Bee
02/12/2022
Kampus Fiksi, Karma Termanis, dan KOI, adalah gebrakan angst, komedi, urban, dan prosa sederhana
Cerita Kampus Fiksi berlatar di Propinsi Nusa Tenggara Barat, Sumbawa Besar. Kampus Paracendekia. Tokoh utama adalah asli kelahiran tanah Tambora. Pemuda bernama Bee yang memiliki sebutan Big Bos, menceritakan kenangannya sebelum ia akhirnya berhasil menggaet beasiswa ke negeri Kangguru, Australia sebagai seorang anak Pantai Kencana miskin. Ia melihat kampus Paracendekia yang ia sebut sebagai kampus fiksi merupakan kampus yang dulunya kecil saat ia pertama kali masuk. Ia dipertemukan dengan sahabat seirama bernama Mus. Mus seusai acara orientasi mahasiswa paling sederhana di muka Bumi itu, akhirnya memutuskan menuliskan sebuah essai dan menitipkannya pada Bee. Bee harus kehilangan Mus di awal cerita. Mus menjadi sosok yang meminta Bee untuk menuliskan kisah Kampus Fiksi, yaitu kisah perjuangan dan persahabatan aneh mereka pada dunia ketika suatu hari Bee berhasil merajut mimpinya. Essai itu terus Bee simpan dan sejak saat itu ia merasa berjuang sendiri karena Mus telah pergi ke negeri tetangga untuk bekerja. Mus sudah seperti filsuf jenius sekelas Socrates di mata Bee ketika berada di ruang perkuliahan. Pada suatu hari, ibu dosen yang Bee sebut sebagai bunda kampus, menguji daya nalar anak pantai kencana miskin itu. Namun selepas kepergian Mus, Bee mensketsa impiannya pada sebuah kertas dan menempelkamnya di dinding asrama. Ia menaruh janji pada gambar Kota Melbourne (yang terletak di Australi) sebagai syarat pertemuannya dengan Mus bisa terealisasikan kembali. Jika Bee berhasil meraih janji itu dikala kondisi kampusnya yang masih memprihatinkan, membuat perjuangan untuk bertemu kembali dengan sahabatnya semakin sekedar mimpi. Namun saat ia pasrah menatap dinding berlumut di asrama kampusnya, sosok bernama Alen turut menempel gambar Kota Macquire di samping gambar Kota Melbournenya. Beberapa waktu kemudian, Bee mengejar ke bandara dengan mengayuh sepeda karena mengetahui kalau Alen, kakak tingkatnya akan berhasil menembus Benua Kangguru. Ia takjub dan tak menyangka dengan situasi di mana posisi Alen jauh lebih sukar daripada dirinya. Sayangnya Bee terlambat dan justru bertemu dengan seorang gadis bernama Hajar. Inilah permulaan impian kedua yang sejatinya meningkatkan jiwa Bee menuntaskan janji pada Mus. Bee diiringi sahabat-sahabat asrama kampus Paracendekia dengan memberikan mereka nama-nama panggilan kocak layaknya tokoh-tokoh film. Selain itu, menulis dinding asrama depan mereka dengan nama-nama negara impian masing-masing. Pak Iwan, rektor sekaligus sudah seperti ayahanda dia dan teman-temannya sempat mengomeli. Namun, Bee dan kelompoknya yang bernama 6 Kelana menepis keraguan Pak Iwan dengan prinsip, 'Kami adalah daun-daun muda." Bee dan beberapa kelompok 6 Kelana mencoba peruntungan dengan ikut lomba debat nasional. Itu adalah yang pertama kali bagi kampus kecil mereka. Salah satu anggota bernama Indra, yang ternyata hanyalah lulusan paket C, suatu hari di kemudian waktu mempersembahkan hadiah luar biasa. Ia mampu menembus semifinal dan lolos ke Bali. Saat itulah nama kampus Paracendekia, kampus yang dulunya masih kecil itu mulai dilirik Pemerintah. Seorang lulusan paket C yang mampu mengalahkan intelektual beberapa mahasiswa kampus negeri yang besar adalah sebuah mutiara. Bee mulai mengingat sosok Mus saat itu. Intelektual adalah indentitas nyata yang Mus miliki. Sayangnya prinsip mereka berbeda tentang kehidupan sehingga Mus tak bisa menemani Bee hingga akhir. Bee kemudian mengikuti sebuah kegiatan bernama PHBD. Salah satu program pemerintah di tahun 2017 ke atas menjadi gengsi yang begitu mahal bagi kampus seantero Pertiwi. Kali ini, Bee dengan ide budidaya teripangnya seperti kebiasaannya bermain di pantai bersama Mus dulu menjadi anugerah kedua bagi kampus kecilnya. Dana besar pun masuk untuk kampus Paracendekia. Seiring berjalannya waktu hingga tiba di tahun 2020, Bee harus lupa bagaimana kelanjutan cerita yang harus dibuatnya sesuai essai yang Mus tulis terakhir kali. Namun gadis bernama Hajar yang ia sukai, memberinya kekuatan tanpa diminta. Bahwa hidupnya bukan untuk dirinya saja. Ada beberapa jatah hidup pada diri kita untuk orang lain juga. Hal ini menjadi motivasi kedua selain Mus, bagi Bee untuk menuntaskan janjinya. Saat kampus Paracendekia telah berdiri gagah menjadi dua tingkat (tak seperti sebelumnya yang masih dipenuhi tiang-tiang berongga), Bee menuliskan impian terakhirnya di samping gambar Kota Melbourne. Impian itu adalah 'Membangun hal yang sama seperti Pak Iwan dan pulang dari Australi untuk mengajak Hajar agar berada di samping kisah hidupnya." Dan Hajar menjadi orang asing pertama yang ia cintai dan akan membantu Bee menuntaskan janjinya pada Mus.
KUMPULAN-KUMPULAN PROSA YANG KEREN ADA DI AKHIR CERITA ...
Pada cerita kedua, Bee bertemu Mus dan memiliki masalah baru. Mereka berdua mendapatkan informasinya kalau Hajar ada di Australia. Namun, ponsel Hajar hilang dan mereka diberitakan oleh seorang asing yang menemukan ponsel Hajar. Bee dan Mus memutuskan rencana untuk bisa memberi petunjuk agar Hajar mengerti arah. Mus dan Bee bertemu seorang Kakek keturunan Cina bernama Hwang. Ia adalah seorang dosen di Universitas Sidney. Ia adalah dosen fakultas musik. Ia mencari sosok alami untuk tampil di acara instrumental piano di Universitas Sidney, untuk para mahasiswa-mahasiswi di sana. Malam itu mereka berjalan bersama menggunakan trem menuju Sidney. Bee memiliki kecurigaan yang mendalam terhadap Mus yang cepat percaya pada Kakek Hwang, begitu pula sebaliknya.Di sana, kecurigaan itu terjawab saat Bee tanpa disangka-sangka bertemu dengan sahabat -sahabat Kampus Fiksinya dulu. Saat sebelum ia meninggalkan Sumbawa dan menyerahkan cerita Kampus Fiksi pada Mus sebagai janjinya. Selain menyelesaikan masternya, Bee memang harus membawa pulang Mis dan menulis kisah kedua. Hebatnya, Mus telah merancang pertemuan itu. Perjalan mencari Hajar adalah rekaya Mus dan para anggota Enam Kelana serta Hajar. Petualangan singkat pada bagian terakhir itu menjadi naskah kedua Kampus Fiksi yang berhasil dijalani secara langsung, sebelum ditulis.