Semua telah terjadi, Zhang Gu Yue tersadar akan segala kebodohan nya, namun semua telah sia-sia. Kini dengan tubuh yang telah hancur dan bayi nya yang bahkan belum sempat melihat dan merasakan bagaimana hangat nya sinar mentari, mereka sama-sama terkapar di atas tanah yang begitu dingin bak tak memiliki perasaan. Tubuh itu mati dengan segala rasa penyesalan dan rasa sakit yang tak terbayang lagi.
Namun kini ia, Zhang Gu Yue kembali diberi kesempatan terlahir kembali. Ia berjanji akan menebus segala kesalahan dan kebodohan nya di masa lalu.
📌 Note :
1. Jangan plagiat
2. Kalau gak suka ya udah gapapa gak usah di baca
3. Selamat baca bagi yang mau
4. Jangan lupa vote dan komen nya
5. CERITA FIKSI (KHAYALAN PENULIS)
THANK YOUUU🤍
《 va_jiyoon 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon va_jiyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
《 21 》 Menyusup
...~ happy reading ~...
...🤍🤍🤍...
Sekembali nya dari kediaman pangeran ketiga, Zhang Gu Yue tidak langsung pulang ke kediaman nya. Ia justru menuju beberapa klinik untuk mengecek perkembangan pengobatan pada wabah yang ada. Dan untung lah semua mulai membaik, jika ia tebak, mungkin tiga sampai lima hari lagi wabah itu bisa teratasi. Semakin cepat maka semakin baik.
Sesampai nya di Kediaman Salju ia terkejut sejenak saat melihat sosok seorang lelaki tengah duduk santai sambil meminum teh di dalam kamar nya. Ia benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa orang itu dengan berani nya menyusup ke dalam kamar nya di siang bolong seperti ini.
"Ekhem... Ruyin, aku ingin beristirahat saja untuk saat ini" ucap Zhang Gu Yue berhenti di depan pintu.
"Apa anda tidak ingin mandi terlebih dahulu?" tanya Ruyin.
"Nanti saja" jawab Zhang Gu Yue.
"Baiklah, kalau begitu hamba pamit undur diri terlebih dahulu" ucap Ruyin lalu pergi.
Setelah melihat Ruyin pergi, ia kembali beralih memasuki kamar dan menutup pintu nya. Baru saja dua langkah ia maju, tiba-tiba sebilah belati sudah berada tepat di depan leher nya.
"Kita bertemu lagi Nona Zhang Gu Yue" ucap Mo Yichen.
"Baiklah kau sudah tau siapa aku" ucap Zhang Gu Yue tetap tenang. Dengan santai dia sedikit menjauhkan belati tersebut dari leher nya, namun Mo Yichen kembali mengarahkan belati tersebut ke tempat semula.
"Kau murid Tabib Gong, bagaimana kalau aku membawa mu ke Negri Tianxuan. Bukan kah itu akan mempersingkat waktu dan tidak perlu merepotkan Tabib Gong" ucap Mo Yichen.
"Percuma jika kau menculik ku. Dengan begitu kau justru memicu peperangan Yang Mulia Pangeran. Apa kau yakin bisa menerima itu?" ucap Zhang Gu Yue tersenyum.
Mo Yichen tentu tidak sebodoh itu untuk membawa kabur gadis yang ada di hadapan nya. Justru ia tertarik dengan sikap nya yang tetap tenang dan tak terintimidasi.
"Yah aku tau" ucap Mo Yichen menurunkan belati nya dan kembali duduk meminum teh dingin nya.
"Ada apa gerangan hingga pangeran repot-repot menyusup masuk ke kediaman ini?" tanya Zhang Gu Yue.
"Kediaman mu saja yang terlalu mudah di jangkau orang luar. Oh iya, aku sudah menemukan lokasi mereka, mungkin besok atau lusa kau bisa mendengar berita baik. Jangan lupakan janji mu itu juga"
Zhang Gu Yue menatap Mo Yichen, ternyata benar orang ini memiliki kekuatan besar di belakang nya. Makannya tak heran di masa lalu saat Kerajaan Jianrou sedang kacau akibat konflik internal kerajaan salah satu nya yaitu perebutan kekuasaan, Kerajaan Tianxuan mengabarkan bendera perang dan menang dengan begitu mudah.
Akibat perang itu juga lah Kakak dan Ayah nya yang diutus memimpin pasukan untuk melindungi Negeri Jianrou tewas terbunuh di tangan Mo Yichen sendiri.
Zhang Yan dan Zhang Gu Yin tewas terbunuh, Zhang Gu Yue yang sudah menjadi permaisuri disekap, Li Mei dan anak nya Zhang Xia berkhianat, serta ibunya yang depresi, mengakibatkan Keluarga Zhang hancur dan kehilangan kekuatan nya. Sehingga dengan mudah nya dihancurkan oleh pemberontak Hangguang Feng serta istri selir nya yang merupakan keturunan Keluarga Zhang sendiri.
Tangan nya mengepal memendam segala kekesalan nya atas kenangan buruk di masa lalu.
"Ada apa?" tanya Mo Yichen menatap heran gadis di depan nya yang tiba-tiba terdiam dengan tatapan membunuh nya.
"Pergi" titah Zhang Gu Yue.
"Tidak, aku masih ingin di sini" jawab Mo Yichen santai.
"Kau-! hahhh... ada yang datang, jika sampai kau ketahuan, aku jamin Tabib Gong tidak akan pernah menemui mu, barang sedetik pun!" geram Zhang Gu Yue.
Mo Yichen yang mendapat ancaman itu hanya tersenyum semirik. Sambil membawa cangkir teh yang telah ia gunakan, ia melompat ke luar jendela dan menghilang tanpa diketahui oleh para penjaga Kediaman Zhang.
Zhang Gu Yue menatap keluar jendela, ternyata benar, kediaman nya begitu mudah di masuki oleh orang. Karena letak nya yang begitu dekat dengan tembok dan banyak pohon di sekitar rumah nya, yang mana bisa menjadi tempat untuk bersembunyi.
Tak lama kemudian terdengar jika adik nya, Zhang Xia datang berkunjung. Dengan malas ia menghampiri gadis berpakaian pink pucat yang sudah duduk dengan anggun di ruang tengah milik nya.
"Kakak, bagaimana kabar pangeran ketiga? ku dengar dia diracuni?" tanya Zhang Xia.
"Baik. Ada apa kemari?" jawab Zhang Gu Yue.
"Aw apakah aku tidak boleh mengunjungi Kakak ku? dan hiks... adik ini tidak sampai hati mengatakan nya" ucap Zhang Xia sembari mengusap air mata buaya nya dengan sapu tangan.
Sungguh Zhang Gu Yue sudah muak di hadap kan oleh drama murahan itu. Tubuh nya lelah dan ingin beristirahat, namun kenapa sulit sekali. Mungkin di kesempatan kedua nya ini, ia sudah tak diberi waktu untuk bersantai lagi. Hahhh memang benar semua hal ada untung dan rugi nya dan itu tergantung pilihan nya mau bersantai dan kembali rugi atau bekerja keras untuk melihat hal yang lebih baik dari pada kerugian.
"Ada apa?" tanya Zhang Gu Yue tetap merasa tenang.
"Ku dengar, setelah wabah ini teratasi, pertunangan Kakak dengan pangeran kedua dibatalkan, apakah itu benar? Kakak aku turut bersedih untuk itu, kakak jangan khawatir pasti masih ada pria yang lebih cocok dengan mu" ucap Zhang Xia dengan permukaan yang terlihat begitu iba dan turut bersedih namun di dalam hati nya terdapat banyak cahaya gemerlap menandakan kepuasan.
Zhang Gu Yue tersenyum menanggapi ucapan sang adik. Alih-alih mengucapkan pria yang lebih baik, justru Zhang Xia mengatakan pria yang lebih cocok. Tentu itu bisa diartikan dengan begitu mudah oleh nya. Tapi ucapan itu tidak sepenuh nya salah, benar, pria yang akan bersama nya harus cocok dengan nya dan itu tidak bisa sembarang lelaki bisa.
Dan sepertinya juga ada orang yang membocorkan informasi ini tapi dengan versi yang salah.
"Tidak masalah, seperti ucapan mu masih banyak pria di luar sana" ucap Zhang Gu Yue.
"Sukur lah, oh iya Kakak. Nanti malam akan ada festival tahunan di ibu kota, mari berangkat bersama?!" ajak Zhang Xia.
"Kakak perlu istirahat untuk saat ini, mohon adik memberikan ruang" ucap Zhang Gu Yue mengusir anak selir itu dengan halus.
Zhang Xia sedikit tersentak, namun segera mengubah raut kesal nya dengan begitu cepat, "Baiklah Kakak, selamat beristirahat. Sampai bertemu nanti malam"
Zhang Gu Yue hanya menjawab dengan anggukan kecil. Setelah gadis itu berbalik badan, raut wajah yang sendari tadi tersenyum kini berubah dingin.
...🤍🤍🤍...