Balas Dendam Wanita Yang Teraniaya

"Selamat datang dikediaman ini Anaya ...kamu janganlah sungkan dan anggap saja ini sudah seperti rumah kamu sendiri, ya?"ujar Nadia.

"Sekali lagi aku sangat-sangat berterimakasih kamu sudah dengan baik hati mau menolong aku, Nad, jujur aku tidak bisa membayangkan jika aku tidak kenal kamu apa yang aku alami?"

"Semua takdir itu sudah tersusun sempurna, aku hanya menjadi penyambung takdir yang Tuhan atur, jika dulunya kehidupan kamu hanya berselimut awan mendung, tenanglah selama disisiku aku pastikan akulah yang akan terjadi penerang jalan bagi kehidupanmu,"

"Aku tidak tau lagi dengan cara apa untuk membalas semua kebaikan kamu, aku ..."

"Nay?" Nadia mengelusnya, terlihat Nadia sudah menganggap Anaya sudah lebih seperti saudaranya.

"Kamu sekarang sahabat aku, jujur saja aku sedikit trauma karena banyaknya sahabat yang aku punya mereka memiliki tujuan lain yaitu mencoba merebut Suamiku, tapi kamu? Aku memiliki firasat kamu Wanita yang sangat baik. Bahkan aku tidak memiliki kecurigaan jika seumpama kamu memiliki niat untuk merebut Suamiku ...sudah sekarang kamu beristirahatlah, bik."

"Iya Non?"

"Antarkan Non Anaya kekamar yang kosong bersebelahan sama Kak Kennan,"

"Siap, Non,"

********

"Saya tinggal ya, Non?"

"Iya Bik, sekali lagi terima kasih,"

"Sama-sama Non,"

"Apakah aku jahat jika aku mungkin akan jadi salah satu sahabat yang juga memiliki niat jahat terhadapmu? Apakah aku pantas mendapatkan teman sebaik seperti kamu, dan pantas untuk dimaafkan jika kamu akhirnya tau akan niat jahat ku ini?"

Anaya membatin sesekali ia menghela nafasnya dalam-dalam.

"Sepertinya ada yang lagi bahagia karena telah berhasil masuk kedalam rumah ini?"

Sesosok suara tiba-tiba muncul dari luar pintu kamar ini, memunculkan diri ternyata Kennan lah yang datang.

"Kamu?"

"Jujurlah sebenarnya kau ini gundik yang disembunyikan Lelaki bernama Reno kan?"tuduh Kennan yang sudah mencurigainya sejak pertemuan tadi.

"Apa maksudmu?"

"Sudahlah janganlah berpura-pura polos seolah-olah tidak tau akan sesuatu yang aku maksudkan ini?"

"Aku sungguh tidak mengerti,"

"Sudah berapa kali kesempatan kau bisa tidur dengan Suami orang lain? Katakan pula sudah berapa tahun kau menekuni pekerjaan sebagai gundik hingga menghasilkan anak haram bernama Nina?"

"Cukup! Jika kau tidak memiliki bukti berhentilah berbicara omong kosong! Benar yang dikatakan Nadia kau sungguh laki-laki tak normal yang suka asal tuduh tanpa sadar perbuatan keji apa yang kau perbuat sendiri, jika aku menjadi seorang gundik! Apa bedanya dengan kamu yang juga seorang penikmat jalang? Jujur pula sudah berapa banyak jalang yang kau nikmati seperti halnya yang kau lakukan beberapa hari lalu?"

"Kau salah! Jika bisa jujur kau Wanita pertama yang aku ajak tidur bahkan sampai bertindak diluar batas! Bahkan jujur saja kalau bukan karena terpengaruh alkohol akupun tidak akan mungkin melakukan hal segila itu,"

"Lalu apakah aku harus percaya dengan tipuanmu itu? Bahkan adikmu saja sudah mengecap mu sebagai penikmat jalang! Apa lagi yang perlu dipercaya dari ucapan seorang Pria sepertimu?"

"Baiklah tak ada untungnya membuatmu percaya jika aku bukanlah sebejat itu, tapi aku tekankan sekali saja aku melihat langsung jika kecurigaanku benar! Lihat saja apa yang akan aku lakukan! Pejamkan itu!"

Ia pergi tak menoleh lagi, Anaya duduk disisi ranjang tiba-tiba nafasnya tak beraturan lantaran hampir saja rencananya ketahuan, namun Lelaki itu sudah memiliki kecurigaan, itu artinya lelaki itu menjadi penghalang utama proses berjalannya misi balas dendamnya ini.

BERSAMBUNG