NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:49.7k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

“Jika mencintaimu adalah dosa, biarkan aku berdosa selamanya.”

Sejak ayahnya menikah lagi, hidup Davina terikat aturan. Ia hanya boleh ke mana pun ditemani Kevin, abang tiri yang dingin, keras, dan nyaris tak tersentuh.

Delapan belas tahun bersama seharusnya membuat mereka terbiasa. Namun siapa sangka, diam-diam Davina justru jatuh pada cinta yang terlarang … cinta pada lelaki yang seharusnya ia panggil 'abang'.

Cinta itu ditolak keluarganya, dianggap aib, dan bahkan disangkal Kevin sendiri. Hingga satu demi satu rahasia terbongkar, memperlihatkan sisi Kevin yang selama ini tersembunyi.

Berani jatuh cinta meski semua orang menentang? Atau menyerah demi keluarga yang bisa menghancurkan mereka?
Sebuah kisah terlarang, penuh luka, godaan, dan cinta yang tak bisa dipadamkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sepuluh

Pagi menjelang. Kevin terbangun dan melihat Davina masih terlelap di sampingnya. Dia lalu menarik selimut dan menutupi tubuh adik tirinya itu.

Tadi malam kembali hubungan terlarang itu mereka lakukan. Walau semua berawal karena rasa dalam tubuhnya, tapi mereka melakukan dengan rasa nyaman. Lebih mengalir dari pada pertama melakukan itu.

Kevin mengecup dahi Davina dengan lembut. Entah perasaan apa yang dia rasakan saat ini. Sayang, cinta dan juga rasa bersalah bercampur menjadi satu.

Kevin lalu bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya dia lalu keluar. Saat membuka pintu kamar mandi, dia mendengar suara pintu terbuka. Dia baru ingat, pintu lupa dikunci tadi malam.

Mamanya berdiri terpaku saat melihat Davina yang tertidur lelap. Ketika ibunya ingin membuka suara, Kevin menariknya menuju balkon.

"Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Mama Ema dengan suara penuh penekanan.

"Ma, jangan berpikir yang macam-macam dulu!" seru Kevin.

"Bagaimana Mama tak berpikir yang macam-macam, kamu dan Davina itu bukan anak kecil lagi. Semua orang pasti akan berpikir sama saat melihat kalian seranjang. Apa kata Papa jika mengetahui ini!"

"Papa tak akan tau kalau Mama tak mengatakan apa-apa!" seru Kevin dengan suara penuh penekanan.

Mama Ema memandangi putranya dengan tatapan penuh tanda tanya dan juga amarah. Dia penasaran apa yang telah mereka lakukan.

Kevin menatap wajah ibunya yang masih tegang. Nafasnya sedikit memburu, mencoba menenangkan diri sebelum menjawab.

“Ma, semalam aku demam,” ucap Kevin dengan suara pelan namun tegas. “Davina cuma ngerawat aku. Aku bahkan nggak kuat bangun. Dia takut kalau aku pingsan, makanya dia temenin sampai ketiduran di sini.”

Mama Ema mengerutkan kening, menatap Kevin dengan sorot tak percaya. “Demam? Tapi ....” Pandangannya melirik ke arah tempat tidur yang masih kusut, selimut yang setengah melorot ke lantai, dan bahu Davina yang terlihat dari balik kain.

“Ma, sumpah ... nggak ada apa-apa.” Kevin memotong cepat, nadanya penuh ketegangan. “Aku tahu kelihatannya salah, tapi tolong jangan salah paham.”

Mama Ema masih diam. Hatinya bergejolak antara ingin percaya dan ingin membentak. Ia memijit pelipisnya pelan. “Kevin, Mama ini ibumu. Mama tahu gimana anak Mama kalau lagi bohong.”

Kevin menunduk, menelan ludah. “Aku nggak bohong, Ma.” Suasana hening sejenak. Hanya suara detak jam dinding dan napas mereka yang berat.

Dari ranjang, Davina mulai bergerak. Matanya membuka perlahan, masih setengah sadar. “Ma?” panggilnya lirih, suaranya serak karena baru bangun.

Mama Ema spontan menoleh, menatap gadis itu dengan pandangan tajam yang membuat Davina langsung sadar bahwa sesuatu tidak beres.

“Davina, kamu semalaman di sini?” tanya Mama Ema datar.

Davina memandang Kevin sekilas, lalu kembali menatap ibunya. “Iya, Ma ... Kak Kevin panasnya tinggi banget. Aku takut kalau dia kenapa-kenapa.”

Mama Ema menghela napas panjang. Ia menatap keduanya bergantian, dua anak yang tumbuh di bawah atap yang sama, tapi kini menimbulkan rasa cemas yang sulit dijelaskan.

“Baiklah,” ucap Mama Ema akhirnya. “Mama mau percaya, tapi mulai sekarang, jangan pernah tidur di kamar yang sama lagi. Sekalipun karena alasan sakit.”

Davina menunduk, merasa bersalah. “Iya, Ma ....” Kevin pun mengangguk pelan. “Maaf, Ma.”

Mama Ema berbalik, hendak meninggalkan kamar, tapi sebelum melangkah keluar, ia sempat berkata lirih tanpa menoleh, “Kalian berdua harus tahu batas. Jangan buat Mama kehilangan kepercayaan.”

Begitu pintu tertutup, Kevin mengembuskan napas berat. Ia menatap Davina yang kini duduk di tepi ranjang, wajahnya pucat dan tegang.

“Vin ...,” ucap Kevin pelan hampir berbisik.

Davina hanya menatapnya dengan mata berkaca. “Tadi Mama lihat kita, ya?”

Kevin mengangguk pelan. Keheningan kembali menyelimuti kamar itu. Rasa cemas dan rasa bersalah seolah menumpuk di dada mereka, lebih berat dari sebelumnya.

Davina menyibak selimut, baru di sadari bajunya sudah tak utuh lagi. Sudah koyak ulah abang tirinya.

Gadis itu berdiri dan berjalan menuju pintu. Sebelum di buka dia mendengar langkah kaki mendekat. Kevin lalu memintanya kembali masuk.

Kevin membuka pintu bertepatan dengan sang papa yang akan mengetuk kamarnya.

"Papa, ada perlu apa ?" tanya Kevin dengan suara sedikit keras. Dia melakukan itu agar Davina mendengarnya dan mengetahui siapa yang datang.

Pak Robby menatap anak tiri nya yang membuka pintu dengan wajah agak tegang. Ia sempat mengernyit melihat ekspresi Kevin yang tampak gugup, tapi tak terlalu memikirkannya.

“Pagi, Kev. Papa kira kamu masih tidur,” ucapnya sambil menepuk bahu Kevin pelan. “Ayo, siap-siap. Hari ini kita harus berangkat lebih awal, ada rapat penting sama klien dari Surabaya.”

Kevin berusaha menenangkan napasnya, lalu mengangguk cepat. “Oh ... iya, Pa. Aku siap kok, cuma tadi habis mandi aja.”

“Bagus,” kata Pak Kevin dengan nada puas. “Papa mau kamu yang presentasi nanti. Kamu tahu proyek ini besar, kan? Kalau sampai kita dapet tender-nya, perusahaan bisa naik satu level lagi.”

Kevin tersenyum tipis, berusaha terlihat santai. “Iya, Pa. Aku udah siapin semua datanya dari kemarin. Tinggal paparan aja nanti.”

Pak Kevin mengangguk pelan. “Nah, itu yang Papa suka dari kamu. Fokus. Papa percaya kamu bisa handle ini. Jangan gugup, hadapi mereka dengan yakin. Kamu punya kapasitas, Kev.”

Kevin hanya bisa tersenyum kecil, menelan gugup yang masih tersisa di dadanya. “Siap, Pa.”

Pak Kevin lalu melirik jam tangannya. “Kita berangkat setengah jam lagi, ya. Sarapan dulu di bawah. Mama udah siapin.”

“Oke, Pa.”

Begitu sang ayah menepuk pundaknya sekali lagi dan berjalan pergi, Kevin menutup pintu perlahan. Ia bersandar di sana, memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan diri.

Dari dalam, Davina muncul pelan. Suaranya lirih, hampir berbisik, “Papa tadi lihat aku nggak, Bang?”

Kevin membuka mata, menggeleng pelan. “Nggak. Sebaiknya sekarang kamu keluar! Kamu selalu bawa masalah. Aku tak mau Papa melihat kamu dan menjadi masalah lagi." Kevin bicara seperti mengusirnya.

Davina langsung berjalan keluar tanpa sepatah katapun. Dia merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Kevin yang mengatakan kalau dia selalu saja bawa masalah.

**

Selamat Siang. Mohon dukungannya dengan memberikan komentar dan like setiap habis baca. Dan mama harap tetap baca setiap updatenya. 😘😘😘. Terima kasih.

1
Eva Rosita
sangat bagus
Fitria Syafei
Kk yang baik kereen 😍😍 terima kasih 😘
Siti Amyati
mendingan jujur sama Shaka siapa Thu bisa bantuin
shenina
apa shaka masi mau melanjutkan pertunangan itu...lanjut mam...
Teh Euis Tea
bagus km jujur davi dari pd nanti kamu menyesal dan mungkin akan jd masalah besar nantinya, terserah shaka mau nerima atau ga nya yg penting km udah jujur
Cindy
lanjut kak
Eva Karmita
terserah apa tanggapan Shaka yg penting Davina udah jujur itu yg penting dalam sebuah hubungan kejujuran diatas segalanya
Eka ELissa
bgus kmu jujur dri awalnya ktimbang booong Ksian saka...
TPI kyaknya saka cinta kmu dri pndgn prtama deh Devi....dn mau trima kmu apa adanya.....TPI... entah lah hanya emak yg tau....
Nar Sih
setidak nya kmu udah jujur pda shaka ya davina ,jdi shaka tau biar keputusan pada nya
LB
Davina minta kamu keluar sakha, jangan masuk dalam hubungan mereka yg rumit dan kotor (dosa zina) kamu tidak perduli terlibat.
Marini Suhendar
bagus dev💪
Naufal Affiq
bagus
Rahma
bagus mending jujur davi
Linfaurais
Kasian davi dan kevin
Eva Karmita
dasar orang tua egois...jahat kamu pak ... kasihan Kevin dan Vina 😭😭😭💔
arienta fitriani
halahhh
ngapain juga kyk gitu ....kolot kuno egoisssss
Bunda Idza
coba si Dav....dilema mu sebenarnya sama yang dirasakan sama papamu, kalo dia tega sama Kevin bagaimana dia berhadapan dengan istrinya?? memang si harta menyilaukan mata...ntah lah, kalo kamu berani berontak lah sekuat -kuatnya Dav, jangan setengah2
Bunda Idza
egois sekali
Ilfa Yarni
hade ini ora gtuan kalian yg menyebabkan mereka ada perasaan kalian yg nyuruh mereka berdua kemana2 skrgiliran dewasa mereka punya rasa sebagai lawan jenis knp mrk disalahkan klo anda mau bunuh kevin coba aja pengen liat dan, davina km jgn mundur atau takut tegakkan bdnmu
🌷Vnyjkb🌷
jd ortu itu hrs spt layang²,, d tarik d ulur dan sesuai waktu yg tepat, bkn memaksakan kehendak merasa sdh paling benar, jaman sdh berbeda pak, tdk perlu arogan dlm memdidik anak, tp kasih u berjln d rel nya, klu anak berontak malah menimbulkan mslah baru yg akan d sesali sluruh klg


ternyata papa davin dan ibu kevin pasangan yg cocok sbg ortu yg tdk bijak bersikap!!! anak yg jd korban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!