NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Gita menceritakan kejadian itu pada ibunya. Ningsih kembali bersedih karena apa yang Ayu pikirkan tentang dirinya.

Sementara yang masih terjadi di atas balkon.

"Kalo lo mati, berarti lo mau gue yang sendirian?" ucap Wildan.

"Kan lo punya keluarga! Gue? Gue punya apa?" tanya Ayu.

"Itu artinya lo ga pernah anggep kalo lo punya gue?" balas Wildan.

"Hah?!" Ayu tak mengerti akan apa yang Wildan bicarakan.

"Pantesan lo kesepian. Lo nggak pernah anggap gue," ucap Wildan lagi dan berdiri.

"Tapi kemaren lo bilang benci sama gue," ucap Ayu.

"Karena lo ingkar janji dan biarin gue nunggu lama. Tugasnya udah kelas dari sebelum gue pergi ke kafe. Tapi gue sengaja pergi, tapi lo nggak datang," ucap Wildan.

Ayu termangu sambil mengusap air matanya yang hampir mengering. "Beneran?" tanyanya.

Wildan memilih diam.

"Kenapa lo datang ke kafe, padahal tugasnya udah kelar?" tanya Ayu lagi.

"Karena gue tau lo! Lo pasti belum kerjain tugasnya! Gue udah bikinin salinannya buat lo, tapi lo malah nyontek punya Teddy. Lo kira gue nggak bakalan kesal liat tingkah lo kayak gitu? Lo malah bolos jam pelajaran sama dia dan deket sama abangnya! Lo sama Hans itu beda 3 tahun!" omel Wildan.

"Lo cemburu?" tanya Ayu membuat Wildan memasang wajah kesalnya.

"Dan satu lagi, lo berubah!" tegas Wildan.

"Kan lo yang mau! Lo bilang kalo lo berharap gue nggak suka sama lo lagi!" bantah Ayu.

"Bukan yang itu!" tegas Wildan lagi.

"Yang mana? Gue nggak berubah kok! Gue masih suka sama lo!" ucap Ayu.

Wildan semakin jengkel akan gaya bicara Ayu.

"Nggak tau ah, males gue!" ucap Wildan dan berjalan hendak ke luar kamar.

"Wildan!" panggil Ayu.

"Emangnya kalo umur 14 tahun sama 17 tahun, nggak boleh pacaran ya?" tanya gadis itu membuat Wildan menghela napasnya yang super jengkel.

"Kita masih 14 tahun! Jangan pacar-pacaran! Fokus sekolah! Kalo mau pacaran, ntar kalo lulus SMA!" tegas Wildan.

"Tapi kalo Kak Hans lulus sekolah, gue baru 16 tahun," jawab Ayu.

"Persetan sama Hans! Mulai sekarang jangan deketin dia, atau gue yang pergi!" tegas Wildan dan benar-benar pulang.

"Wildan cemburu?" tanya Ayu bermonolog.

***

Makan malam kali ini terasa kurang nikmat karena Gita dan Ningsih sudah mengetahui apa yang Ayu tengah rasakan.

Berhubung besok adalah hari ulang tahun Ayu dan Gita yang keduanya lahir di tanggal dan bulan yang sama, Ningsih dan Ade merencanakan sebuah kejutan agar mereka kembali berhubungan dengan baik tanpa masalah.

***

Di rumah tetangga mereka malah sedang dihebohkan antara perdebatan antara Wildan dan Sean. Si dua kakak beradik itu malah berebutan ingin membuatkan kejutan untuk kekasih mereka masing-masing.

"Gue duluan yang kepikiran buat beli kembang api!" tegas Wildan.

"Gue udah dari tahun kerajaan Majapahit mau bikin suprise pakai kembang api! Lo pake cara lain kek! Ribet amat!" balas Sean.

"Lo yang ribet! Gue udah punya rencana mau bikin suprise bawa dia ke danau terus nyalain kembang api—"

"Anjir! Itu rencana gue!" pekik Sean memotong kalimat adiknya.

"Di danau juga?! Jangan bilang kalo lo mau bikin suprise di danau belakang taman?" tanya Wildan

"Anjir banget sih lo, Wil! Gue mau bikin di situ, Gila! Gue udah bahas itu dari kemaren-kemaren sama Gio! Lo baca chattan gue ya?!" omel Sean.

"Tugas gue banyak, nggak sempat buat buka chattan lo!" bantah Wildan.

"Terus ini gimana? Masa sama sih?!" omel Sean.

"Gini aja. Kita harus lakuin ini di danau yang beda!" tegas Wildan.

"Gimana caranya? Gue nggak kenal danau-danau lain!" bantah Sean.

"Ya serah lo lah! Pokoknya lo di danau yang lain, gue juga yang lain! Nggak boleh danau di belakang taman! Soal kembang api, gue nggak peduli lo mau pake atau nggak. Lagian 'kan ultah dia sama cewek yang lo suka itu, beda. Gue nggak mau dibilang copas ide lo! Apa lagi kalo danaunya samaan!" omel Wildan.

Sean menyetujui hal tersebut.

***

Keesokan paginya, Wildan sedang berdiri di danau kecil sebelah taman.

"Gue nggak bikin suprise di danau belakang taman. Ini di sampingnya!" ucap Wildan dan memilih view paling bagus untuk melihat bintang-bintang bersama Ayu nanti malam.

Sesampainya di sekolah, kembali Ayu berjalan di belakang pria itu.

"Yu," panggil Wildan membuat gadis itu terkejut. "Mama gue ngajak makan, ntar malam," lanjutnya.

"Oh, iya," jawab Ayu singkat.

"Lo mau kado apa?" tanya Wildan gugup.

"Kado?" tanya Ayu heran. Wildan mengangguk. "Gue nggak mau minta kado lagi," ucapnya.

"Nggak! Ini gue yang mau ngasih," ucap Wildan cepat.

"Kalo mau ngasih, kenapa nanya? Harusnya langsung kasih," jawab Ayu dan pergi.

Wildan terdiam menatap kepergian gadis itu. "Kenapa nanya? Harusnya langsung kasih." Wildan mengulangi kalimat yang Ayu ucapkan.

***

Sepulang sekolah, Wildan disibukkan mencari kado untuk Ayu.

"Bantuin gue dong!" pekik Wildan di hadapan Sean.

"Apaan sih?! Ganggu aja!" omel Sean yang sedang mencari penjual kembang api melalui ponselnya.

"Kira-kira cewek sukanya kado apa ya?" tanya Wildan.

"Astaga! Iya! Kado! Kok gue nggak kepikiran beliin kado sih?!" pekik Sean yang teringat akan hal penting tersebut.

"Bantuin gue nyari kado!" pekik Wildan lagi.

Siang itu, mereka pergi bersama dan mencari hal-hal yang berkaitan dengan wanita. Mereka mengunjungi beberapa toko boneka, perhiasan dan lain-lain.

"Kayaknya ini cocok buat dia," ucap Sean memilih sebuah kuncir.

"Ikat rambut?" ucap Wildan mengentikan dahinya.

"Iya, soalnya dia suka dikuncir," jawab Sean.

"Ini malah keliatan, seberapa miskinnya lo sampai ngasih kado cuma ikat rambut yang harganya cuma dua ribu!" omel Wildan.

"Terus apa?!" balas Sean.

1
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!