NovelToon NovelToon
MENGABDI

MENGABDI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sintaprnms_

Cita-cita adalah hal mutlak yang harus dicapai. Sedangkan, prinsipnya dalam bekerja adalah mengabdi. Namun sebagai gadis miskin tanpa pendidikan penuh ini — pantaskah Meera menjadi sasaran orang-orang yang mengatakan bahwa 'menjadi simpanan adalah keberuntungan'?

Sungguh ... terlahir cantik dengan hidup sebagai kalangan bawah. Haruskah ... cara terbaik untuk lepas dari jeratan kemalangan serta menggapai apa yang diimpi-impikan — dirinya harus rela menjadi simpanan pria kaya raya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sintaprnms_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12 : Penampilan Yang Membara.

...12 : Penampilan Yang Membara....

Memang orang gila tak punya sopan dan santun. Tetapi apa yang menjadi masalah? Ia adalah Tuan di rumah ini. Lantas memasuki kamar siapapun tanpa seizin pemilik bukanlah kejahatan. Selama tidak memiliki niat buruk, dirinya menganggap itu … wajar saja.

Udahlah. Gue bakalan beneran gila kalau masih mendekam di kamar ini.

Ctak. Pintu kamar Meera kembali terkunci. Dan saat ia hendak menuju pada lorong dapur, ia melihat Ferdina membeku di depan pintu kamar pelayan lain.

“Apa?” Abhimana menatap dan berkata dengan datar. Ingin apa? Ingin menuduh apa? Ingin berpikir apa, juga? Dirinya telah siap dengan berbagai jawaban.

Ferdina menunduk. “Ti-dak, Tuan.”

📍 Prambanan, Jawa Tengah.

Hari pertama latihan selesai. Meera tidak mempermasalahkan mendapat peran apapun. Sebab tampil di Prambanan Balet adalah pencapaian yang sangat bagus.

Kaki kecilnya melangkah menjauh dari kerumunan dan ia mengeluarkan ponsel, lalu mengirim pesan singkat berisi foto pada Mah Lilin.

Sungguh … setelah dipikir-pikir Meera baru menyadari bahwa Mah Lilin selalu menjadi yang pertama tahu segala hal. Beliau adalah seseorang yang bahkan sudah seperti Ibu sendiri. Setiap hari kabar ditanyakan, seolah melihat dirinya tak baik-baik saja adalah beban bagi beliau.

Drrtttt … Panggilan Video Masuk.

“Halo Mah!”

“Halo, Nduk. Gimana?” Mah Lilin menyambut dengan senyuman. “Kepilih jadi peran apa?”

“Peran pendamping, Mah. Kayak … dayangnya Dewi gitu.” Ya. Tetapi apa yang salah menjadi peran pendamping? Selama itu bisa membangun skill baru untuknya. Maka … mengapa tidak ia terima, kan?

“Yowes (yasudah). Alhamdullilah. Peran apapun yang penting kamune (kamunya) seneng Mah Lilin dukung terus, Nduk.”

MEera mengangguk-angguk dan tersenyum lebar. “Makasih ya Mah …”

“Tampilnya kapan toh?”

“2 hari latihan aja, Mah. Terus besoknya tampil. Jadi sekarang masih terhitung 1 hari.”

Abhimana tak terlalu menyukai hal-hal kotor. Semacam; Tanah liat, daun jatuh berserakan dan pupuk apalah itu. Dirinya tak suka. Namun entah apa yang merasuki, kaki perlahan melangkah menuju perkebunan.

Dibagian yang paling dekat atau — pintu masuk. Ada taman bunga dan astaga … mendengar apa telinga ini?

“Tadi pagi yang bersihin kamar Tuan siapa, Mah?”

“Kurang tahu, Nduk. Tuan juga ndak (nggak) kelihatan. Kayak e beliau belum bangun.”

“Aku jadi khawatir …”

Apa-apaan membicarakannya seperti itu? Hm, dasar. Diam-diam Meera juga perhatian, ternyata.

“Aku khawatirnya. Mereka takut. Mereka nggak ada yang berani bersihin. Kan Tuan begitu orangnya.”

Dih, apaan?! Begitu-begitu. Begitu apa? Abhimana menjadi sedikit kesal. Ternyata gadis itu tidak perhatian padanya, hanya perhatian pada teman-teman gila — yang bahkan menuduh Meera sendiri sebagai simpanan.

Ngeselin!

Kakinya melangkah terus hingga berhenti pada perkebunan dan itu … semangka? Ya, ia rasa itu semangka. Jika dipikir-pikir Villa ini memang sangat lah luas. Abhimana tidak tahu apa yang menjadi alasan Kakek menyerahkan Villa ini ke Papa Tama. Padahal bisa saja diberikan pada Tante Geeta, atau kalau tidak pada Om Gumira. Mengapa harus Papa?

“Ya Allah … Tuan. Ada apa, nggih (ya)? Tuan butuh sesuatu?”

Mendengar suara itu adalah milik Pak Said, Abhimana menggeleng. “Enggak, Pak. Saya cuma lihat-lihat aja.”

“Wah monggo (silakan), Tuan. Disini banyak sekali yang ditanam. Tuan bisa lihat ke sisi kiri itu ada beberapa sayuran, sisi kanan ada buah-buahan. Semua ini — ada dan ditanam semenjak Villa dibangun satu tahun. Sayanya pun mulai dipekerjakan sama Pak Manggala mungkin kisaran tahun enam limaan. Sudah lama banget, Tuan.”

Gila, di tahun itu aja Kakek udah bangun Villa … tapi nggak salah juga sih. Kan Uyut banyak duit, jadi … akhirnya turun-temurunn punya privilege sebanyak ini, batin Abhimana yang memperhatikan Pak Said menjelaskan satu persatu asal usul tanaman ini.

2 hari tidak ada Meera terasa sepi. Abhimana berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir. Bahkan tak segan juga ia berpikir untuk tidur di Honey Bunch saja. Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, disana terlalu banyak godaan, banyak orang gila yang terkadang marah-marah tidak jelas — berisik. Jadi … apa yang bisa dibuat selain … menyusul saja ke Jogja?

Jalan-jalan lah, kocak! Mana ada gue nyusulin dia! Lagian juga udah lama gue nggak ke Jogja, batin Abhimana yang menyangkal perasaannya.

Flight ke Jogja pun hanya memakan waktu sekitar 1 jam. Abhimana memilih untuk langsung ke Hotel saja yang dekat dengan Prambanan. Dan mungkin pun ia akan makan dipinggiran jalan, entah mengapa ia ingin sekali makan nasi pecel. Dan setelah ia ingat kembali, ternyata acara Meera itu akan terlaksana besok.

Lalu tiket? Tentu saja ia sudah memesan secara online. Siapa yang tidak penasaran dengan penampilan akting gadis itu?

Dari generasi ke generasi. Budaya Jawa yang berada di Yogyakarta memang tak bisa untuk diragukan — sangat kental. Sebagai pria yang sebenarnya pun ia tidak terlalu menyukai penayangan drama kolosal. Abhimana mengakuai bahwa ini, sangatlah apik.

Sejarah diulang dengan latar beribu-ribu candi dan diperagakan melalui tari juga suara. Oh, betapa indah pemandangan ini. Bahkan jika digambarkan dengan samar, matanya menangkap bahwa siluet saja sudah mempesona.

Pemeran utama beradu akting. Sejarah dimana kesucian wanita dipertaruhkan. Sejarah dimana kepercayaan adalah senjata paling setia. Begitu pun cinta yang membutuh dasar-dasar keyakinan. Orang-orang disini menyebut penampilan di panggung dengan Ramayana.

Dan … dimana Meera?

Gadis itu masih tak menampakkan batang hidung. Berperan apa? Sungguh ia penasaran. Hingga tak lama dari itu suara gamelan lembut diiringi dengan Penari? Atau Dayang? Abhimana sedikit lupa, meski pernah memainkan peran di UHS dulu, tetapi jika di dunia nyata seperti ini … siapa yang ingat?

Para gadis-gadis muda datang bersama Sang Dewi dan — ah, itu! Meera …

Astaga, baju itu — ya, ampun! Ya, Abhimana jelas tahu, sejarah ini adalah cerita wayang zaman dahulu. Tapi… Meera? Bajumu … apa banget sih kurang bahan tuh baju!

Dayang — Meera menjadi pendamping Dewi dengan pakaian bermodel kemben yang mengekspos seluruh leher hingga kebawah dan sedikit belakang punggung. Bisa gila! Abhimana mendongak, menyudahi perasaan terbakar dimana ketidaksukaannya melihat Meera menggunakan baju yang seperti itu.

Menatap langit-langit malam pun ia berpikir, mending dia pakek baju norak dia biasanya, dibandingkan baju kurang bahan kayak gitu. Makin gak cocok! Gak ada cantik-cantiknya!

Abhimana berdiri, meninggalkan tempat duduk. Sial. Akhiri saja semua. Ia memilih keluar dari tempat pertunjukkan, dan lebih baik kembali ke Hotel. Karena ia datang memang untuk memastikan bahwa gadis itu benar-benar tampil. Dan siapa yang sempat berpikir bahwa drama yang dibawakan adalah Ramayana? Maka jelas saja pakaian zaman dulu seperti itu. Belum lagi oh astaga … bayangan itu, rambut panjang Meera diikat kesamping dengan bunga-bunga.

Bisa gila …

Siapa yang kasih izin dia berpenampilan kayak gitu?

Tiada kata selain syukur. Alhamdulillah.

Meera bisa tampil dengan menjadi pemeran pendamping sudah termasuk pencapaian baru. Untuk kedepan, dirinya yakin akan ada hal-hal baik menghampiri.

Bude Sugeng pun memuji penampilannya. Bude bilang Sendratari sangat cocok untuknya. Suara yang memukau. Ya Allah, aku malu … tapi seneng juga dapat pujian dari Bude.

Karena Bude Sugeng adalah legenda. Beliau adalah sinden juga seorang aktris teater. Bakat yang dimiliki beliau sangat menawan, pembawaan tenang senyum memikat. Beliau tidak jahat, beliau tegas. Cara berbicara lembut, namun terkadang diiringi perkataan sarkas. Tidak salah juga, karena darah biru — darah bangsawan mengalir pada beliau.

“Kemajuan Nduk gawe koe (kemajuan Nak buat kamu),” ujar Bude Sugeng, lagi.

Meera tersenyum tipis. “Ini semua juga berkat njenengan (Anda), Bude.”

“Wes (sudah) ya, gini besok-besok kalau ada orang butuh pemeran tambahan. Koe (kamu) tak panggil ya, Nduk?”

Meera mengangguk senang. “Nggih (Iya), Bude. Dengan senang hati. Insya Allah kalau dapat izin dari majikan saya. Saya mau tampil lagi.”

“Besok kalau job wes (sudah) banyak, koe (kamu) keluar ae (aja) dari kerjaan. Ikut Bude ae (aja), ya?”

Meera tersenyum tipis. “Nggih (Iya), Bude. Insya Allah.

“Jadi koe (kamu) nggak usah ribet bayar duit les, Nduk. Wes kabeh (sudah semua) Bude sing (yang) tanggung. Dadi anake (jadi anaknya) Bude.”

Tiada apapun yang bisa Meera lakukan selain tersenyum. Semua perlahan mudah. Namun pekerjaan di Villa juga sesuatu yang berat untuk di tinggal. Mah Lilin, terutama.

Beliau … juga orang yang berarti dihidupku, selama aku tinggal di Villa.

...[tbc]...

1283 kata, Kak. Jangan lupa tekan like, komentar juga boleh. 😭🤍

Satunya terpesona, satunya b aja. Meera mah yang penting hidup damai, cita-cita tercapai. 😭🤏🏻 Dan ya gaes, Meera ini memilih seni teater secara keseluruhan, bukan di drama sejarah Jawa — nantinya akan ada drama lain. Seminggu ga update aku riset tentang seni dan budaya. Insya Allah itu menambah pengetahuan kita juga.

Ingin pembacaku banyak atau sedikit, aku mau orang-orang menemukan setiap karyaku dalam bentuk percikan ilmu. Love banyak-banyak 🤍

Sedikit keterangan \=

• Sendratari : Pertunjukan yang menggabungkan unsur seni tari dan drama, biasanya tanpa dialog, dengan cerita yang disampaikan melalui gerakan dan gestur.

• Sinden : Penyanyi perempuan utama dalam pertunjukkan wayang.

• UHS : Upasama High School (sekolah yang condong pada bidang seni)

• Pekerja Senior (Pak Said, Pak Lin, Mah Lilin) Villa adalah orang lama yang dipilih langsung dalam lingkaran kepercayaan Manggala. Mereka sudah menikah, orang asli Malang diizinkan pulang 1 atau 2 Minggu sekali.

1
Yuyun ImroatulWahdah
semangat Meera😊
Yuyun ImroatulWahdah
wah Meera bakal jadi artis kah? penasaran 😁
सीता: bisa dibilang kak 🤏🏻😭
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
pelan2 mkin Deket mereka☺️
Yuyun ImroatulWahdah
ya ampun abhi ada gangguan kecemasan ternyata🥲, bocah secuek dan ceplas ceplos ini🥺

btw abhimata kocak banget si😂, cocok nih iya sama lu nai, jodoin bhi mereka, btw lagi udah akrab banget lagi sama dahayu romannya🤭

pesannya, yg nerimah sama faham beda ya bi🤭
सीता: ini mah ide cerita baru kak 🤏🏻🤍
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
lingga kok kayak bahagia banget nikah🤭 iyalah dapet cassia yg paham sama kewajiban seorang istri, walaupun ribet masih ada aja🤭
Yuyun ImroatulWahdah
seru ih🤭
सीता
*covernya dirubah pihak Noveltoon dengan requestku. jadi semangat nulis 🤍🤏🏻
KurniaWulanSailah
Beda....setia ...😹
Yuyun ImroatulWahdah
gak boleh ngina bhi, tapi yg ini aku setuju👍🤭
Yuyun ImroatulWahdah
ternyata aku ketinggalan banyak guys😭
सीता: ga banyak juga kak, baru beberapa chap
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
kasih tau lingga sembarangan emang mulut si abhi,


btw iya juga ya, gak mungkin juga kan langsung jatuh cinta, untuk yg setara juga gak selalu apalagi ini beda kasta,, selalu menarik cerita KA Sinta😊, ok KA Sinta lanjut, penarikan ini jalan cerita bakal gimana,
सीता: nah itu, bakalan ga masuk akal kalau langsung jatuh cinta kak 😭🤏🏻
total 1 replies
Santidew
🤣🤣
Yuyun ImroatulWahdah
Nikah bhi nikah🤭
सीता: solusi biar ga ngerusuh 🤏🏻
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
jangan-jangan waktu gw bentar lagi, lebay😭
ini demam kecapean+liat Meera kembenan🤦🤣
Yuyun ImroatulWahdah
makin ugal-ugalan tuan muda satu ini🤭,,
सीता: jalan-jalan doang kak Yun, kan dia bilang udah lama ga ke Jogja 😭
total 1 replies
Yuyun ImroatulWahdah
nah kan makin gila si Abhimana bhimana ini😂
btw bhi baju begitu malah lucu bagus Anggunly, estetik, dan syantik 🥰 KA Shinta banget ini mah🤭
Yuyun ImroatulWahdah: iya kan🤣🤣
सीता: stop kak yun ... malu 😭😭😭
total 2 replies
Wita S
up kak
Yuyun ImroatulWahdah
gemes sendiri 🤭🥰
Yuyun ImroatulWahdah
spam Al ikhlas 😭, nah yg ini kita sama🤣
Yuyun ImroatulWahdah
keren Meera👏,,
Abhimana semangat makin susah ini romannya buat deketin kalo begini ceritanya 🤭
tapi kita liat KA Shinta suka ada aja jalannya🤭😅
सीता: dibuat ada kak 😭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!