Relauch 'Is It Love?' ~ 'Us Now'
Episode 3
Aku janji akan bertemu lagi di Kafe Baca dekat pemberhentian terakhir bus antar jemput sekolah kita…
Seorang anak laki-laki berseragam SMP yang sangat rapi bergegas turun setelah bus yang ia tumpangi berhenti dan sosok anak laki-laki lain berseragam sama terlihat melangkah turun dengan santai sambil memperhatikannya hingga menghilang di ujung jalan.
Eo Tae Boong
Seung Woon, semoga harimu menyenangkan. Titip salamku pada Seung Hoon, dia kelihatan terburu-buru.
Lee Seung Hoon
Sudah kukatakan, aku Seung Hoon.
[menoleh dengan raut kesal pada Sang Sopir Bus]
Baca ini, Lee-Seung-Hoon.
[seraya berbalik dan menunjukkan pin nama di seragamnya]
Eo Tae Boong
Hahahaha...maaf, aku masih belum bisa membedakan kalian. Karena terkadang kau terlihat seperti Seung Woon dan dia terlihat sepertimu. Hati-hati, titip salam pada semua orang di rumah.
Seung Hoon hanya mengangguk pelan kemudian melambai dengan tatap datarnya yang sangat khas sesaat dan kembali diam memperhatikan sekitarnya setelah bus sekolahnya perlahan pergi.
Lee Seung Hoon
[memejam dan berbisik sambil merasakan jantungnya yang berdegup kencang]
Nan...geunyang...
Nan geunyang hanguk soegogi sipeoyo. Lee Seung Hoon, neo geunyang...
(Aku hanya ingin makan daging sapi korea. Lee Seung Hoon, kau hanya...)
Ucapnya terhenti dan buat ia membuka mata ketika tersadar akan sesuatu, lalu berlari ke arah berlawanan dari jalan pulang.
Lee Seung Woon
Maaf, aku terlambat. Tadi ada sedikit pelajaran tambahan.
Yoon Aeka yang tengah bersantai di salah satu meja dalam Kafe Baca tersebut pun segera menurunkan komik yang menghalangi pandangannya dan mulai memindai siswa SMP di depannya.
Yoon Aeka
Lee Seung Woon?
[pandangan tertuju pada pin di jas sekolah Seung Woon]
Sontak ia merasa sangat gugup ketika pandangan Aeka mengarah tepat ke wajahnya.
Yoon Aeka
Sudah kukatakan sejak kemarin, jangan lihat mataku. Aku hanya melihat dahimu.
Lee Seung Woon
Oh! Maaf, aku lupa.
Aeka segera memberi isyarat padanya untuk duduk sebelum ia kembali membaca.
Lee Seung Woon
[berbisik kesal sesudah menduduki kursi di hadapan Aeka]
Aku lupa kalau Seung Hoon belum mengatakan tentang hal itu.
Yoon Aeka
Kau bicara sesuatu?
[bertanya dari balik komik]
Ia tersentak dan memejam lalu mengatur napas sejenak. Aeka yang merasa penasaran karena tidak kunjung di jawab pun menurunkan komiknya dan memperhatikan Seung Woon yang sekarang terlihat sangat tenang.
Yoon Aeka
Hei, kau yang mengajakku bertemu di sini. Tapi, kenapa kau…
Lee Seung Woon
Aku ingin mentraktirmu es krim kenari yang enak.
[sambil tersenyum ramah dan memutus omelan Aeka yang seketika terdiam]
D sini ada es krim berbagai rasa. Kau suka apa? Melon, Stroberi, Anggur, Jeruk, Moka, Pepermi…
Yoon Aeka
Cokelat.
[datar dan berusaha untuk tidak peduli dengan segala sikap Seung Woon yang di anggapnya aneh]
Lee Seung Woon
Tunggu sebentar, aku pesankan.
[seraya beranjak dan melangkah ke meja pesanan yang tak jauh dari tempat mereka]
Hening dan Aeka mulai memandanginya. Lama, bahkan cukup lama, ia memperhatikan setiap gerakan dari sosok tersebut. Hingga tanpa sadar dia mengangguk ketika Seung Woon memberi isyarat untuk mencari buku sebelum kembali duduk. Hal itu pun buatnya tersentak dan mengerjap beberapa kali.
Yoon Aeka
Tidak boleh suka orang asing.
[membatin sambil menggeleng cepat dan seakan ingin benar-benar menyadarkan diri dari lamunannya]
Figuran 3
Maaf, ini es krim kenari rasa cokelat dan vanilla.
Lee Seung Woon
Letakkan saja di sana, Bi. Terima kasih.
Lagi, dia tersentak karena suara pelayan kafe yang mengantar pesanan mereka, sebelum akhirnya tertunduk dengan wajah bersemu tatkala mengetahui Seung Woon telah berdiri di sisinya sambil menenteng sebuah buku. Seung Woon tersenyum lembut dan mendekatkan gelas es krim kenari cokelat milik Aeka setelah dia duduk.
Lee Seung Woon
Neo aphayo? (Kau sakit?)
[menatap lekat saat menyadari keanehan Aeka yang tidak kunjung menyentuh gelasnya]
Tanpa jawaban, Aeka bergegas meraih sendok dan memakan es krimnya. Seung Woon yang hanya bisa tersenyum dibuatnya, kemudian menarik selembar tisu dan membersihkan puncak hidung Aeka dari noda es krim.
Lee Seung Woon
Makan pelan-pelan.
Teguran lembut itu berhasil membuat Aeka memandangnya.
Aeka kembali menikmati es krim setelah terpaku karena menyaksikan sikap Seung Woon yang terlihat begitu dewasa untuk beberapa saat. Sementara, Seung Woon sudah mulai membaca sambil memegang sendok es krim di tangan kanannya.
Satu jam berlalu dalam keheningan, gelas es krim Aeka pun hampir mengering. Dia yang merasa di abaikan, akhirnya menghembuskan napas dengan keras dan buat Seung Woon mengalihkan pandangan dari bukunya.
Lee Seung Woon
Ada sesuatu yang mengganggumu?
Yoon Aeka
Kau mengajakku bertemu hanya untuk menemanimu membaca buku fashion. Kenapa kau tidak ke kebun binatang saja? Setidaknya, di sana tidak akan ada yang mengerti bahasamu.
Aeka yang jelas terdengar kesal dan Seung Woon yang sangat paham maksud dari semua ucapannya pun tersenyum, lalu segera menutup buku yang kemudian dia letakkan di sisinya. Aeka tetap diam dan memandang Seung Woon yang baru akan menyendok es krimnya yang setengah mencair dengan tatap sinis.
Yoon Aeka
Es krimmu sudah mencair.
Lagi-lagi Seung Woon tersenyum, lalu meletakkan sendok yang awalnya akan ia pakai di atas selembar tisu dan langsung meneguk habis es krimnya.
Lee Seung Woon
Cara ini lebih praktis daripada harus menyendok beberapa kali dan mengotori wajahmu.
[seraya tersenyum geli]
Aeka yang masih kesal memilih untuk diam dan tidak mempedulikan candaannya.
Lee Seung Woon
Kuantar kau ke asrama sekarang?
[setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 5.00 sore]
Aeka tetap bungkam dan segera beranjak meninggalkan Seung Woon yang tersenyum tenang mengikuti langkahnya keluar dari kafe.
Lee Seung Woon
Maaf, itu tempat favoritku dan aku sangat suka berada di sana.
[sambil membayai langkah Aeka]
Lain kali kita ke Pasar Raya. Aku akan pancingkan boneka kucing untukmu.
Yoon Aeka
Kau berucap seakan sudah mengenalku ratusan tahun.
[lalu menghentikan langkahnya]
Lee Seung Woon
Mmm…aku rasa kita suami istri di kehidupan sebelumnya. Hahahaha...
[kemudian tertawa dan membuat Aeka hanya bisa mengulum senyum]
Bagaimana? Kau suka kucing?
Yoon Aeka
Asal tidak ada buku lagi.
Yoon Aeka
Kalau begitu gendong aku sampai asrama.
Permintaan itu sontak membuat Seung Woon terbelalak.
Lee Seung Woon
A, aku mau. Tapi, dengan badan sekurus ini, aku mungkin baru bisa menggendongmu tiga tahun lagi.
Yoon Aeka
Jadi, maksudmu aku gendut?!
[seraya berlalu pergi meninggalkan Seung Woon yang terkejut dan panik]
Lee Seung Woon
Ae, Aeka, aku tidak mengataimu seperti itu.
[sambil berusaha mengejar Aeka]
Oh! Hei!!
[sontak berteriak dan langsung berlari saat Aeka tiba-tiba berlari sangat kencang]
Kita melangkah bersama namun, jarak yang telah tergambar hari ini begitu samar kulihat ketika senyum bahagia itu tidak bisa kau sembunyikan…
Comments