Bagaimana jadinya jika seorang muslimah bertemu dengan mafia yang memiliki banyak sisi gelap?
Ketika dua hati berbeda warna dan bertemu, maka akan terjadi bentrokan. Sama seperti iman suci wanita muslimah asal Indonesia dengan keburukan hati dari monster mafia asal Las Vegas. Pertemuannya dengan Nisa membawa ancaman ke dunia gelap Dom Torricelli.
Apakah warna putih bisa menutupi noda hitam? Atau noda hitam lah yang akan mengotori warna putih tersebut? Begitulah keadaan Nisa saat dia harus menjadi sandera Dom Torricelli atas kesaksiannya yang tidak sengaja melihat pembunuhan yang para monster mafia itu lakukan.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LiBaW — BAB 14
PERNIKAHAN SAH ATAU TIDAK??!!
Waktu terus berjalan seiring gelapnya langit yang mulai larut. Tak butuh waktu lama untuk memanggil seorang pendeta, kini berada di sebuah ruang tengah, Dom duduk tepat di depannya seorang pendeta yang sudah siap menjadi penghulu, anggap saja seperti itu.
Bahkan Mike dan anak buahnya yang lain juga berdiri di sana sebagai saksi, hingga Ellie dan pelayan tiba bersama Nisa.
Tentu, semua mata tertuju kepada Nisa yang saat ini masih mengenakan pakaian yang sama, bukan dress yang sudah Dom perintahkan untuk memakaikannya kepada Nisa.
“Maaf Tuan, Nyonya— ”
“Aku tidak menginginkan dress itu, kau memberikan pakaian yang buruk untukku.” Potong Nisa yang ingin membela para pelayan tadi.
Terlihat tatapan Dom yang berkerut alis dan pendeta yang melihat Nisa, tentu dia ikut terkejut saat tahu bahwa mempelai wanita adalah seorang Muslim.
“Duduklah.” Pinta Dom dengan suara penuh penekanan dan tatapan tajam mengarah ke Nisa.
Dengan terpaksa, wanita itu duduk di samping Dom, menahan air matanya agar tidak menetes.
“Dia mempelai wanitanya?” tanya sang pendeta sekedar memastikan nya lagi.
“Ya.” Jawab singkat Dom yang masih saja menatap tegas dan angkuh.
Pendeta tua itu menatap ke Nisa dengan tatapan bingung seolah dia dapat melihat wajah tertekan Nisa saat ini.
“Tapi ... Dia seorang muslim.”
“I know.” Balas singkat Dom yang masih tak mau tahu dan dia hanya ingin menuruti kemauan wanita yang sudah membuatnya terpancing emosi dan mengotorinya.
Pendeta itu kembali menatap Nisa yang menggeleng kecil seolah dia tak ingin pernikahan ini terjadi. Tentu, pria tua berkacamata itu memahami keinginan Nisa, namun dia sendiri bingung harus apa.
“Maaf Tuan. Seorang muslim memiliki hukum tersendiri dalam pernikahan mereka. Mereka tidak bisa menikah dengan menggunakan pendeta, seharusnya Anda juga harus memanggil dari pihak muslim.” Jelas pendeta itu mencoba membantu Nisa dan menjelaskannya.
“Aku tidak suka membuang waktu, lakukan saja pernikahan ini seperti pernikahan lainnya.” Pinta Dom yang masih angkuh hingga memberikan tatapan mematikan kepada seorang pendeta.
“Maaf Tuan, aku tidak— ”
DARR!! “Akkkhhh!!!” pekik kesakitan sang pendeta saat Dom dengan tidak berhati, menembak satu peluru yang menggores telinga kiri pria tua itu dengan santai.
“Lakukan!” pinta Dom sekali lagi. Sementara Nisa nampak terkejut hingga ia susah menelan ludah usai melihat semua itu.
Bagi Mike dan pekerja Dom lainnya, hal itu sudah biasa meski mereka khususnya para pelayan wanita masih saja tegang.
Dengan gemetar, pendeta tadi segera melakukan tugasnya dengan terpaksa. Nisa hanya bisa menunduk menahan dirinya hingga mengepalkan tangannya, sedangkan Dom masih mendengar doa-doa yang pendeta itu ucapkan.
Terlihat tangan kanannya ia taruh di atas meja sambil memegang pistol yang sama, sedangkan tangan kirinya bertumpu di paha.
Bahkan pertukaran cincin pun juga dilakukan saat itu juga. Meski Dom harus memaksa wanita itu untuk mengenakan cincin.
“Tuan Dom Toricelli, apakah Anda be-bersedia menjadi suami dari Nisa dan berjanji akan menjaganya sepenuh hati dan hidup bersamanya seumur hidup hingga ajal menjemput kalian?”
“Ya, aku berjanji dan aku bersedia.” Jawaban yang singkat.
“Nonya Nisa, apakah Anda bersedia menjadi istri dari Dom Toricelli dan berjanji akan selalu menemaninya sepenuh hati dan hidup bersamanya hingga ajal menjemput?”
Nisa terdiam saat perkataan itu terlontar, dia benar-benar hilang akal dan pusing. Meski pernikahan ini terjadi, tetapi tetap saja, semua ini tidaklah sah bagi Nisa, agama dan Tuhannya, Allah.
Tak ada jawaban dari Nisa, Dom menoleh dan menatap wanita yang masih tertunduk diam.
Sebisa mungkin Nisa menahan air matanya. -’Ampuni aku Ya Rabb. Engkau maha Mengetahui benar dan salah nya setiap orang. Ampuni aku dan kuatkan lah aku.‘ Batin Nisa yang masih diam dan bibirnya berasa kaku sembari menatap ke cincin yang dia pakai.
“Nyonya?” panggil sang pendeta.
“Aku bersedia.” Jawab Nisa yang akhirnya menatap ke pendeta tadi dengan tatapan tegas dan berani, meski terlihat kedua matanya yang membekas basah karena air mata.
“Aku bersedia.” Jawab Nisa sekali lagi sehingga Dom masih menatapnya, lalu kembali menatap lurus.
Harusnya semua itu diakhiri dengan ciuman, namun melihat Nisa yang seorang muslim, membuat pendeta tadi bingung harus apa selain diam dan menatap ke kedua pengantin tadi.
“Lanjutkan.” Pinta Dom lagi dan lagi membuat pendeta tadi semakin kebingungan.
Pernikahan tanpa diakhiri dengan ciuman maka tidak sah, begitulah dari sudut pandang agama lain selain Muslim.
“Sekarang kalian resmi menjadi suami-istri, Anda boleh mencium nya.” Ucap sang pendeta tanpa senyuman.
Mendengar itu, Nisa terkejut dan sekilas menatap ke pendeta tadi yang seolah ingin meminta maaf, lalu menatap ke Dom yang masih diam dan tidak menoleh.
“Itu tidak mungkin.” Gumam pelan Nisa namun didengar oleh Dom.
“Tidak ada yang tidak mungkin jika aku sudah memutuskan nya.” Balas Dom yang masih saja sembarangan.
Mendengar itu, Nisa menatap marah dan kesal. Sementara tanpa diminta, Mike beserta anak buahnya berbalik badan membelakangi mereka, begitu juga dengan Ellie dan para pelayan di sana.
Nisa menggeleng tak percaya, hingga dia beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.
Tentu, Dom hanya menatap kepergiannya dengan tatapan tajam.
.
.
.
Brakk!! Nisa menutup kasar pintu kamar dengan napas naik turun tak karuan.
“Itu tidak mungkin...” Gumamnya mengusap dadanya yang masih berdegup hingga ia memejamkan matanya.
Bagaimana tidak panik, Dom hampir saja akan menciumnya di depan orang. Dia sendiri tidak yakin apakah pernikahan ini sah atau tidak. Namun Nisa menjadi yakin bahwa pernikahan nya tidaklah sah.
“Kau pergi sebelum menyelesaikan upacara pernikahan nya.” Ucap Dom yang tiba-tiba masuk sehingga Nisa langsung berbalik badan dan tegang.
“Aku tidak peduli dengan semua itu. Pernikahan ini tidak sah, dan kita belum resmi menjadi suami-istri.” Tegas Nisa menatap dengan berani meski kedua kakinya melangkah mundur saat Dom terus melangkah maju.
“Apapun itu, aku menganggap pernikahan ini sah.” Balas Dom menyeringai devil hanya 3 detik saja, sebelum akhirnya lagi dan lagi pria itu menarik dan melepas hijab Nisa dengan mudahnya.
Dalam satu gerakan, tangannya meraih tengkuk Nisa dan langsung mencium bibir wanita itu dengan paksa. Jika hanya menempelkan bibir tidak masalah, Dom melumatnya sekilas hingga Nisa mencoba mendorong nya dan memukuli lengannya sampai pria itu akhirnya melepaskan ciuman itu.
“DASAR TIDAK TAHU MALU, KAU PRIA KURANG AJAR DAN MENYEBALKAN, SEMOGA ALLAH MEMBALAS MU DENGAN SETIMPAL. AKU BERSUMPAH DEMI NAMA TUHAN KU, KAU TIDAK AKAN HIDUP TENANG SAMPAI KAU BERTAUBAT!! Semoga Allah mengampuni mu dan memberimu hidayah.” Kesal Nisa yang langsung mengatakannya panjang lebar penuh emosi dan tak segan menunjuk ke arah Dom.
Namun seperti biasa. Pria itu hanya menatapnya tanpa mempedulikan ocehan Nisa barusan.
Meski begitu, ucapan Nisa sangat meresap ke dada Dom. Pria itu masih menatapnya lekat dan kembali berjalan menghampirinya, lalu mengusap sedikit kasar ke bibir peach Nisa dengan ibu jarinya.
“Akan aku tunggu.” Balas Dom tanpa senyuman.
Setelah itu dia pergi ke arah pintu, dan menoleh ke kanan saat ia menghentikan langkahnya. “Your lips are so sexy, baby. (Bibirmu sangat seksi, Sayang).” Ucap Dom tanpa tersenyum, lalu pergi dari kamar tersebut.
...°°°...
Hai Guyssss!!!! Sekedar info saja, maaf jika ada kesalahan menulis atau kesalahan soal ucapan dari upacara pernikahan ala non muslim ya! Saya hanya mengikuti seperti apa yang pernah saya lihat di film-film 😌
Semoga kalian masih suka dengan ceritanya 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
Thanks and See Ya ^•^