Pradivta Anugra putra seorang pria yang belum menikah tiba-tiba mempunyai seorang putri yang sedang mengalami sakit.
Di pertemukan dengan seorang wanita bernama Ersya putri, seorang janda yang baru saja di ceraikan oleh suaminya satu bulan yang lalu dan di tinggal bertunangan.
Karena pertemuan mereka yang tidak terduga itu, membuat mereka terjebak ke dalam hubungan yang rumit
NB :
Maaf karya ini mungkin nanti up-nya tidak bisa setiap hari ya, harap maklum dan jangan di tagih up nya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Istri
Felic
sudah tidak lagi bekerja sebagai office girl, suaminya sudah melarangnya untuk
bekerja. Lagi pula suaminya adalah pemilik rumah sakit terbesar di Jakarta,
lalu apa kata orang jika ia masih nekat untuk bekerja sebagai office girl.
Suami Felic sampai membeli sebagian besar saham bank swasta tempat mereka
bekerja gara-gara Felic sempat nekat untuk tetap bekerja.
Akhirnya
Felic pun bingung sendiri karena semua orang di kantor memperlakukannya
berbeda, ia di istimewakan, bahkan tidak di perbolehkan menyentuh apapun tapi
ia tetap di gaji, membuat felic tidak enak hati sendiri dan memutuskan
mengundurkan diri.
Semenjak
Felic tidak bekerja, Ersya jadi semakin kesepian saja, apalagi dengan masalah
yang menderanya.
Ersya meregangkan otot-ototnya saat pekerjaannya sudah hampir selesai, hari ini dia
terlihat begitu sibuk karena banyak
berkas pencairan yang harus ia tangani.
“Mau ngafe ….!” Gumamnya “Ahhhhh …, tapi belum selesai! Males juga sih tapi kalau
sendiri!”
“Felic
lagi ngapain ya …, ngafe sama dia ja deh, nyonya pasti nggak pernah sibukkan?!”
Ersya
pun segera mengambil ponselnya, ia mengetikkan sebuah pesan kepada sahabatnya
itu.
//Fe …, jalan yuk! Sebentar lagi pekerjaanku selesai, gimana kalau dua jam lagi kita
ketemu? Di kafe biasa//
Ersya
pun mengirimkan pesannya, ia menunggu hingga mendapat balasan dari sahabatnya
itu.
“Kok
nggak bales-bales sihhhh ….!” Gumamnya lagi.
“lama
banget …!”
Akhirnya
Ersya memutuskan kembali melanjutkan pekerjaannya yang memang baru beberapa
lagi. Kalau pekerjaannya selesai, ia bisa pulang lebih awal.
Ting
Sebuah
nada pesan masuk, dengan cepat Ersya beralih dari pekerjaannya dan mengintip
ponselnya yang ada di samping beberapa berkas yang terbuka di depannya.
“Felic
…!”
Dengan
cepat Ersya mengambil ponselnya dan meletakkan bolpoinnya. Ia membuka pesan
itu.
//ok
…, aku sekarang berangkat ya, sampai jumpa di tempat biasa//
Ersya
pun dengan cepat membalas pesan itu dan mengirimkannya.
//Siap
….//
Setelah
mengirimkan balasan, Ersya pun segera kembali fokus dengan pekerjaannya agar
segera selesai dan dapat dengan cepat menyusul Felic.
***
Di
tempat lain terlihat Felic sudah keluar dari rumahnya. Ia di temani pengawal
pribadinya yang di tugaskan khusus untuk menjaga Felic.
Felic
pun segera masuk ke dalam mobil, saat Wilson pengawal pribadinya sudah
membukakan pintu mobil untuknya.
Wilson
segera berlari mengitari mobilnya dan masuk dari pintu lainnya yang ada di
depan dan duduk di balik kemudi.
Mobil
yang di tumpangi Felic sudah melaju memecah ramainya jalan Jakarta, sepertinya
memang tidak ada ceritanya jalan Jakarta sepi. Felic sudah menunjukkan alamat
yang akan di tuju.
Hingga
mereka sampai di depan sebuah kafe yang memang tidak terlalu mewah tapi
lokasinya dekat dengan tempat kerja Ersya.
“Wil
…, tunggu di sini saja ya!” ucap felic saat turun dari mobil, “atau kamu bisa
pergi dulu kemana gitu!”
“Maaf
nyonya, tapi Tuan tidak mengijinkan saya meninggalkan nyonya sedetikpun!”
“Apa
kah itu berarti lo mau dudk satu tempat dengan gue?”
“tidak
begitu nyonya, saya akan dudul di tempat lain yang jaraknya jauh tapi masih
bisa melihat nyonya!”
“Ok
lah gue ijinin!”
Dari
pada terus berdebat dengan Wilson, Felic memilih segera masuk ke dalam kafe dan
mencari tempat duduk, ia paling tidak suka keramaian makanya ia memilih untuk
duduk di tempat yang sedikit tersembunyi. Di balik jemdela dan dinding pemisah
tapi juga sangat nyaman untuk bisa mengawasi semua pengunjung masuk.
Wilson
pun membuktikan ucapannya, ia duduk di jarak aman dari Felic tapi masih bisa
memperhatikan gerak-gerik Felic.
Felic
memesan satu gelas minuman dingin karena di luar sangat panas. Saat di dalam ia
seperti baru saja jalan-jalan di gurun pasir dan ngadem di kutub utara. Jauh banget
ngayalnya.
Sesekali
memainkan ponselnya, memang tidak baru-baru banget tapi entah sejak kapan suami
kayanya itu tiba-tiba mengganti ponsel bututnya tanpa seijin pemiliknya.
Feli
terus menjepretkan camera ke wajahnya sendiri, ia jadi punya kebiasaan narsis
dengan selvi dan mengunggahnya ke media sosial miliknya.
Setelah
puas bermain ponsel, Felic lebih memilih meletakkan ponselnya di atas meja. Untuk
membunuh rasa bosannya menunggu Ersya, Felic memilih memperhatikan sekitar saja
sambil sesekali menatap jalan masuk. Tapi matanya tertuju pada seseorang yang
berada di privat room sepertinya karena di sana hanya ada satu buah meja.
Walaupun begitu Felic bisa melihat semuanya karena dindingnya berbahan kaca
transparan. Jaraknya juga tidak jauh dari tempat duduknya.
“Mereka
cipika cipiki…., keterlaluan sekali mereka …!”
Felic
segera bangun dari duduknya dan mengambil gelasnya yang masih terisi penuh
dengan minuman dan berjalan mendekati ke ruangan itu.
“Gue
harus bikin perhitungan nih sama mereka!”
Felic
mempercepat langkahnya dan berhenti di belakang mereka, “hey .., kalian!”
teriak Felic membuat dua orang itu menoleh pada felic dan dengan cepat air yang
berada di dalam gelas beralih ke wajah mereka.
Byuuuuuuurrrrrrr
Seorang
wanita paruh baya yang sepertinya seorang sosialita dengan barang-barang
branded yang melekat di tubuhnya begitu terkejut dengan kedatangan Felic dan
ikut berdiri. Apa lagi dengan kedatangan Felic yang tiba-tiba saja mengguyur
dengan segelas minuman dingin.
“Lo
siapa? Kenapa tiba-tiba melakukan ini sama kami?” tanya seorang wanita muda,
wajahnya sedikit mengingatkannya pada seseorang.
Rizal
masih terdiam dengan kedatangan Felic, ia sangat mengenal Felic tentunya
makanya dia diam. Felic sahabat istri nya yang akan segera menjadi mantan dalam
berepa hari ke depan.
“Mas
Rizal, bisa jelaskan padaku semua ini? Ada apa ini?” ucap Felic meminta jawaban
pada pria yang bernama Rizal itu.tapi Rizal masih terlihat terdiam, ia bingung
harus emnjelaskan bagaimana, tidak mungkin ia mengatakan pada sahabat istrinya
itu jika gadis yang bersamanya adalah pacarnya, calon tunangannya setelah ia
bercerai.
“Mas
…, siapa dia? Kenapa menyerang kita?” tanya gadis itu sambil mengusap wajah dan
bajunya yang basah kuyup gara-gara ulah Felic, usianya terlihat jauh lebih
muda.
“Bukan
siapa-siapa, sayang …!” ucap Rizal itu sambil mengusap wajah wanita cantik itu
karena basah oleh air minum Felic. Hal itu membuat Felic begitu terkejut, ia
merasa tidak salah dengar dnegan ucapan suami sahabatnya itu.
“Sayang
…?” Felic seperti kehilangan kata-kata, dia kenal baik pria di depannya itu,
“heh
heh heh …!” Felic tertawa hambar, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia
dengar. Felic hanya bisa memegangi dadanya yang terasa penuh, ingin sekali
rasanya mencakar wajah pria di depannya itu saat ia memanggil sayang pada
wanita itu.
“Jelaskan
pada kami, Rizal! Siapa dia?” tanya wanita paruh baya itu, ia pun akhirnya ikut
bicara. Sejenak Felic menatap wanita itu. Ia benar-benar seperti pernah melihat
wanita itu, dia punya kemiripan dengan seseorang. Mata nya itu begitu sama,
tapi siapa? Gadis di depannya juga memiliki mata yang sama.
“Dia
teman Ersya, tante!”
“Benarkah?
Dia teman mantan istrimu?” nyonya itu, maksudnya wanita paruh baya itu mendekat
pada Felic dan memperhatikan penampilan Felic.
“Mantan???”
Felic benar-benar terkejut dengan kata mantan, sejak kapan? Kenapa sahabatnya
itu tidak cerita?
Bersambung
Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya
Follow Ig aku ya
tri.ani.5249
Happy Reading 🥰🥰🥰🥰🥰