Nolan seorang sarjana fisioterapi yg memiliki mimpi menjadi seperti ayahnya seorang dokter hebat yg berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Tetapi dalam prosesnya banyak masalah muncul hingga akhirnya Nolan kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang bertahan hidup bersama adiknya.
Disaat situasi yg putus asa, orang yg tidak pernah terpikirkan olehnya datang dan memberi secercah harapan.
Sebuah jalan baru yg memungkinkan Nolan untuk mengubah kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenjagaMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Retakan
"Nolan.."
Nadia akhirnya paham kenapa kakaknya bertingkah seperti itu saat melihat Karisa tiba di meja mereka bersama Elvin.
Bukan hanya mereka tetapi 3 anggota pasukan utama yg union ada bersama mereka. Tombak utama organisasi Union untuk menghentikan kehancuran dunia.
Mereka juga mendapatkan julukan sebagai power ranger versi dunia nyata dan setiap pertarungan mereka untuk menutup celah ruang pasti di siarkan langsung di televisi. Mendapat kekaguman dan popularitas dari semua orang, bahkan mengalahkan para artis terkenal.
Mirah, Ariesta dan Delia, tiga wanita cantik yg menjadi bagian dari tim mereka tapi entah kenapa Nolan berpikir mereka terlihat seperti Harem dari pahlawan utama yaitu Elvin.
Dalam cerita cerita Isekai, setiap pahlawan utama selalu di ikuti oleh wanita wanita cantik yg hebat sebagai pendukung. Mereka tertarik dengan Elvin tetapi demi menjaga fasad seorang pahlawan yg sempurna, Elvin akan berputar pura polos dan tidak akan menunjukan ketertarikan dengan kecantikan mereka. Kemunafikan tingkat tinggi, itulah sifat dasar seorang pahlawan utama tipe Isekai dan semua itu di tampilkan jelas dari wajah Elvin.
"Lama tidak bertemu, Karisa. Apa yg membuat mu datang menemui ku?" Nolan menyapa Karisa dengan sopan dan ekspresi yg tenang seolah diantara mereka tidak pernah terjadi apa apa.
Karisa duduk, menatap Triya untuk sesaat sebelum kembali menatap Nolan dan berkata. "Apa kamu tidak pernah berpikir tentang ku?"
Nolan terlihat bingung dengan pertanyaan Karisa tapi Nadia menggantikan Nolan untuk menjawab. "Kakak tidak pernah tidur menunggu kabar mu, penjaga mu selalu mengusir kami setiap kami ingin menemui mu, sampai kami melihat berita itu dari tv, kamu tidak tahu seberapa kak Nolan menderita karena menyerahkan dirinya sendiri, Karena itu kak Nolan berhenti mengejar mimpinya menjadi fisioterapi seperti ayah dan hanya membuka klinik kecil hanya agar kami tak melupakan siapa orang tua kami."
"Cukup Nadia.." Nolan berusaha menghentikan ocehan Nadia.
"Tidak kak, kali ini tidak lagi. Aku bosan melihat kamu selalu di hancurkan oleh wanita."
"Nadia..." Nolan menghela nafas. "Sejak awal aku yg salah karena berpikir terlalu naif. Hubungan kami hanya sebatas kerja sama bisnis, aku juga sudah mengembalikan semua uang investasi yg Karisa berikan beserta bunga dan keuntungan yg harus dia terima."
"Jadi uang 5 miliar dari akun tak di kenal itu dari mu?" Karisa terkejut dan Nolan membalasnya dengan anggukan ringan.
"Maaf tapi aku tidak bisa mengembalikan kehidupan ayah mu."
Karisa menggelengkan kepala, menatap Nolan dengan tatapan melankolis. "Itu aryo, dia membunuh ayah ku hanya untuk menyakiti mu dan dia berhasil melakukannya. Bukan hanya Aryo tapi aku juga telah menyakiti mu."
Nolan menggelengkan kepalanya. "Ini bukan pertama kalinya jadi aku sudah mulai terbiasa dengan hal itu."
"Nolan..." Karisa semakin merasa bersalah, dia bingung harus mulai dari mana. Semua kata yg sudah dia pikir dan rencanakan tiba tiba hilang melihat wajah datar Nolan.
"Kamu sudah terkenal, status sosial tinggi dan memiliki pengaruh besar pada dunia ini jadi apa lagi yg kamu butuhkan dari pria kecil seperti ku."
"Nolan, aku ingin meluruskan kesalahpahaman antara kita. Elvin dan aku tidak seperti yg kamu pikirkan."
Nolan kembali menghela nafas. "Jawab saja pertanyaan ku, berapa kali kamu tidur dengannya?"
Karisa melebarkan matanya dan langsung memberi jawaban tegas. "Kami tidak pernah melakukan hal itu."
"Tuan Nolan, awalnya aku menghormati mu tetapi rasa hormat ku tiba tiba hilang setelah pertanyaan tak tahu malu dari mu." Alvin akhirnya angkat bicara setelah melihat Karisa di lecehkan.
Ketiga anggota lainnya juga langsung memberi tatapan tajam pada Nolan, merasa tidak senang dengan pertanyaan vulgar yg Nolan lontarkan.
"Cukup jawab Ya Atau Tidak dan setelah itu semua akan jelas." Nolan masih tenang menghadapi intimidasi mereka.
"Sudah jelas jawabannya adalah tidak, memang wanita seperti Karisa di mata mu." Elvin menjawab dengan tegas.
"Bohong." Tiba tiba Triya menyela, semua orang mengalihkan perhatiannya pada Triya.
"Siapa kamu?" Tanya Elvin yg terkejut dengan perkataan Triya.
"Hanya wanita miskin." Triya tersenyum tipis lalu menggenggam tangan Nolan dengan lembut.
"Ayo kita pulang, terlalu lama hanya akan menyakitkan."
Nolan tersenyum tetapi dia tetap menepis tangan Triya dengan sopan. "Ayo pulang."
Nolan berdiri, siap untuk pergi. Nadia dengan cepat memeluk lengan Nolan lalu pergi dari tempat itu bersama dengan Triya yg mengikuti dari belakang.
"Tunggu, aku bisa merasakan kekuatan suci dari mu. Jika di kembangkan maka kamu akan jadi sosok penting dalam menyelamatkan dunia ini." Alvin yg terpesona sejenak dengan senyum Triya segera tersadar dan memberi tawaran masa depan untuk Triya.
Sayangnya ekpresi Triya tiba tiba berubah drastis dari lembut menjadi suram. "Tak tahu malu."
Elvin terdiam mendengar jawaban sinis Triya, Karisa duduk menatap kepergian Nolan dengan air mata yg berlinang. Ariesta, Mirah dan Delia tidak tahu harus berkata apa
"Tenang Karisa, masih ada aku di sini." Elvin menepuk pundak Karisa, berusaha untuk menenangkannya.
"Elvin, apa maksud mu dengan wanita itu memiliki kekuatan suci?" Tanya Ariesta
"Kekuatan yg sama seperti milik ku, sangat langka dan hanya orang orang terpilih yg bisa memilikinya. Jika kita bisa merekrutnya maka kekuatan kita akan meningkat pesat."
"Lalu apa yg kita tunggu?"
"Apa kamu tidak lihat wanita itu berada di pihak Nolan, jika kita datang secara agresif maka dia akan menolak dengan keras." Mirah dengan cepat membantah.
"Mirah benar, kita harus bersabar dan menunggu momen yg tepat untuk masuk."
Tiba tiba Karisa menampar meja. "Kalian berpikir untuk menyakiti Nolan?"
Mereka terkejut, Elvin berusaha menenangkan Karisa. "Tenang kar, kita butuh semua kekuatan yg diperlukan untuk menyelamatkan dunia ini."
"Maksud mu tidak apa apa jika orang lain tersakiti."
"Bukankah itu bagus untuk mu." Jawab Elvin tapi telapak tangan Karisa dengan keras menampar pipinya, membuat suasana semakin tegang.
"Entah apa yg merasuki saat itu, seharunya aku tidak membiarkan mu menyentuh tubuh ku." Karisa lalu pergi meninggalkan Elvin dan ketiga teman lainnya yg terkejut karena fakta yg baru saja mereka dengar.
"Jadi itu benar, kamu dan Karisa sudah tidur bersama." Delia berkata dengan ragu ragu untuk memastikan kebenarannya.
"Itu hanya sebuah kecelakaan, tidak seperti yg kalian pikirkan." Tapi tamparan lain kembali di terima oleh Elvin, membuatnya tak bisa berkata kata sebelum dia pergi menyusul Karisa bersama yg lainnya. Meninggalkan Elvin sendiri di bawah tatapan pengunjung mall yg penasaran.