NovelToon NovelToon

Relauch 'Is It Love?' ~ 'Us Now'

Prolog

Dari sekian banyak peserta yang mengikuti audisi sebuah ajang pemilihan bakat di Seoul, aku adalah salah satu yang lolos dan masuk dalam peringkat 4 besar. Walaupun para juri mengatakan kalau nyanyianku buruk sebab aksen saturi (Penyebutan untuk “Dialek Daerah” dalam Bahasa Korea) yang sudah sangat melekat padaku. Tapi, aku bahagia karena masih bisa menari untuk membuat orang lain tersenyum. Setelah dieliminasi, aku yang tidak tahu harus melakukan apa, akhirnya mendapat kontrak sebagai siswa pelatihan di salah satu agensi tepat pada tahun 2012 dan termasuk dalam sebuah tim yang akan di debutkan. Sejak awal tahun 2013, perjalanan yang kupikir mudah ternyata harus dilalui dengan banyak rintangan, sesudah mengetahui jika kami akan diadu dengan tim lain yang juga di rencanakan untuk debut. Karenanya, aku hampir belasan kali mengalami depresi, ingin menyerah dan pulang ke Busan. Tetapi, aku ingat Ayah dan Ibu, mereka pasti selalu mendoakan untuk semua mimpiku selama ini. Hal itu terbukti dengan di putuskannya timku sebagai pemenang pada tahun 2014. Namun, entah kenapa aku sedikitpun tidak merasa bahagia usai pengumuman dibacakan. Hanya ada rasa sakit menyelimuti dan buatku menangis keras tanpa henti. Pikiran yang terus berkata jika aku tidak berharap kita akan bertemu lagi, akhirnya menyerah untuk kali ini…
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Siapa gadis yang bersamamu ini?!
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Dia Yoon Aeka, pacarku tapi, bisa di bilang mantan pacar. Kami saling mengenal cukup lama sebelum aku menyatakan perasaan padanya sekitar tahun 2009 akhir bulan Januari. Awalnya, aku lolos sebuah audisi model karena keahlian rap-ku. Sesudah pelatihan beberapa bulan, ternyata aku termasuk dalam salah satu daftar yang wajib mengikuti pertukaran antar siswa pelatihan ke kelompoknya dan di sanalah kami bertemu. Tetapi, sebab masalah jarak yang cukup jauh dan agensi model itu juga tidak memperbolehkan kami memiliki hubungan khusus, aku pun memilih untuk putus darinya. 🥹
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Di, dia seorang model?
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Sebenarnya agensi itu lebih berfokus pada persiapan ajang pencari bakat. Tidak hanya dunia model, kami juga di ajarkan seni peran, tari dan beberapa teknik bernyanyi sesuai bakat masing-masing.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Sejak kapan ada hal seperti itu?
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Sudah lama. Bisa di katakan ini lebih seperti tempat kursus musik namun, dengan sistem berbeda yang terikat kontrak khusus karena pihak mereka bekerja sama dengan beberapa agensi terkenal di Korea.
Sejenak dia terdiam sembari menghela napas pelan sementara, Seung Hoon menunggu penjelasan yang akan keluar dari bibirnya lagi.
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Masa pelatihan bahkan ada yang sampai 7 tahun, seperti Aeka yang telah mengikuti pelatihan sejak tahun 2007. Sebab banyak yang harus di selesaikan dari menurunkan berat badan, latihan vokal, tari, seni peran hingga detail lain yang bisa membuat dia di katakan secara kasarnya “layak terlihat seperti manusia”. Tapi, dia sempat menyatakan rihat sekitar 8 bulan setelah mengalami koma akibat kecelakaan. 🥺
Seung Hoon terpaku, membisu dengan kedua pelupuknya di penuhi air mata. Dan menyaksikan dia terlihat seperti kehilangan arah, Won Shik yang kini mengalihkan pandangan padanya pun merasa heran.
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Kak, kau ba...
Abai, dan Seung Hoon langsung menggenggam erat pergelangan tangan Won Shik.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Jelaskan padaku apa yang terjadi ketika dia sadar!
Gugup namun, sorot tajamnya yang khas membuat Won Shik begitu takut.
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Di, dia dulunya atlet Taekwondo. A, awal setelah kecelakan hanya pelatih pribadinya yang menemani selama di rumah sakit. Tapi, saat dia sempat koma dan sadar lalu tidak mengingat apapun, pelatihnya segera menghubungi orang tuanya sudah menetap di Indonesia untuk mengabari tentang apa yang dia alami.
Dia yang ketakutan pun berusaha membebaskan diri tanpa peduli akan wajah Seung Hoon yang sudah basah di banjiri air mata. Tetapi, Seung Hoon semakin menggenggam erat pergelangan tangannya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Apa dia ingat tentang pertemuan dengan seseorang ataupun kecelakaan yang terjadi?!
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Di, dia tidak pernah menceritakan tentang hal itu. Aku kehilangan kontaknya setelah kami putus dan kembali ke sini. Tapi, temanku mengatakan jika dia masuk ke asrama pelatihan lagi selesai studi diplomanya untuk menyelesaikan kontrak yang masih tersisa sampai akhir Mei tahun ini. Ak, aku juga dapat kabar kalau selama itu, dia sempat menjalin hubungan dengan salah satu anggota grup laki-laki yang baru debut sekitar bulan Oktober tahun 2013 kemarin.
Usai mendengar semua penjelasan, Seung Hoon pun membebaskan Won Shik sebelum beranjak dan meninggalkan fotonya di atas meja. Dia melangkah lunglai namun, sejenak berhenti tepat di depan pintu kamar dan berbalik menatap lekat Won Shik yang memandanginya dengan heran.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Cho Won Shik, apa kau kenal pacarnya? Apa dia sekarang berada di Seoul?
Sesaat Won Shik terpaku, pandangannya teralih pada tangan Seung Hoon yang tengah menggenggam erat gagang pintu dan tidak sedikitpun mempedulikan pertanyaannya.
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Kak, apa kau perlu bantua…
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
KATAKAN PADAKU, APA DIA DI SEOUL SEKARANG?!
Merasa pertanyaannya telah di abaikan, Seung Hoon yang sudah di ambang batas kesabaran pun berteriak memutus kalimatnya dan buat dia seketika berdiri seraya meremas kuat foto di tangannya.
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Ti, tidak. Se, setahuku dia tidak pernah berkunjung ke Seoul sesudah kepindahannya. Dia hanya melanjutkan pelatihan di Singapura dan akan kembali ke Indonesia akhir Mei minggu depan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Apa mereka masih berhubungan?
Cho Won Shik
Cho Won Shik
Di, dia putus setelah mereka debut.
Gongju, aku mohon. Aku mohon, kembalilah walau kau tidak memanggilku dengan nama Lee Seung Hoon...

Episode 1

NovelToon
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kak, cepat
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Seung Hoon, tunggu aku.
Rasa lelah menjalari tubuh Seung Woon yang berusaha mengejar Sang Adik yang penuh semangat berlari menaiki tanjakan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Hei, Lee Seung Woon!
Kesal, akhirnya Seung Hoon pun menghentikan larinya dan menoleh ke belakang.
Aku tidak suka melakukan hal yang sentimental, sekalipun untuk 2 Kakak perempuanku. Tetapi, pengecualian bagi seorang bernama “Lee Seung Woon”, yang tak lain adalah Kakak kembarku. Sosok yang selalu bisa menggerakkanku, walau itu adalah hal yang sangat kubenci. Seperti sekarang, dia berhasil buatku menuruni lagi jalan ini setibanya di puncak tanjakan…
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Pegang ini!
Ada senyum cerah yang langsung terukir di wajah Seung Woon tatkala melihat uluran tangan Adiknya. Ia pun langsung menyambutnya dengan riang dan mereka melangkah beriringan sampai tiba di puncak tanjakan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Sudah!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Terbiasa dengan sikap kasar Sang Adik yang langsung menghempaskan tangannya membuat Seung Woon tersenyum jahil dan langsung berlari menuruni tanjakan.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Heeiii..Lee Seung Woon. Cepaaat..Hahahahaha...
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Hei!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Menyaksikan Sang Kakak melambai riang berlari meninggalkannya. Seung Hoon hanya berdecak kesal dan mengikuti langkahnya. Beberapa saat, keduanya tiba di Gedung Olahraga Pusat Kota Busan dan masuk setelah menyerahkan tiket pertandingan Taekwondo yang akan mereka saksikan siang itu.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Kita beruntung dapat tempat duduk dengan zona nyaman. Di sini semuanya bisa terlihat jelas.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Hmm.
Di antara keramaian itu, Seung Woon yang kini dalam posisi setengah berdiri pun mulai mencari sosok di tengah arena pertandingan, tanpa mempedulikan Seung Hoon yang masih duduk tenang dengan kedua tangan di saku jaketnya dan memandang datar ke arah yang sama.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Aku rasa, dia belum bertanding.
Dengan tatap dingin dari balik mata kecil yang sempat ikut memperhatikan setiap sudut arena, Seung Hoon tiba-tiba menarik kuat ujung jaket kembarannya yang seketika terduduk dengan sekali sentakan. Semua ia lakukan setelah beberapa saat memandangi sosok gadis berseragam Taekwondo yang baru saja memasuki tepi kanan arena bersama enam pria berseragam olahraga.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Kenapa?
Seung Hoon pun mengisyaratkan agar dia mengalihkan pandangan ke arah yang sama.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kau mencarinya?
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Oh! Aeka? Itu Yoon Aeka!
Melihat Seung Woon yang begitu kegirangan melihat gadis berseragam Taekwondo dengan kucir kuda itu sesaat Seung Hoon hanya tersenyum sinis dan ikut melihat kearah yang sama. Tetapi, kening Seung Hoon berkerut tatkala gadis bernama “Yoon Aeka” itu tanpa sengaja menatap tepat ke matanya. Hanya beberapa detik namun, tatapan datarnya mampu membuat dia terpaku tanpa sepengetahuan Seung Woon yang masih bertepuk senang di sisinya.
Komentator
Komentator
Pertandingan babak pertama segera di mulai, Yoon Aeka akan melawan juara nasional tiga kali berturut-turut. Gadis super kebanggan Busan, Yang Han Ah.
Suara komentator bergema hingga menyebabkan gemuruh sorakan dari seluruh penggemar Taekwondo. Tidak terkecuali, Seung Woon yang terlihat lebih bersemangat dan buat Sang Adik tersadar dari lamunannya.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Aku akan berikan Bunga Anggrek Langka milik Ibu kalau Aeka menang!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kau akan dibunuh masyarakat Busan jika mereka tahu kau mendukung wilayah Seoul.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Eiii, masyarakat Busan tidak sejahat itu. Kita masih tinggal di negara yang sama. [kembali fokus menonton] Yoon Aeka, semangat!
Sementara, Seung Hoon mulai sibuk dengan sebuah buku kecil yang ia keluarkan dari saku jaket dan sesekali pandangannya tertuju ke arena. Seung Woon yang sudah kembali dalam dunianya juga terus bersorak seperti penonton lain saat jagoan dari masing-masing kubu melakukan pukulan.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Tidaaak...
Lama, sampai tiba-tiba gemuruh kecewa penonton, termasuk Seung Woon yang kemudian terduduk lemas dan membuat pandangan Seung Hoon yang sempat fokus mencatat seketika teralih.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kenapa?
Tetapi, Seung Woon yang masih larut pada masalah di arena memilih untuk mengabaikannya dan kembali berdiri sembari berteriak kesal bersama para pendukung wilayah Seoul.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Kalian tidak bisa melakukannya! Dia bahkan belum melakukan persiapan, itu curang!!
Diselimuti rasa penasaran yang besar, Seung Hoon pun memutuskan untuk ikut berdiri karena beberapa penonton menghalangi pandangannya. Tatapnya tertuju pada dua gadis yang berdiri di tengah arena. Gadis berambut pendek itu terlihat menatap tajam Aeka yang tampak sangat letih dengan darah mengalir di sisi bibirnya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Yoon Aeka, dia kalah di babak pertama?
Dengan rasa kesal masih menyelimuti, akhirnya pandangan Seung Woon pun teralih pada Sang Adik yang sudah menatap dia lebih dulu.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Han Ah curang, dia menyerang sebelum Aeka sempat bersiap. [kembali fokus ke arena] Hei, bisakah pertandingan ini jadi lebih adil!! Itu curang!
Kemarahan Seung Woon yang selalu bisa terlihat jelas olehnya, otomatis buat dia memilih untuk diam, sebelum kemudian memandangi lagi dua petarung yang masih bertatapan penuh rasa benci dan seakan siap saling membunuh detik itu juga.
Komentator
Komentator
Break! Hasil keputusan juri mutlak, Han Ah memenangkan babak pertama.
Suara komentator menggema bersama seru kecewa para pendukung wilayah Seoul yang berangsur terduduk lemas dan tidak terkecuali, Seung Woon. Sedangkan, pandangan Seung Hoon tetap terarah pada Aeka yang tengah berjalan lunglai ke sisi arena sesudah ia kembali duduk.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Aeka pasti sedih dengan keputusan juri.
Teguran tanpa peringatan itu buatnya yang sempat terdiam dalam lamunan pun tersentak dan lalu menatap lekat sorot iba Seung Woon yang begitu mengagumi sosok Yoon Aeka tersebut.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Bagaimana bisa tertinggal sampai 15 poin?
Pertanyaannya usai melihat papan skor di atas tengah gedung pun buat Seung Woon menghela napas dan ikut mengalihkan pandangan ke arah yang sama.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Harusnya tidak sejauh itu. Han Ah jelas melakukan kecurangan. [seraya bersandar lemas ke kursi]
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Apa kau sangat menyukainya? [sambil memandang datar Seung Woon] Kau akan berakhir jadi pengkhianat dan tidak menyukainya lagi jika dia kalah. Apa kita harus duduk di kubu Yang Han Ah mulai sekarang?
Sindiran itu membuat Seung Woon seketika melirik sinis, kemudian merampas buku catatan kecil Seung Hoon dan memukul keras puncak kepalanya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Akh! Hei! [sambil mengusap-usap puncak kepalanya dan menatap tajam Seung Woon]
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Aku hanya kecewa pada juri dan tidak pernah sekalipun ingin berkhianat pada Aeka. [sambil melototkan mata sipitnya dan lalu mengalihkan pandangan pada Aeka yang duduk di tepi arena]
Walaupun Seung Woon memiliki sorot yang lebih “kejam” dari Seung Hoon. Namun, tatapan lembut itu terpancar jelas dari kedua matanya ketika memandang Aeka yang kini sedang menerima arahan dari Sang Pelatih.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Sejak awal, aku sudah sangat menyukainya. Walau hanya bisa menyaksikan dari kursi penonton, aku tetap merasa bahagia.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Dia bukan tipemu.
PLAK!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Aargh!
Tanpa peringatan kali ini, buku kecil yang masih di pegang Seung Woon pun kembali terhempas lebih keras dari sebelumnya dan buat dia sontak memekik sambil mengusap-usap dahinya yang memerah. Dan karena merasa sudah di siksa tanpa ampun oleh Sang Kakak, Seung Hoon yang merasa sangat kesal pun ingin membalas dan segera melayangkan pukulan. Tapi, tanpa perlu mengalihkan pandangan dari sosok Aeka, Seung Woon yang lebih sigap langsung menangkap pergelangan tangannya.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Jangan coba-coba memukulku kalau kau belum bisa berenang dengan baik. Apa kau ingin kulempar ke Laut Haeundae sekarang juga? [sambil sesaat menatap tajam Seung Hoon]
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
He, hei!
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Kau takut? Hahahaha... [seraya tertawa dan melepas genggaman tangannya]
Komentator
Komentator
Babak kedua akan kita mulai, para penonton dimohon tenang dan kepada kedua petarung dipersilahkan kembali memasuki arena.
Tawa Seung Woon seketika mereda saat terdengar gema komentator dan kali ini, Seung Hoon pun ikut menyaksikan jalannya pertandingan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Seung Woon? [ikut fokus menyaksikan pertandingan]
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Hmm? [tanpa mengalihkan pandangan dari arena]
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kita taruhan, siapa yang bisa mendapatkan Aeka harus mentraktir daging sapi korea. Taruhannya dengan tabungan kita. Jadi, jangan sampai ketahuan Ayah, Ibu juga Kak Saran dan Kak Soul.
Seung Woon yang bingung, akhirnya terpaksa mengalihkan pandangan pada Adiknya.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Taruhan? Maksudmu jadi pacar?
Senyum sinis mengembang di wajah Seung Hoon usai mendengar pertanyaan Sang Kakak, sebelum kemudian membalas tatapnya penuh arti dan mengangguk dengan sangat bersemangat.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Siapapun yang bisa menjadi pacarnya harus mentraktir daging sapi korea.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Jadi, maksudmu kita berdua harus mendekatinya?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Binggo! Tapi, taruhannya akan lebih seru kalau...
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Kalau apa?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Taruhannya akan lebih seru kalau dia tidak tahu tentang kita. Dengan kata lain, kita adakan undian untuk menentukan siapa yang lebih dulu menemuinya. Dan karena aku ingin permainan ini juga adil untukmu yang sangat menyukainya jadi, kita gunakan saja namamu. Bagaimana?
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
[terdiam sejenak untuk mencerna semua penjelasan Sang Adik yang kini mengangguk-angguk pelan bersama perasaan senang menyelimuti] Aku pikir bukan ide buruk, setidaknya itu akan membantuku agar bisa dekat dengannya. Tapi...bagaimana kita memutuskan pemenangnya jika yang menemui dia hanya “Lee Seung Woon”?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Gunakan karakter masing-masing dan cukup jadi dirimu sendiri.
Lee Seung Woon
Lee Seung Woon
Apa…dia tidak curiga?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Kau cerdas, Lee Seung Woon. Aku yakin, tidak terlalu sulit menangani gadis sepertinya.
Seung Woon yang masih ragu pun kembali terdiam beberapa saat sampai Seung Hoon menepuk bahunya dan buat dia menatap lekat sosok yang tersenyum renyah padanya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Eiii, aku yakin dia akan memilihmu jadi, untuk apa kau khawatirkan hal yang sudah pasti. Kita hanya ingin membuat ini jadi lebih seru sebelum masing-masing mendapatkan hadiah besar. [sambil merangkul Seung Woon]
Seung Woon terdiam untuk kesekian kalinya selama beberapa detik, sebelum akhirnya dia tersenyum sipu ketika kembali memandangi Aeka yang masih bertanding di tengah arena. Dia lalu mengangguk pelan dan melakukan hi five bersama Seung Hoon.

Episode 2

TAP! TAP! TAP! Terdengar langkah kaki berlari menuruni tanjakan jalan di salah satu komplek pinggiran Kota Busan. Dan sontak perempuan paruh baya yang tampak baru keluar dari toko kelontongnya pun melambai riang pada anak yang melewatinya.
Figuran 1
Figuran 1
Lee Seung Woon, kau tidak mampir? Bibi sudah siapkan Tonik Jahe dan Ginseng untuk kalian!
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Aku Lee Seung Hoon, Biii...! Nanti aku ambil! Terima kasiiih... [sesaat berlari mundur dan kembali berbalik sembari melambai]
Figuran 1
Figuran 1
[bingung dengan kening berkerut] Oh! Aku pikir Seung Woon. Tidak biasanya Seung Hoon seceria itu. [sambil memandangi punggung Seung Hoon yang telah berlari lebih jauh]
Sementara, di halaman belakang gedung asrama atlet, Yoon Aeka terlihat mendorong pelan ayunan yang ia duduki dan memandang kosong pasir yang sedikit mengotori sepatunya. Bersamaan dengan Seung Hoon yang baru tiba di sisi lain gedung tampak berusaha menghentikan laju larinya dan langsung berpegangan pada salah satu tiang bangunan karena hampir jatuh di lantai keramik yang licin.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Hah! Hah! Hah! Kenapa tadi aku keluarkan kertas kalau sudah tahu Seung Woon tidak bisa “menekuk jari” dengan baik? Dia menggumpal semua jarinya jadi batu sempurna dan buatku harus menemuinya lebih dulu. [sembari bersandar di tiang bangunan dan memegangi dada yang berdebar sangat kencang, hingga perlahan merosot ke lantai dengan kedua mata terpejam] Hah, hah! Baru aku tahu, untuk bernapas saja bisa sesulit ini. Glek! Hah, hah, hah! Aku bahkan belum memulainya dan Tuhan sudah menghukumku. Hah, hah, hah. Glek!" Hah, hah! Aku hanya anak SMP berumur 12 tahun yang ingin makan daging sapi korea. Tuhan, berbaik hatilah padaku sedikit.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau sedang apa?
Teguran itu sontak buat dia membuka mata dan berdiri. Ia hanya bisa terpaku tatkala sosok pria tinggi berbadan atletis tersebut menatapnya curiga.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku, penggema...oh! Teman. Iya, aku teman Yoon Aeka.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau benar temannya?
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
I, iya, aku temannya!
Shin Won yang sempat memicingkan kedua matanya itu lalu berbalik dan melangkah pergi.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ikut aku!
Tidak perlu dua kali untuk Seung Hoon memahami maksud Shin Won yang akan menuntunnya pada Yoon Aeka. Hanya butuh beberapa menit dan mereka bisa melihat Aeka yang masih tertunduk lesu di ayunan. Keduanya melangkah dalam diam menghampiri dia yang kemudian menyusuri sosok Sang Pemilik Sepatu.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Joon Shin Won, ada apa? [menatap tanpa ekspresi pada pria yang sekarang berdiri di hadapannya] Akh! [sontak memegang dahi usai Shin Won menjentik dahinya pelan]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau mau mati? [sembari melototkan mata penuh arti]
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Aku sedang benci padamu hari i…akh! [seraya memekik ketika Shin Won menjentik dahinya lebih keras]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ada "teman" yang ingin menemuimu. [tanpa mempedulikan lirikan sinis Aeka]
Seung Hoon yang sempat berdiri di belakang Shin Won pun bergeser dan menampakkan diri. Dengan ragu ia tersenyum sambil melambai pada Aeka yang hanya memandangnya datar.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kalau bukan, aku akan jauhkan dia darimu sekarang.
Sejenak Aeka melirik datar pada Shin Won dan seolah sangat mengerti arti dari tatapannya, dia langsung menggenggam erat pergelangan tangan Seung Hoon yang seketika merasa sangat ketakutan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Tinggalkan aku bersamanya.
Menyaksikan reaksi Aeka yang akhirnya tidak peduli dan hanya menatap datar ke arah lain. Kening Shin Won pun berkerut.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Tapi, bagaimana bisa dapat teman, jika kau hanya seminggu di sini setelah pertandingan berakh...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Dia teman sepupuku. [seraya memandangi sebuah pohon besar di seberang jalan sambil mendorong pelan ayunannya]
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Baik. Katakan padaku kalau anak ini macam-macam padamu. Jadi, langsung bi...
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Aku petarung kelas berat yang memegang sabuk hitam dan tahu pasti harus seperti apa.
Reaksi Aeka yang terlihat sangat tidak acuh hari ini pun buatnya mengalah dan melepaskan genggamannya. Dia tersenyum lembut seraya menepuk pelan pundak kiri Aeka.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Ini belum berakhir, kau tetap pemenang. Jadi, jangan terlalu memikirkan pertandingan kemarin. [lalu memandang Seung Hoon] Aku akan patahkan tulangmu kalau berani menyentuh ujung rambutnya.
Seung Hoon hanya bisa meneguk ludah dan terpaku ketika Shin Won menepuk keras pundak kanannya.
Joon Shin Won
Joon Shin Won
Kau teman atau bukan, cobalah menghiburnya. Dia sangat terpukul usai pertandingan kemarin. [lalu tersenyum ramah sebelum melangkah pergi]
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Kau siapa? Mau apa? [tanpa mengalihkan pandangan]
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
[tersenyum dan bergegas mengulurkan tangan kanan] Aku Lee Seung Woon, murid SMP Haeundae tingkat pertama dan sudah empat kali menonton pertandinganmu. Kau sangat hebat, tidak semua gadis bisa sepertimu. Aku pendukung setiamu dan berharap kau mau jadi te...
Acara pengenalan diri Seung Hoon yang sangat bersemangat itu harus terhenti saat Aeka melihat tangannya dan lalu memandang tepat ke wajahnya.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Jangan pernah salah kira, aku hanya menatap dahimu. Aku benci menatap mata orang lain karena akan terlihat seperti pembohong.
Seung Hoon mengerjap seraya menarik uluran tangan setelah memahami tatap datar Aeka yang memerintah untuk duduk di sampingnya. Selama beberapa saat, Aeka diam dan tidak sedikitpun peduli padanya yang hanya bisa tertunduk dengan gelisah.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
[mengalihkan pandangan dan bicara sendiri dengan berbisik] Seung Woon, kenapa kau sangat bodoh dalam permainan kertas, gunting, batu?
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Apa yang kau inginkan?
Jantung Seung Hoon sontak berdebar kencang dan buat pandangannya langsung teralih pada Aeka yang sudah kembali memandangi pohon besar di seberang jalan.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
A, aku hanya ingin menjadi temanmu.
Dengan tatapan yang tidak berubah, Aeka lagi-lagi diam usai mendengar jawaban Seung Hoon yang mulai memperhatikan dirinya.
Yoon Aeka
Yoon Aeka
Jangan melihat seperti itu. Kalau hanya ingin merendahkanku, kau bisa pergi sekarang.
Akibat tatapan dalamnya selama beberapa detik itu di sadari oleh Aeka. Otomatis, teguran dinginnya kembali membuat jantung Seung Hoon berdebar, bahkan lebih kencang.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Ti, tidak ada. Oh! Tunggu sebentar. [bergegas mengeluarkan sebuah mp3 kecil dari saku jaketnya dan memasangkan earphone di telinga Aeka setelah berjongkok di depannya] Mp3 ini hadiah ulang tahun dari Pamanku dua tahun lalu. Di dalamnya ada karangan lagu yang kunyanyikan. Semoga kau suka.
Aeka memilih untuk tetap bungkam dan membiarkan dia melakukan apapun sesuka hati sampai lagu dari mp3 tersebut mulai terdengar di telinganya. Sementara, senyum terukir di wajah Seung Hoon sesudah meletakkan mp3-nya di pangkuan Aeka yang perlahan memejamkan mata, sebelum kemudian ia beranjak dan duduk di ayunan sebelahnya.
Lee Seung Hoon
Lee Seung Hoon
Musim panasnya sebentar lagi berakhir. [sambil mendorong pelan ayunannya dan memandangi langit yang tampak sedikit berkabut]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!