?” Pak Budi khawatir perannya di sana tidak akan menghasilkan apa-apa.
“Mike akan melakukan rencana kedua Mike, Pak.! “ Ucap Mike dengan yakin.
“Rencana kedua? Apa itu?” Pak Budi jadi penasaran.
“Rencana kedua Mike yakni membawa kabur Sandra ke Bandung pak. Mike akan membawa Sandra hari Minggu ini ke Bandung bersamaan dengan perginya Mike ke sana.” Cerita Mike.
“Kamu yakin Mike? Kamu nggak mau berpikir ulang lagi?” Pak Budi mencoba meyakinkan Mike.
“Yakin Pak. Yakin banget malah.”
“Huffttt… Baiklah Mike. Bapak akan membantu kamu kali ini. Tapi bapak nggak yakin bisa melakukannnya.”
“Nggak apa-apa Pak. Apapun hasilnya nanti Mike sudah siap kok.”
“Baiklah Mike kalau gitu. Bapak akan membantu kamu besok ke rumah Sandra pacar kamu itu.” Akhirnya Pak Budi menyetujuinya.
“Makasih Pak. Makasih banyak.” Mike pun menyalam tangan Pak Budi dengan penuh semangat.
