Seorang pria bernama Boby Goloberg berusia 25 tahun, mati mengenaskan ditabrak oleh Truck-kun.
Bagaimana nasibnya selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13.5 V2: Newspaper
Saat orang-orang lewat, mereka menertawakannya habis-habisan. Penuh bisikan merendahkan.
“Fufufu. Dia lagi.”
“Sudah jelek, menjijikkan lagi. Tidur saja di jalan, hahaha. Orang gila.”
Boby sama sekali tak mendengar kata-kata mereka. Begitu terbangun, sudah malam hari saja.
Saat ia terduduk dengan kaki dibaringkan ke depan, dirinya tersenyum tipis dan langsung berkata, “Demi kastil megah. Kalau aku terus membuang waktu, tak ada tempat tinggal bagiku. Dunia ini itu sedang kacau. Waktunya beraksi.”
Dengan senyuman lebar, Boby berdiri tegak dan langsung berlari menuju bagian belakang kastil. Setelah sampai, terlihat ada tangga besi untuk dinaiki. Sebelum ke sana, ia sembunyi dibalik tembok. Hanya ada 5 orang penjaga. Semuanya bertubuh besar.
Mereka semua memakai pakaian serba hitam. Dibalik gelapnya pakaian, mata merah menyala terpancar ke segala arah. Saat ke arahnya, Boby langsung sembunyi. Badannya langsung gemetar kencang.
“Me-menakutkann! A-aku harus bagaimana?” pikirnya.
Apa yang Trash-kun bilang diakhir ia ingat. Jadinya, yang dilakukannya tentu saja adalah...
Berlari sekencang mungkin. Lompat ke arah tangga-tangga besi. Dengan cepat ia menaikinya. Pandangan salah satunya melihat ke arahnya.
“PENYUSUPP!!!” teriak salah satu penjaga dengan sangat kencang.
Semua penjaga langsung mengarah kepadanya. Dirinya pun langsung keringat deras. Air terlihat sebentar dan hilang lagi. Tanpa memedulikan hal itu, Boby menampakkan wajah beraninya.
Ia tetap menaikinya dengan cepat. Sekarang, dirinya berhadapan dengan seorang penjaga.
“Kekeke. Atas dan depan. kau bisa apa sekarang, penyusup sialan?”
Boby tersenyum lebar. “Jangan meremehkan pekerja keras, penjaga brengsek.”
“Gerkk... TEM__”
Belum sempat berbicara, Boby dengan cepat melompat ke arahnya dan langsung meninju wajahnya. Begitu masuk ke dalam, ia mendarat tepat di tengah-tengah tubuhnya.
“Kekeke. Aku berhasil. Diriku ini memang keren sekali.”
Baru saja membanggakan dirinya, tiba-tiba...
“PENYUSUP MEMASUKI KASTIL! CEPAT! TANGKAP DIIIAAAA!!!”
Boby mendengar hal itu, cosplay menjadi patung buddha terlebih dahulu. “Namu Amida Butsu.”
Baru saja cosplay, tiba-tiba terdengar suara langkah cepat menuruni lorong tangga ini.
Boby yang mendengarnya langsung kembali normal. “Gawat! Aku juga harus ikutan menuruni tangga ini.”
Tanpa pikir panjang lagi, ia langsung mengikuti kata-katanya. Penjaga yang pingsan ditinggalkannya. Hidung penjaga tersebut keluar sedikit darah.
Begitu empat penjaga lainnya sampai di tempat teman mereka yang kalah, ekspresi mata mereka semua menjadi sangat menyeramkan.
Selesai melihat teman mereka yang kalah, semuanya langsung lanjut menuruni tangga. Di dalam hati, serentak mereka berkata: “AWAS SAJA KAU! PENYUSUP SIAAALAAANN!!!”
Sepertinya, Boby tidak akan bisa keluar semudah itu dari dalam kastil ini. yahh... beralih dari itu semua, begitu empat penjaga ini sampai di depan pintu masuk ruangan bertuliskan “Prison Room”, pintu langsung dibuka keras.
Setelah terbuka, tak ada siapa-siapa yang terlihat di situ.
“Gerrggh! Mana penyusup sialan itu?” tanya salah satu penjaga yang berdiri di kiri.
Yang dikanan langsung bilang: “Ayo masuk ke dalam!” ajaknya.
Ketiganya mengangguk. Pintu ditutup rapat sampai dikunci dan empat penjaga berada di dalam room prison.
Kira-kira, Boby ada di mana?
Terlihat di sudut belakang sisi kiri empat penjaga ada sebuah tong. Dua bulat warna merah mengerikan terpancar.
Di dalam hati, seseorang berbicara: “Cepat pergi sana, penjaga-penjaga sialan!”
Ternyata yang ada di dalam tong adalah Boby. Kenapa dia sembunyi di situ? Karena sekitaran sini hanya jeruji-jeruji besi yang di dalamnya orang-orang di kurung. Sepertinya, dewi Misaki juga ada di salah satu jeruji.
Selain itu, di lantai hanya ada tong saja. tak ada tempat lain untuk sembunyi selain tong. Jadinya, Boby sembunyi di situ saja.
Bagian atas juga tak apa-apa selain atap penuh jaring laba-laba serta cahaya lampu redup yang menyinari ruangan ini agar tak gelap-gelap amat.
Beralih dari itu semua, Boby di dalam hatinya lanjut berkata: “Tong besar ini di dalamnya ada banyak sekali tanah. Aku tak bisa terus tak bergerak. Sepertinya... beberapa butir tanah masuk ke dalam mulutku.”
“Uhuk! Uhuk! Kebanyakan__”
Boby langsung kembali ke dalam tong. Keempatnya mendengar suara itu dan langsung membalikkan badan ke arah suara bunyi.
“Hehehe,” tawa keempatnya. Penuh aura jahat menyelimuti mereka semua.
Di dalam hati, Boby langsung berkata: “Tamat sudah riwayatku. Selamat tinggal, kastil megah.”
Baru saja bilang begitu, tiba-tiba...
“Uhuk, uhuk, uhuk.”
Suara batuk terdengar. Bukan dari Boby, bukan dari salah satu keempat penjaga, lalu... siapa?
“Oyy!” tatap mengerikan salah satu penjaga. “Siapa yang kau sembunyikan di sana, dewi Misaki?” tanyanya.
Boby saat mendengar nama itu, asalnya tubuhnya memutih hebat di kumpulan tanah, ia langsung kembali seperti semula dan di dalam hatinya berkata: “Dewi Misaki!” serunya terkejut.
Terlihat dalam kegelapan seorang wanita muda. Penampilannya terlihat sangat anggun. Kimono panjang berlapis motif bunga dengan perpaduan warna pink, putih, dan biru membuatnya sangat cantik.
Bagian tengah atau dada terbuka sedikit. Ukurannya adalah E-Cup. Kulitnya putih bersih, matanya merah menyala, dan rambut hitam panjang.
Semua itu sangat menggoda. Kalau kondisinya baik, pasti banyak pria akan memangsanya. Sayangnya... seluruh badannya kotor. Dia terlihat menjijikkan saat ini. mirip seperti gembel. Pakaiannya juga banyak robek.
“Siapa yang ku sembunyikan? Memangnya aku bisa apa, para penjaga jahat?”
Senyuman yang harusnya terlihat cantik, malah mengerikan. Giginya kotor. Dahinya diperban. Lengan kanan juga, begitupn pergelangan kaki kiri.
Keempatnya langsung tersenyum lebar.
Salah satunya bertanya kepadanya. “Jadi, suara itu darimana?”
“Itu aku. Memangnya kenapa?” tanyanya.
“Gerkk!” giginya gemertak kencang. “Dasar dewi sampah.” Dia langsung membalikkan badan. “Ayo pergi! Buang-buang waktu saja.”
Semuanya mengangguk.
Di perjalanan keluar, mereka mengobrol:
“Sial! Di mana penyusup sialan itu sembunyi?”
“Mana aku tahu. Kita harus mencarinya sampai dapat.”
“Benar sekali. Harta raja Volkro bisa-bisa dicuri olehnya.”
“Gawat! Mungkin dia ada di lantai atas.”
Keempatnya pun langsung berlari tunggang langgang saking paniknya. Pintu terkunci dibuka dulu, baru melakukannya. Apakah ditutup kembali? Tidak. Kenapa? Karena bakal ketutup sendiri.
Lalu, beralih dari itu semua, hanya tersisa tawanan-tawanan lain, dewi Misaki, dan Boby saja di dalam ruangan ini.
Karena situasi dirasa sudah aman, Boby langsung keluar dengan cepat. Begitu berdiri dengan tutup tong sudah berada di tempat semula, ia langsung:
“Uhuk, uhuk, uhuk... aaa... mulutku kemasukan tanah.”
Dewi Misaki melihat hal itu langsung tersenyum tipis. “Jadi, kau siapa? Panik sekali ya! Tadi pertunjukkan yang sangat menarik. Padahal hanya masuk ke dalam tong. Ahahaha. Kau pria lucu ya!” pujinya.
Boby mendengar hal itu langsung agak membersihkan badannya. Bukan karena malu, melainkan agar terlihat cocok dirinya.
“Huhh...” embusan napas kecil. Ia melanjutkan, “Terimakasih. Dan... sekarang, dewi Misaki harus ku keluarkan dari sini. Kuncinya di mana?” tanyanya.
Dewi Misaki yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak dan berkata: “Apa? Kau ingin membebaskanku! Ahaha. Jangan mimpi! Lalu, kuncinya itu susah lho! Kalau mau membebaskanku, kalahkan dulu raja bodoh itu!”
Boby memiringkan kepalanya ke kiri. “Raja bodoh? Siapa?”
Dari tertawa dan tersenyum lebar, wajahnya menjadi datar sempurna. “Kau tidak dengar mereka bilang apa kah?”
“Kekeke...” sambil menundukkan kepalanya, Boby terkekeh. Ia melanjutkan, “Tentu saja tidak.”
Jawabannya jujur sekali. “Hahh...” embusan napas kecil. “Menyedihkan. Selain terlihat seperti pengecut, jelek, kau ternyata jujur sekali ya! Jujur bahwa dirimu ini sangat biasa saja.”
Kepalanya menengadah ke atas dan lanjut berkata: “Aaaa... siapa yang mengirimkan pria jelek nan pengecut nan bodoh ini ke sini?”
Awalnya memujinya dan tiba-tiba setelah tahu sedikit sifat aslinya, caci maki serta merendahkan, tertuju semua padanya.
Boby yang mendengarnya, tatapannya menjadi mengerikan. “Kau ini!!”
Saat mau marah, tatapannya sangat mengerikan. Tubuh Boby langsung gemetar kencang. Ia pun tersenyum tipis dan berkata: “Ahahaha. Maksudku... yang anda katakan sangatlah benar. Hamba ini hanya pria jelek nan pengecut nan bodoh.”
“Baguslah kalau kau mengakuinya. Lalu... kenapa ingin membebaskanku?” tanyanya penasaran.
Boby menjawab, “Aku ingin menyelamatkan seratus dewi. Salah satunya kau. Setelah selesai dengan dirimu, berarti tersisa 99 lagi. Dan dengan begitu...”
Senyum lebar tergambar jelas di wajahnya. “Dan dengan begitu apa?” tanya dewi Misaki penasaran.
“Aku bisa tinggal di kastil megah setelah mengalahkan raja iblis.”
Kata-katanya hebatnya membuat dewi Misaki tersenyum tipis. Ia berkata: “Begitu ya. Hebat. Tujuanmu sangat mulia. Mengalahkan raja iblis? Hahaha. Sepertinya itu mustahil. Yahh... semoga saja kau bisa mengalahkannya. Lalu... kalau ingin menyelamatkanku, cepatlah ke lantai paling atas!”
Perintah darinya membuatnya memiringkan kepala ke kiri. “Kenapa? Memangnya di sana ada apa?”
“... Raja bodoh. Yahh... sebut saja Volkro sialan. Dia membuatku harus mengalami banyak hal buruk.”
Wajah Boby jadi agak serius. “Bisa kau ceritakan padaku!”
“Tidak.” Permohonan dari Boby ditolak mentah-mentah. Ia lanjut berkata, “Masa laluku tak penting. Mengingatnya saja membuatku ingin muntah. Kalau kau pria baik, cepat kalahkan Volkro sialan itu dan bebaskan aku dari sini!”
Senyum lebar pun tergambar di wajahnya lagi. Dirinya pun berkata: “Oke.”
Boby membalikkan badannya ke arah pintu keluar. Ia melangkahkan kedua kakinya dan begitu sampai di depan pintu, dia berkata, “Aku akan menghilangkan semua penderitaanmu.”
Boby mengatakan itu sambil menghadap ke arahnya. Senyumannya membuat dewi Misaki menatapnya dengan wajah mengerikan.
Hal itu membuat tubuh Boby gemetar ketakutan. Dia memilih melihat depan. “Wa-waktunya pergi ke lantai atas.”
Setelah itu, Boby pun berada di luar ruangan sekarang.
“Hahh...” embusan napas kecil. “Kuharap dia berkata jujur,” ucap dewi Misaki dengan ekspresi datar.
Beralih dari situ, sekarang Boby terlihat berada di lantai atas. Ada tiga pintu. Warnanya biru, merah, dan hijau.
“Harusnya warna biru diganti menjadi kuning,” komennya. Ia melanjutkan: “Harusnya di kiri itu bukan biru melainkan merah. Tengah juga bukan hijau, melainkan biru. Dan biru adalah hijau atau sisi kanan.”
Setelah bilang itu, ia lanjut berkata: “Aku harus pilih pintu yang mana?” pikirnya. “Kalau salah, bakal ketemu musuh. Jadi, pilih yang mana ya?”
Tiba-tiba...
Tap. Tap. Tap.
Ada langkah pelan yang terdengar dari pintu dalam bagian tengah menuju luar. Tubuh Boby langsung gemetar kencang.
“Te-tenang. A-aku masuk ke pintu ini saja deh.”
Boby tanpa basa-basi langsung mundur ke belakang atau masuk menuju pintu kiri. hebatnya, ia masuk, mereka keluar. Itu terjadi secara berbarengan.
“Penyusup sialan itu ke mana sebenarnya?”
“Dia pergi ke mana sih?”
“Mau coba ke ruangan tadi lagi!”
Ketiganya mengangguk kecil. Setelah itu, empat orang atau empat penjaga ini langsung menuju ruangan bertuliskan “Prison Room” lagi.
Setelah keempat orang itu tiada, Boby membuka pintu sedikit. “Huhh...” ia mengembuskan napas lega. “Aku sudah aman sekarang.”
“Terus...” ia melihat ke bagian belakangnya.
Ada banyak sekali jendela-jendela besar di sini. bagian atas ke bawah gelap. Lampu-lampu dimatikan. Cahaya hanya memanfaatkan bulan saja.
“Harus ke mana aku? Tempat raja Volkro sialan di mana?”
Dia mencoba mengingat-ingat lagi. “Lantai atas!”
Ia melirik ke arah kanan. Ada tangga menuju atas. Tempat ia berdiri sampai ke tangga tersebut paling beda sendiri. Karpet merah digelar.
“Sepertinya kalau aku mengikuti karpet merah ini, sampai ke tempat raja bukan kemungkinan kecil. Coba saja deh.”
Tanpa basa-basi lagi, Boby memutuskan mengikuti karpet merah yang digelar panjang dari atas ke bawah ini.
Setelah sampai di ujung, pandangannya ke atas. Saat ini, sedang hadap menghadap dengan raja Volkro. Mahkota merah-kuningnya terdapat nama itu.
Di sini, suara bisik-bisiknya dimulai. “Oke. Mengalahkannya sepertinya agak susah. Kuncinya ada di dekat saku sisi kiri. Sekarang, aku harus mengambilnya perlahan agar dia tak bangun.”
Raja Volkro penampilannya terlihat kulit putih pucat, mata tertutup, rambut coklat under-cut, jenggot-kumis hitam pendek. Lalu, dirinya memakai jubah merah-putih yang terbuat dari kain sutra. Pakaiannya seperti raja pada umumnya untuk sisanya.
“Oke. Aku berhasil.”
Tanpa membangunkan sang raja, Boby berhasil mendapatkan kunci. Ia pun langsung memutuskan berjalan pelan-pelan meninggalkan sang raja.
“Grookk...” raja Volkro masih tertidur lelap rupanya.
“Yosha. Waktunya kembali ke tempat dewi Misaki berada.”