Sore itu Sheryl pulang kerja melewati taman kota , ia mampir untuk membeli camilan di mini market dekat taman kota. Setelah keluar dari mini market ada seorang anak kecil perempuan yang menghampirinya sambil menangis.
"Huu.. huuu papa...? Papa mana....? ngng..".
Sheryl pun membungkukkan badan dan bertanya padanya.
"Cup Cup jangan nangis kamu cari papa kamu ?", dan anak itu mengangguk.
" Ayo kita duduk dulu ya sambil nunggu papa kamu", ucap Sheryl sambil menuntunnya ke kursi depan mini market.
"Papa kamu pakai baju warna apa?", tanya Sheryl.
"Umm...hngg... Atu da tau (aku ngga tau) huuu...".
'Haa mungkin anak ini belum mengerti warna', ucap Sheryl dalam hati.
" Yaudah ngga apa-apa nanti pasti papa datang", ucap Sheryl menenangkannya padahal dalam hatinya bingung bagaimana mencarinya. Sheryl lebih memilih duduk menunggu daripada dia ikut berputar-putar mencari karena khawatir malah semakin menjauhkan anak itu dari orangtuanya.
Tidak lama kemudian terdengar suara seorang pria yang berteriak memanggil " Chika... Chika..." sambil bertanya pada orang-orang yang berlalu lalang.
"Jangan-jangan itu papanya", gumam Sheryl.
"Dek,itu papa kamu bukan?" tanya Sheryl pada anak itu.
"Papaa... !",teriak anak itu sambil berlari dengan senang. Papanya pun langsung menghampirinya dan memeluk anaknya.
"Kamu dari mana Chika papa nyari- nyari kamu?", ucap pria itu.
"Tadi atu iyat alon telbang ,telus papa ilang telus aku duduk ama itu, mama.. (tadi aku lihat balon terbang terus papa hilang, terus aku duduk sama itu, mama)", jawab anaknya sambil menunjuk ke arah Sheryl.
"Eh bukan sayang itu bukan mama." jelas pria itu.
Pria itu pun menghampiri Sheryl untuk berterimakasih.
"Terima kasih ya mbak sudah..... "
Pria itu menghentikan kata-katanya,' Kok kayak kenal ya?' pikir pria itu.
Begitupun dengan Sheryl yang malah mulutnya ternganga.
"Bimo?"
"Sheryl?"
Ucap mereka berbarengan.
"Oh my God, apa kabar? kamu sudah punya anak?", tanya Sheryl tersenyum.
"Alhamdulillah kabar aku baik, iya ini anak aku, tadi itu padahal aku cuma benerin tali sepatu aku yang lepas tapi tiba-tiba anakku udah lari entah kemana ,kamu sendiri gimana kabarnya Sher?" tanya Bimo.
"Alhamdulillah aku juga baik," jawab Sheryl
"Kamu dari mana Sher?", tanya Bimo.
"Aku pulang kerja tapi tadi mampir dulu ke mini market. Anak kamu lucu,umur berapa dia?"tanya Sheryl.
"Bulan depan usianya 3 tahun. Kamu tinggal di mana?" tanya Bimo.
Aku tinggal ngga jauh dari sini cuma naik bus 5 menit sampai.
"Ngomong-ngomong mana istri kamu Bim?" tanya Sheryl.
Seketika raut wajah Bimo tersenyum pahit. "Istriku meninggal setelah melahirkan Chika." jawab Bimo.
"Ya Tuhan, maaf ya Bim." ucap Sheryl.
"Iya ngga apa-apa", jawab Bimo.
"Papa bobo",kata Chika sambil mengucek matanya.
"Anak kamu udah ngantuk tuh",Ucap Sheryl.
"Iya nih,Sher makasih ya aku pulang dulu." Ucap Bimo.
"Iya sama-sama, dadah Chika," jawab Sheryl.
"Dadah ..." jawab Chika
Sheryl pun memberhentikan bus yang mengantarnya pulang. Dia turun di depan gang rumahnya. Sesampainya di rumah ada mamanya yang sedang menunggunya pulang sambil menonton tv.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Sheryl pun mencium tangan mamanya.
"Mama masak apa?" tanya Sheryl.
"Soto ayam, tuh udah mama sediain di meja." jawab mamanya.
"Aku mau mandi dulu",jawab Sheryl.
Sheryl pun bergegas mandi lalu makan malam bersama mamanya,setelah itu dia istirahat ke kamarnya.
Sheryl pun berbaring melepas lelahnya.Jantungnya berdebar.Terlintas di pikirannya kejadian tadi yang membuat Sheryl ingat akan masa lalunya saat SMA.
Sepuluh tahun lalu, pada saat itu Sheryl berusia 17 tahun. Dia memasuki tahun ajaran terakhirnya di SMU Pahlawan. Hari ini hari pertamanya masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas.
Pagi itu setibanya di kelas dia mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuknya. Di kelas ada 2 kursi untuk setiap satu meja.Dia memilih tempat duduk di barisan tengah urutan kedua dari depan karena dia tidak suka duduk terlalu depan tapi juga tidak suka duduk di bangku belakang.Dia berkenalan dengan dua teman di depannya yaitu Dona dan Irene, yang mana di tahun sebelumnya mereka berbeda kelas karena di sekolah itu muridnya lumayan banyak jadi murid kelas 10 dan 11 dibagi masing-masing menjadi 3 kelas, sedangkan kelas 12 dibagi menjadi 3 jurusan, IPA,IPS dan Bahasa.
Semua bangku di kelas sudah mulai terisi namun ada 2 yang masih kosong yaitu bangku di sebelah Sheryl dan satu lagi bangku yang ada di paling belakang barisan pertama dari kiri kelas yang diisi satu orang cowok.
'Aku heran kenapa tidak ada yang duduk di sebelahku? Apa mereka lebih suka di belakang biar bisa ngobrol?', pikir Sheryl.
Tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi, menyusul kemudian masuklah seorang pria paruh baya. Dia adalah Pak Juki yang merupakan guru pendidikan agama dan sekaligus adalah wali kelas di kelas Sheryl yaitu kelas 12 jurusan IPS.
Hari itu masih masa perkenalan saja dan belum ada kegiatan belajar mengajar sehingga para siswa hanya melakukan beberapa kegiatan classmeeting dan pulang lebih cepat.
Keesokannya hari kedua Sheryl ke sekolah, masih belum ada yang mengisi bangku kosong di sebelahnya.
'Yah mungkin muridnya memang hanya segini tidak apalah malah aku jadi punya meja yang luas hehee',pikir Sheryl.
"Sheryl kamu belum dapat teman sebangku?" tanya Dona.
"Aku juga nggak tahu, apa muka aku serem ya? Haha.." canda Sheryl.
"Kamu belum mandi kali jadinya bau,hehee..." ucap Irene menggoda Sheryl dan dibalas Sheryl dengan klitikan.
Bel pun berbunyi,kemudian masuklah Pak Juki menyapa kelas.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" jawab para siswa
"Selamat pagi anak-anak, hari ini saya akan menuliskan jadwal mata pelajaran untuk kelas 12 IPS,nanti kalian catat ya. Tapi sebelum itu saya mau memberitahukan bahwa di kelas 12 IPA ada 2 kursi yang rusak. Nah kebetulan di kelas kita kelebihan kursi. Coba itu yang duduk di belakang sendiri, sini pindah", ujar Pak Juki menunjuk kursi di sebelah Sheryl.
"Saya Pak?"
"Iya kamu, memangnya siapa lagi?" jawab Pak Juki.
Dengan terpaksa cowok itu pindah ke kursi sebelah Sheryl. Lalu beberapa murid kelas 12 IPA masuk ke kelasnya Sheryl untuk menggotong meja dan kursi tersebut.
"Sebelumnya saya mau mengabsen dulu ya." kata Pak Juki.
Setelah selesai mengabsen, Pak Juki mulai mencatat di papan tulis.
'Yah kok aku dapat teman sebangkunya cowok sih?' gumam Sheryl dalam hati.
Cowok itu duduk tanpa menyapa Sheryl, ya kalau dilihat-lihat dia memang cuek, kelihatannya.
"Ada apa lihat-lihat? Naksir ya?", ucap cowok itu.
'Ups tanpa sadar aku jadi memperhatikan dia', batin Sheryl.
Sheryl langsung memutar bola matanya dan berkata dengan nada sedikit judes,
"Hadeuh apa sih nih cowok GeEr banget, geser sana dikit jangan nempel-nempel."
"Idih judes banget, aku jadi takut nih", ucap cowok itu dengan gaya konyol.
'Omg aku kira dia cuek, ngga tahunya tengil begini' , gumam Sheryl dalam hati.
Lalu para siswa mengeluarkan alat tulis mereka dan mulai mencatat.
"Silakan kalian catat dulu ya, Bapak keluar dulu sebentar ya mau ke toilet.", ujar pak Juki.
"Ya Pak.", jawab murid kompak.
Dona menoleh ke belakang dan menggoda Sheryl.
"Akhirnya Sheryl dapat teman sebangku, selamat ya Sher... " ledek Dona.
"Don kamu aja yang duduk di sini tukeran sama ini nih eeh...siapa nama kamu?" tanya Sheryl pada cowok itu.
"Ah bilang aja mau kenalan ,pakai pura-pura segala", goda cowok itu.
"Tuh belum kenal aja udah ngeselin banget", kata Sheryl.
"Dia namanya Bimo", celetuk Irene yang sedari tadi menyimak teman-temannya.
"Tahu dari mana kamu?" tanya Bimo.
"Tahu dong, aku pernah dengar kamu cowoknya si Ane anak IPA kan?" ujar Irene.
"Yah beginilah resiko jadi orang ganteng di mana-mana banyak yang ngenalin", ucap Bimo dengan gaya tengil.
"Heh, catat ya aku ga kenal kamu tuh." ,balas Sheryl.
"Wah itu berarti kamu aja yang kurang update, hahaa." kata Bimo.
"Bodo amat,ngga penting week." balas Sheryl lagi.
"Udah woi, baru kenal aja udah pada ribut belum juga ada sehari, gimana kalo tiap hari nih?" sela Irene.
"Udahlah aku mau nyatet.' ucap Sheryl.
Dan begitulah awal mereka saling mengenal.
Tidak terasa masa orientasi siswa sudah berlalu,kegiatan belajar dan mengajar pun sudah aktif. Sheryl dan Bimo masih jadi teman sebangku karena murid yang lain tidak ada yang mau bertukar tempat duduk lagi karena sudah nyaman duduk di tempat yg mereka pilih masing-masing.
Hari ini jadwal untuk mata pelajaran Bahasa Inggris di jam ketiga pelajaran. Masuklah seorang wanita paruh baya dengan kacamata bertengger di hidungnya.Sheryl mengenalnya karena waktu di kelas 10 Sheryl diajar olehnya namanya adalah Ibu Dian dan menurut Sheryl dia guru yang baik dan lembut.
Bu Dian meletakkan bukunya di meja kemudian menyapa kelas.
"Good morning,Class."
"Good morning, maam" jawab para murid serempak.
"Sebelum memulai pelajaran saya akan memperkenalkan nama saya, mungkin sebagian ada yang kenal dan sebagian lagi belum kenal ya. Nama saya Dian Permata, panggil saja saya Bu Dian. Mulai hari ini saya akan mengajar kalian selama setahun ke depan jadi saya mohon kerjasamanya karena tahun depan kalian akan menghadapi ujian kelulusan." ucap Bu Dian.
"Yaa kok gurunya Bu Dian sih, ada yang bilang dia guru killer", kata Bimo berbisik.
"Killer kata siapa? nggak kok." jawab Sherly.
"Oke, langsung saja buka Bab pertama ya. Disini yang saya tunjuk tolong bacakan dengan keras wacana Bahasa Inggris yang ada di bab ini biar teman-teman yang lain bisa dengar ya, dengan begitu ibu bisa tahu kemampuan reading kalian. Coba kamu yang tadi sibuk bisik-bisik baca paragraf 1!" perintah Bu Dian kepada Bimo.
Seketika raut wajah Bimo berubah tegang, sambil mendekatkan diri ke Sheryl. Dia pun berbisik :
"Tuh kan bener, Sher bantuin aku baca dong please..."
'Oh my God cowok tengil ini kelemahannya Bahasa Inggris toh pantas aja tadi dia bilang gurunya killer... Ho ho ho...' ucap Sheryl dalam hati dia merasa senang sudah tahu kelemahan si Bimo.
"Iya iya nanti aku bantu" bisik Sheryl
Lalu Bimo mulai membaca dengan terputus-putus dan berkeringat, dan Sheryl membantu mendiktenya dengan berbisik-bisik sampai selesai 1 paragraf.
Setelah selesai Bu Dian bertanya pada Bimo,
"Okay, what's your name ?"
"Bi-Bimo Bu."
"Kamu harus banyak latihan lagi ya,lain waktu ibu akan test kamu lagi." kata Bu Dian.
"I-iya Bu", jawab Bimo.
Waktu berlalu pelajaran Bahasa Inggris pun berakhir. Bimo menghela nafas dan menoleh ke arah Sheryl yang sedari tadi melihat ke arahnya dengan senyum menahan tawa.
"Apa lihat-lihat?"
"Puahahaha....."Sheryl melepas tawanya.
'Awas aja lain kali aku balas kamu Sheryl udah ngetawain aku' gumam Bimo dalam hati.
'Tapi kalau dilihat-lihat... Sheryl manis juga kalo ketawa hihi... eh apa sih aku kan udah punya Ane. Coba aja Ane bisa ketawa lepas begitu mungkin aku ngga akan merasa boring di sebelahnya.' ucap Bimo dalam hati.
***
Beberapa minggu kemudian para guru mengadakan ulangan harian. Dan hari ini adalah ulangan antropologi. Bimo yang malas belajar tentu saja dia mencontek temannya yang belakang dan juga selalu menoleh ke arah kertas ulangan Sheryl. Sheryl pun menutupi kertas ulangannya dengan tangannya. Tapi Bimo kadang suka memaksa.
"Ayo lah Sheryl tinggal nomor 10 nih... " bisik Bimo memelas.
"Ngga!" tegas Sherly.
Tapi Bimo malah mengguncang-guncang tangan Sherly yang menyebabkan pulpennya terjatuh. Lalu ketika Sheryl memungut pulpennya, Bimo menggunakan kesempatan ini untuk mencontek kertas ulangan Sheryl.
"Iiih... Bimo kamu ngeselin banget sih," ucap Sheryl kesal dan langsung manyun dan segera mengumpulkan kertas ulangannya ke Pak Guru.
"Wakakakakak" Bimo tertawa meledek.
Bukan hanya menyontek yang membuat Sheryl kesal. Setelah ulangan dikoreksi guru langsung menilainya dan membagikannya di akhir pelajaran. Sheryl mendapat nilai 85 sedangkan
Bimo dapat nilai 90 hasil menyontek sana sini. Bimo yang melihat nilainya lebih tinggi dari Sheryl, tertawa puas seolah dia sudah membalas Sheryl yang pernah menertawakannya waktu itu.
Sheryl sangat kesal sampai ke ubun-ubun rasanya.
'Awas kamu bimo', geramnya dalam hati.
Bel istirahat pun berbunyi. Selesai istirahat Sheryl sudah punya rencana di kepalanya karena sebentar lagi pelajaran Bahasa Inggris. Kebetulan ada bangku yang kosong di belakang karena orangnya tidak masuk sekolah karena sakit.
Benar saja setelah masuk kelas Sheryl langsung pindah ke kursi belakang di sebelah temannya yang bernama Feri.
"Hai,Fer aku numpang duduk disini sebentar ya", ucap Sheryl.
"Oh ya boleh aja,tapi tumben amat kamu lagi marahan ya sama Bimo? hehee", ledek Feri.
"udaah geseran sana" ucap Sheryl.
Tidak lama setelah itu masuklah Bu Dian dan seketika itu Bimo baru sadar kalau Sheryl tidak ada di sebelahnya karena sedari tadi dia asyik ngobrol sama yang lain.
"Hari ini kita ulangan ya anak-anak" kata Bu Dian.
'Laah si Sheryl ke mana?' batinnya sambil celingak celinguk.
Begitu matanya melihat Sheryl duduk di belakang dia langsung memanggilnya.
"Sher!... Sher!... sini!" teriak Bimo pelan sambil isyarat tangan menyuruhnya kembali.
Tapi Sheryl malah menjulurkan lidah ke arahnya.
"Weeek, sukurin," bisik Sheryl.
Terlihat kecemasan di wajah Bimo dan dia hanya bisa pasrah mengerjakan ulangan tanpa Sheryl.
Begitulah Bimo yang sering membuat Sheryl kesal. Namun ada pula saat dimana Bimo bersikap manja. Saat itu ia merasa tidak enak badan di kelas, sementara gurunya sedang keluar dan meninggalkan tulisan di papan tulis untuk dicatat murid-muridnya. Bimo berkata dengan lemas ," Sher... badan aku ga enak nih pusing"
"Ssst, berisik aku lagi nulis."kata Sheryl mengabaikannya.
Tiba-tiba Bimo meletakkan kepalanya di pangkuan Sheryl. Sontak saja Sheryl terkejut,
"Eeh... ngapain kamu Bim?!"
"Maaf Sheryl sebentar aja"
Tiba-tiba Sheryl merasa aneh,ada yang berdebar di dalam dirinya, 'aduh aku kenapa ya kok jadi gugup gini sih? Apa ini anak bener-bener sakit? Coba aku cek' ucapnya dalam hati. Lalu Sheryl dengan ragu-ragu menyentuh kening Bimo dengan telapak tangannya.
"Eh ini kamu beneran sakit? Jidat kamu panas, sana ke UKS nanti aku bilangin guru biar ada yang menelpon orang tua kamu untuk jemput."
"Aku malas jalan ke UKSnya ,pusing", kata Bimo.
Ya udah kamu tunggu di sini aku lapor pak guru dulu.
"Iya", kata Bimo menurut.
Selang beberapa lama akhirnya datang seseorang yang menjemput Bimo pulang.
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!