NovelToon NovelToon
Dark Chaser

Dark Chaser

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kei L Wanderer

Dark Chaser, sebuah organisasi sekaligus profesi rahasia yang dibuat oleh pemerintah. Mereka bertugas untuk menyelesaikan berbagai kasus tidak lazim dan aneh, yang mungkin ada hubungannya dengan makhluk selain manusia.

Ini adalah kisah William Blackbell, seorang Dark Chaser sekaligus ketua tim dalam menjalankan tugasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jean's Confession

Pada saat Yona, Erick, dan Brian datang, mereka melihat William berhasil menundukkan Jean.

Sementara itu, William yang menginjak dada Jean dan menunjuk leher pemuda itu dengan katana di tangannya menahan keinginannya untuk membunuh. Dia berusaha menjaga pikirannya tetap jernih, tidak dikendalikan oleh emosi negatif.

Saat itu, pria itu merasa ada sesuatu yang agak janggal. Melihat Jean mencoba meronta tidak bisa melakukan apa-apa, dia merasa aneh.

William sadar kalau dirinya menjadi lebih kuat ketika menggunakan kemampuannya dan membawa senjata. Meski begitu, bukan berarti pihak lain sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan sama sekali.

‘Mungkinkah itu ada hubungannya dengan cahaya matahari? Menjadi lemah di siang hari?’

Kebanyakan kontraktor iblis memang menjadi lemah saat siang hari, kecuali beberapa orang tertentu. Namun, dia merasa kalau pihak lain menjadi terlalu lemah.

‘Kelelahan karena pertarungan sengit tadi malam? Kondisinya belum pulih?’

Pada saat William memiliki banyak sekali pertanyaan dalam kepalanya, Brian dan Erick segera mendekat dengan borgol di tangan mereka. Beberapa saat kemudian, Jean akhirnya ditangkap.

Melihat Erick dan Brian yang menahan Jean, William yang menyarungkan kembali katana miliknya merasa semua tidak nyata. Dia awalnya bersiap untuk kembali bertarung sekuat tenaga, tetapi pihak lain ditangkap begitu saja.

“Bos!” panggil Yona lembut.

Saat mendengar itu, William tersadar dari lamunannya. Dia kemudian menghela napas panjang. Pria itu memaksakan senyum di wajahnya, lalu memberi isyarat dengan tangannya.

“Aku tidak apa-apa. Bawa saja dia pergi untuk diamankan. Sedangkan para murid, biarkan para staf menenangkan mereka dan meminta mereka kembali,” ucapnya tenang.

William tidak merasa puas setelah menangkap Jean. Sebaliknya, dia merasa sedikit aneh. Ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya dan membuatnya merasa tidak nyaman.

Sesaat kemudian, pria itu segera mendaki pagar pembatas lalu melompat ke hutan di luar sekolah. Dia bergegas lurus ke depan untuk menuju ke jalan raya utama yang merupakan jalur utama dari kota menuju ke St Roseweiss Academy.

Setelah berlari cukup lama sambil memeriksa dan sampai di jalan raya, William mengerutkan keningnya. Dia sama sekali tidak melihat mobil, bahkan jejak roda ditinggalkan di sana.

Pria itu menampik kemungkinan pihak lawan datang tanpa kendaraan. Lagipula, sulit berlarian sendiri sambil dikejar musuh, belum lagi membawa orang lain. Itu hanya akan menjadi beban membuat semuanya semakin merepotkan.

Usai mengatur napasnya, William memilih berjalan kembali tanpa terburu-buru. Bukan hanya untuk menenangkan diri, tetapi juga memilah berbagai hal dalam kepalanya untuk membuat berbagai kemungkinan.

Sesampainya di St Roseweiss Academy, semua orang menyambut William dengan antusias seolah sedang melihat pahlawan atau semacamnya. Walau begitu, dia sama sekali tidak senang dan meminta mereka untuk mengantarnya menuju ke ruang dimana Jean ditahan.

Jean ternyata ditahan di ruangan dekat ruang BK. Beberapa penjaga menunggu di depan pintu, dan beberapa menjaga di belakang ruangan dekat jendela. Erick dan Brian tidak terlihat, tampaknya mereka menjaga Jean di dalam ruangan.

Benar saja, ketika masuk ke dalam ruangan, William bisa melihat Jean yang sedang diawasi oleh Erick dan Brian. Sembari mengawasi, mereka berdua sibuk bertanya dan Yona duduk di kejauhan untuk mencatat.

William mendekat. Ketika keduanya menyapa, dia mengabaikannya. Sebaliknya, pria itu langsung meraih Jean yang duduk di sofa lalu melemparnya ke lantai dengan ruang lebih terbuka tanpa benda di sekelilingnya.

“Berhati-hatilah ketika melakukan interogasi dan pastikan mereka pelaku bisa dilihat dengan jelas. Usahakan tempat tidak terlalu tertutup atau dipenuhi barang karena bisa digunakan pihak lain untuk melakukan perlawanan putus asa,” ucap William datar.

Mendengar itu, Erick yang sudah cukup lama mengikuti William menggaruk belakang kepalanya dengan ekspresi malu. Sementara itu, Brian yang merasa mendapatkan pelajaran langsung memberi hormat.

“Dimengerti!” jawabnya tegas.

William memberi isyarat kepada mereka agar beristirahat. Dia juga memberi isyarat pada Yona untuk menyalakan rekaman dan mulai mencatat.

“Baiklah. Jika tidak salah dengar, nama mu adalah Jean kan? Katakan padaku, kenapa kamu melakukan ini semua?” ucap William datar.

Jean menundukkan kepalanya, menolak untuk bicara.

William tidak ragu. Dia langsung menendang tulang kering pemuda di depannya dengan sepatunya. Tendangannya cukup keras, membuatnya menggertakkan gigi.

“Jawab saja, dan semuanya akan segera berakhir. Atau, kamu percaya diri dengan kemampuan mu untuk menahan sakit dan melakukan pemulihan?” bisik William sambil memiringkan kepalanya.

“Aku-“

BANG!

William menendang dada pemuda itu, membuatnya membentur dinding. Dia batuk beberapa kali sambil meringis kesakitan, menatap pria berjas hitam dengan ekspresi tidak percaya.

“Bagaimana kalau mematahkan jari-jari mu satu pada setiap pertanyaan?” bisik pria itu, membuat tubuh Jean bergetar.

“Aku terpaksa melakukannya!” ucap Jean dengan ekspresi marah dan enggan.

“Terpaksa? Kamu jelas membunuh seorang siswa yang mendapatkan beasiswa dari kelas lain, lalu mencoba membunuh anak-anak nakal dari keals XI-A agar Theodore disalahkan. Kamu mengatakan itu terpaksa?” William mengangkat kepalanya.

“Apakah kamu tahu betapa sulitnya murid yang mendapatkan beasiswa di akademi ini, Pak?! Bukan hanya selalu direndahkan ketika bersekolah, tetapi masa depan kami juga tidak terjamin.

Orang-orang kaya itu meneriakkan slogan kalau yang lulus dari akademi ini pasti sukses, tapi pada kenyataannya mereka semua berhasil karena mewarisi kekayaan keluarga atau dibukakan jalan oleh orang tua mereka. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan akademi!”

Mendengar penjelasan Jean, William mengerutkan kening. Dia merasa agak bingung. Pria itu tidak bisa tidak bertanya, “Lalu apa hubungannya dengan apa yang kamu lakukan?”

“Tentu saja ada hubungannya! Menurut data yang aku pelajari, bukan tidak mungkin lulusan yang mendapatkan beasiswa bisa sukses ketika memasuki masyarakat. Namun, dari catatan tersebut, dapat disimpulkan ada cara pasti untuk melakukannya.

Pertama, menjadi murid paling berprestasi di antara para pendapat beasiswa. Jika ingin kemungkinan lebih tinggi dimana universitas terbaik atau perusahaan besar mau menerima, kalahkan anak-anak kaya itu dan menjadi yang paling menonjol di akademi!”

Wajah Jean menunjukkan kepuasan, bahkan ekspresinya sedikit terdistorsi karena seringai aneh di wajahnya.

“Jadi begitu,” ucap William.

Pria itu mengangguk. Dia sudah mengetahui latar belakang Theodore dalam penyelidikan sebelumnya, jadi bisa membuat kesimpulan. Mendengar apa yang dikatakan Jean, William tahu apa yang pemuda di depannya lakukan.

“Pertama, singkirkan penerima beasiswa lain. Setelah itu, gunakan konflik yang terjadi pada Theodore dan geng anak nakal. Bunuh mereka, jika bisa semuanya. Pada akhirnya, Theodore yang akan dicurigai melakukan penyerangan untuk mendapatkan beasiswa sekaligus pembalasan atas dendam pribadi.”

Setelah mengatakan itu, William menatap Jean lalu menambahkan.

“Dengan begitu, kecurigaan yang awalnya diarahkan kepadamu benar-benar akan dihapuskan. Theodore akan menjadi kambing hitam yang sempurna bagimu.”

Mendengar itu, Jean tertawa dengan ekspresi aneh di wajahnya. Dia terus tertawa sampai akhirnya berhenti dengan wajah muram.

“Seharusnya itu yang terjadi, tapi kamu mengacaukan semuanya, Pak! Awalnya aku sudah pasrah untuk menjadi orang biasa saja, tapi kekuatan yang kudapatkan membuatku berpikir kalau ada jalan lebih baik di depan.

Hanya saja, aku tidak menyangka kalau ternyata ada organisasi resmi yang memiliki orang-orang spesial di dalamnya. Jadi, akhirnya akulah yang kalah karena tidak memperhatikan semuanya.”

Jean mencela dirinya sendiri. Sebagai penerima beasiswa, dia sama sekali tidak bodoh. Jadi pemuda itu tidak percaya kalau orang yang bertarung dengannya adalah orang biasa.

Sudah jelas, Tim Investigasi Khusus yang dikatakan jelas hanya alasan untuk menutupi segalanya!

>> Bersambung.

1
Hijau Muda
gk tau knp suka bngt Sma semua karya mbak key L😭😭😭....gk bisa move on ....
Aini_Via
Kenapa harus maling sih😂😂
wardo.oishi
sejauh ini menarik....
o
lanjut
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
Phoenix
semangatt revisinya Thor,
Just Nokk
🔥🔥
o
sehat sehat thor
Phoenix
Semangaatt Thor, ttp fokus,maaf kebanyakan komen.. bukannya mau menggurui atau sok tau... tp bw gw sayang aja cerita yg bagus keganggu sedikit Typo.../Pray/
Phoenix
kata double Thor...
Phoenix
Thor... Typo Thor..."tunggangan" ?? "menangis" ? ...
Luthfi Afifzaidan
tetap sehat n semangat thor
Luthfi Afifzaidan
lanjut up
Luthfi Afifzaidan
lanjut
o
mantap
Phoenix
Thanks Up nya Thor../Watermalon//Watermalon//Watermalon/
Phoenix
njiirr ....ternyata Theodore & Jean hanya Pion pemirsahh.., tak segampang itu buat main tebak-tebakan sm Author...wkwkwk...
Phoenix
HAH ?? Nolan ??! WTH????!!! 😲🤯
o
lanjut
o
nanggung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!