NovelToon NovelToon
Akhir Sebuah Sandiwara

Akhir Sebuah Sandiwara

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Nadine yang baru saja memergoki pacarnya dengan wanita lain tidak sengaja menabrak seorang Jonathan saat dia sedang menyebrang jalan.

Jonathan pun memanfaatkan kesalahan Nadine dengan mengancamnya akan melaporkannya ke polisi jika saja Nadine tidak mampu membayar ganti rugi sehingga dengan terpaksa Nadine menjadi pacar pura-pura Jonathan.

Di tengah-tengah sandiwara mereka sebagai sepasang kekasih, mantan Jonathan yang sangat posesif pun memaksa Jonathan untuk membuktikan kalau hubungannya dengan Nadine memang serius dan bukan sandiwara. Keadaan itu dengan terpaksa membuat Jonathan pun akhirnya menikahi Nadine sementara Nadine juga punya alasan yang lain menerima tawaran Jonathan untuk menikah.

Bagaimana akhir dari sandiwara mereka? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka? Apakah pernikahan yang di awali dengan kebohongan akan berakhir bahagia???

Selamat menikmati khayalan author 🙏🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 20

“Sadar Nad, Arya itu kakak kamu. Kenapa kamu harus cemburu sama pacarnya.” Sambil berjalan, Nadine terus berdebat dengan dirinya sendiri sampai tidak ada seseorang yang sedang memperhatikannya.

“Nadine,” Nadine terlonjak kaget saat mengenali wanita yang sedang menegurnya. Dia jadi salah tingkah, buru-buru gadis itu merapikan penampilannya yang tidak berantakan sama sekali.

“Benar, Nadine. Kamu ngapain disini, abis jalan sama Jo? Jo nya mana, kok nggak bareng?” pertanyaan bertubi-tubi dari Marisa semakin membuat Nadine salah tingkah. Dia bingung harus menjawab apa. Pertemuan tiba-tiba dengan Marisa tidak ada dalam skenarionya dan Jonathan.

“Tante,” sapa Nadine dengan senyum canggung.

“Jo mana?” Marisa mengulang pertanyaannya.

“Heemm... Jo, nggak ada, Tante. Nadine ke sini tadi sama teman.” kata Nadine mencari alasan.

“Oh, gitu.”

“Siapa jeng...?” seorang wanita seumuran dengan Marisa bertanya. Wanita itu nampak sedang memperhatikan Nadine.

“Ini Nadine, calon istrinya Jo.” Nadine seolah mendapat serangan jantung. Bisa-bisanya Marisa memperkenalkannya sebagain calon istri Jonathan di depan temannya.

“Nad, kenalin Tante Ruby. Tante Ruby ini perancang gaun pengantin. Nanti kalau kamu nikah sama Jo, tante Ruby aja yang buatin gaunnya.”

“Hah, nikah??” Nadine serasa ingin menghilang. Wanita yang bernama Ruby itu memegang tangannnya dan memperhatikan bentuk tubuhnya.

“Kayaknya nggak bakalan susah buatin gaun buat kamu, body kamu bagus banget.” puji Ruby yang membuat Nadine semakin salah tingkah.

“Jadi kapan?” tanya Ruby.

“Masih bujukin, Jo. ya kan, Nad?”

“Hah...”

“Jangan lama-lama.”

Marisa dan Ruby tidak membiarkan Nadine pergi walaupun Nadine sudah pamit berkali-kali. Mereka masih membahas tentang pernikahan, hal yang sangat jauh dari bayangan Nadine saat ini. Diam-diam Nadine mengirim pesan pada Jonathan, meminta tolong agar laki-laki itu datang dan membantunya pergi dari tempatnya sekarang.

Bukan hanya membahas tentang pernikahan saja, Marisa bahkan membawa Nadine ke toko periasan dan menyuruhnya memilih perhiasan apa saja yang Nadine suka. Tentu saja Nadine menolak mati-matian. Tapi Marisa mengancam akan marah dan tidak mau lagi bicara padanya kalau dia menolak. Jadilah Nadine mengambil kalung bertahtakan berlian yang di pilihkan Marisa.

Bukan hanya perhiasan, Marisa juga membawa Nadine ke toko tas branded. Nadine memang tidak mendapatkan kartu tanpa batas untuk membeli apapun yang dia mau, tapi barang-barang branded juga bukan hal baru baginya. Arya selalu membelikan barang-barang seperti itu untuknya.

Saat Nadine sedang berpura-pura memilih, Jo datang.

“Kok ada kamu Jo?” tanya Marisa terkejut.

“Tadi Jo tanya Nadine ada di mana, jadi Nadine bilang kalau lagi d mall sama Tante.” Nadine yang menjawab.

“Ohh...”

“Jo udah bisa bawa Nadine nggak, Ma?” kata Jo meminta ijin pada Marisa untuk membawa Nadine pergi. Dia tadi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi saat menerima pesan dari Nadine.

“Belum, Mama masih mau beliin Nadine tas, baju dan..., kamu sekalian ikut aja. Jarang-jarang kan kita jalan bareng.”

Jonathan melihat Nadine yang memberi isyarat padanya agar menolak, sejujurnya Jonathan merasa tidak enak pada Nadine karena gadis itu harus menghadapi situasi canggung seperti ini. Untung saja Nadine segera menghubungi Jonathan lewat pesan singkat sehingga dia bisa cepat menyelamatkan gadis itu dari situasi yang membuatnya tidak nyaman.

“Ada hal penting yang mau Jo omongin sama Nadine, Ma.”alasan yang sangat klise yang Jo berikan justru membuat Marisa cengengesan karena senang. Mungkin mereka akan membicarakan kelanjutan hubungan mereka dan segera menikah. Itu yang ada di pikiran Marisa.

“Ya udah, tapi lain kali janji temani tante belanja lagi yah.”

“Iya, tante.” jawab Nadine sambil mengangguk dan tersenyum lebar.

Lalu Jonathan membawa Nadine pergi setelah pamit pada Marisa dan juga Ruby.

“Kok kamu bisa ketemu Mama?”

Nadine seolah mengusap peluh di keningnya saat dia sudah berada di jarak yang jauh dengan Marisa dan juga Ruby.

“Nggak tahu, tiba-tiba aja ketemu.”

“Kamu kesini naik motor?” tanya Jonathan. Nadine menggeleng, “Tadi ke sini sama teman,” jawabnya. Nadine tidak ingin orang lain tahu siapa keluarganya. Dia menyembunyikannya dari semua orang karena statusnya yang hanya anak yang lahir dari pernikahan siri sehingga dia merasa tidak layak membanggakan keluarganya.

“Ya udah, saya antar kamu pulang,” Nadine mengangguk tidak menolak seperti biasanya.

Di dalam mobil, Nadine mengeluarkan sebuah kotak yang sangat indah dan elegan. Dia memberikan kotak itu pada Jonathan.

“Ini apa?” tanya Jo mengambil kotak itu, dia melirik Nadine saat membuka dan mellihat isinya.

“Tante Marisa tadi paksa saya buat ambil, saya udah nolak tapi tetap aja di paksa. Karena nggak enak akhirnya saya ambil aja.”

“Terus kenapa kamu kasih ke saya?”

“Saya merasa nggak pantas terima barang mahal itu, kita kan nggak ada hubungan apa-apa.”

Jonathan menutup kotak itu dan memberikannya kembali pada Nadine.

“Simpan aja, anggap hadiah perpisahan dari Mama”. Nadine menggeleng berkali-kali dan dengan tegas menolak kalung itu.

“Saya nggak mau,” tegasnya.

Jonathan menghela nafas panjang, “Simpan aja, nanti kalau saya udah ketahuan bohongnya baru kamu kembaliin ke Mama,”

“Memang saya masih berani ketemu Mama kamu setelah saya bohongin. Simpan aja, siapa tahu kamu ketemu gadis yang cocok sama kamu, kamu nggak perlu lagi keluarin uang buat beli. Tinggal kamu kasih aja.”

Jonathan menyerah, dia menyimpan kotak itu di kursi belakang mobil lalu mulai mengemudikan mobilnya.

“Saya antar kamu ke mana? Ke toko atau ke rumah?” Langit di atas sana sudah berwarna jingga keemasan, dia menghabiskan waktu cukup lama berkeliling mall bersama Marisa dan Ruby.

“Ke rumah aja, Ana pasti sudah tutup toko.” jawab Nadine.

Jo melirik Nadine yang duduk di kursi di sampingnya, gadis itu memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil. Jo menghela nafas semakin merasa bersalah.

“Maaf ya, Mama pasti ngomong yang macam-macam ya sama kamu,” Nadine masih berada di posisi sebelumnya.

“Mama kamu ngomongin masalah pernikahan, saya nggak tahu harus jawab apa. Takut salah ngomong,” katanya.

“Nggak usah di masukkin ke hati, Mama memang suka asal ngomong,”

“Tapi kayaknya Mama kamu memang pengen kamu cepat nikah, dan yang nyebelinnya lagi teman Mama kamu itu selalu saja ngomporin Mama kamu biar kamu cepat nikah.” Dari yang Jo lihat, gadis itu sudah lebih rileks dari saat Jo melihatnya di mall tadi.

“Lagian kenapa nggak cari pacar yang beneran kamu suka, nggak mungkin nggak ada gadis yang naksir kamu. Atau nggak kamu minta di jodohin aja biar nggak usah repot-repot cari. Eh, atau sama Sofia Karla aja. Dia itu pasti menantu idaman orang tua kamu.”

“Kamu itu yang menantu idaman Mama sama Papa.” Telak, Jonathan berhasil membungkam Nadine yang tidak berhenti bicara.

“Saya, menantu idaman,” Nadine tertawa, dia seolah sedang menertawakan dirinya sendiri. “Orang tua kamu belum tahu saya aja,” lanjutnya di sela tawanya.

“Hidup saya itu rumit banget, mana ada orang tua yang mau punya menantu kayak saya.” Nadine tersenyum miris setelah berhenti tertawa. Jo memandangnya beberapa saat, dia sempat menangkap perubahan ekspresi gadis itu. 

1
neny
syafakallah buat suami nya kak othor,,sehat2 jg buat kak othor nya,,💪🏻💪🏻🤍
Riyati Kasno
ikut senang dan senyum"sendiri🥰🥰
Heri Ruswianto
suka banget/Drool/
Rita Riau
kesempatan jgn ditolak kata Jo 🤔🤭😬🥰
Konny Rianty
iya thorr lanjut ,bgs cerita nyaa..
Konny Rianty
iya thor, lanjut jgn lama²....
Emmy Simbolon
kesempatan ya jo.. hehe
Riyati Kasno
lanjuuiit...jangan kelamaan up Doong.. penasaran banget nih
Sabaku No Gaara
lanjuttttty...hihihi
Sabaku No Gaara
ooooouw...cweatx
Sabaku No Gaara
finally is....
Yunis WM: maaf lambat update kk 🙏
total 1 replies
Emmy Simbolon
semangat thor keren dan seruu
Yunis WM: makasih dukungannya kk 🙏💜
total 1 replies
Konny Rianty
seruuuu cerita nya" lanjut thor jgn lama²...
Yunis WM: oke kk, makasih dukungannya 💜🙏
total 1 replies
Miss.Circle
kasian nadine
neny
lanjut kak othor,,ditunggu up selanjutnya 💪🏻
Yunis WM: siap kk, makasih dukungannya 💜🙏
total 1 replies
Emmy Simbolon
lanjuttt thor seru..ditunggu...
Was Sikem
mn lanjutannya kak?
Konny Rianty
lanjut thor..seru" bikin jonathan jatuh cinta sm lanjut thor" bikin jonatan jatuh cinta sm celine..
Rita Riau
terkesan murahan bgt Shofia,,, udah bagus Jo kamu tinggalkan Shofia
Rita Riau
Alexa ga tau dia melawan Gita,,, Alexa rubah,,, Gita serigala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!