Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tindakan Nakal Lova Di Dalam Mobil
Jeriko memijit pelipisnya, terdengar helaan napas yang sangat panjang, seakan pasrah dengan keadaan sekarang.
Di sebelahnya, sudah ada Lova yang duduk dengan mata terpejam, Lova seperti orang yang sedang tidak enak badan, juga dengan suara mual beberapa kali untuk menyempurnakan sandiwaranya.
Ia mencium bau mint pada aroma terapi yang dibawa olehnya.
"Dimana alamatmu?" tanya Jeriko tanpa melirik Lova sama sekali.
Kini keduanya sudah berada di dalam mobil Jeriko, lebih mendukung lagi sekarang sedang hujan, ditambah dengan sandiwara Lova layaknya perempuan yang sedang hamil muda, sudah pasti, Jeriko pada akhirnya menyetujui mengantarkan Lova ke rumahnya, meski tadi Lova sudah sempat dipesankan taksi, tetap saja gadis itu menolak dengan keras, dengan dalih ia terus mual berada di dalam taksi seperti ketika berangkat tadi. Mau tidak mau, Jeriko mengantarkan Lova untuk sampai ke rumahnya.
"Ck," decak Jeriko karena tidak mendapat respon dari Lova.
Ia melirik kursi sampingnya, terlihat Lova yang sudah memejamkan matanya, dengan tangan masih memegang aroma terapi. Entah Lova benar-benar tidur atau itu bagian dari sandiwaranya.
Dengan sedikit kesal dan juga frustasi menghadapi pacar keponakan nya ini. Jeriko memutar balik mobilnya, tujuan nya kini bukan lagi rumah Lova, tetapi rumah seseorang.
Lova yang menyadari itu bersorak senang dalam hatinya. Namun ia tetap memejamkan mata agar Jeriko tidak curiga.
Mobil berhenti di sebuah rumah, Lova yang menyadari itu langsung terbangun, dengan gaya khas seperti orang yang baru saja tidur. Ia menatap ke sekitar, matanya memicing melihat bangunan megah yang cukup ia kenali.
Ini, bukan rumah Jeriko, tetapi rumah Kenzo.
Sialan.
"Saya akan beritahu Kenzo, kalau kamu tertidur di mobil saya."
Lova menoleh, menatap tidak percaya kepada laki-laki tampan di sampingnya.
"Terus om mau biar Kenzo dan orang tuanya tau kita ketemu?"
"Tidak masalah, saya bisa mengatakan kalau kita tidak sengaja bertemu tadi, dan saya memberi tumpangan untukmu."
Lova mendesah kesal. Jeriko benar-benar sangat kaku, susah untuk ditebak, padahal Lova sudah sangat yakin jika Jeriko akan setuju dengan nya. Namun ternyata tidak semudah itu.
"Oke, tidak masalah," balas Lova dengan tangan sengaja mengajak-ajak rambutnya, lalu pakaian yang ia kenakan sengaja Lova sobek meski agak susah namun pada akhirnya ia berhasil.
Jeriko hanya menatapnya diam, tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Lova, namun detik berikutnya ia terkekeh sinis, paham dengan maksud gadis di sampingnya itu.
"Saya akan teriak dan om juga akan disalahkan."
"Tidak akan ada yang percaya," sela Jeriko masih menatap remeh Lova.
"Oh iya? Kalau begitu saya akan memberitahu tentang kehamilan ini, jangan lupakan, gelang saya juga masih ada di om, itu bisa menjadi barang bukti kalau om pernah menyandera saya."
Alis Jeriko terangkat satu, detik berikutnya ia membuka pintu mobil, seakan menganggap angin lalu ucapan Lova. Namun tindakan Lova selanjutnya membuat Jeriko tidak bisa melakukan apa-apa.
Lova dengan cepat berpindah dipangkuan Jeriko sebelum laki-laki itu sempat keluar, bahkan ia sengaja menggerakan bagian belakang tubuhnya yang membuat Jeriko langsung diam dengan tingkah nakal pacar keponakan nya itu.
"Ayo bilang saja sama Kenzo, saya tidak takut," ujar Lova seakan menantang.
Jeriko menatap tajam Lova. Ia sangat tahu akal licik gadis di pangkuan nya ini. Sudah pasti setelahnya bisa melakukan tindakan yang bisa membuatnya terlibat masalah lebih dalam jika Kenzo atau pun orang tuanya tahu. Jeriko akhirnya mengalah. Ia kembali menutup pintu mobilnya membuat Lova tersenyum menang.
"Bawa saya ke rumah om," ujar Lova seketika membuat Jeriko menatap tajam.
"Kamu gila."
"Saya pintar bukan gila," sela Lova seraya menggerangkan bagian bokongnya.
Dengan tindakan Lova itu semakin membuat Jeriko frustasi. Apa yang Lova lakukan benar-benar membuatnya tidak nyaman, ada bagian yang mulai terangsang karena tindakan nakal Lova.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Jeriko kembali menjalankan mobilnya, dengan Lova yang masih berada dipangkuan nya. Bahkan Lova sendiri terkejut, namun ia malah senang dengan posisinya sekarang, juga Jeriko yang sedang menyetir, ini seperti sensasi baru baginya.
Otak nakalnya langsng membayangkan hal yang tidak-tidak, seperti melakukan kegiatan intim di dalam mobil bersama dengan Jeriko di posisi seperti sekarang ini.
Sialan, Lova jadi terangsang sendiri karena pikiran nakalnya. Ia merasa ada sesuatu yang menjalar pada bagian tubuhnya. Semakin memaksa Lova untuk merasakan sentuhan juga kegiatan yang bisa memabukan untuknya.
Bahkan hanya dengan gerakan kecil dari tangan Jeriko saja yang menempel di tubuhnya sudah seperti sengatan listrik yang membangkitkan gairahnya.
Lova dengan kesadaran penuh menggesek bagian belakangnya pada paha Jeriko. Reflek Jeriko yang sedang menyetir langsung berhenti mendadak.
"Kamu bisa duduk di kursimu, saya akan membawamu ke rumah," beritahu Jeriko.
Namun agaknya Lova sudah tidak mendengarkan dengan baik ucapan Jeriko, gadis itu malah menarik kepala Jeriko dan menciumnya dengan lembut, hangat, juga sensual.
Jeriko terkejut, ia mencoba untuk menjauhkan Lova namun bukan nya berhasil, Lova malah dengan sengaja menggit bibir bagian bawah Jeriko, mengulum lidah laki-laki itu agar tidak terlepas, tangan Lova bahkan sibuk membelai dengan gerakan sensual pada dada bidang Jeriko.
"Emhhh," lenguh Lova disela-sela kegiatan nya.
Ia membuka matanya secara perlahan, seringai muncul di wajah cantiknya saat melihat Jeriko yang mulai memejamkan matanya, bahkan Lova bisa merasakan jika Jeriko mulai membalas tindakan nya. Melihat ada kesempatan Lova kembali menggesekan bokongnya di atas paha Jeriko. Sesuatu di tengah selangkangan laki-laki itu terasa menonjol, ada yang sudah mulai terpancing atas perbuatan nya.
'Gue harus buat om tidurin gue lagi' ujar Lova dalam hatinya.
Sebenarnya Lova tidak yakin jika dia hamil hanya dengan semalaman melakukan hubungan dengan Jeriko waktu itu. Dan itu yang membuatnya harus merencanakan malam panas itu terulang lagi. Apapun akan Lova lakukan agar Jeriko mau menikahinya. Sedikit gila memang, tapi itulah Lova.
Tangan Jeriko mulai meraba pada sekitar permukaan kulit leher Lova, sedikit mencengkramnya namun Lova justru suka diperlakukan sedikit kasar seperti itu oleh Jeriko.
Tepat ketika Jeriko mendekatkan wajahnya pada leher Lova. Suara ponsel milik Jeriko membuat kegiatan mereka terhenti. Jeriko mundur, menjauh dari leher Lova, sementara Lova masih terdiam di pangkuan Jeriko dengan perasaan kesal.
"Turun," ujar Jeriko kembali dingin.
Lova menurut, dalam hatinya mengumpati orang yang tiba-tiba mengganggunya, padahal sedikit lagi saja Lova bisa membuat mereka mengulangi kegiatan panas itu. Tapi semua buyar karena ponsel sialan milik Jeriko.
"Hmm, baiklah."
Setelah mengatakan itu Jeriko menutup sambungan telepon nya. Lova melirik, ia penasaran dengan siapa tadi Jeriko berbicara. Dari raut wajah juga setiap kata yang keluar dari Jeriko terlihat tenang.
"Ehem, siapa?" Lova berdehem sebelum bertanya.
"Istri saya."
Tangan Lova langsung mengepal, ia bersumpah akan membuat Jeriko tidak pulang ke rumahnya malam ini.
'Serina' batin Lova dengan kesal.
lebih panjangin lagi ka ceritanya😂