NovelToon NovelToon
The Cosmic War

The Cosmic War

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi / Akademi Sihir / Barat
Popularitas:910
Nilai: 5
Nama Author: mas teguh

Novel ini merupakan karya pertama dari author. Harap dimaklumi jika ada beberapa chapter yang harus di "Revisi"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mas teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Luciel tidak membalas perkataan Chad, ia lebih memilih diam.

Dengan ekspresi acuh tak acuh ia kemudian berbalik dan meraih tangan Lyvia untuk meninggalkan tempat itu.

Dari semua perkataan Luciel yang di ungkapkan tadi akan sangat membuang-buang waktu untuk menanggapi Chad. Ia merasa sangat sia-sia jika percakapan itu diteruskan.

Menghadapi tuan muda yang arogan dan bahkan tidak memliki kebijaksanaan sedikitpun, ia merasa IQ nya menurun. Bagaimana tidak, bukankah jelas bahwa hal yang dilakukan oleh Chad dan kedua saudara kembar itu salah? Lalu bagaimana mereka memperdebatkan itu dengan wajah yang lurus seolah-olah merasa benar.

Lagi pula jika terus berada ditempat itu, ia tidak tahu masalah apa yang akan terjadi. Bukan berarti Luciel takut akan masalah, hanya saja ia terlalu malas untuk menanggapi nya. Terlebih lagi jika masalahnya cukup besar, identitasnya kemungkinan akan terbongkar. Dan ia tidak ingin itu terjadi.

Chad dan kedua saudara kembar tentu saja kesal dengan tindakan Luciel, mereka tidak menyangka dengan wajah acuh tak acuh pemuda itu maraih tangan Lyvia dan pergi begitu saja. Bahkan di Ibukota Xypherion tidak ada yang berani menyinggung nya, namun di gang sempit ini Luciel yang menyinggung nya ingin pergi dengan sesuka hati? Keparat! Luciel, apakah kau menganggapku lelucon? Setelah menyinggungku kau mau pergi begitu saja, yang benar saja! Pikir Chad.

Kedua saudara kembar saling berpandangan, setelah itu mereka melihat wajah Chad untuk meminta persetujuan. Menyaksikan wajah tenggelam Chad yang mengangguk, dengan dihiasi senyum dingin mereka bergerak kearah Luciel.

Berjalan dengan santai Rude dan Hude mengepalkan tangannya. Seringai yang mematikan sangat jelas tergambar di wajah mereka. Rude dan Hude memiliki tinggi sekitar seratus tujuh puluh sentimeter yang sama seperti Luciel, bedanya tubuh mereka lebih berotot.

Meskipun memiliki tinggi yang sama, tubuh Luciel lebih proporsional. Ia tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu berotot.

Dengan sekuat tenaga Rude mengarahkan tinjunya ke arah bagian kepala Luciel, ia seolah ingin ramaja itu tumbang seketika.

"Luciel, terima ini!"

Luciel yang merasakan gerakan dari arah belakang memutar tubuhnya untuk menghindar. Mengerutkan keningnya, ia kemudian menangkap tinju Rude dengan tangan kanannya.

Setelah itu, menarik kepalan tinju itu dengan sedikit tenaga, ia kemudian membalasnya dengan meninju Rude dibagian perutnya. Tinju Luciel seperti banteng yang menerjang matador dengan sekuat tenaga, meskipun terkesan tak bertenaga kekuatan yang terkandung dalam tinju tak boleh diremehkan.

Disisi lain Rude yang melihat tinju datang kearahnya tidak sempat untuk memblokir, tinju itu menghantam perutnya dengan kuat. Seperti tertabrak oleh mobil, ia terdorong beberapa meter kebelakang dan meninggalkan jejak di mana kakinya berpijak.

Rude seperti dihantam oleh mobil, perutnya sangat sakit. Seandainya ia tidak berlatih seni beladiri, bukan hanya tubuhnya terdorong ia kemungkinan akan pingsan dengan mengeluarkan isi perutnya. Ia tidak menyangka kepalan tangan Luciel yang lebih kecil darinya memliki kekuatan yang menakutkan.

"Luciel, apa kamu tidak apa-apa?" Ungkap Lyvia dengan ekspresi khawatir yang jelas tergambar diwajahnya. Sedangkan Luciel hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak ada yang perlu di khawatirkan.

Disamping itu, Hude yang melihat Rude terdorong beberapa meter merasa terkejut. Ia tak menyangka Luciel bersembunyi dengan cukup dalam, hanya dengan tinjunya remaja itu dapat menjatuhkan Rude.

"Luciel! Aku tidak menyangka kau memliki kekuatan seperti itu. Luciel yang dikenal sebagai siswa yang cerdas dan pendiam ternyata bukan sosok yang lemah, sungguh tidak terduga." Hude berkata dengan seringai yang melekat diwajahnya.

Hude bukan berbicara omong kosong, ia juga berkata seperti itu bukan untuk meremehkan Luciel. Tetapi yang jelas ia sangat tahu bagaimana kekuatan Rude karena dia adalah saudaranya. Mereka berlatih seni beladiri bersama.

"Meski begitu, aku semakin penasaran dengan mu. Jadi Luciel, terima tendangan ku!" Tambahnya.

Tak jauh dari hadapan Hude, Luciel mengerutkan keningnya. Setelah itu Ia terlihat menghela nafas panjang.

"Nona, harap mundur terlebih dahulu. Aku akan menyelesaikan mereka." Luciel memberi pengertian.

"Lyvia!" Kata Lyvia.

"Namaku Lyvia!"

Luciel sedikit memalingkan wajahnya kearah Lyvia, alisnya terangkat menandakan tanda tanya.

"Namaku Lyvia. Jadi, jangan panggil aku dengan sebutan nona!" tambahnya.

"Baik, Lyvia. Silahkan mundur terlebih dahulu, aku akan mengurus mereka."

" Eum, hati-hati"

Luciel menjawab dengan menganggukkan kepalanya, setelah itu ia kembali fokus melihat Hude yang ada di depannya.

Hude melesat kearah Luciel dengan membawa kekuatan yang menakutkan seolah-olah beruang yang berlari dengan tubuhnya yang besar. Tubuhnya yang berotot sedikit meloncat kearah remaja itu diiringi dengan tendangan yang menakjubkan.

Hude cukup yakin dengan kekuatannya. Ia juga merasa bahwa Rude yang kalah saat bentrokan pertama karena kelalaiannya. Rude terlalu meremehkan Luciel.

Membawa pikiran seperti itu Hude terlihat sangat mantap, wajahnya yang dipenuhi oleh seringai menatap dengan keyakinan. Namun hal yang tak disangka-sangka adalah Luciel dapat menahan tendangannya, pemuda itu menggunakan lengannya untuk memblokir.

Tetapi tidak sampai disitu, Luciel menghempaskan kaki Hude menggunakan tangan kanannya dengan memberikan beberapa tambahan tenaga. setelah itu, ia terlihat memutar tubuhnya lalu membalas Hude dengan tendangan memutar yang diarahkan ke perutnya.

Hude yang terperangkap dalam gerakan yang mempesona dari Luciel, tubuhnya yang berotot terpental beberapa meter. Diiringi teriakan yang menyakitkan, ia kemudian meringkuk memegang perutnya di tanah.

"Luciel, kau, kau." Hude merintih dengan kesakitan, ia terlihat memegang perutnya.

"Luciel! Awas!" Dibelakangnya Lyvia berteriak memberi peringatan, wajahnya yang cantik nampak khawatir.

Luciel yang fokus berkelahi dengan kedua saudara kembar teralihkan mendengar suara Lyvia, ia kemudian melihat Chad yang melayangkan tinjunya ke arahnya. Tidak sempat menghindar, remaja itu terkena tinju yang Chad layangkan. Tubuhnya yang proporsional mundur beberapa langkah, setelah itu terlihat dengan mata telanjang di sudut bibirnya terdapat luka yang berdarah.

Mengusap luka disudut bibirnya menggunakan ibu jari tangan kanannya, Luciel memandang Chad dengan ekspresi yang semakin dingin. Ia tak menyangka tuan muda yang arogan ini menyerang dari belakang seperti seorang pengecut. Sungguh, seperti seorang pengecut.

Tanpa berkata-kata, Luciel melesat kearah Chad dengan segenap kekuatannya. Ia sedikit kesal karena Chad menyerangnya dari arah belakang. Ia merasa sudah harus menghilangkan kesopanan ini.

Chad juga tidak bisa diremehkan. Sebagai seorang tuan muda dan anak dari walikota tentu saja ia berlatih seni beladiri. Ayahnya bahkan terkadang mengajarinya sendiri jika tidak sibuk dengan pekerjaan, jadi kekuatannya tidak boleh dipandang sebelah mata.

Ditengah perkelahian itu terkadang mereka saling meninju, menendang, bahkan bermanuver dengan sedikit ekstrim. Suara benturan dari daging mereka sangat keras, tetapi meskipun merasakan sakit mereka seolah-olah tidak peduli tentang itu.

Beberapa menit kemudian perkelahian berhenti. Nampak lima orang dengan tiga orang terkapar ditanah dan dua orang lainnya berdiri. Tentu saja yang berdiri adalah Luciel dan Lyvia, terlihat pemuda itu terengah-engah. Pakaiannya sedikit berantakan dan terdapat beberapa luka lebam dibeberapa bagian tubuhnya.

Menenangkan nafasnya, Luciel berbalik kemudian menarik tangan Lyvia untuk pergi dari tempat itu. Pada akhirnya mereka pergi dari gang sempit tanpa kata-kata, mereka berjalan tanpa menoleh kebelakang.

Chad yang terkapar di tanah dan melihat kedua orang itu pergi tanpa suara sekalipun merasa marah. Ia merasa harga dirinya telah jatuh. Chad yang seorang tuan muda, anak dari seorang walikota kalah dari seorang yang seumuran dengannya, dan bahkan tidak memliki latar belakang apapun. Ia merasa terhina.

"Luciel, penghinaan ini akan ku balas dimasa depan." Gumamnya sambil tangannya terlihat mengepal.

"Rude, Hude keparat! Dasar tidak berguna." Chad melampiaskan amarahnya kepada Rude dan Hude.

"Kakak! Kakak! Maafkan kami. Luciel itu seorang yang tangguh." Kata kedua saudara kembar dengan ekspresi bersalah.

Chad, pemuda itu tidak membalasnya. Hanya saja, wajahnya terlihat memerah karena marah. Luciel, kau bisa merayakan kemenanganmu hari ini, namun dimasa depan kau akan berlutut di hadapanku!

kekalahan hari ini, Chad akan membalasnya. Dimasa depan kemungkinan ia akan menetapkan tujuan untuk mengalahkan Luciel. Tidak hanya fisiknya yang kalah tetapi mentalnya juga kalah. Jika Hal ini terus terjadi, kemungkinan di masa depan Chad akan kesulitan untuk menerobos, kekalahan dari Luciel membawa dampak psikologis terhadapnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!