NovelToon NovelToon
Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: saadahrafael

Allansyah seorang anak angkat di Keluarga Nicolas harus terjerat cinta dengan Adik angkatnya, Michaela Nicolas. Berbagai upaya menolak perasaannya untuk tidak mencintai Michaela, namun upayanya selalu gagal. Apalagi Michaela selalu menggoda dan menggodanya, agar tidak mengecewakan orang tua angkatnya, tapi nyatanya perasaan itu tumbuh dan semakin tumbuh.

Di saat Cinta membara di hatinya, perasaannya di ketahui oleh kedua orang tua angkatnya, membuatnya di tolak oleh kedua orang tua Michaela. Hancur, sangat hancur dan akhirnya dengan terpaksa demi membuang perasaan salahnya, Allan pergi dari kediaman Nicolas.

Kepergian Allan dari kediaman Nicolas membawanya mengingat siapa jati dirinya. insiden saat tak sengaja melihat sebuah tato di lengan seseorang mengingatkan akan ingatannya yang sempat hilang. Dan ternyata dirinya adalah pewaris tunggal Keluarga Georlando.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Bab 13

Seperti yang di rencanakan, Allan akan mencoba mendekati Rosetta. Varen sudah menyelidiki keberadaan wanita itu, malam nanti wanita itu akan ada pesta minum bersama dengan teman-teman wanitanya di sebuah Club. Hal itu akan menjadi kesempatan untuknya, menarik perhatian kemudian menjatuhkan sedalam-dalamnya.

Varen sudah mengatur skenario untuk Tuannya, menjadikan Tuannya sebagai Bertender yang bertugas membuat minuman.

Allan kini sudah berada di tempat dimana dirinya akan menjalankan tugasnya. Tak lama setelah itu, wanita yang menjadi incarannya kini datang. Wanita itu terlihat begitu cantik dan elegan. Siapapun yang melihat pasti tidak akan menyangka bahwa wanita itu sangat kejam dan sadis. Tampilannya membuat orang bisa tertipu, tapi tidak untuk Allan karena ia sudah tahu siapa wanita itu, ketua Mafia Cammora, Rosetta Maria Thomson.

Rosetta berjalan ke arah Bertender, duduk dan memesan minuman lebih dulu tanpa menunggu teman-temannya datang. Allan yang bertugas menyapa dan menawarkan minuman terbaik yang di miliki tempat itu.

"Berikan minuman terbaik di sini pada ku,"

"Baik Nona." jawab Allan dan melakukan tugasnya.

Allan menyerahkan minuman terbaik yang ada disana dan langsung di sambar Rosetta, meneguknya dengan cepat.

"Nona, minum dengan pelan-pelan. Jika anda menghabiskan secara langsung anda akan mabuk."

"Kau pikir aku lemah?"

"Bukan begitu maksud saya."

Rosetta tidak peduli dengan peringatan Allan, meneguknya dengan cepat. Bahkan Rosetta meminta Allan untuk mengisi kembali gelasnya.

Allan hanya bisa menuruti, memberikan minuman beralkohol lagi dan lagi kepada Rosetta.

Sudah beberapa gelas Rosetta mengambiskan minuman itu, beberapa temannya kini datang dan menghampiri saat melihat Rosetta sudah sedikit kacau padahal acara pesta mereka belum di mulai.

"Aku akan menghabisinya, beraninya mereka menantang ku," racau Rosetta kesal mengingat anggota Mafia Marvori.

"Ros, kau sudah mabuk?"

"Tidak! siapa juga yang mabuk," tepisnya pada tangan temannya yang ingin membantu.

"Hm, udah seperti ini masih saja mengelak. Kau memang payah dengan minum-minuman,"

"Kau bilang apa?" kesal Rosetta masih bisa mendengar jelas apa yang di katakan temannya.

"Sudahlah, kau mau tetap disini menemani bertender tampan ini atau bergabung dengan ku?"

Rosetta beralih menatap Allan, pria yang sejak tadi melayaninya. Dan benar saja, pemuda di depannya sangatlah tampan. Kenapa Rosetta baru menyadarinya?

"Benar yang kalian katakan, dia sangat tampan." jawab Rosetta berpangku tangan menatap Allan dengan intens. "Siapa nama mu?"

"Allan,"

"Nama yang bagus. Mau kau menemani ku?"

"Tapi saya sibuk Nona, banyak pelanggan yang harus saya layani," Tolak Allan membuat Rosetta kesal.

Apapun yang dia inginkan sebisa mungkin harus ia dapatkan, begitupun dengan pemuda tampan di depannya.

"Aku akan membayar mu mahal, temani dan layani aku,"

"Tapi Nona,"

"Tidak ada penolakan. Ayo temani aku bergabung dengan teman-teman ku,"

Allan menoleh ke arah teman bertendernya, meminta persetujuan dan temannya mengangguk mengizinkan. Jika mereka menolak, tahu wanita itu adalah seorang berkuasa.

"Sudah ikuti Nona Ros, kau akan dapat Tips banyak,"

Allan akhirnya menemani Rosetta, melayani wanita cantik itu. Sesungguhnya Allan begitu risih dengan Rosetta apalagi saat Rosetta menyentuh tubuhnya, namun demi membuat wanita itu jatuh dan putus asa serta mengeruk semua informasi Kelompok Mafia Cammora, Allan rela melakukannya.

"Semoga tidak ada yang melaporkan ini pada Michaela." Gumam Allan dalam hati.

Sejak malam itu Allan dan Rosetta begitu dekat, mereka bertukar nomor ponsel. Terlihat jelas Rosetta tertarik dengan ketampanan Allan.

Allan yang melihat Rosetta tertarik dengannya tersenyum simpul, semuanya berjalan dengan lancar.

.

.

Hari ini Kelompok Mafia Marvori yang di pimpin langsung oleh Varen mengirim barang Narkoba ke berbagai Negara, sesuai tempat yang di berikan oleh Marco.

Dengan jumlah yang besar, Varen menggunakan jalur laut untuk mengirim barang tersebut. Dengan di bantu pihak Polisi yang bekerja sama dengannya, semuanya berjalan lancar.

"Bagaimana?" tanya Allan melalui sambungan telepon.

"Semua berjalan dengan lancar Tuan. Tinggal menunggu kabar barang sampai tempat tujuan."

"Bagus. Apa ada yang mencurigakan?"

"Tidak ada Tuan,"

"Lakukan dengan baik. Jangan ada yang mencurigai tempat dimana kita melakukan transaksi ini. Bagaimana dengan Marco?"

"Dia bersama dengan saya Tuan," Allan mengangguk dan memutus panggilan.

Varen yang sedang bersama dengan Marco sedikit berbincang-bincang, kemudian mereka pergi setelah urusan itu selesai.

"Senang bekerja sama dengan Anda Tuan Varen,"

"Terimakasih sudah menjadi Partner kerja kami. Semoga anda puas dengan pelayanan ini."

"Tentu saja. Kalau begitu saya pamit lebih dulu,"

"Silahkan,"

Setelah kepergian Marco, Varen dan beberapa anak buahnya pun pergi meninggalkan tempat itu.

Seseorang yang berada tak jauh darinya kini sedang memperhatikan apa yang mereka lakukan. Ia akan melaporkan kepada atasannya bahwa tempat itu menjadi tempat transaksi jual beli barang terlarang.

"Aku harus secepatnya memberikan informasi ini kepada komandan,"

Pria tersebut pergi meninggalkan tempat itu, namun saat berada jauh dari lokasi dimana Varen dan Marco melakukan Transaksi, Motor yang di kendarainya tiba-tiba di hadang oleh sebuah mobil hitam.

Citt.....

Motor berhenti mendadak, kaget dengan kehadiran seseorang yang menghadangnya.

"Siapa mereka?" gumam pria itu yang tak lain adalah petugas Polisi.

Dua orang pria bertubuh besar dan kekar keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arahnya. Polisi itu mengerutkan kening, berpikir apa yang akan mereka lakukan.

"Siapa kalian?"

Mereka hanya saling pandang dan tidak menghiraukan pertanyaan mereka, maju dan langsung menyerang.

Bug....

Satu tendangan berhasil di tangkis menggunakan lengannya.

"Siapa kalian? Kenapa menyerang ku? Aku adalah seorang polisi, jika kalian berani maka aku akan melaporkan kalian."

"Lakukan jika kau berhasil selamat dari kematian hari ini."

Dua orang itu kembali menyerang, memukul dan menendang. Bahkan mereka tidak segan untuk melukai menggunakan senjata tajam.

Bugh...

Bugh...

Craas....

"Sial!"

Lengan polisi itu tergores oleh pisau tajam, membuat darah segar keluar dan menetes di jalan.

Polosi itu mengeluarkan pistolnya dan membidikkan kearah dua orang tersebut. Tapi sebelum peluru itu berhasil keluar dan menembus tubuh mereka, Sebuah peluru melesat lebih dulu menembus lengan sebelah kanannya.

Door...

Argh...

Polisi itu melihat lengannya yang terkena tembakan, kemudian melihat ke arah tembakan berasal. Terlihat seorang yang di kenal tersenyum menyeringai ke arahnya.

"Pria itu,"

Ya, pria yang menembaknya adalah Varen, pria yang di lihatnya di pelabuhan bersama dengan Marco.

"Selesaikan secepatnya."

"Baik Tuan," jawab dua anak buah itu.

"Tunggu!"

Tanpa ingin mendengar apa yang akan di katakan polisi itu, Dua orang itu langsung menyerang dengan membabi buta, menusuk dan memukuli hingga tewas.

Setelah berhasil membuat polisi itu mati, mereka meninggalkan begitu saja di jalanan. Biarkan seseorang yang menjadi bawahannya yang mengurusnya.

"Bereskan seseorang di Jalan X," perintah Varen malas mengurus masalah mayat polisi itu.

"Baik Tuan,"

1
Dzaky Rafif santoso
kapan up nya
merry jen
akhirr y ingtt jgg siapa sbnry jati dri Allan ,,berhrp yg disiksa itu bukan orgtua yy ,,tp dugann SII itu kemungkinan orgtua y Allan klo ia cpt selmtnn kn kedua orgtua muu gntiin kmu siksa org yg UD siksa orgtua mu LAN
merry jen
aduh moga dua orgtua itu bukn orgtua y Allan y kak ,,klo ia kshnn bgtt dechh dsiksa berthn thn
merry jen
kerenn si allann hjrr lann tu roseta
merry jen
lnjtt ,jgn dipshknn psgnn alln dan mich ,
merry jen
slh cr lwnn broo
merry jen
lnjttt kakk
merry jen
klo kmu dktt dgnn Rosetta bgmnn dgnn adikmuu itu si alnn
Mama Muda: itu hanya siasatnya saja. Allan tetap dengan Michaela
total 1 replies
Bunda Sasa
lanjut yuk.
merry jen
jhtt bgttuu tuu org mukull pala nya si allann smpaii hilng ingtnn
merry jen
bajingnn sialan ,,SM ajj nybut namamu sndri alllan ,😂😂😂😂
Bunda Sasa
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!