Apakah kalian masih mengingat ku? Jika iya, selamat datang kembali. Sebelumnya aku ingin meminta maaf, karena di cerita ini Graz akan di gantikan dengan tokoh lain.
Enjoy and hope u guys like it!
Ini kisahku setelah Graz ga ada..
— setelah aku wisuda —
Tere : “ Selamat ya, akhirnya kamu selesai juga kuliahnya.”
Micha : “ Hehe, thanks ya.”
Tere : “ Dengan sangat senang hati ahaha.”
Micha : “ Ketawa mulu, kenapa? Pasti ada yang di sembunyiin nih.”
Tere : “ Tuh, si David nungguin kamu daritadi disana.”
Ya, itu namanya David. Dia teman sekampus ku, biasanya kita sering kemana- mana barengan. Dia pria yang cukup baik, perhatian dan wawasannya sangat luas tentang dunia perkomputeran.
Micha : “ Hello mas David, bisa minta nomornya ga.”
David : “ Eh hai Mich, selamat ya. Yuk habis ini kamu mau kemana?.”
Micha : “ kemana aja, asal bareng kamu.”
Setelah aku kuliah 3,5 tahun disini, jujur aku pengen pulang ingin bertamu juga ke tempat Graz tapi belum kesampaian hmm.
David : “ Mich, kita ke restoran yuk. Aku udah pesan tempat disana.”
Micha : “ Oh iya? Aku pulang dulu ya kalau gitu.”
— Malamnya —
Aku sepertinya sudah bisa tebak dengan apa yang akan terjadi sebentar.
Tere : “ Micha, aku ikut kamu pergi dengan David ya.”
Micha : “ Ayo udah ganti pakaian aja, tapi tanya David dulu ahaha.”
Tere : “ Sama aja itu mah, ga jadi kalau gitu.”
Setelah dia menjemputku, akhirnya kita sampai di tempat yang dia maksudkan itu. Dan ya, betul saja.
David : “ Mich, pakai penutup mata dulu.”
Micha : “ Mau apa?.”
David : “ Pakai aja dulu.”
David berbicara sambil berbisik “ Ayo semuanya masuk.”
David : “ Mich, buka deh penutup matanya.”
Micha : “ Hah, wah aku terkejut.”
Dia melamar ku di depan banyak orang, dan tentu saja disitu ada sahabatku sendiri. Hm, susahnya adalah aku masih belum bisa menerima orang lain..
David : “ Mich, will u marry .. “
Micha : “ Sorry David, aku ga .. “
Semuanya : “ Terima aja Micha, terima ..”
Ta-tapi aku masih ..
Micha : “ Iya udah, hmm David aku bakal nerima kamu.”
David : “ Are you serious?.”
Micha : “ Iya serius, tolong bicaranya pake bahasa Indonesia aja.”
Malam itu menjadi malam yang terpanjang bagiku, setelah beberapa bulan menunggu dan mempersiapkan akhirnya hari itu tiba..
Aku bisa lihat semuanya tampak bahagia, termasuk sahabatku iya Tere. Dia tau bagaimana penderitaanku selama ini, dari ketika kejadian itu sampai hari ini. Sekarang aku mencoba untuk belajar membuka hati untuk David, karena jujur aja aku belum terlalu sayang padanya.
Micha : “ David, kalau kita selesai liburan nanti aku mau main-main ke tempat Graz dulu ya rasanya udah lama banget ga kesana.”
David : “ Nanti kita bareng-bareng ya kesana.”
Micha : “ Iya thank you ya, love you.”
David : “ Love you too.”
— dari penulis —
Thank you guys, aku rasa cerita tentang Micha dan Graz cukup sampai disini dulu. See you di cerita selanjutnya❤️.