Bab 1 – Pertemuan di Konser 🎤✨
Malam itu, langit Jakarta bergetar oleh dentuman musik dan sorakan ribuan orang. Stadion penuh sesak, lautan lightstick bergoyang mengikuti irama. Suasana meriah, penuh energi, semua mata tertuju ke panggung megah tempat BabyMonster tampil untuk pertama kalinya di Indonesia.
Lampu-lampu sorot menari, layar LED menayangkan opening VCR, dan tiba-tiba musik intro “Sheesh” meledak. Satu per satu member muncul. Penonton histeris.
Ruka dengan swag khasnya menyapa,
“Jakarta! Are you readyyyy?”
Sorakan makin menggila.
Asa ikut menambahkan, “We’ve been waiting for this moment, let’s have fun tonight!”
Lalu giliran Rora melangkah ke depan. Senyum lebarnya menyapu seluruh stadion, suara beningnya keluar menyanyikan bait pertama. Dan di saat itulah—di tengah gemuruh penonton, lampu, dan musik—seseorang di tribun VIP berdiri terpaku.
Dia adalah Sam Hamilton, dunia mengenalnya dengan inisial SH, atau julukan misteriusnya: Monstiez Prince. Malam itu, ia bukan miliarder, bukan orang paling berkuasa. Ia hanyalah seorang pria muda, berdiri di antara ribuan orang, tak mampu mengalihkan pandangan dari gadis di panggung itu.
Rora.
Sam bergumam pelan, hampir tak terdengar:
“Gila… dia nyata.”
Seolah dunia berhenti. Sorakan penonton memudar, yang tersisa hanya suara Rora.
Di tengah lagu, Rora membentuk hati dengan tangannya, lalu melambai ke arah fans. Sesaat, matanya seperti berhenti pada sosok Sam. Ia tersenyum lebih lebar, lalu membuat tanda hati sekali lagi.
Rora (dalam hati, sambil tersenyum):
“Siapa dia? Kenapa rasanya beda banget…”
Sam, refleks ikut membuat tanda hati dengan tangannya. Jantungnya berdegup kencang, lebih cepat daripada dentuman bass konser.
Sam (dalam hati):
“Apa aku halu? Atau dia beneran lihat aku?”
Sementara itu, di sela-sela lagu, para member bercanda satu sama lain untuk menyapa fans.
Pharita teriak dengan aksen Inggrisnya, “Monstiez, we love you so much!”
Chiquita melompat kegirangan, “You guys are the best crowd everrr!”
Rami tersenyum sambil berkata, “Aku sayang kalian semua!” dalam bahasa Indonesia, sederhana, bikin penonton makin teriak histeris.
Tapi Sam tidak mendengar semua itu. Fokusnya hanya satu.
Rora.
Dan entah bagaimana, Rora juga merasa hal yang sama. Tatapannya kembali, sekali lagi, jatuh ke arah tribun tempat Sam berdiri.
Malam itu, tanpa mereka sadari, sebuah benang merah mulai terjalin di antara dua dunia yang seharusnya mustahil bersatu.
Bab 2 – Sosok di Balik Misteri 🌌
Konser selesai, lampu stadion mulai redup, tapi riuh penonton masih bergema di udara. Rora bersama member lain berjalan ke backstage, wajahnya masih penuh semangat.
Rora (berbisik sambil membuka botol air minum):
“Kenapa tadi aku ngerasa… ada seseorang yang beda banget di penonton?”
Ahyeon menoleh sambil tertawa kecil,
“Hah? Jangan-jangan kamu lagi naksir fans ya?”
Rora (membalas dengan senyum malu):
“Enggak, bukan gitu. Rasanya aneh aja… kayak tatapannya kuat banget.”
Para member hanya tertawa, mengira Rora bercanda. Tapi di dalam hati, Rora tahu ada sesuatu yang nyata di balik perasaan itu.
Di sisi lain sudut gedung konser, jauh dari keramaian konser, Sam berjalan ke mobilnya, duduk di kursi kulit hitam mobil kebanggaannya: Ferrari 458 Black Spider, berwarna hitam pekat dengan aksen glossy yang memantulkan cahaya lampu jalanan Jakarta. Suara mesinnya meraung pelan, garang tapi elegan.
Sam menghela napas dalam.
Di kaca depan, bayangan dirinya terlihat samar: seorang pria muda, wajah tampan khas blasteran Asia–Eropa, dengan sorot mata yang tajam dan penuh rahasia.
Dunia mengenalnya dengan inisial SH, sebagian kalangan elit menyebutnya Monstiez Prince.
Tapi siapa dia sebenarnya? Tak ada yang tahu.
Ia adalah orang terkaya di dunia, dengan kekayaan melampaui nama-nama besar seperti Elon Musk. Namun tidak ada publikasi tentangnya. Tidak ada wawancara. Tidak ada foto resmi. Orang-orang hanya bisa menebak. Ia bagaikan bayangan—misterius, tak terjangkau, dan tak pernah muncul di publik.
Dan di balik misterinya, ada ciri khas yang selalu melekat:
Pakaian serba hitam elegan dengan detail emas.
Mobil Ferrari 458 Black Spider yang selalu menemaninya, seolah menjadi bagian dari dirinya, dan juga menjadi mobil ciri khasnya.
Aura wibawa dan berkelas, membuat siapa pun yang berhadapan dengannya sulit bernapas.
Sam (tersenyum kecil sambil menginjak gas pelan):
“Rora… aku nggak nyangka bisa merasakan hal ini lagi. Mungkin… ini awalnya.”
Ferrari hitam itu melesat menembus jalanan malam, meninggalkan jejak suara mesin yang bergaung. Semua orang yang sempat melihat hanya bisa berbisik-bisik, mencoba menebak:
“Siapa sebenarnya pria itu?”
Tak ada yang tahu jawabannya.
Kecuali satu hal: dunia baru saja menyaksikan awal kisah Monstiez Prince (Sam Hamilton) dan Rora.
Bab 3 – Pertemuan Tak Terduga 🌃
Jakarta malam itu masih terasa panas meski konser sudah usai. Jalanan sekitar stadion dipenuhi mobil para fans yang perlahan meninggalkan area. Namun, di antara keramaian itu, ada sebuah mobil hitam yang berhenti tenang—Ferrari 458 Black Spider.
Sam duduk di balik kemudi, matanya masih teringat jelas senyuman Rora di atas panggung. Ada sesuatu dalam dirinya yang mendorongnya untuk tetap tinggal, seolah tak rela malam itu berakhir begitu saja.
Sementara itu, di belakang panggung, BabyMonster baru saja menyelesaikan sesi foto bersama staff. Rora berjalan keluar lebih dulu untuk mencari udara segar. Ia melepas masker sebentar, menatap langit malam Jakarta yang penuh lampu.
Rora (menghela napas, pelan):
“Konser pertama di Indonesia… rasanya masih nggak percaya.”
Ia melangkah ke arah pintu keluar samping, jalan kecil yang lebih sepi. Di sanalah, tanpa sengaja, pandangannya bertemu dengan sesuatu yang membuatnya terhenti.
Sebuah Ferrari hitam berhenti tidak jauh darinya, dengan suara mesin rendah yang bergema di udara. Dari balik kaca yang sedikit terbuka, ia melihat seorang pria muda duduk dengan tenang.
Mereka saling bertatapan.
Beberapa detik terasa seperti selamanya.
Sam memutuskan untuk menurunkan kaca lebih jauh. Senyumnya tipis, misterius, namun matanya tajam menusuk.
Sam:
“Kamu nyanyi dengan bagus tadi.”
Rora sedikit terkejut. Tidak terbiasa mendapat komentar langsung dari seseorang asing di situasi seperti ini.
Rora (mencoba tersenyum):
“Eh… terima kasih. Kamu nonton konsernya?”
Sam (menatap lurus, nada suaranya dalam):
“Ya. Dan aku rasa… aku datang bukan cuma buat nonton. Tapi untuk lihat kamu.”
Rora terdiam. Jantungnya berdegup cepat. Ada sesuatu yang berbeda dari pria ini—auranya, caranya bicara, semuanya tidak seperti fans biasa.
Rora:
“Kamu siapa sebenarnya?”
Sam hanya tersenyum samar, lalu menyalakan mesin mobilnya lebih kencang.
Sam:
“Orang yang nggak seharusnya kamu kenal… tapi entah kenapa, aku pengen kamu tahu.”
Ferrari itu perlahan melaju, meninggalkan Rora yang masih terpaku di tempat. Namun sebelum benar-benar pergi, Sam sempat menurunkan kaca sekali lagi dan berkata:
Sam:
“Namaku… Prince.”
Lalu suara raungan mesin Ferrari mengisi jalan kecil itu, menghilang dalam gelapnya malam.
Rora berdiri terpaku, hatinya campur aduk. Nama itu berputar-putar di kepalanya.
Prince.
Ia menggenggam dadanya sendiri, berbisik pelan,
“Kenapa aku merasa… aku harus tahu lebih banyak tentang dia?”
Bab 4 – Mencari Jejak Prince 🔍✨
Hari berganti, BabyMonster sudah kembali ke dorm setelah konser sukses mereka di Jakarta. Semua member terlihat kelelahan, tapi masih penuh tawa membicarakan momen-momen di panggung.
Chiquita (sambil rebahan di sofa):
“Gila, crowd Jakarta bener-bener gokil! Suara mereka sampai bikin telingaku berdenging.”
Rami tertawa, “Aku juga hampir nangis, sumpah. Mereka teriak namaku kenceng banget.”
Ahyeon menggoda, “Ya iyalah, kamu kan princess-nya Monstiez.”
Semua tertawa. Hanya Rora yang diam, pandangannya kosong ke arah jendela.
Asa menepuk bahu Rora,
“Yaa, kenapa diem? Kamu juga banyak banget yang teriak namamu loh.”
Rora (menghela napas, lalu pelan):
“Semalam… aku ketemu seseorang.”
Ruangan langsung hening. Semua member menatap Rora dengan wajah penasaran.
Pharita (menyipitkan mata):
“Maksudmu ketemu fans? Atau… cowok?”
Rora (pelan, menunduk):
“Dia nyebut dirinya Prince. Naik Ferrari hitam… aku nggak bisa berhenti mikirin dia.”
Para member saling pandang, sebagian terkejut, sebagian tertawa kecil.
Ruka:
“Ferrari hitam? Wah, jangan-jangan dia orang kaya. Tapi kok bisa kamu ketemu?”
Rora:
“Dia bilang… aku nyanyi bagus. Terus dia bilang, dia datang bukan cuma buat nonton konser. Tapi buat liat aku.”
Hening lagi.
Kali ini semua benar-benar serius.
Ahyeon (bercanda, tapi matanya serius):
“Aduh, jangan-jangan kamu lagi masuk drama Korea nih, Ra.”
Chiquita (menepuk pipi Rora) :
“Tapi serius, itu agak creepy juga sih. Kamu hati-hati, ya.”
Rora hanya mengangguk, tapi dalam hatinya ia tahu ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ada sesuatu pada sosok itu—sorot mata, cara bicara, aura misterius—yang membuatnya tak bisa berhenti memikirkan.
Malam itu, saat semua member sudah tertidur, Rora masih terjaga. Ia duduk di meja kecil dekat jendela, laptop terbuka di depannya. Jari-jarinya mengetik pelan di kolom pencarian:
“Ferrari 458 Black Spider hitam Jakarta Prince”
Namun hasilnya nihil. Tidak ada berita, tidak ada artikel, hanya gosip samar tentang seorang pria muda misterius yang kadang terlihat di acara-acara besar.
Rora (berbisik sendiri):
“Siapa kamu sebenarnya… Prince?”
Di kejauhan, jauh dari dorm BabyMonster, Sam Hamilton sedang duduk di ruang kerjanya yang penuh dengan layar monitor dan kaca besar menghadap laut. Ia tersenyum samar, seolah tahu bahwa Rora sedang berusaha mencarinya.
Sam (bermonolog, pelan):
“Cari aku, Rora. Tapi jangan kaget kalau kamu tahu siapa aku sebenarnya.”
Bab 5 – Jejak Pertama Terungkap 🕵️♀️
Hari berikutnya, BabyMonster punya jadwal santai sebelum terbang ke negara lain. Semua member memutuskan untuk beristirahat di dorm. Namun Rora masih gelisah, pikirannya dipenuhi sosok pria misterius dengan Ferrari hitam itu.
Sambil bermain ponselnya, ia kembali mencoba mencari-cari informasi.
Kali ini, ia menulis kata kunci lain:
“Pria misterius Ferrari hitam Jakarta”
Hasilnya masih samar, tapi ada satu artikel kecil di sebuah blog lokal:
“Beberapa kali terlihat, seorang pria muda dengan Ferrari 458 Black Spider hitam melaju di jalanan Jakarta. Tidak ada yang tahu identitasnya. Beberapa menyebutnya ‘Prince’ karena auranya yang berkelas. Ada rumor, dia sering muncul di konser besar internasional.”
Mata Rora membesar.
“Prince…” bisiknya pelan.
Malamnya, BabyMonster makan malam bersama. Semua member sibuk bercanda, tapi Rora tetap fokus pada ponselnya.
Asa (menyikut Rora):
“Hey, kamu kenapa? Dari tadi liatin HP terus."
Rora (setengah berbohong):
“Ah, cuma baca artikel aja… nggak penting kok.”
Namun tatapan Asa seolah tahu ada sesuatu yang disembunyikan.
Ruka (mencoba mengintip):
"Apa itu tentang cowok Ferrari kemarin?”
Rora terdiam, lalu cepat-cepat mengunci layar. Semua member tertawa, tapi di balik tawa itu, rasa penasaran mereka juga makin besar.
Sementara itu, di tempat lain, Sam duduk di ruang tamu rumah mewahnya di pulau pribadi. Pakaian hitam elegannya kontras dengan ruangan serba modern beraksen emas. Di tangannya ada sebuah tablet, menampilkan CCTV kecil yang tersembunyi di area luar stadion saat konser kemarin.
Ia tersenyum tipis, melihat rekaman saat Rora menatap mobilnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
Sam (berbisik pada dirinya sendiri):
“Dia sudah mulai mencari aku… bagus. Tapi ingat, aku yang akan memutuskan kapan dia benar-benar mengenalku.”
Sam menutup tablet itu, lalu berdiri. Dari jendela besar rumahnya, terlihat laut luas yang gelap, dengan sebuah helikopter hitam terparkir di landing pad. Di garasi bawah tanah, deretan mobil mewah berbaris rapi, namun Ferrari 458 Black Spider selalu jadi yang paling istimewa.
Kembali ke dorm, malam semakin larut. Rora berbaring di ranjangnya, matanya menatap langit-langit, pikiran tak henti bertanya.
Rora (monolog, pelan) :
“Kenapa aku merasa… kalau aku makin deketin dia, hidupku bakal berubah selamanya?”
Hatinya berdebar. Bukan karena takut—tapi karena dorongan misterius yang membuatnya ingin tahu lebih banyak.
Dan di suatu tempat, Monstiez Prince sudah menunggu langkah berikutnya.
Bab 6 – Undangan Misterius ✉️🌌
Keesokan harinya, BabyMonster punya jadwal photoshoot di salah satu studio besar di Jakarta. Semua member sibuk berganti kostum, make-up, dan tertawa satu sama lain di ruang tunggu.
Namun Rora terlihat agak gelisah. Pikiran tentang Prince masih menghantui.
Ahyeon (menggoda):
“Ra, dari tadi kamu kayak orang kasmaran deh. Sini cerita, siapa sih cowok itu?”
Rora (mencoba mengelak, sambil tersenyum canggung):
“Ah… enggak, aku cuma capek aja kok.”
Tawa kecil kembali memenuhi ruangan.
Selesai photoshoot, semua member kembali ke dorm. Malam itu, saat semua sudah masuk kamar masing-masing, Rora mendengar suara “ding” dari pintu depan dorm.
Ia berjalan keluar dengan hati-hati. Dan di lantai depan pintu, ada sebuah kotak hitam kecil dengan pita emas. Tidak ada kurir, tidak ada orang—hanya kotak itu.
Dengan ragu, ia mengambil dan membukanya. Di dalamnya ada sebuah kartu hitam berlapis emas dengan tulisan tangan halus:
“Untuk Rora. Dunia terlalu luas untuk hanya dilihat dari panggung.
Jika kamu ingin tahu lebih, ikuti cahaya malam ini. – Prince”
Mata Rora melebar. Ia berbalik, memastikan tidak ada yang melihat. Jantungnya berdetak cepat.
Rora (berbisik pada dirinya sendiri):
“Dia… ngikutin aku? Gimana bisa tahu aku di sini?”
Ia menempelkan kartu itu di dadanya. Perasaan antara takut, penasaran, dan… entah mengapa, ada sedikit rasa aman.
Di sisi lain kota, Ferrari 458 Black Spider berhenti di sudut jalan sepi. Sam duduk di balik kemudi, menatap layar kecil di dashboard yang menampilkan feed CCTV sekitar dorm BabyMonster.
Ia melihat Rora membuka kotak itu, lalu tersenyum tipis.
Sam:
“Langkah pertama sudah dimulai. Mari kita lihat… apakah dia cukup berani untuk masuk ke duniaku.”
Sam menyalakan mesin Ferrari. Suara raungan khasnya mengisi malam, lalu lampu mobil itu menyala terang, melaju pelan ke arah jalan yang bisa terlihat dari balkon dorm BabyMonster.
Rora berdiri di balkon lantai dua dorm, memandangi jalan di kejauhan. Lampu mobil hitam berkilau itu seperti memanggilnya.
Rora (pelan, pada dirinya sendiri):
“Prince…”
Ia tahu, itu adalah undangan.
Dan hatinya tahu, ia akan mengikutinya.
Download NovelToon APP on App Store and Google Play