Episode 2

TAP! TAP! TAP! Terdengar langkah kaki berlari menuruni tanjakan jalan di salah satu komplek pinggiran Kota Busan. Dan sontak perempuan paruh baya yang tampak baru keluar dari toko kelontongnya pun melambai riang pada anak yang melewatinya.
Figuran 1
Figuran 1
Lee Seung Woon, kau tidak mampir? Bibi sudah siapkan Tonik Jahe dan Ginseng untuk kalian!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Aku Lee Seung Hoon, Biii...! Nanti aku ambil! Terima kasiiih... [sesaat berlari mundur dan kembali berbalik sembari melambai]
Figuran 1
Figuran 1
[bingung dengan kening berkerut] Oh! Aku pikir Seung Woon. Tidak biasanya Seung Hoon seceria itu. [sambil memandangi punggung Seung Hoon yang telah berlari lebih jauh]
Sementara, di halaman belakang gedung asrama atlet, Yoon Aeka terlihat mendorong pelan ayunan yang ia duduki dan memandang kosong pasir yang sedikit mengotori sepatunya. Bersamaan dengan Seung Hoon yang baru tiba di sisi lain gedung tampak berusaha menghentikan laju larinya dan langsung berpegangan pada salah satu tiang bangunan karena hampir jatuh di lantai keramik yang licin.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Hah! Hah! Hah! Kenapa tadi aku keluarkan kertas kalau sudah tahu Seung Woon tidak bisa “menekuk jari” dengan baik? Dia menggumpal semua jarinya jadi batu sempurna dan buatku harus menemuinya lebih dulu. [sembari bersandar di tiang bangunan dan memegangi dada yang berdebar sangat kencang, hingga perlahan merosot ke lantai dengan kedua mata terpejam] Hah, hah! Baru aku tahu, untuk bernapas saja bisa sesulit ini. Glek! Hah, hah, hah! Aku bahkan belum memulainya dan Tuhan sudah menghukumku. Hah, hah, hah. Glek!" Hah, hah! Aku hanya anak SMP berumur 12 tahun yang ingin makan daging sapi korea. Tuhan, berbaik hatilah padaku sedikit.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau sedang apa?
Teguran itu sontak buat dia membuka mata dan berdiri. Ia hanya bisa terpaku tatkala sosok pria tinggi berbadan atletis tersebut menatapnya curiga.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku, penggema...oh! Teman. Iya, aku teman Yoon Aeka.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau benar temannya?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
I, iya, aku temannya!
Shin Won yang sempat memicingkan kedua matanya itu lalu berbalik dan melangkah pergi.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ikut aku!
Tidak perlu dua kali untuk Seung Hoon memahami maksud Shin Won yang akan menuntunnya pada Yoon Aeka. Hanya butuh beberapa menit dan mereka bisa melihat Aeka yang masih tertunduk lesu di ayunan. Keduanya melangkah dalam diam menghampiri dia yang kemudian menyusuri sosok Sang Pemilik Sepatu.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Joon Shin Won, ada apa? [menatap tanpa ekspresi pada pria yang sekarang berdiri di hadapannya] Akh! [sontak memegang dahi usai Shin Won menjentik dahinya pelan]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau mau mati? [sembari melototkan mata penuh arti]
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Aku sedang benci padamu hari i…akh! [seraya memekik ketika Shin Won menjentik dahinya lebih keras]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ada "teman" yang ingin menemuimu. [tanpa mempedulikan lirikan sinis Aeka]
Seung Hoon yang sempat berdiri di belakang Shin Won pun bergeser dan menampakkan diri. Dengan ragu ia tersenyum sambil melambai pada Aeka yang hanya memandangnya datar.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kalau bukan, aku akan jauhkan dia darimu sekarang.
Sejenak Aeka melirik datar pada Shin Won dan seolah sangat mengerti arti dari tatapannya, dia langsung menggenggam erat pergelangan tangan Seung Hoon yang seketika merasa sangat ketakutan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Tinggalkan aku bersamanya.
Menyaksikan reaksi Aeka yang akhirnya tidak peduli dan hanya menatap datar ke arah lain. Kening Shin Won pun berkerut.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Tapi, bagaimana bisa dapat teman, jika kau hanya seminggu di sini setelah pertandingan berakh...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Dia teman sepupuku. [seraya memandangi sebuah pohon besar di seberang jalan sambil mendorong pelan ayunannya]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Baik. Katakan padaku kalau anak ini macam-macam padamu. Jadi, langsung bi...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Aku petarung kelas berat yang memegang sabuk hitam dan tahu pasti harus seperti apa.
Reaksi Aeka yang terlihat sangat tidak acuh hari ini pun buatnya mengalah dan melepaskan genggamannya. Dia tersenyum lembut seraya menepuk pelan pundak kiri Aeka.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ini belum berakhir, kau tetap pemenang. Jadi, jangan terlalu memikirkan pertandingan kemarin. [lalu memandang Seung Hoon] Aku akan patahkan tulangmu kalau berani menyentuh ujung rambutnya.
Seung Hoon hanya bisa meneguk ludah dan terpaku ketika Shin Won menepuk keras pundak kanannya.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau teman atau bukan, cobalah menghiburnya. Dia sangat terpukul usai pertandingan kemarin. [lalu tersenyum ramah sebelum melangkah pergi]
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Kau siapa? Mau apa? [tanpa mengalihkan pandangan]
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
[tersenyum dan bergegas mengulurkan tangan kanan] Aku Lee Seung Woon, murid SMP Haeundae tingkat pertama dan sudah empat kali menonton pertandinganmu. Kau sangat hebat, tidak semua gadis bisa sepertimu. Aku pendukung setiamu dan berharap kau mau jadi te...
Acara pengenalan diri Seung Hoon yang sangat bersemangat itu harus terhenti saat Aeka melihat tangannya dan lalu memandang tepat ke wajahnya.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Jangan pernah salah kira, aku hanya menatap dahimu. Aku benci menatap mata orang lain karena akan terlihat seperti pembohong.
Seung Hoon mengerjap seraya menarik uluran tangan setelah memahami tatap datar Aeka yang memerintah untuk duduk di sampingnya. Selama beberapa saat, Aeka diam dan tidak sedikitpun peduli padanya yang hanya bisa tertunduk dengan gelisah.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
[mengalihkan pandangan dan bicara sendiri dengan berbisik] Seung Woon, kenapa kau sangat bodoh dalam permainan kertas, gunting, batu?
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Apa yang kau inginkan?
Jantung Seung Hoon sontak berdebar kencang dan buat pandangannya langsung teralih pada Aeka yang sudah kembali memandangi pohon besar di seberang jalan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku hanya ingin menjadi temanmu.
Dengan tatapan yang tidak berubah, Aeka lagi-lagi diam usai mendengar jawaban Seung Hoon yang mulai memperhatikan dirinya.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Jangan melihat seperti itu. Kalau hanya ingin merendahkanku, kau bisa pergi sekarang.
Akibat tatapan dalamnya selama beberapa detik itu di sadari oleh Aeka. Otomatis, teguran dinginnya kembali membuat jantung Seung Hoon berdebar, bahkan lebih kencang.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Ti, tidak ada. Oh! Tunggu sebentar. [bergegas mengeluarkan sebuah mp3 kecil dari saku jaketnya dan memasangkan earphone di telinga Aeka setelah berjongkok di depannya] Mp3 ini hadiah ulang tahun dari Pamanku dua tahun lalu. Di dalamnya ada karangan lagu yang kunyanyikan. Semoga kau suka.
Aeka memilih untuk tetap bungkam dan membiarkan dia melakukan apapun sesuka hati sampai lagu dari mp3 tersebut mulai terdengar di telinganya. Sementara, senyum terukir di wajah Seung Hoon sesudah meletakkan mp3-nya di pangkuan Aeka yang perlahan memejamkan mata, sebelum kemudian ia beranjak dan duduk di ayunan sebelahnya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Musim panasnya sebentar lagi berakhir. [sambil mendorong pelan ayunannya dan memandangi langit yang tampak sedikit berkabut]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!