Haikal Purnomo CEO PURNOMO Group, wajah tampan, tinggi mapan dan tentu nya menjadi incaran wanita jaman sekarang.
Pria sejuta pesona ini termasuk pria sukses dalam beberapa tahun ini. Nama nya bahkan mulai banyak di kenal di kanca perbisnisan tanah air.
Putra satu satu nya Dari Agung Purnomo dan
Ningrum ini, benar sedang berada di puncak kesuksesan nya.
Saking sukses nya Haikal mampu membuat cabang perusahaan baru nya di luar kota. Pencapaian yang sungguh luar biasa bukan.
Padahal jika di toleh ke belakang, Haikal Purnomo adalah CEO Perusahaan kecil delapan tahun silam, bahkan perusahaan nya hampir bangkrut di tipu bawahan nya.
Pernikahan Haikal dengan Lisa Monarki, tunangan nya batal. Haikal kecelakaan dan dinyatakan lumpuh.
Tapi kini semua sudah berlalu. Haikal kini telah hidup bahagia dengan wanita yang di jodohkan dengan nya.
Amaya Mentari, wanita cantik usia dua puluh dua tahun, anak mantan supir papa nya dulu yang tinggal di kampung.
Awalnya Haikal menolak, Pria yang Kala itu masih berusia dua puluh delapan tahun ini, Dia sangat benci
Dengan wanita miskin, apalagi gadis kampungan seperti Mentari.
Baginya Mentari adalah gadis udik dan tidak berpendidikan. Tidak akan bisa membantu usaha nya ke depan. Dimana Haikal sedang mengembangkan perusahaan nya. Dan bercita cita menjadi pengusaha sukses nanti nya.
Tapi karena kondisi Haikal yang lumpuh, mau tak mau dia menerima nya, setidak nya dia punya pelayan pribadi.
Mentari ternyata tak sesederhana itu, nyata nya dia gadis pintar dan baik hati. Dia tak pantang menyerah dalam kesembuhan suaminya. Dua tahun berjuang Haikal akhirnya sembuh. Dan bisa berjalan lagi.
Di saat usaha Haikal hampir bangkrut, dan lagi Mentari memberikan bantuan modal untuk nya. Dengan menjual harta bapak ibunya di kampung. Dengan kesetian dan doa nya yang tak kenal lelah, kini suaminya sukses, perusahaan maju pesat. Dan itu kebahagian buat mereka berdua.
" Mas,,," teriak mentari di menggema menghentikan langkah suami nya, yang hendak keluar rumah.
"Mas,, tunggu" teriak nya lagi.
"Apa sih sayang, mas buru buru nih? Mas ada rapat dengan investor besar."
"Doaiin mas ya? Kalau ini sukses, minggu depan kita liburan?" Janji sang suami.
"Ck,,, janji terusan mas, tapi nggak ada yang kebukti mas?" Rajuk Mentari.
"Maaf sayang, akhir akhir ini mas memang sibuk. Kan kamu tahu, mas lagi ada pembukaan cabang baru. Mas janji setelah semua berjalan, mas bakalan luangkan banyak waktu buat mu." Dan kembali sang suami memberi janji manis nya.
"Beneran ya mas? Pokok nya aku nggak mau tahu, minggu depan kita liburan."
"Kalau nggak aku ngambek?"
"Iya sayang, mas usahaiin."
"Jangan lemburan terus, aku kan sering di tinggal jadinya?" manja Mentari.
"Iya,,,"satu kecupan mendarat di pucuk kepala istrinya. Satu lagi di bibir cery sang istri.
"Bohong dosa lo mas? Aku kan ingin punya anak mas? Kita udah nggak muda lagi lho?"
"Sayang,,, kita nggak perlu orang lain saat ini. Meski berdua kita bahagia. Sangat bahagia malah."
"Jangan bahas itu dulu ya? Mending kita nikmati momen kita bersama."
" Tapi usia ku udah mau kepala tiga lho mas bentar lagi? Kan susah kata orang punya bayinya."
"Huh,,, nanti kita bahas ini ya? Intinya tanpa ada anak, mas juga nggak masalah."
"Iya mas, tapi semua keluarga mas ngataiin aku mandul, aku juga di gunjingan sana sini sama mereka mas," keluh Mentari.
" Aku pingin punya anak mas? Setidak nya kan itu
Buah cinta kita. Bapak ibu di kampung juga pingin punya cucu."
"Kita nikah juga udah delapan tahunan lho?" rajuk Mentari kembali.
"Sayang,,, mas mau meeting! Tolong jangan omongin ini dulu. Please!" pinta Haikal.
" Yang penting tanpa itu, aku tetep cinta sama kamu sayang," bujuk Haikal.
"Udah ya,,, kasihan Doni nunggu lama di luar" ucap Haikal lagi.
"Ck,,, Doni aja di pikirin. Aku di lupaiin terus."
"Sayang,,," panggil Haikal pelan.
"Iya,,,iya,,,!"
"Da,,da,,, mas ku sayang, i love you! Pulang nya cepat ya mas?" teriak Mentari lantang di ambang pintu.
Haikal tak membalas, karena terburu buru, mungkin dia sudah telat.
"Huh,,, selalu seperti itu," omel Mentari saat suaminya sudah pergi.
Seperti biasa Mentari akan sendiri di rumah nya saat suaminya bekerja. Rumah yang cukup besar ini hanya di huni oleh Mentari dan Suaminya Haikal tanpa pembantu.
Semua pekerjaan rumah Mentari kerjakan sendiri.
Bukan nya mentari mau ya? Tapi emang suaminya tak suka ada orang lain selain mereka berdua di rumah itu.
Suaminya butuh privasi, kata nya.
Dan inilah sebab nya Mentari tak tinggal dengan
Mertua nya. Meski rumah mertua nya mewah dan besar, tapi Mentari paling hanya berkunjung satu tahun sekali.
Mertua nya tampak tak suka dengan Mentari, entah apa sebab nya. Padahal mereka yang memaksa Mentari buat menikahi Haikal yang lumpuh dengan alasan hutang budi.
Setiap Mentari datang ke rumah mewah itu, selalu di usir oleh satpam disana. Niat nya mau nyambung silaturahmi. Tapi tetap nggak pernah boleh masuk. Mungkin dia alergi dengan orang miskin, itulah pikir Mentari.
"Ck,,,tu kan buru buru terusan, pasti ada yang ketinggalan?" omel Melati kecerobohan suaminya.
"Penting nggak sih berkas ini?" gumam Mentari, menganggkat file coklat itu ke atas.
"Hubunggi mas Haikal aja deh," racaunya.
"Kok nggak aktip ya? Kan tadi perasaan hp nya di cas muluk."
" Kalau belum di hidupin, jelas dia telpon si Doni barusan," membathin Mentari. Mencoba menghubunggi kembali, nyata nya tetap tak aktip.
"Ya udah deh? Aku anterin aja, sekalian ke pasar. Kasihan mas Haikal, sapa tahu ini berkas penting," monolog nya lagi.
Satu jam berkendara dengan motor scopy merah nya, akhirnya Mentari tiba juga depan perusahaan suaminya.
"Gila,,, nggak nyangka aku punya suami pemilik gedung tinggi ini? Bapak ibu pasti bangga sama menantu nya."
"Nggak sia sia bapak ku juaalin sawah dan kebun nya, nyata nya menantu nya jadi sesukses ini, bahagia Mentari."
Dia udah ngomong sendiri sedari tadi.
Seperti biasa di lobi perusahaan nya, pasti Mentari selalu di persulit masuk kedalam. Padahal dia adalah istri pemilik perusahaan ini.
"Maaf anda tidak boleh masuk nyonya? Anda harus buat janji dulu dengan pak Haikal," larang petugas recepsionist.
" Tapi aku kesini ingin menemui suamiku? Masa nggak bisa? Aku istri nya!" ucap Mentari. Si recepsionist bukan nya hormat eh malah dia tertawa terbahak. Dan itu merupakan penghinaan buat Mentari.
"Kayak nya besok aku harus minta di perkenalkan sebagai istri CEO dengan mas Haikal." Membathin Mentari.
" Atau aku bakalan ikut ke kantor setiap hari dengan mas Haikal."
"Tapi mas Haikal pelit, dia selalu melarangku ikut atau datang ke perusahaan nya. Takut aku capek, tapi kan karyawan nya jadi ngelunjak dengan ku?"
" Mending pulang deh mbak? Percuma! Mana mungkin pimpinan kami mau bertemu dengan mbak,"
jawab recepsionist itu lagi.
"Lagian pak Haikal hari ini tidak ke kantor, meski seharian mbak disini nggak bakalan ketemu."
"Jangan bohong kamu? Jelas mas Haikal itu ijin ke kantor pagi tadi?"
"Tuan Haikal tidak ada mbak? Dia hari ini libur,"
jawab si mbak mbak resepsionist lagi.
" Bukanya ada meeting dengan investor luar negeri," balas Mentari pelan.
" Di majukan kemarin, karena hari ini pak Haikal akan merayakan ulang tahun putrinya yang ke lima."
Berkas di tangan Mentari langsung terjatuh, tangan dan kakinya mendadak gemetar dengan info dari wanita di depan nya ini.
" Mbak,,, kalau mau ngusir saya silahkan? Tapi jangan bohong seperti itu. Mbak menyakiti hati saya?"
"Mana mungkin mas Haikal punya anak mbak? Meski kita udah nikah lama tapi kita belum punya anak," jawab Mentari memelas. Mata nya sudah memerah menahan tanggis. Takut itu kenyataan.
Si recepsinist yang namanya Gina ini mendadak kasihan dengan raut wajah Mentari yang hampir menanggis. Padahal tadinya dia ingin menertawakan nya lagi. Karena baginya wanita di depan nya ini cuma menghayal.
"Itu nggak bener kan mbak?" tanya Mentari memastikan.
"Tapi itu bener,,,ini kami semua di undang ke perayaan nya sekalian merayakan keberhasilan proyek kita yang baru."
lagi. " Bentar lagi saya juga mau kesana," imbuh si Gina
"Tapi saya istrinya, kita belum punya anak," tanggis Mentari.
Si Gina yang masih mikir ini perempuan cuma menghayal pun mendekat.
"Lupaiin aja pak Haikal. Dia itu nggak setara dengan kita. Lagian pak Haikal sudah bahagia dengan anak dan istrinya."
" Siapa?"
"Siapa istrinya?"
"Nyonya Lisa Monarki, tunangan nya yang dulu batal nikah itu."
KALAU BANYAK YANG KOMENT AKU MAKIN SEMANGAT UP TIAP BAB..
makasi sayang sayang ku... 😘😘
Mentari memaksa ikut bersama sang recepsionist yang bernama Gina ini. Bahkan dia lupa kalau tujuanya kesana hanya sebentar dan sisa nya akan di gunakan ke pasar, membeli makanan kesukaan suaminya.
Gina awal nya tidak mau mengajak Mentari. Takut kena marah. Tapi Mentari janji hanya sampai depan acara.
Sisa nya Mentari akan mencari jalan sendiri.
Lagipula Gina tak tega dengan wanita di depan nya ini. Kasihan menurut nya! Gina masih mikir kalau
Mentari penghayal dan cinta sendiri.
Ada baik nya ini wanita melihat romansa bahagia rumah tangga bos nya Haikal. Jadi dia bisa menghilangkan kegilaan nya selama ini pikir sih Gina.
"Tunggu,, bukan nya ini arah ke rumah orang tua Mas Haikal?"
"Mbak tahu?" Gina Heran.
"Iya,,,aku kan dulu sempat tinggal disana merawat Mas Haikal saat lumpuh," balas Mentari.
"Mbak pelayan disana? Atau baby sitter pak Haikal dulu?" tebak Gina.
"Aku istrinya."
" Istri sah mas Haikal, kami udah delapan tahun menikah," jawab Mentari.
"Kalau mau bohong kira kira mbak. Kelamaan aku
Malas deh nolongin mbak nya," judes Gina.
"Aku nggak bohong, sumpah" ujar Mentari lagi.
"Tapi setahu ku dari senior ku di kantor delapan tahun lalu itu pak Haikal itu lumpuh. Dia kecelakaan, makanya pernikahan nya di batalkan."
" Makanya pas sembuh dari kelumpuhan nya barulah pernikahan mereka di lanjutkan. Apalagi terbukti nyonya Lisa yang selama ini ada buat pak Haikal. Dia juga memberikan modal besar buat perkembangan perusahaan yang hampir kolap."
"Bagaimana bisa?" Mentari ternganga,Padahal dia yang selalu ada saat suaminya lumpuh. Mana orang tuanya lah yang memberikan modal itu. Sungguh dia dan bapak ibunya memang tak di anggap oleh suaminya.
" Mana pernikahan mereka di adakan secara mewah saat itu di hotel," imbuh Gina.
" Ha?"
"Nggak mungkin?"
Apa sebodoh itu dirinya sampek tak tahu suaminya menikah lagi. Apa mungkin suaminya yang terlalu pandai borbohong.
Itu artinya enam tahun yang lalu.
Bukan nya saat itu Haikal berjanji pada nya untuk menjalani biduk pernikahan yang sebenar nya.
Bukan nya waktu itu hubungan rumah tangga mereka sedang bahagia nya.
Mereka sama mengungkap kan cinta dan kasih sayang. Hingga sempat melakukan perjalan honymoon ke Bali.
Mana mungkin suaminya setega itu padanya?
Menikah lagi dengan mantan nya yang tak pernah perduli padanya. Bahkan meninggalkan nya saat lumpuh dan miskin.
"Mbak,,, bentar lagi kita mau sampek. Tolong jangan dekat dekat denganku?"
"Aku takut bermasalah dengan pekerjaan ku depan nya? Saran ku ya mbak, kuranggi menghayal," nasehat Gina.
"Tapi dia memang benar suamiku," tanggis Mentari.
"Bahkan aku yang lebih dulu menikah dengan nya.
Itupun saat dia lumpuh karena di tinggal wanita sialan itu," marah Mentari.
Hatinya sakit,,, dia tertipu.
Rasanya dunia nya sudah berhenti berputar saat ini.
Dia ingin berlari ke tempat sepi menyerukan sakit hatinya.
Enam tahun dia di bohonggi. Betapa bodoh nya dia.
Artinya suaminya hanya memberikan kebahagian semu buat nya. Semua milik nya telah di rampas oleh suaminya.
Masa mudanya, kebebasan nya, kegadisan nya dan harta benda orangtua nya.
"Huh,,, kalau bener mbak istrinya, Mana buktinya?"
"Kalau ada, saya bakalan bantu biar mbak bisa masuk ke dalam sana," ucap Gina.
"Buat apa?"
" Buat mempermalukan diriku sendiri."
" Buat diriku jadi badut di tengah pesta itu."
"Mbak saja nggak percaya aku istri mas Haikal, apalagi mereka," tertawa Mentari. Tapi hanya seditik, setelah itu dia kembali menanggis.
"Hikss,,,, hiks,,, tega kamu mas? Setelah kamu sukses kamu malah nikah lagi."
"Hiks,,,hiks,,, kamu hianati kesetiaan ku mas."
" Aku yang ada saat kamu miskin dan tak bisa apapun.
Tapi begitu sembuh kamu malah milih dia." Tanggis Mentari kembali pecah. Rasa sakit di hatinya sungguh tak terbendung.
"Dia marah, kecewa jadi satu, dada nya terasa sasak saat ini."
Gina dan lagi tak tega mengusir Mentari dari mobil nya. Entah kenapa dia merasa wanita ini sungguh kasihan, terlepas dia telah berbohong soal atasan nya.
Gina melirik ke arah Mentari. Dia melihat si wanita menghubunggi seseorang tapi tak aktip sepertinya. Karena terdengar suara operator nya.
Tanpa sengaja Gina melihat walpaper keintiman Haikal bos nya dan wanita di sebelah nya ini.
Gina merebut ponsel Mentari, guna memastikan kembali walpaper itu.
"Kamu selingkuhan pak Haikal?" kaget nya.
" Apa ada selingkuhan sejelek aku? Semiskin aku atau sesederhana aku?" timpal Mentari.
Gina membenarkan ucapan Mentari. "Trus ini?"
" Buka aja,,, aku punya banyak. Kode nya tanggal nikahan ku dengan mas Haikal, Dua tiga kosong tiga dua ribu tujuh belas."
Saking keponya Gina langsung membuka ponsel dengan sandi yang di berikan dan nyata nya bisa.
Galery adalah tujuan Gina saat ini
Oh my good,,, mata Gina mengerjab tak percaya saking banyak nya foto kebersamaan Mentari dan bos nya.
Itupun banyakan di dalam kamar.
Semakin mundur nyata nya Gina juga melihat foto kebersamaan Mentari dan Haikal yang lumpuh.
Sulit di percaya tapi nyata, foto nikahan mereka ada.
Dan itu delapan tahun yang lalu meski dengan cara sangat sederhana.
Gina menelan saliva nya meski sulit di terima akal sehat, tapi nyata nya wanita di samping nya ini adalah istri sang atasan. Tepat nya istri pertama bos nya.
" Maaf aku nggak tahu, "sesal Gina.
"Kamu nggak salah" ucap Mentari di sela tanggis nya yang mulai mereda.
" Suamiku memang tak pernah berniat memperkenalkan aku, jadi kalian semua tak tahu aku istrinya."
"Mungkin dari awal memang dia tak ingin mengakui wanita miskin sepertiku," imbuh Mentari.
"Iya,,,"Gina tak tahu mau bicara saat ini. "Mau masuk?" tawar Gina akhirnya?
"Nggak usah,,,aku yakin kalau mbak...?"
"Gina,, namaku Gina."
"Kalau mbak Gina membawaku ikut kedalam, aku yakin pasti bakalan nggak boleh masuk."
" Aku nggak pernah di ijinin buat masuk ke rumah mewah ini, sejak enam tahun yang lalu mbak."
"Tahunya dia nyimpen istri nya yang lain disini?
lain." Sedangkan aku di jadikan babu nya di rumah yang
" Dan mertua ku sangat mendukung nya. Bukan wanita miskin seperti ku."
"Aku tak tahu apa yang terjadi dengan pernikahan kalian. Tapi aku turut sedih untuk mu." Tulus Gina.
" Memang wanita miskin seperti kita cocok nya
menikah dengan pemuda miskin juga. Bukan yang tajir gini," ucap Gina membenarkan.
"Tapi saat itu mereka miskin mbak? Usaha mas Haikal hampir bangkrut." Cerita Mentari.
Mbak Lisa itu membatalkan pernikahan hingga mas Haikal kecelakaan dan lumpuh.
"Serius kamu?" dan di jawab anggukan oleh Mentari.
" Mereka memaksa bapak ku menikahkan aku dan anak nya yang lumpuh. Bapak ku yang mantan supir hanya pasrah. Berharap aku bahagia kedepan nya."
"Bukan itu aja, bapak ku juga menjual sawah dan
Kebun untuk membantu perekonomian perusahaan mereka yang hampir kolaps."
"Dan sekarang bapak ku di kampung sudah tak punya apapun."
"Bang,,,s4t" ceplos Gina tak sengaja.
Gina melirik wanita di samping nya, ayu polos lemah lembut, selayak nya wanita kampung lah.
"Pantesan di kibulin terusan. Pasti karena dia terlalu baik," membathin Gina.
"Gadis kampung yang tahunya cuma nanggis dan pasrah menerima nasibnya."
Termasuk bapak ibuk nya pun pasti udah di tipu.
Nyata nya anak nya disini di perlakukan tidak baik mereka tak tahu.
Harta mereka di habiskan tapi tak terlihat oleh
suaminya anaknya. Kan yang di anggap dewa penolong olah semua orang adalah istri tuanya yang sekarang si Lisa Monarki.
"Mau masuk?" tawar Gina kembali.
"Nggak usah,,,aku sadar diri siapa diriku," jawab Mentari. Dia mulai menitikan air mata.
" Bodoh,,,!"
"Sampai kapan kamu mau nanggis ha?"
" Bukan nya kamu bilang kalau mereka sudah tidak menginginkan mu, ya sudah."
"Iya,,, trus mau apa lagi?" jawab Mentari segukan.
"Hadapilah!"
"Aku cuma gadis kampung mbak, aku bisa apa? Kuliah aja nggak tamat keburu nikah."
"Justru itu, hadapi dengan kepolosan mu, keluguan
mu
"Ayo kita masuk, aku akan merubah mu sedikit agar bisa masuk."
"Gunakan waktu mu ini untuk menimbun sakit hatimu lebih banyak, menanggis yang puas. Esok hari baru untuk mu, dan mulai berjuanglah demi keadilan mu."
" Kuat mbak,, setidak nya buat bapak ibu di kampung. Kembalikan yang mereka miliki, bekal hari tua mereka."
"Stop jadi wanita bodoh apalagi istri bodoh!"
"Tapi aku sanggup melihat kebahagian mereka?"
" Apa aku mampu tak berteriak histeris di dalam
sana."
"Delapan tahun mbak Gina," serak Mentari.
"Kalau mau malu silahkan?"
"Toh kan harga dirimu sudah tak ada depan mereka?" cibir Gina.
"Jangan lemah, jangan bodoh, jangan mudah di tindas." Kompor Gina lagi.
" Berusahalah mbak, aku yakin kamu bisa. Semangat!"
Safia Purnama adalah nama putri pasangan Haikal dan Lisa. Sebuah panggung mewah di buatkan untuk menambah kemewahan acara ulang tahun cucu satunya keluarga Purnomo.
Nama Safia di tulis bertinta kan emas besar di dinding panggung itu. Siapa saja tamu undangan nya pasti dengan cepat dapat tahu siapa nama putri cantik yang sedang merayakam hari jadi ini.
Mentari meremas dad4nya kuat, saat pertama masuk langsung di suguhkan megah nya panggung ulang tahun seorang gad!s kecil. Tentu saja gadis istimewa bagi keluarga suaminya.
Ini saja sudah semewah ini, bayangkan bagaimana mewah nya pernikahan suami dan madunya dulu.
Ya, madu! Bukan nya dia juga istri Haikal. Istri pertama Haikal, dan saat ini suaminya sedang berbahagia bersama madu tercinta nya.
Mata Mentari memerah, air mata sudah mengenang di pelupuk matanya. Ternyata dia tak sekuat itu, meski Gina sudah memprovokasi nya dengan banyak kata kebencian, agar bisa membuat nya kuat.
Tapi nyata nya dia tak setegar itu. Dia rapuh, dia ingin keluar saja. Baru melihat panggung nya saja Mentari sudah tak sanggup, apalagi melihat nanti nya suaminya muncul dengan istri mudanya.
"Ck,,, baru seperti ini saja kamu sudah menyerah, apalagi lebih dari ini?"
" Pantas saja kamu selalu di bohongin dan tertindas," geram Gina.
"Aku yakin setelah ini kamu pasti milih kabur,,,, berharap suami mu akan mencari mu. Menceraikan istri muda nya dan memilih mu."
" Klise! Itu hanya ada di dunia dogeng nona. Bagunlah, anda sedang tidak bermimpi, lihatlah pelakor sekarang lebih maju dan di depan," oceh Gina.
Mentari tertunduk, dia tak lagi mengeluarkan air matanya. Tapi tak juga mengangkat wajah nya. Sebab yang di katakan Gina benar.
"Atau nyonya berfikir mencoba menerima takdir. Meski tahu hanya di mamfaatkan selama ini, asal pak Haikal tidak menceraikan nyonya lagi. Dan di bohonggi kembali."
"Bodoh" umpat Gina.
"Kalau itu yang ada di otakmu nyonya Mentari, mending anda bundir saja. Itu lebih baik," jutek Gina.
"Mentari,,,panggil itu saja. Aku bukan nyonya" jawab Mentari. Dia harus bisa kuat agar tak mempermalukan dirinya sendiri. Apalagi Gina sudah mendandani nya seperti ini agar tak di kenali orang lain.
Pakaian Gina sangat cukup di badan nya, dandanan menor, agar tak membuat wajah lugunya di tandai oleh satpam dan pelayan mertuanya.
Tepuk tangan sorak sorai begitu keras saat sang
pemilik acara muncul. Haikal dengan mengendong putri kecil nya, dimana sebelah nya sang istri bergandengan tangan. Belum mertua nya mengekor di belakang dengan baju couple yang senada. Sungguh keluarga kaya yang bahagia.
"Tegar Mentari kamu harus tegar. Kamu bisa," bisik Gina! Dia tahu wanita di samping nya sedang tak baik saja.
Mentari sedari tadi hanya menggigit bibir nya agar tak menanggis disana.
Gimana dia tak menanggis, liat lah senyum suami nya yang dengan bangga mengenalkan putri dan madunya ke rekan bisnis yang di undang nya.
Mertua nya dengan senyum lebar nya tertawa terbahak dengan perkumpulan sosialita nya. Sedangkan dia? Hanya kotoran yang tak di anggap.
Mentari ingin berbalik, tapi di tahan Gina.
"Segitu aja kekuatan mu?"
"Selama nya kamu akan di tandas, di tipu,di bohonggi."
"Paling tidak, jika kamu pergi jadilah pemenang."
"Kalah dengan terhormat!"
"Aku tahu kamu sakit, aku tahu kamu tak baik aja.
Tapi sebelum kamu mendapati cobaan seperti ini, aku lebih dulu mengalami nya."
" Jadi stop jadi orang paling di sakiti, meski kamu sakit."
" Liat aku! Aku masih bisa tegar sampai detik ini, aku
Bisa bangkit, dan aku bisa keluar dari keluarga toxix yang selama ini menjerat ku."
"Aku baik saja sampai saat ini."
Agung Purnomo muncul selaku opa dari Safia. Dia sedikit memberikan sambutan dan ucapan terima kasih pada tamunya semua.
"Sebelum acara ini di mulai, saya juga akan memberikan kabar gembira buat semua relasi dan pekerja di perusahaan putra saya."
"Menantu saya satu satu nya kini sedang hamil kembali. Untuk itu semua pekerja akan mendapatkan bonus sebagai ucapan syukur keluarga besar kami."
Tepuk tangan meriah langsung terdengar, semua orang bahagia dengan berita yang di sampaikan sang pemilik acara. Apalagi semua pekerja di perusahaan Haikal, dengan sorak sorai menyambut berita ini. Doa pun banjir mengalir untuk menantu keluarga Purnomo.
Mentari tak sanggup, dia memilih menyingkir ke pojokan. Gina tak tega pun mengekor di belakang kawan baru nya ini.
"Kenapa?"
"Kenapa apa nya?" Tanya Gina balik.
" Delapan tahun kita menikah, mas Haikal selalu meminta ku untuk KB. Dia tidak ingin anak dariku."
"Tapi dengan wanita itu tidak?"
" Ya karena kamu bodoh! Bisa nya di bohonggin selama ini "
"Iya,,,aku cuma wanita bodoh dan miskin."
" Ayolah Mentari kamu nggak miskin. Contoh nya orang tua mu memberimu banyak harta. Ingat perusahaan itu pastinya sudah bangkrut kalau tak ada bantuan darimu."
" Tapi aku bukan menantu nya, aku cuma mantan anak supir. Pantas saja aku di kucilkan."
"Come on,,, kamu harus strong!"
"Mau makan atau ku ambilkan minum?" tapi Mentari menggeleng.
"Bentar,,, aku setor muka dengan pak Doni dulu. Ya meski sejak saat ini, aku muak kerja di perusahaan penipu itu." Emosi Gina.
"Aku juga muak dengan sok baik wanita itu, nyata nya pelakor," cibir Gina menatap ke arah Lisa, yang menempel terus di belakang Haikal suaminya.
Selepas kepergian Gina, jadilah Mentari disana. Di tengah sakit nya yang tak berujung, ternyata cobaan nya tak sampai disini.
Haikal dan Lisa lewat begitu saja di depan nya. Mereka sepertinya masuk ke salah satu ruangan dalam rumah besar itu. Entah keberanian dari mana Mentari mengekor dari belakang.
Dapat dia liat madu dan suaminya itu masuk ke pintu warna coklat tua. Slal itulah yang mentari ucapkan pada hidup nya. Dia menyesal melakukan ini. Gegara kelakuan nya ini, Mentari harus menyaksikan adegan intim suami dan madunya.
Mulut Mentari terbuka dimana sepasang manusia laknat ini sedang saling melumat bibir pasangan nya. Bu4s dan brut41.
Sungguh berbeda dengan nya, yang hanya diam dan pasrah. Agresif tidak pernah ada dal kamus seorang Mentari. Karena dia begitu malu seperti itu meski di depan suami nya sendiri.
Rupanya wanita seperti ini yang suaminya inginkan.
Wanita yang sama mendominasi, sama hebat, bukan bodoh urusan peranj4ngan sepertinya.
Mendadak Mentari mundur. Tanggis nya yang tadi hilang, berganti rasa jij!k yang luar biasa di rasakan.
Bib!r pria sampah itu selalu mencium nya, tangan si4lan itu yang selalu menyentuh setiap inci badan nya.
Pria berstatus suami itu, begitu gemar menyentuh nya kapan aja jika dia mau.
Membayangkan apa yang di lakukan suami dan madunya saat ini Mentari langsung bergidik ngeri. Di tengah acara pesta putrinya. Apalagi setiap malam nya, mungkin lebih menjijikan dari ini. Seperti anj!ng.
Suara laknat dapat Mentari dengar, dan itu adalah ujian terbesar buat Mentari. Ujian buat hati, otak dan pernikahan nya selanjut nya.
Bayangan posisi yang menungg!ng di meja, persis anj! ng kawin membuat nya beribu kali menggeleng kepala dan mengucap istifar.
" Kamu disini? Ayok balik?" Gina menghampiri Mentari. Tapi samar si wanita ini juga mendegar suara berisik di dalam.
"Ngapain kamu...?"
"Stttttt,,, ada aj!ng kawin" ucap Mentari pelan.
"Jangan bilang itu,,,,?" Dan di jawab anggukan oleh Mentari.
"Yang gini buang kelaut aja, nyata nya mereka sama!"
" Daripada sakit hati terusan." Saran Gina.
"Ayok pergi daripada nanti ketahuan Doni asisten si rubah busuk."
Baru juga Mentari mau melangkah, suara dari dalam menghentikan langkah nya.
" Mas,,, kapan kamu mau menceraikan gundik mu itu?
Jangan sampai ketahuan relasi mu. Bisa hancur perusahaan mu."
"Kamu sedang dipuncak, takut nya banyak orang iri dan menjatuhkan nama mu."
"Toh,,,gund!kmu itu tak ada guna nya. Dia mandul, sampai sekarang tak bisa punya anak?"
"Aku masih punya perjanjian dengan orang tua nya?"Suara Haikal terdengar serak.
"Aku ingin dia sendiri yang meninggalkan ku?"
" Ck,,, apa dia masih nggak sadar kalau dia nggak bisa punya anak sampai saat ini?" Kembali suara si Lisa yang terdengar.
"Biarkan saja, toh dia tak berulah dan menganggu kita"
"Yang penting dia nggak tahu isi perjanjian ku dengan
Orang tuanya."
" Gimana kalau dia tahu dan menuntut jerih payah mas selama ini?"
"Ya,,, singkirkan!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!