Langit tak bergerak. Abu-abu pekat, tanpa matahari, tanpa arah.
Reva membuka mata, duduk perlahan. Di sekelilingnya, kehampaan. Tidak ada suara. Tidak ada bayangan
Seorang pria duduk tak jauh darinya, memijat pelipis.
Damar
Aku Damar, Ini... bukan dunia biasa.
Reva
Reva. Kita... di mana?
Seorang perempuan lainnya, duduk memeluk lutut, berbisik lirih.
Nira
Aku Nira. Rasanya... seperti tempat setelah mati.
Langkah pelan terdengar tanpa gema. Seorang pria bertubuh tinggi, wajah datar, muncul.
Sena
Sena.
Lalu—teriakan.
Azhar
SIAPA KALIAN?!
Pria terakhir datang. Nada suaranya meledak.
Azhar
Azhar. Dan gue nggak ingat apa pun soal tempat ini!
Damar
Tenang. Kita semua baru bangun.
Tiba-tiba—
Sebuah suara muncul dari udara. Datar. Tidak berasal dari mana pun.
>"Bangunlah. Dunia telah dikosongkan. Kalian adalah yang tersisa."
Mereka semua diam.
Nafas menahan. Pikiran bergetar.
> “Satu dari kalian bukan manusia. Temukan dia. Sebelum terlambat.”
Reva menatap ke empat orang di sekelilingnya.
Reva
Satu dari kita...?
Azhar
Ini gila, Siapa yang main-main?!
Sena
Atau ini nyata
Sena
Kita di tempat yang bukan dunia
Damar
Lihat bayangan kalian
Mereka menunduk.
Tak ada bayangan.
Nira
Langkah kita juga nggak bersuara
Reva perlahan menyadari sesuatu.
Ia mengamati dada mereka satu per satu. Empat dada naik turun.
Yang kelima
Reva
Tidak.
Reva
Tunggu. Seseorang dari kita... tidak bernapas.
Semua saling menatap.
Diam.
Seseorang sedang berpura-pura hidup.
Comments