NovelToon NovelToon
Heaven'S Flawed Judgment

Heaven'S Flawed Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Ahli Bela Diri Kuno / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang kultivator muda bernama Jingyu, yang hidupnya dihantui dendam atas kematian seluruh keluarganya, justru menemukan pengkhianatan paling pahit dari orang-orang terdekatnya. Kekasihnya, Luan, dan sahabatnya, Mu Lang, bersekongkol untuk mencabut jantung spiritualnya. Di ambang kematiannya, Jingyu mengetahui kebenaran mengerikan, Luan tidak hanya mengkhianatinya untuk Mu Lang, tetapi juga mengungkapkan bahwa keluarganya lah dalang di balik pembunuhan keluarga Jingyu yang selama ini ia cari. Sebuah kalung misterius menjadi harapan terakhir saat nyawanya melayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masuk ke dalam goa

Kabut lembab menyelimuti Hutan Tangisan seperti tabir mimpi. Udara terasa berat, penuh aroma tanah basah dan energi spiritual yang berputar pelan di antara pohon-pohon tua. Lumo melangkah semakin jauh ke dalam hutan. Daun-daun raksasa meneteskan embun jernih yang jatuh seperti butiran kaca ke tanah hitam yang lembut. Semakin jauh ia berjalan, semakin sunyi dunia sekitarnya, seolah semua suara telah diserap oleh sesuatu yang tak terlihat.

Namun, tiba-tiba pemandangan di depan berubah sepenuhnya. Hutan hijau itu berganti dengan dunia yang seakan berasal dari mimpi kuno. Pohon-pohon menghilang, digantikan oleh jamur-jamur raksasa berwarna-warni, menjulang tinggi hingga lima belas bahkan dua puluh meter. Tudung jamur itu berkilau seperti batu permata yang lembap, memantulkan cahaya spiritual yang lembut ke udara. Ada jamur biru yang mengeluarkan kabut bercahaya, jamur ungu yang berdenyut perlahan seperti jantung hidup, dan jamur merah tua yang seolah menyala dari dalam.

Cahaya beraneka warna menari di wajah Lumo saat ia melangkah di antara jamur-jamur itu. Sekilas, tempat ini tampak begitu indah, tenang, dan menenangkan. Kupu-kupu spiritual dengan sayap bercahaya melayang di udara, menebar aroma lembut seperti wangi bunga musim semi. Di kehidupan sebelumnya, bahkan ketika ia menjelajahi tempat-tempat kuno di Negara Xuan, Lumo belum pernah melihat pemandangan seindah dan seaneh ini.

Namun ketenangan itu hanya di permukaan. Semakin dalam ia berjalan, semakin kuat rasa aneh yang merayap di bawah kulitnya. Qi bumi di sini terasa berdenyut pelan, seperti detak jantung makhluk yang tertidur di bawah tanah. Lumo mempersempit matanya. Dengan pengalaman dua kehidupan dan insting tajamnya, ia tahu, di bawah hutan jamur ini, tersembunyi sesuatu yang sangat tua, mungkin bahkan jauh lebih tua dari sekte tertua di Benua Zhou.

Tetapi karena ia menekan kultivasinya hingga tingkat Pendirian Fondasi tengah, ia tidak bisa merasakan dengan jelas bentuk kekuatan itu. Ia hanya tahu satu hal, semakin jauh ke dalam, semakin berat tekanan spiritual di udara.

Langkahnya berhenti ketika sesuatu menarik perhatiannya. Di bawah salah satu jamur merah raksasa di sisi kanan, tanah tampak sedikit bergeser. Lumo berjongkok. Sekilas, itu hanya tanah lembab biasa, tetapi dengan teknik mata yang ia aktifkan, pupilnya memancarkan cahaya hijau samar. Dunia di matanya berubah, lapisan-lapisan spiritual terlihat seperti benang cahaya yang bergerak halus di udara. Dan di sana, di bawah jamur merah itu, ada jejak samar. Jejak seekor makhluk besar, hampir tidak kasat mata.

Senyum tipis muncul di wajah Lumo. Ia membentuk segel kecil di tangan kirinya, gerakannya ringan dan cepat, nyaris tak terdengar. Segel itu akan digunakan untuk rencana kedepan nya, segel bewarna hijau muncul di telapak tangannya, kecil dan samar, sehingga sulit untuk orang lain rasakan. Kemudian Lumo kembali berjalan santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Di belakangnya, kelima kultivator itu terus mengikuti sambil berbisik pelan dan saling bertukar pandang. Salah satu pria berkedip memberi isyarat. Wanita di sisi kanan mengangguk pelan, lalu mempercepat langkah hingga sejajar dengan Lumo.

“Bocah,” katanya ramah sambil menunjuk ke depan. “Lima puluh meter lagi, di sisi kiri, ada sebuah goa. Tugasmu sederhana, masuklah ke dalamnya. Kami akan menunggu di luar.”

Lumo tersenyum tenang. “Begitu, ya?”

Wanita itu mengangguk cepat, menambahkan dengan nada lembut, “Tapi dengar baik-baik. Aku baru saja merasakan seseorang mendekat dari arah timur. Jadi agar tidak menarik perhatian, kita harus masuk bergantian. Kau duluan, kami berjaga di luar.”

Lumo mengangguk mantap. “Itu benar, kakak. Ide yang sempurna,” katanya sambil mengacungkan jempol dengan polos.

Empat orang di belakang mereka terkekeh pelan. Wanita di sampingnya menepuk bahu Lumo sambil tersenyum puas. “Baiklah, kalau begitu, aku akan memberitahu satu hal penting.”

Lumo menatapnya dengan penuh perhatian, seolah benar-benar menelan kata-katanya.

“Di dalam goa itu,” lanjut wanita itu, “ada kolam petir legendaris. Di sana juga tersimpan beberapa harta spiritual tingkat tinggi. Tapi ingat, kau hanya boleh berendam selama satu jam. Dan kau tidak boleh mengambil apapun di dalam nya. Hormatilah kebaikan kami, jangan melewati batasmu.”

Lumo mengangguk patuh. Namun dalam hatinya ia tertawa dingin. Kolam petir, katanya. Menarik. Mereka menipuku, tapi tetap tak mampu menyembunyikan keserakahan mereka. Terlalu mudah ditebak.

Tiba-tiba Lumo mengulurkan tangan dan menyentuh tangan wanita itu. Gerakannya cepat, tampak seperti tindakan iseng.

Wanita itu menatapnya kaget. “Apa yang kau lakukan, bocah?” Ia menarik tangannya dengan marah.

Lumo mengangkat tangannya, seolah panik. “Aku hanya penasaran, kak. Maaf kalau lancang.”

Namun, dalam sekejap kontak itu, mata Lumo menangkap segel tipis di telapak tangan wanita itu, rune spiritual yang samar dan hampir tak terlihat, tentu saja ia yang meletakkannya. Hanya orang dengan pandangan tajam sepertinya yang bisa melihatnya. Itu adalah segel untuk memanggil binatang spritual, makhluk mistik, bahkan roh jahat.

Wanita itu mendengus kesal. “Hmph, kukira kau orang mesum,” katanya sambil berjalan lagi.

Lumo menunduk dan tersenyum kecil. “Tidak, tidak... tentu saja tidak.”

Perjalanan berlanjut hingga akhirnya mereka tiba di depan goa. Mulutnya besar, dikelilingi batu hitam dengan lumut ungu yang berpendar samar. Udara di sekitarnya dingin, dan terdengar suara arus spiritual mengalir pelan dari dalam.

Salah satu pria maju dan menepuk bahu Lumo. “Ingat, bocah. Jangan serakah. Di dunia ini, keserakahan membunuh lebih cepat dari pedang.”

Lumo menatapnya penuh rasa terima kasih. “Aku akan ingat nasihat itu, senior.”

Wanita yang sama mengeluarkan sebuah kantong hijau kecil dari cincin penyimpanannya. Ia menyerahkannya kepada Lumo. “Di dalam kantong ini ada sesuatu yang bisa menjauhkan makhluk menakutkan, juga roh jahat di dalam goa. Bawalah ini, agar kau aman.”

Lumo menerimanya dengan wajah senang. “Terima kasih, senior!” katanya antusias. Saat menerima kantong itu, jari-jarinya bergerak halus, menorehkan segel yang tak terlihat di tubuh keempat kultivator lainnya. Satu gerakan sederhana, tapi setiap segel itu kini terhubung dengan kesadarannya.

“Sebagai junior,” katanya sambil menunduk, “aku beruntung bertemu dengan senior yang begitu baik hati.”

Kelima kultivator itu tertawa bersama. Salah satu pria berkata sambil tertawa, “Kalau begitu, silakan masuk, bocah. Kami menunggumu di sini. Aku juga sudah tak sabar ingin melihat harta itu.”

Lumo mengangguk dan berjalan masuk ke goa, membawa kantong hijau di tangannya.

Begitu punggungnya menghilang di dalam kegelapan, tawa rendah terdengar di luar. Wanita yang wajahnya selalu dingin berkata datar, “Setelah bocah itu membuat ular penjaga keluar dari sarangnya, kita akan mendapatkan apa yang kita cari selama lima tahun terakhir.”

Pria di sampingnya mengangguk mantap. “Benar. Dan jika dia mati... itu bagus, karena manusia hidup harus berguna bagi manusia lainnya.”

Tawa mereka pecah pelan, bergema di antara jamur-jamur raksasa yang berpendar muram.

Sementara itu, di dalam goa, langkah Lumo terhenti. Ia menatap kantong hijau di tangannya, lalu mengangkat satu jari. Api biru spiritual muncul di ujung jarinya, membakar perlahan kantong itu hingga berubah menjadi abu hitam. Aroma busuk langsung menyeruak. Ia tersenyum kecil. Seperti kuduga. Ini bukan alat pelindung... melainkan umpan untuk memancing binatang spiritual atau roh jahat.

Abu itu hancur sepenuhnya, lenyap di udara. Lumo menarik napas dalam. Cahaya biru samar memancar dari tubuhnya saat ia melepaskan tekanan kultivasinya yang sebenarnya. Aura Core Formation awal membanjiri lorong batu, membuat udara bergetar pelan.

Ia menatap ke arah mulut goa di belakangnya. Tangannya membentuk segel cepat, lalu ia menggerakkan jari-jari seperti melukis di udara. Garis-garis spiritual bercahaya terbentuk, menyatu satu demi satu hingga menjadi rune besar yang menutup seluruh jalan keluar. Cahaya itu berkedip, lalu menghilang, menyatu dengan batu goa.

Lumo menghela napas. “Dengan ini, mereka tidak akan bisa masuk,” bisiknya. “Namun di tingkat ini... membuat satu formasi pelindung saja sudah cukup melelahkan.”

Ia melangkah lagi, menatap kedalaman goa yang kini diselimuti kabut spiritual tipis. Di dalam sana, udara bergetar seolah ada sesuatu yang menunggu. Energi di tempat ini berbeda, bercampur antara Qi bumi dan sesuatu yang jauh lebih kuno, sesuatu yang bahkan membuat kulitnya merinding.

Lumo tersenyum tipis. “Baiklah,” katanya pelan. “Mari kita lihat peluang apa yang tersembunyi di tempat ini.”

Suara langkahnya menggema di lorong batu, menyatu dengan desiran arus spiritual yang berputar pelan di dinding goa. Di atas sana, petir samar berkilat di antara awan, seolah langit sendiri menahan napas menunggu kisah baru yang akan lahir di perut bumi.

1
Didit Nur
YUKARO 🤗😘😘😘
Didit Nur
YUKARO sangat cerdas 😘
YAKARO: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Doddy kun
Lumo sangat cerdik. menggunakan kesempatan untuk memperkuat diri 💪
YAKARO: Yoi. terimakasih🙏
total 1 replies
Doddy kun
proses pengobatan yang sangat sulit
Doddy kun
mantap lumo
Doddy kun
Ceritanya bagus, cukup memuaskan sejauh ini. perkembangan MC juga cepat, jadi GK ngebosenin. bintang lima thor 🤟
WaViPu
Up banyak thor
WaViPu
Mantap Lumo, kau paling best
Doddy kun
semakin menarik
WaViPu
Hahaa tetua nya aneh banget, Tiba-tiba pingin menjadi murid Lumo
Doddy kun
mantap lanjutkan
Don Pablo
Oke, Lumo mencoba bermain dengan api 🔥
Doddy kun
mantap thor. perkembangan nya cepat 💪
Doddy kun
wkwkwk. ngopo kui wedok an aneh 🤣
Doddy kun
mantap thor, gass terus
Adrian Koto
cerita kolosal ada nuansa misterinya 🙂👍
HUOKIO
Disturbing banget Thor 😁
Don Pablo
untuk awal bagus, tapi kalau menurun kualitas nya, ku turun kan bintang nya😛
Don Pablo
melepaskan anak panah🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!