matahari yang telah naik hampir tepat ditengah ini sungguh terasa cukup menyengat.
Langit biru cerah diselimuti awan berwarna putih yang bercorak-corak.
Semua itu terlihat dibalik kaca sebuah gedung bertingkat di sebuah sekolah
...Ru-kun¹, janji ya! saat kita bertemu kembali nantinya, kita akan menikah dan bermain bersama untuk selamanya!...
...Tentu saja! --oh iya! tolong terima ini!...
...Waahh cincin! ada dua?...
...Tentu! cincin ini akan menjadi lambang perjanjian kita berdua! Aku sudah membuatkannya dengan meletakkan nama kita berdua di cincin ini.......
...Begitu ya~! Kalau begitu aku terima hadiah dari Ru-kun!...
...Terima kasih, Ru-kun!...
...****************...
...[ Sudah berapa tahun sejak kejadian itu ya.....? ]...
...[ apakah sora masih ingat dengan janji itu? ]...
...[ Tentunya tidak kan?.....dia adalah Ras Elf, Dan pastinya itu hanya akan menjadi serpihan kecil ingatan yang tak berguna baginya. ]...
Aku terbangun dari tidur,membuka mataku dan menoleh ke arah jendela di kelas untuk melihat langit biru yang dikelilingi awan yang bergerak.
...“Haahhh....Yasudahlah kalau memang dia lupa”...
Aku mendesah pasrah memikirkan hal tersebut.
......................
Sora adalah teman masa kecilku yang pertama.
Aku bertemu dengan gadis itu saat bertualang di hutan, dekat tempat tinggal lamaku.
saat itu, aku menemukan dirinya yang sedang menangis karena tersesat di hutan.
Aku baru pertama kali melihat ras selain manusia.
pertama kali melihatnya, aku terkesima dengan kecantikan gadis bertelinga panjang itu.
Setelah terpesona untuk beberapa detik, aku memutuskan untuk membantunya pulang.
keesokan harinya, aku memutuskan untuk berpetualang lagi di tempat yang sama.
Alhasil, aku menemukan gadis elf itu lagi di tempat yang sama.
Namun kali ini, dia tidak sedang menangis.
Dia mengajakku bermain bersama.
Dan itulah cara agar kami menjadi teman.
Awalnya kami hanya bermain di hutan secara sembunyi-sembunyi.
tetapi, ibu sora yang curiga berhasil menemukan sora bermain bersamaku, bersamaan dengan ibuku yang menemukanku bermain bersama sora.
Pada akhirnya, kami di izinkan untuk bermain bersama.
seiring berjalannya waktu,kami mulai akrab dan menjadi teman yang berujung dengan pertunangan yang dilakukan oleh orang tua kami.
...****************...
...Plak...
...“Hi~karu, apa ada hal penting yang ingin katakan atau kamu pikirkan?”...
Seorang gadis datang membawa makanan dari belakang ku lalu menampar punggungku serta menyapaku dengan wajah riang nya.
Gadis itu adalah Evellyne Claire.
Seorang gadis dengan rambut pendek berwarna perak mengkilat dan matanya berwarna merah berkilau.
Dia memiliki tubuh yang mungil namun berdada oversize untuk ukuran tubuhnya, serta bersifat riang gembira.
...“Ahh.... tidak kok. Aku tidak sedang memikirkan hal penting.”...
Aku yang tadi sedang menatap ke arah jendela, melihat langit-langit yang membuatku melamun tanpa sadar kini telah kembali dari lamunanku dan menjawab pertanyaan Claire dengan senyuman.
...“Hhmmm....benarkah itu~?”...
Claire menatapku dengan tatapan curiga.
seolah-olah dia menyadari bahwa aku memang sedang memikirkan hal penting
...“Be-benar kok....aku bersungguh-sungguh.”...
Aku berusaha menahan senyumanku agar Claire tidak mencemaskan ku
“Baiklah! Aku percaya padamu, Hikaru. Lagian, kamu juga tidak pernah berbohong padaku.”
Claire mempercayai perkataanku dengan entengnya, seolah-olah dia memang sudah percaya padaku sejak awal.
...“Ahahah..... terimakasih sudah mempercayaiku, Claire.”...
...“Tentu! kita kan teman masa kecil yang harmonis! Tentunya kita sudah saling memahami satu sama lainnya, bukan?.”...
Claire tersenyum kepadaku sambil memiringkan kepalanya lalu dia menodongkan garpu makannya ke-arah ku.
...“Y-yaa, kurasa begitu.”...
...“Apa-apaan kamu? kenapa kamu tampak ragu begitu?...
...apakah kamu tidak menganggap ku sebagai temanmu selama lebih dari satu dekade ini?”...
Claire tampak tidak puas dengan respon yang kuberikan atas kalimatnya.
...dia tampak merajuk dengan menggembungkan pipinya serta membuat ekspresi tidak senang....
...“Tentu saja tidak! Aku bahkan sudah menganggap mu sebagai salah satu orang ter-istimewa ku sendiri saking lamanya kita bersama!.”...
...“I-istimewa ya....mweheehe...senangnya...”...
Aku berusaha menghibur Claire yang tampak tidak senang dengan sejujur-jujurnya.
Namun, Claire yang tadinya tampak merajuk, kini sudah tampak senang sekali.
pipinya yang tadi berwarna putih pucat, kini menjadi merah dan dia juga tampak malu-malu
kenapa dia tampak malu-malu?
yang kukatakan itu tidak salah.....kan?.
Aku khawatir kalimatku tadi menyebabkan salah paham pada Claire dan berakhir dia membenciku.
Sungguh. Hal itu sangat membuatku takut
Namun, setelah beberapa detik melihatnya malu-malu, aku memutuskan membiarkannya dan lanjut menyantap bekal milikku yang ku beli dari cafetaria pagi hari -tadi.
......................
...KKRIINGGG...
Selang beberapa menit setelah kami menyantap makanan kami bersama, bel sekolah pun berbunyi.
Setelah bel berbunyi keras, tiba-tiba Terdengar suara seseorang yang menyuruh kelas kami untuk segera berkumpul di aula simulasi tempur.
Para murid di kelasku yang mendengar pengumuman tersebut langsung bergegas menuju aula sembari bertanya-tanya maksud pemanggilan mendadak tersebut.
Ngomong-ngomong soal aula dan ruang kelas, Saat ini aku sedang berada di akademi Rosewall.
Akademi Rosewall merupakan sebuah tempat yang dimana berisikan orang orang yang memiliki energi spiritual
Dengan menggunakan
Oleh karena itu, di akademi ini disediakan 4 jenis kelas sesuai senjata mereka.
Aku berada di kelas Pedang sihir kelas 1-1, bersama dengan Claire yang menyengaja masuk kelas 1-1 juga dengan alasan....
..."Kita adalah Teman yang sudah lama bersama, jadi kita akan terus bersama sampai mati!”...
Bukankah itu menyiratkan bahwa....kita akan terus bersama layaknya seorang pasutri?
Aku memikirkan ulang tentang kalimat yang dilontarkannya itu berkali-kali.
Namun, karena tak ingin membuat kesalahpahaman, aku hanya menyimpan opiniku tersebut dalam pikiranku agar kami tetap bisa berteman akur seperti biasanya.
Alasan lainnya kenapa aku tidak bisa menikah dengan Claire adalah karena aku sudah memiliki cinta pertamaku.
Yakni,seorang elf berambut pirang dengan mata hijau seperti zamrud yang berkilau.
Alasan yang selanjutnya lagi ialah karena kami juga memiliki janji akan menikah dan bersama selamanya.
Yaahh.... walau kami memiliki janji seperti itu, belum tentu akan menjadi kenyataan.
Janji itu kami buat sekitar 12 tahun yang lalu. Aku tidak tahu apa dia masih ingat dengan diriku atau tidak.
...----------------...
...“BERBARIS SESUAI KELAS!!”...
Persis setelah kami semua berkumpul di aula, suara teriakan keras pun menggema di aula latihan tersebut, menyuruh kami untuk berbaris sesuatu kelas kami masing masing
Bukan cuman kami yang dikumpulkan disini?
Aku sedikit terkejut melihat ada kelas lain yang dikumpulkan juga.
...Ada apa ini!?...
...Kenapa kita dikumpulkan bersama kelas 1-2?...
...Lihat, lihat! itu sang 'bunga tak dapat dicapai'!...
...Woahhh! dia benar-benar cantik seperti rumor yaa...
...Kau benar, bila kita bisa mendapatkannya, kita pasti beruntung!...
...Hentikanlah delusi konyol seperti itu....
...Hal semacam itu tak mungkin terjadi. apa kalian lupa panggilannya?...
...Kau benar ya....
...Ngomong-ngomong juga, katanya dia juga sudah punya tunangan loh!...
...Eehh? benarkah!?...
...Woaahhh! pria hebat mana yang bisa menaklukannya ya?...
...Entahlah.....sepertinya dia adalah bangsawan yang kaya,berpengaruh dan sangat tampan....
...Sepertinya begitu.......
...Kalau begitu......bukankah ini memang waktunya kita menyerah?...
...Kau benar....
...Kita yang pas-pasan dalam segala hal ini tak mungkin menang melawan pria seperti itu....
Setelah kedua kelas di beri perintah, para pria di kelasku pun langsung membicarakan sang 'bunga yang tak dapat dicapai'
Sejenak, aku memperhatikan bagaimana itu sang 'bunga yang tak dapat dicapai'
ku akui, gadis itu memang sangatlah cantik.
rambut pirangnya yang memanjang hingga ke punggungnya, mata birunya yang seperti berlian, wajah putihnya yang mulus, serta tubuh tinggi yang langsing dengan tonjolan di dada yang cukup besar itu sungguh ideal bagi pria manapun yang menatapnya.
memang, ukuran dadanya tidak oversize seperti Claire, namun itu menunjukkan seberapa dia menjaga tubuhnya itu dengan sangat baik.
di tambah dengan sifatnya yang sangat sopan, ramah, dan baik hati itu, dia pasti bisa membuat setiap pria klepek-klepek terhadapnya dan para wanita yang menjadi takjub dan mengormati nya.
...[ Orang seperti itu ada juga ya, di dunia? ]...
Setelah memperhatikan sejenak, aku berfikiran kalau semua yang dia lakukan hanyalah bohongan belaka.
...[ bagaimana aku punya ide seperti ini ya? ]...
Sementara aku terus bergelut dalam pikiranku sembari memperhatikan 'bunga yang tak dapat dicapai' ini, Claire yang ada di sebelah kananku tiba-tiba langsung merajuk padaku
Dia memperhatikan 'bunga yang tak dapat dicapai' ini juga
...“Apa bagusnya agoyaku-san²? dia juga seorang gadis, sama sepertiku”...
setelah memperhatikan sejenak, Claire bergumam kesal di sampingku dengan cukup suara yang bisa kudengar
yup. Nama sang primadona ini adalah agoyaku Sora.
Dampak buruk dari memiliki kecantikan sepertinya ialah banyaknya gangguan dari orang lain akibat iri hati padanya.
Claire adalah salah satu orang yang iri terhadap Agoyaku san yang jauh lebih tinggi darinya.
Walau begitu, Claire bukan orang jahat.
Dia tak akan menyakiti agoyaku san hanya karena hal sepele seperti itu
...“Sssttt, Claire. kalau suaramu terlalu keras, agoyaku san bisa dengar loh.”...
..."Hhmmpp! Aku tidak peduli padamu lagi, dasar hikaru bodoh!”...
...“Eeehhh....aku yang salah?”...
...“sepenuhnya!”...
Aku sungguh tidak mengerti apa maksud Claire yang sesungguhnya.
kelihatannya, Claire menyangka kalau aku lebih menyukai gadis yang bertubuh standar
Namun, aku sama sekali tidak memiliki rasa kepada agoyaku san.
...[ Haahhh....yasudahlah --]...
...----------------...
...“Apa kalian semua tahu apa alasan kami memanggil kalian kemari?”...
Seorang instruktur bersama dengan wali kelas kedua kelas berdiri berdampingan di atas panggung.
Sang instruktur bertanya kepada kami dengan suara yang tegas dan lantang.
Kami yang benar-benar tidak mengetahui alasan kami dipanggil kemari memutuskan untuk diam saja.
...“Saat ini, kalian sudah 6 bulan pertama kalian berada di akademi ini. Sudah saatnya kalian memiliki pasangan tetap [Absolute Duo] kalian!”...
Wali kelas kelas kami, Master³ Roro menjelaskan alasan dari kenapa kami dipanggil kemari bersama kelas sebelah.
...Eeehh~ sudah waktunya ya?...
...sepertinya begitu...
...kalau begitu, aku akan berharap kalau aku dapat partner sang bunga yang tak dapat dicapai saja!...
...huh! jangan berharap kau!...
...benar! pasti yang berpasangan dengannya ialah aku!...
...tidak akan! akulah pasangannya!...
...Siapa yahh pasanganku?...
...semoga pria tampan lah pasanganku...
...Semoga saja Noir kun adalah pasanganku!...
...Tidak akan! akulah yang akan menjadi partner Noir kun!...
...Tidak! aku lah orangnya!...
...Aku!...
...Aku!...
...Aku!...
Tepat setelah pengumuman dari Master Roro, para murid yang ada tempat ini pun meributkan siapa Partner mereka.
Para pria menginginkan agoyaku-san menjadi Partner mereka.
Sementara para gadis menginginkan Rugard menjadi Partner mereka.
Claire yang berada di samping ku juga terlihat mengharapkan sesuatu.
Dia tampak berdoa dengan sungguh-sungguh hingga menutup matanya.
keadaan ini menjadikan semua murid berharap agar mereka mendapatkan pasangan yang mereka inginkan....
terkecuali diriku.
Aku sama sekali tidak peduli siapapun partnerku nanti
justru sebaliknya,
Aku sangat berharap agar tidak berpasangan dengan agoyaku-san supaya tidak terlalu mencolok dan berakhir aku jadi bahan perbincangan para pria.
......................
...“Tapi, sebelum kalian mendapatkan absolute Duo kalian, Kalian akan berada dalam kondisi simulasi.”...
Di saat para murid mulai ribut, master Roro melanjutkan penjelasannya.
...“Di saat simulasi ini, kalian bisa memilih partner kalian sendiri. Bila kalian berdua terlihat cocok atau merasa cocok satu sama lain, maka kalian akan menjadi Absolute Duo.”...
...“Kalian punya waktu sehari untuk menentukan partner kalian. Di hari selanjutnya, kalian akan langsung latihan tanding dengan partner kalian!”...
Master Yofi melanjutkan penjelasan dari Master Roro.
Hal ini tentu saja membuat para murid semakin bersemangat untuk memilih partner mereka.
...“Kami merasa kalau kalian sudah paham semuanya. semisal kalian memiliki pertanyaan, kalian bisa tanyakan pada kami, wali kelas kalian!”...
...“ROGER!”...
...“Bagus! kalau begitu, sekian dan bubar!”...
...****************...
Tepat setelah sang instruktur membubarkan kami, para murid langsung berbalik dan keluar dari aula.
Di saat para pria langsung mengejar Agoyaku san dan para gadis langsung mengejar Regard,aku dan Claire pergi menuju kelas berdua.
...“Fufu~ Pengumuman dari Para master sungguh membuat heboh ya”...
...“Kau benar. dengan pengumuman itu, semuanya langsung bergegas mencari partner mereka.”...
..."benar.Tak kerasa ya, sudah 6 bulan kita berada di akademi ini”...
..."Iya, aku setuju.”...
Percakapan ku dengan Claire ini membuatku bertanya-tanya mengapa dia tetap bersamaku.
Bukankah ini juga bisa digunakan untuk mencari Partner hidup juga ya? apa jangan jangan dia....
Aku terus berfikir hingga pada akhirnya memutuskan untuk berterus-terang
...“Claire, kenapa kau mengikuti ku ke kelas?”...
...“Hng? memangnya tidak boleh?”...
Claire merespon pertanyaan sambil memiringkan kepalanya, seolah-olah hal itu memang wajar dilakukan
...“tentu boleh. tapi, apa kamu tidak mencari partnermu seperti yang lain?”...
...“Mengapa aku harus repot-repot mencari partner lagi kalau aku sudah punya kamu sebagai partnerku?”...
...“Eh? aku?”...
...“Tentu! Lagian orang sepertimu pasti tidak memiliki partner bukan~?”...
Ahh...jadi begitu?
Aku yang sejak tadi berfikir tentang kemungkinan bahwa Claire menyukaiku, kini merasa bahwa diriku ini terlalu idiot untuk disukai.
pria yang cukup tertutup dengan orang lain tentu saja tidak akan bisa disukai oleh gadis seimut dan sebaik Claire.
Aku kini menyadari bahwa Claire hanya peduli padaku karena dia temanku sejak 11 tahun yang lalu.
Orang tua kami berteman sejak lama. Saat mereka mendengar kematian orang tuaku, mereka langsung dengan sigap mengadopsiku dan adikku.
Di saat itulah aku bertemu Claire yang berumur 6 tahun.
Setelah bertahun-tahun bersama, Claire menjadi sangat peduli padaku dan adiku.
Dia sudah menganggap aku dan adikku seperti saudaranya sendiri.
Orang tuanya juga selalu baik terhadap kami.
hingga 2 tahun lalu, lebih tepatnya Saat aku dan Claire berumur 15 tahun serta adikku berumur 16 tahun.
Saat itu, aku meminta izin untuk mulai berkelana seperti yang dilakukan oleh orang tua ku dulu
Awalnya usulanku ditolak dengan tegas oleh mereka, terutama Claire.
Mereka masih menganggap aku terlalu dendam dengan pembunuh orang tuaku dan mengira bahwa aku pergi hanya untuk balas dendam.
Setelah berdebat sepanjang siang, aku berhasil meyakinkan orang tua tiriku agar mengizinkan diriku dan adikku pergi berkelana bersama.
Aku meyakinkan mereka bahwa aku pergi bukan karena ingin balas dendam, melainkan murni untuk mencari pengalaman bertualang.
Mereka mengizinkanku bertualang bersama adikku ke dunia luar dan menjadi petualang dengan beberapa syarat.
Aku tak terlalu ingat tentang persyaratan yang diberikan dari ibu tiriku itu.
Tapi, aku sangat mengingat apa persyaratan dari ayah tiriku.
persyaratan pertamanya ialah aku harus mengalahkan dirinya yang full power dengan tangan kosong.
Semua yang mendengar itu pun langsung terkejut dan bahkan, ibu tiriku serta Claire langsung menceramahi ayah tiriku itu.
Aku berfikir sejenak untuk memahami maksud tantangan ayah tiriku dan akhirnya menerima syarat pertamanya.
Walau agak terasa mustahil mengalahkan sang 'Tangan Mithril' dengan tangan kosong, tapi akhirnya aku menang juga.
Dengan Lebam di seluruh tubuhku, darah yang mengalir lewat mulut dan hidungku, serta dengan beberapa tulang rangka ku yang patah, aku berhasil mengalahkannya dengan mengeluarkannya ke luar arena.
Claire,Ibu tiriku,serta adikku menjadi takjub padaku setelah berhasil mengalahkan ayah tiriku dengan mengandalkan otak.
Ibu tiriku yang melihatku babak belur di hajar ayah tiriku itu langsung memberikan mantra penyembuh tingkat tinggi dan mengurung ayah tiriku di 'Paradise jail' miliknya.
Persyaratan kedua ayah tiriku adalah sebuah kalimat yang pernah di ucapkan oleh ayahku.
..."Kemanapun kamu pergi, bawalah keyakinanmu. jika kamu sedang bimbang, ingatlah bahwa masa depan tak akan menunggu orang yang terlalu lama mengambil tindakan."...
Aku sudah memahami apa maksud perkataan ayahku itu.
Hingga akhirnya, tibalah hari H.
Hari dimana aku dan adikku pergi dari mansion besar mereka menuju guild petualang.
awalnya memang kami memang diremehkan.
tetapi,hanya butuh 1 tahun 10 bulan, aku akhirnya menjadi 'Sang Hero' dan adikku menjadi Rank S.
Aku sama sekali tidak menyukai gelar, kemewahan dan sebagainya.
akhirnya, aku menyembunyikan identitas ku dan adikku yang menggantikannya.
......................
Adikku memahami sifat rendah Hatiku.
Dia mengusulkan agar dia saja yang memiliki gelar 'sang Hero'
Adikku beranggapan bahwa dengan dirinya yang menjadi 'Hero palsu' menggantikan posisiku, Aku bisa hidup dengan santai di dunia ini.
karena jika tidak ada yang mengisi, maka 'sang Hero' akan di cap pengkhianat dan akan diincar oleh kerajaan.
Oleh karena itu, adikku, Elyzia alias Ely, memutuskan untuk menggantikanku.
Awalnya aku sempat bimbang untuk membiarkan adikku mengambil gelar yang sulit dan menanggung beban sendirian.
Tetapi, pada akhirnya dia berhasil meyakinkanku bahwa dia sudah bukan anak kecil yang harus dirawat olehku lagi.
Aku juga baru menyadari bahwa seorang gadis yang selalu ku sayangi dan selalu ku rawat sejak dia masih berumur 4 tahun, Kini telah berumur 15 tahun.
Aku sungguh tidak menyadari bahwa waktu terus berjalan disaat aku bermain bersamanya.
...“Aku sudah bukan lagi anak kecil, kak. Saat ini, aku sudah berumur 15 tahun. Sudah saatnya untukku bisa mandiri supaya tidak merepotkanmu, kak."...
Kata-kata Ely terdengar sangat tegas hari itu.
Gestur serta ekspresi yang dia berikan juga benar-benar terlihat sangat meyakinkan.
Hal ini sangat membuatku tersentuh.
Bertahun-tahun aku bersusah-payah menggantikan orangtuaku menjaga fisik dan mental Ely.
Kini, setelah melihat ekspresi adikku yang telah tumbuh menjadi wanita dewasa, Aku sempat menangis terharu.
Aku yakin, inilah yang dirasakan oleh para orang tua ketika berhasil melihat anaknya tumbuh dan berkembang.
Jujur saja, Hatiku sangat terguncang dan dadaku terasa sesak.
walaupun dadaku sangat sesak membayangkan bagaimana beratnya rintangan yang akan Ely lalui sendirian, tapi....
Aku sadar.
Ely sudah dewasa.
Sudah waktunya bagi Ely untuk melihat dunia bukan dari balik punggungku.
Sudah waktunya bagi dirinya juga untuk merasakan pahit-manis nya hidup ini.
Disaat dia sedang mengalami kesulitan, dia tidak akan bisa mengandalkan bantuanku lagi.
Disaat dia terguncang, dia tidak akan bisa merengek di pelukanku lagi seperti dulu.
Aku tau itu semua sangatlah berat.
Namun, Aku yakin bahwa seorang Elyzia mampu melewati semua itu.
Aku percaya padanya.
meski begitu, aku tetap mengajukan 3 syarat kepadanya.
Syarat yang pertama ialah dia harus mengabariku setahun sekali.
Entah itu lewat prestasi yang dia capai, atau surat yang dia kirim.
Bila dalam 1 tahun tidak ada sepercik pun kabar burung mengenai keadaannya, maka aku anggap dia sedang dalam bahaya yang serius.
Dalam fase ini, aku akan mulai mengambil tindakan dengan cara mengaktifkan kembali lambang 'Hero' di tangan kiriku.
Dengan begitu, aku akan langsung bertukar tempat dengan Ely.
Syarat yang kedua adalah Tes fisik.
Sama sepertiku yang di tes oleh Ayah tiriku, Aku mengetes kemampuan Ely dengan sangat serius.
Butuh 15× pertandingan agar dia bisa menghancurkan pedang Mithril warisan ayah yang kupakai.
Sama sepertiku yang menang dalam keadaan babak belur, Ely juga begitu.
Mulutnya mengeluarkan darah, tulang lengan kirinya patah, lebam dimana-mana, dan luka-luka yang lain.
Bahkan, Dia harus dirawat oleh para Healer terbaik selama seminggu agar dia bisa pulih total.
Dan setelah seminggu setelah dia sembuh....
Akhirnya dia lepas dari pengawasanku.
...****************...
...“Claire. Bagaimana menurutmu tentang Ely?”...
Sesampainya kami di kelas, aku tiba-tiba bertanya kepada Claire.
...“Ely-chan⁴? apa maksudmu?”...
Claire tampak tidak mengerti dengan pertanyaanku.
..."Sudah 7 bulan sejak Ely lepas dari pengawasanku. Dan dalam 2 Bulan pertamanya,dia sudah mengabariku kesulitan apa yang dia lalui lewat prestasinya.”...
...“Bukankah itu luar biasa? Adikmu yang dulunya selalu menangis tiap malam setelah orangtuamu meninggal, sekarang sudah menorehkan prestasi luar biasa. memangnya apa yang kamu pikirin lagi?”...
...“kamu benar... Tapi...Entah mengapa aku masih khawatir padanya.”...
...“Menurutku, itu wajar. Karena kamu lah yang sudah membesarkan Ely menggantikan orangtuamu, tentu saja kamu akan khawatir padanya. Apalagi, saat ini dia sudah tidak dalam pengawasan penuh mu lagi.”...
...“Begitu ya...terimakasih atas pendapatmu, Claire.”...
...“Tentu! Kalau kamu butuh seseorang untuk menjadi tempat curhat mu, Hubungi saya di nomor xxxx-xxxx“...
Claire mengakhiri kalimatnya dengan sedikit candaan untuk menghiburku.
Dia sadar bahwa saat ini aku tengah khawatir karena adikku tidak kunjung memberikan kabar.
...“Haha....itu nomor apa? togel?”...
Aku merespon candaan Claire dengan candaan tambahan.
Dan akhirnya kami pun tertawa bersama hingga masuk guru selanjutnya.
¹: tambahan panggilan tambahan untuk anak laki-laki.
²: Guru.
³: tambahan panggilan seperti pak/bu formal di jepang.
⁴: tambahan panggilan untuk perempuan.
Download NovelToon APP on App Store and Google Play